MUSUHKU MENJADI SUAMIKU

Albian dan Keyra berjalan menuruni anak tangga seraya bergandengan mesra. Seketika sorot mata keluarga Arvan dan Diana yang kebetulan tengah berkumpul di bawah tangga menatap kagum akan kecantikan Keyra.

"Dia menantu cantikku!" seru Diana dengan tersenyum bahagia.

Weny pun menyetujui ucapan sang kakak ipar. "Kali ini aku sejalan denganmu!" sahutnya yang membuat Diana tersenyum pada Weny.

"Hapus ilermu!" ledek Albian pada Arvan. Dia tidak suka dengan cara Arvan memandang Keyra.

Tanpa sadar Arvan melakukan sesuai intruksi Albian. "Eh, mana ada iler!" ucapnya kala menyadari Albian tengah mengerjainya.

Pffft...

Keyra menahan tawanya kala melihat ekspresi lucu Arvan.

"Kalau saja aku tahu, kamu akan tersenyum saat aku mengerjai Arvan, maka aku akan melakukannya setiap hari!" bisik Albian di telinga Keyra.

Sontak Keyra mendelik mendengar ucapan Albian. Dia merasa kasihan pada Arvan, karena jika Albian benar-benar melakukannya, maka Arvan tidak lagi memiliki harga diri.

"Ma, kami pergi dulu", ucap Albian kala Keyra tidak kunjung merespon ucapannya.

"Iya, sayang. Jangan lupa sama pesan mama! Jaga menantu cantik mama ini baik-baik. Jangan biarkan ada pria lain yang coba mendekatinya!"

"Siap ma! Bian akan selalu berada di dekat menantu cantik mama ini!" sahutnya.

"Mama senang mendengarnya", balas Diana dengan tersenyum pada Albian dan Keyra. "Kalau begitu kalian hati-hati di jalan, jangan pulang terlalu larut!"

"Baik ma", balas Albian dan Keyra hampir bersamaan.

Kemudian Bian juga berpamitan pada keluarganya Arvan, karena kebetulan mereka ada di sana. Keyra pun tersenyum melihat perubahan sikap Albian pada keluarganya Arvan.

*-*

Albian melajukan kendaraannya membelah jalanan yang masih tampak ramai. Sesekali dia melirik ke sisi kirinya, hanya untuk sekedar melihat wajah cantik sang istri.

"Sudah puas memandangnya?" tanya Keyra tanpa memalingkan wajahnya pada Albian.

"Aku memang harus terus memandang jalanan ini Ke! Jika tidak kita akan bahaya!"

"Hm, oke deh kalau tidak mau ngaku!"

"Iya, iya, aku ngaku deh! Aku memang nggak puas memandang wajah cantik istriku. Coba saja aku tidak sedang menyetir, mungkin aku tidak perlu menatap istri!ku dengan curi-curi" sela Albian.

Keyra terseyum mendengar pengakuan dari Albian. "Kalau kamu sudah tahu itu bahaya, maka fokuslah menyetir!' tukasnya.

"Siap istriku yang cantik!"

Albian tersenyum bahagia melihat Keyra tersenyum. Dia selalu menantikan momen bahagia seperti saat ini. Coba saja saat ini kamu sudah mencintaku. Aku pasti langsung membawamu ke tempat yang lebih romantis. Bukan ke acara reuni. Batin Albian.

Mobil yang dikendarai Albian terus melaju kencang, hingga sampai di sebuah hotel mewah milik dari salah satu keluarga alumni SMA Harapan.

"Ayo, turun Kei!' ajak Albian kala mobil telah berhenti di lobi hotel.

Keyra pun turun dari mobil. Sementara Albian gegas menitipkan mobilnya pada pelayan hotel.

"Siapa yang sudah berbaik hati mengadakan acara di hotel ini?" tanya Keyra pada Albian.

"Apa kau sedang memujiku baik, Ke?" sela suara seseorang yang tidak asing bagi Keyra dan Albian.

"Kau!" tunjuk Keyra dan Albian bersamaan.

"Iya, aku! Kenapa ekspresi kalian menunjukkan kalau kalian nggak percaya?"

'Bu- bukan seperti itu!" jawab Keyra dengan tersenyum canggung. Namun sebenarnya dia memang tidak percaya pada ucapan Seno.

"Ini adalah hotel milik keluargaku. Selama ini papa hanya memikirkan keuntungan semata, hingga papa lupa dengan prinsip keluarga kami yang sebenarnya, yaitu dermawan."

Keyra terperangah mendengar ucapan Seno. Dia benar-benar tidak menyangka Seno memiliki sifat dermawan. Sebelumnya dia hanya tahu Seno itu penakut dan suka menyendiri.

"Eh, kenapa kita jadi berdiri di sini. Ayo, kita masuk ke dalam ruangan", kata Seno dengan tersenyum bahagia. Dia sangat terpesona pada penampilan Keyra malam ini. "Cantik", gumamnya, namun entah kenapa Albian mendengarnya.

"Apa?" tanya Albian kala mereka sedang berjalan bersama.

Sontak Keyra menoleh pada Albian. "Aku tidak mengatakan apapun", katanya bingung.

"Oh, tadi aku pikir ada yang sedang memujimu cantik!" jawab Albian seraya melirik Seno.

Merasa malu, Seno pun gegas mengalihkan topik pembicaraan. "Ke, makanan di sini semuanya di masak oleh koki terkenal lo. Kamu harus cobain semuanya", katanya dengan lembut pada Keyra. Namun setelah itu dia menatap tajam ke arah Albian.

"Oh, benarkah. Kalau begitu aku wajib mencobanya!" seru Keyra dengan tidak sabar.

Seno pun senang melihat Keyra tertarik dengan yang dia tawarkan. "Tapi jangan ajak-ajak dia ya!" tunjuk Seno pada Albian.

'Kenapa?"

"Aku nggak suka melihat tatapannya! Dia sepertinya sombong!"

"Mungkin kamu salah paham dengan ekspresinya. Sebenarnya dia cukup ramah kok."

"Tapi aku tetap tidak suka!" tukas Seno kala mereka sudah memasuki ruang ballroom yang tampak luas dan megah itu.

"Kalau tidak suka, sebaiknya kamu pergi saja!" balas Albian yang sedari tadi sudah mencoba menahan emosinya.

"Harusnya kamu yang pergi."

'Maaf Seno. Malam ini dia adalah pendampingku, jadi dia harus tetap dekat denganku", sela Keyra yang membuat Seno kecewa.

"Oke kalau begitu!" ucap Seno seraya berjalan meninggalkan Keyra dan Albian.

"Tapi Sen, makanannya...?"

"Em, tidak jadi! Kokinya lagi sibuk!" sahut Seno tanpa menoleh pada Keyra.

"Ck, ternyata cuma modus!" sindir Albian. Namun Seno mengabaikan ucapannya.

"Kei!" panggil seseorang dari arah belakang Keyra.

"Kak Dirga, Diandra", balas Keyra saat membalikkan badannya.

"Kamu cantik sekali Kei!" puji Dirga kala melihat penampilan anggun Keyra.

'Kakak juga tampan - "

"Ehem, ehem..." Albian berdehem saat menyela ucapan Keyra.

"Sepertinya suamimu cemburu - "

Shhhtt

Keyra menaruh jarinya di bibir, sebagai isyarat agar Dirga tidak mengatakannya. "Itu masih rahasia kak!" ucap Keyra setengah berbisik.

Dirga pun membalas dengan manggut-manggut. Dia pun sengaja tidak ingin menanyakan alasannya pada Keyra.

"Kalau begitu kami ke sana dulu. Ada adik kelas yang mau kakak kenalin pada Anda."

"Oke kak", jawab Keyra dengan senyum dipaksakan. Move on Kei! Dia sudah bahagia dengan sepupumu. Ucap Keyra melawan kata hatinya.

Dirga dan Diandra berjalan meninggalkan Albian dan Keyra.

"Cinta pertama?" tanya Albian dengan raut wajah tidak senang.

Sontak Keyra menoleh pada Albian. "Apa yang kau katakan?"

"Kau tidak perlu menutupinya dariku! Aku sudah tau sejak kau mengatakan alasan kenapa kau tidak memperhatikanku saat aku pindah ke sekolahmu."

"Anggap ucapanmu benar. Lalu apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku akan membuatmu melupakannya sepenuhnya!" sahut Albian dengan penuh keyakinan.

Tiba-tiba seorang pelayan menghampiri Albian dan menawarkan minuman. Merasa hal itu biasa, Albian pun mengambilnya.

"Aku juga mau!" seru Keyra.

"Maaf mba, ini bukan untuk wanita", ucap sang pelayan.

"Yah, kenapa gitu mas? Padahal aku suka banget sama warnanya", sesal Keyra. Namun sang pelayan hanya meresponi dengan tersenyum.

"Kalau pengen, ini kamu cicip aja sedikit", tawar Albian.

"Nggak mau ah! Tadi masnya udah kasi tau, kalau minuman itu cuma buat cowok."

"Oke, kalau gitu jangan nyesal aku habisin semua!" sahut Albian seraya memberi kesan kalau minuman itu sangat enak dan menyegarkan.

Sementara Keyra hanya bisa menelan salivanya.

Namun sepasang iris coklat tengah menatap Abian dan Keyra dari kejauhan. Dia pun tersenyum kala melihat Albian menghabiskan semua minuman di dalam gelas.