Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Dengan di bantu Bintang, Aluna langsung pergi ke KUA tempat dimana Anita pasti melakukan ijab Qabul dengan suami nya.
Sesampai nya disana, Aluna langsung bertanya pada petugas nya.
“Anita Saraswati dan Wardana Raharjo ya.. sebentar ya mbak.. tanggal pernikahan nya ini sudah tepat ya? Sebentar saya cek dulu ya?”
“Benar ada pernikahan di tanggal itu Mbak, alamatnya di jalan anggur Ya sepertinya di kediaman Ibu Anita,” papar petugas KUA tersebut, membuat kaki Aluna langsung lemas seketika. Dia tidak menyangka kalau suaminya akan menghianatinya dengan cara seperti ini sakit sekali!
“Maaf Bu, tapi kenapa Wardana Raharjo bisa menikah dengan Anita Saraswati secara sah ya, padahal perempuan ini istri sahnya Wardana Raharjo!” Bintang menyahut, Iya juga merasa tidak terima kalau sahabat baiknya diperlakukan tidak adil seperti itu, apalagi dengan orang yang sangat dia percayai untuk menjaga Aluna dengan baik.
“Karena beliau mencantumkan surat izin menikah dari istri pertama Pak, dan kami sudah menerima itu.”
“Izin menikah? Saya tidak pernah mengizinkan suami saya menikah lagi Bu, dan saya juga tidak merasa menandatangani surat perizinan itu..”
“Begitu ya.. Tapi beliau sudah membawa suratnya Bu, makanya kami bisa memproses pernikahan mereka secara sah di KUA sini, saya ingat betul keterangannya waktu itu alasan ibu mengizinkan suami Ibu menikah lagi karena Ibu sedang sakit keras.. Ibu menderita kanker stadium akhir kan? Jadi ibu mengizinkan suami ibu untuk menikah lagi, bahkan ibu yang yang mencarikan calon istri untuk suami Anda! Begitu penjelasan mereka berdua. Saat itu saya juga meminta pada saudara Wardana Raharjo untuk membawa anda ke mari sebagai bukti kalau anda sudah mengizinkan suami Anda menikah lagi dengan perempuan lain, tapi saat itu suami Anda mengatakan kalau saat itu anda sedang dirawat di rumah sakit dan tidak bisa keluar dari sana, bahkan dia sempat melakukan panggilan video dengan seorang wanita yang terbaring di rumah sakit, tapi sepertinya bukan anda.. Mohon maaf Bu hanya sebatas itu yang saya tahu, Jika benar ibu adalah istri sahnya atau istri pertamanya dan Ibu tidak mengizinkan suami Ibu menikah lagi, Ibu bisa membawa perkara ini ke jalur hukum karena ini sudah termasuk penipuan pada kami pihak KUA dan juga pada ibu istri sahnya.”
Aluna dan bintang saling pandang, tentu mereka merasa terkejut dengan fakta yang baru saja mereka dengar dari pihak KUA setempat.
Wardana, suami yang dikira Aluna begitu baik begitu mencintainya dengan penuh kasih sayang ternyata menduakan dirinya selama ini. Parahnya dengan calon istri almarhum kakaknya sendiri.
” Baik bu terima kasih ya.. kalau suatu saat kami membutuhkan bantuan ibu untuk membawa perkara ini ke jalur hukum, Saya harap kesediaan ibu untuk membantu saya!”
“Tentu Bu!! Kami akan membantu ibu!”
Aluna bangkit dan keluar dari sana, Bintang mengikutinya dari belakang hingga mereka masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil tangis Aluna kembali pecah bahkan tangisan itu terdengar begitu sangat memilukan bagi Bintang.
“Jangan-jangan anak yang wanita itu kandung adalah anak mas Wardana bukan anak Mas Doni, jadi dia berusaha untuk menceraikan aku. Pengkhianat!!!,.” geram Aluna di sela isakkan tangisnya.
“Tenang dulu Lun.. kita pelan-pelan cari tahu kebenarannya.. nih minum dulu..” Bintang menyodorkan sebotol air mineral pada Aluna. Wanita itu menyambar nya dan meneguk nya hingga tandas, percuma dia bersedih hati disini.. sementara dua pelaku utama yang membuat hidup nya gelap bersenang-senang dengan sejuta drama yang sudah mereka siapkan.
“Sudah tenang.. setelah ini kita kemana, Lun?”
“Rumah Anita!!”
POV Aluna
Aku memandangi rumah yang tidak terlalu megah itu dengan cat berwarna putih yang sudah agak memudar dari dalam mobil. Rumah itu milik keluarga Anita. aku pernah kesini karena dulu saat mas Doni melamar Anita aku ikut.
“Rumah siapa ini, Lun?” Bintang bertanya.
“Anita!”
“Jadi tujuan mu kesini untuk??”
“Mencari bukti selanjut nya! Tapi bukan aku yang kesana, kau Bi.. kau yang akan masuk kedalam rumah itu, karena kalau aku yang masuk.. Mereka akan mengenali diriku!”
Seolah paham, Bintang pun turun dari mobil lalu perlahan melangkahkan kaki nya menuju rumah yang ku yakini banyak bukti tentang mereka Disana.
Cukup lama Bintang didalam.. Mungkin sekitar setengah jam. Hingga aku melihat Bintang diantar keluar oleh seorang wanita paruh baya.. mama nya Anita.
Lalu Bintang masuk kedalam mobil lagi.
“Gimana?”
“Aku dapat ini!” Bintang kembali menunjukkan ponsel nya.. disana aku melihat foto pernikahan mereka yang digelar secara sederhana tapi tetap terasa mewah. Mas Wardana tersenyum bahagia begitu juga ibu mertua ku..
Aku menyenderkan tubuhku pada kursi mobil lalu memejamkan mataku perlahan, menyesapi rasa sakit yang tak terkira rasanya.. bahkan sangking sakit nya, aku bingung harus mendeskripsikan nya seperti apa! Mereka memang telah menikah!
“Apa kata orang tua nya?”
“Mama nya Anita bilang, mereka sudah menikah 6 bulan yang lalu.. dan saat ini usia kehamilan Anita sudah memasuki 7 bulan!”
“Apa?”
Aku geleng-geleng kepala.. sedasyat itu kau membodohi aku mas!
“Aluna.. are you okay? Kita pulang sekarang ya.. kamu baru sembuh.. jangan terlalu berpikir yang berat-berat dulu.. ingat, kemarahan hanya akan menyusahkan diri kita sendiri, sekarang kita pulang dan pikirkan masalah ini dengan kepala dingin.. apapun keputusan mu.. dan bagaimana pun jalan nya , aku akan selalu mendukung kamu,Lun!” kata Bintang menenangkan aku.. Dia tentu paham betul bagaimana aku.
Karena sudah sedari dulu kami saling mengenal.. sejak usia kami masih begitu kecil. Tentu semua itu terjadi karena rumah kami bersebalahan. Bintang paham sedari dulu aku tidak begitu sabar orang nya.. Emosi ku meledak-ledak jika semua terjadi di luar kendali ku.
Sikap ku bisa berubah, itu karena mas Wardana.. karena aku mencintai nya.. dia tak suka dengan wanita yang terkesan bar-bar dan arogan.. Sebab itu aku menurunkan level kemarahan ku.. Saat aku bersama nya, aku lebih memilih untuk tidak meladeni orang-orang yang mengusik ku, tapi Sekarang??
“Kita pulang, Bin!”
Bintang menurut.. dia langsung menghidupkan mobil nya dan meninggalkan rumah Anita.
Niat hati ingin membiarkan saja rumah itu menjadi milik mas Wardana, tapi sekarang tidak lagi.. Dia sudah menabuh genderang perang padaku? Dia pikir aku akan mati secepat itu?? Prilaku nya yang seperti inilah yang justru bisa membunuh ku secara perlahan.
Begitu sampai dirumah Abah, aku langsung pamit pada Bintang untuk kembali kerumah ku dengan mas Wardana, apa pelakor itu masih ada dirumah ku, atau dia sudah pergi dari sana. Entahlah..
Begitu mobil ku tiba dirumah.. ku Lihat mobil mas Wardana sudah terparkir disana. Aku memasukkan mobil ku ke garasi.. dan begitu aku keluar .. mas Wardana ternyata sudah menunggu ku di depan pintu garasi yang langsung terhubung dengan ruang tengah.
“Kamu dari mana Lun?”
“Kerumah Abah!” jawab ku singkat sembari berjalan menuju lantai atas.
“Ngapain kamu kesana, meskipun kita cerai mas sudah mengontrakkan rumah untuk mu di jalan Anggrek!! Disana masih dekat dengan kompleks ini.. mas masih bisa mengontrol dirimu kan!! Supaya kamu gak kesepian!” katanya dengan santai dan tanpa perasaan.
Sontak aku berhenti melangkah, hingga mas Wardana yang mengekori ku dari belakang pun menabrak diriku.
“Aku berubah pikiran!! Kalau kita cerai.. aku mau harta Gono gini rumah ini, mas! Jadi tak ada diantara kita yang menempati rumah ini.. mas gak lupa kan.. Meski rumah ini kamu beli dengan hasil kerja keras mu, tapi seisi rumah ini aku yang mengisi nya menggunakan uang ku!! Atau opsi kedua nya.. gak apa-apa mas disini, tapi seisi rumah ini aku tarik kerumah ku! Gimana??”
“Hah!!” mas Wardana terkejut dan terbengong melihat ku mengatakan hal barusan. Tentu kalau dia kembali mengisi rumah ini dari awal, uang tabungan nya bisa dipastikan habis. Gaji nya sebagai manajer memang besar, tapi gaji ku sebagai dosen disalah satu universitas swasta juga tak bisa diremehkan. Apalagi selain itu aku juga merangkap sebagai influence di banyak kegiatan anak-anak muda.. jadi selain aku terkenal di kalangan mahasiswa sebagai dosen termuda, aku juga banyak dikenal orang melalui sosial media.
Meski aku sakit, tapi aku masih cukup aktif di media sosial.
“Kamu becanda kan?”