Mertua Egois Dan Suami Hebatku.

Acara makan malam pun sudah di mulai, dengan para penghuni kediaman Sanjaya yang sudah duduk manis di kursi meja makan untuk memulai makan malam mereka, yang sangat jarang terjadi. apa lagi semenjak kehadiaran dua gadis itu di kediaman Sanjaya, namun saat ini sangat berbeda. Suasana yang sangat mendukung, terlebih nyonya Magdalena terlihat sangat kompak dengan menantu dan anak angkatnya Tania.

Kevin dan Ardi yang baru saja tiba dari kamar mereka masing-masing, kini mengerutkan alis karena merasa ada yang aneh dengan sang mama. Yang tiba-tiba saja sudah berubah menjadi mama mertua yang baik pada sang menantu.

Hm. Deheman Kevin membuat semua orang mengalihkan pandangan nya menuju dua orang pemuda tampan yang saat ini sedang berdiri dengan pakaian santainya, terlebih dengan wajah dinginya.

Magdalena yang melihat sang putra dan ponakan nya sudah kembali segera menghampiri mereka dengan wajah yang bahagia, sudut bibir yang tersenyum manis.

"Sayang, ayo duduk! Pinta Magdalena pada kedua pria muda itu.

Kevin dan Ardi yang hanya terdiam saja kini melangkahkan kakinya menuju arah meja makan yang di mana tuan Danil, Tania dan Keira sudah menunggu kehadiran mereka di sana.

"Maaf, terlambat!?" ucap Ardi saat sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan Tania.

"Tania yang di kenal dengan gadis yang sangat bersemangat jika berkenalan dengan seorang yang termaksud kriterianya akan langsung heboh, apa lagi di hadapan nya saat ini ada sosok mahluk super tampan, meski hanya sebelas dan dua belas saja perbandingan nya dengan Kevin Sanjaya.

"Hy, kenalin aku Tania! Dengan menjulurkan tangan untuk saling berkenalan Tania tersenyum manis ke arah Ardi yang saat ini hanya diam mematung, merasa heran dengan tingkah konyol gadis itu.

Kevin yang melihat tak ada pergerakan dari sahabat nya itu langsung menyenggol lengan sang sahabat agar menerima uluran tangan dari adik angkatnya.

Akh. Ardi yang mendapat lengan nya di senggol cukup kuat pun menoleh ke arah sang bos sekaligus sahabatnya itu.

Kevin yang memberi isyarat dari matanya untuk menerima uluran tangan dari Tania sedikit menatap tajam ke arah Ardi.

"Ardi!" jelas nya dengan menerima uluran tangan dari gadis yang ada di hadapan nya itu.

"Nama yang bagus! Dan sangat cocok dengan pria tampan sepertimu!". Jelas Tania sambil tersenyum lebar.

"Ternyata asik nih, ngerjain ka Ardi! Sepertinya dia tak menyukai ku? batin Tania.

Kevin yang duduk berhadapan dengan sang istri menatap ke arah lengan yang di balut lengan baju panjang, sehingga tak memperlihatkan luka lebam yang di dapatnya.

"Sayang, kamu sajikan makanan ke piring suamimu ya!" pinta Magdalena yang mengelus pundak sang menantu dengan lembut. Keira yang mendapat perlakuan itu segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju arah sang suami di mana sedang duduk saat ini.

Dengan perasaan gugup, jantung yang sedikit berdegup kencang Keira berusaha menyajikan makanan ke piring sang suami yang hanya menatap lurus ke depan.

Sementara Ardi yang terus menatap intens ke arah Tania yang saat ini sudah terlebih dahulu menyajikan makanan di atas piringnya dengan porsi yang cukup banyak, membuat Ardi merasa geram. Terlebih tumis sayur bayam yang Ardi tak sukai kini sudah tersaji di piring nya.

"Apa apaan gadis ini! Aku tidak menyukai sayur bayam, kenapa juga harus di buat di piringku!". Kesal Ardi dan bergumam sedikit kecil. namun Tania bisa mendengarnya.

Beberapa menit kemudian acara makan malam pun sudah selesai, para pria sudah meninggalkan meja makan dan langsung menuju ruang keluarga untuk sekedar berbicang-bincang hangat dengan kedua pemuda tampan itu.

"Bagaimana kabar mu nak? Tanya tuan Danil yang sudah duduk di sofa yang berukuran besar yang ada di ruang keluarga.

"Puji Tuhan kabar saya baik pah!" bagaimana dengan ke adaan papah sekarang, apa sudah ada perkembangan?". Tanya Ardi dengan berhati-hati agar para wanita penghuni kediaman Sanjaya tidak mengetahuinya.

"Papah sudah menjalani semua nya dengan sangat baik! Jelas tuan Danil.

"Pah ini teh hangat nya!" dengan meletakkan beberapa teh hijau di atas meja, Keira menatap sekilas ke arah sang suami yang saat ini hanya fokus pada ponsel nya.

"Keira permisi dulu ya pah!" setelah mendapatkan anggukan kecil dari sang papah mertuanya, keira segera melangkah pergi meninggalkan ruang keluarga dan berjalan menuju dapur utama di mana sang sahabat sedang asik bergulat dengan piring kotor nya.

Malam pun sudah larut, jam sudah menunjukkan pukul 23:00 malam yang artinya sudah waktunya untuk tidur.

Para pria yang asik berbincang di ruang keluarga segera mengakhiri perbincangan mereka dan berjalan pergi meninggalkan ruang keluarga menuju kamar masing-masing.

Klek. Suara pintu di buka dari luar.

Kevin yang baru saja datang dari ruang keluarga, dan masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat hanya melihat kamar nya kosong tak ada istrinya di sana.

Klek. Suara pintu kamar mandi yang sudah di buka.

Keira maupun Kevin saling berpandangan satu sama lain, dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mas, sudah datang? Tanya gugup Keira.

Hm. Kevin hanya berdehem saja dan berjalan ke arah nakas untuk mengambil sebuah barang yang di bawanya tadi dari kantor.

"Ini untuk mu! Dengan menyerahkan sebuah kotak persegi, yang di dalamnya terdapat sebuah ponsel yang sangat mahal Keira menerima barang pemberian suaminya dan segera melihat apa isi dalam bungkusan yang di berikan suaminya itu.

"Ini apa mas? Tanya heran Keira saat melihat sebuah kotak yang jelas di kotak itu ada sebuah ganbar ponsel mewah.

"Buka lah!" pinta Kevin dan segera berjalan ke arah sofa untuk segera mengistirahatkan dirinya yang sudah sangat kelelahan.

"Ponsel!" ini untuk Kei, 'Mas?" tanya heran Keira, yang jelas-jelas suaminya sudah memberikan nya padanya namun dirinya masih juga bertanya apakah itu untuk nya atau tidak. Karena barang yang di berikan suaminya itu tidak bisa di bilang barang murah.

Hm. Lagi-lagi Kevin menjawab hanya berdehem saja.

"Terima kasih mas! Tapi bagaimana aku bisa membayar nya pada mas?" Kevin yang sudah menutup matanya untuk segera beristirahat kini sudah duduk kembali karena pertanyaan sang istri yang begitu membuatnya kesal.

"Apa gadis ini terlalu polos atau terlalu kuno?". batin Kevin. Yang merasa heran dengan istrinya yang terlalu kelewat polos itu.

"Aku ini siapamu? Tanya Kevin yang sudah sangat kesal dengan kepolosan sang istri.

Pertanyaan itu berhasil membuat Keira berbalik badan menghadap suaminya yang kini sudah duduk manis dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Su-suami ku!" jelas Keira dengan perasaan gugupnya, karena tiba-tiba saja suami dinginya itu memberi sebuah pertanyaan yang bisa membuatnya syok.

Kevin yang mendengar penuturan sang istri sedikit menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat tipis, dan benar-benar tipis sehingga Keira tak mengetahui bahwa suaminya itu sedang mengukir senyuman padanya.