Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 HKSI
Pagi menjelang dan Retno langsung bangun dari tidur nya setelah dua jam mata nya terpejam karena Retno baru bisa tidur sekitar jam dua pagi.
Setelah melaksanakan sholat subuh dengan perlahan Retno membuka pintu rumah nya dan dengan diam-diam Retno pergi ke rumah mertua nya.
Retno menemui mertua nya dengan uang sejumlah dua juta di tangan nya, Retno akan kembali bersandiwara dengan ibu mertua nya seperti yang sudah-sudah.
"Bu." Panggil Retno ketika melihat ibu mertua nya sedang memasak di dapur.
"Iyah Ret ada apa?" Tanya Bu Yati ibu mertua nya Retno.
Bu Yati ini sosok mertua yang baik kepada menantu nya, tapi Retno suka kesal dengan Bu Yati karena ibu mertua nya itu selalu membela Rio anak nya meskipun Rio salah.
"Bu, Rio pulang semalam tapi sepertinya dia mau minta uang lagi." Ucap Retno yang selama ini memang selalu curhat kepada ibu mertua nya itu.
"Pulang? Terus sekarang masih ada?" Tanya Bu Yati yang sudah tahu dengan kelakuan anak nya akhir-akhir ini.
"Masih tidur, semalam mas Rio ngajak aku bicara dan dia mengatakan kalau dirinya tidak pulang beberapa hari karena sedang menjalankan bisnis, tapi jujur aku tidak percaya seratus persen dengan ucapan nya."
"Bisnis apa memang nya?"
"Entahlah Bu ngga jelas, dan seperti biasa bicara panjang lebar ujung-ujung nya butuh uang, tanpa punya pikiran aku dapat uang darimana dengan segampang itu dia minta uang sama aku, dan jika aku bilang tidak ada pasti nya aku di suruh mencari pinjaman."
Bu Yati yang memang selalu diam dan tidak terlalu banyak bicara hanya diam menanggapi semua ucapan dari menantu nya.
Sebenarnya uang Bu Yati sendiri sudah habis puluhan juta sama Rio dengan alasan yang sama sampai-sampai Bu Yati sakit sampai sekarang dan sudah dua Minggu warung nasi nya tutup.
"Nanti pas mas Rio bangun pasti dia membicarakan yang semalam lagi, aku mohon ibu untuk ikut menghadapi nya dan ini aku punya simpanan dua juta ibu kasihkan saja kepada mas Rio tapi jangan bilang uang ini punya aku." Ucap Retno sambil memberikan uang nya kepada Bu Yati.
"Iyah." Jawab Bu Yati, terlihat wajah letih ibu mertua nya itu akibat terlalu banyak memikirkan Rio anak nya.
"Ya sudah aku pulang dulu takut mas Rio nya sudah bangun." Retno langsung kembali ke rumah nya setelah merencanakan nya dengan Bu Yati.
Retno tahu kalau uang itu akan habis dan tidak akan di kembalikan apalagi kalau tahu uang itu milik nya.
Selama menikah dengan Rio Retno memang selalu menyisipkan sedikit uang untuk jaga-jaga dimana suami dan anak-anak nya sakit.
Dengan perlahan Retno masuk kembali ke dalam rumah nya, "Rupanya mas Rio sudah bangun." Gumam batin Retno dan langsung mengambil sapu dan berpura-pura membersihkan rumah.
Untung hari ini hari Minggu sehingga dirinya tidak perlu mengantarkan Ardan dan Bela pergi ke sekolah.
Ardan dan Bela sudah pergi bermain setelah mandi dan sarapan, seperti biasa Bela hanya main ke rumah teman nya yang berada di depan rumah ibu mertua nya.
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Retno melirik dengan sudut mata nya melihat Rio yang masuk k dalam kamar.
Retno langsung pergi ke dapur dan membersihkan dapur yang masih berantakan.
"Mah." Terdengar Rio memanggil dirinya.
"Apa mas?" Tanya Retno pura-pura dan langsung mengirimkan pesan kepada mertua nya untuk segera datang ke rumah nya.
"Sudah tinggalkan pekerjaan kamu, mas ingin melanjutkan pembicaraan yang semalam.
"Iyah mas sebentar." Ucap Retno lalu memasukan kembali ponsel nya ke dalam saku celana nya.
"Ada apa?" Tanya Retno sambil mendekati Rio.
"Duduk saja dulu, ayah mau membicarakan yang semalam bagaimana?"
"Bagaimana apa nya?"
Terlihat wajah Rio yang emosi menatap ke arah Retno, Retno pura-pura tidak melihat ke arah Rio.
"Kan ayah sudah bilang semalam kalau ayah butuh uang, nanti juga kalau berhasil uang nya akan ayah berikan sama kamu." Ucap Rio dengan setengah membentak membuat tubuh Retno sedikit gemetar.
"Terus ayah pikir aku punya uang gitu? Uang dari mana yah, ayah tahu sendiri kan kalau aku ini tidak kerja."
"Yah tolong lah kamu cari pinjaman ke saudara kamu atau ke teman kamu, kamu itu istri aku jadi bantulah suami kamu ini, lagian uang nya juga bukan buat apa-apa, uang nya buat bisnis dan jika berhasil juga nanti nya buat kamu." Emosi Rio semakin naik karena Retno hanya diam saja dan tidak mau memberikan uang nya.
"Ada apa teriak-teriak? Kapan kamu pulang?" Tanya Bu Yati membuat Rio dan Retno langsung menatap ke arah pintu.
Terlihat Bu Yati sudah berdiri di ambang pintu membuat hati Retno sedikit tenang,
"Syukurlah kalau ibu sudah datang." Gumam batin Retno.
"Sudah semalam, gimana ngga teriak coba Bu, Retno yang jelas-jelas istri aku tapi dia tidak mau membantu aku suami nya, padahal kalau nanti berhasil juga uang nya buat dia." Ucap Rio dengan amarah yang membara.
Retno hanya terdiam dan sibuk dengan pikiran nya, Retno hanya mengumpat di dalam hati nya dan dengan penuh kesabaran Retno mendengarkan semua celotehan Rio dengan nada emosi nya.
"Mungkin istrimu memang lagi ngga punya uang, lagian mau punya uang darimana kamu sendiri jarang ngasih uang karena ngga ada di rumah."
"Aku juga kan lagi berusaha ini Bu, jika bisnis ini berhasil nanti nya juga buat dia semua, harus nya sebagai istri dia bisa membantu suami nya mencarikan dana." Emosi Rio semakin meluap walaupun di depan ibu nya.
Sementara Bu Yati terdiam karena bingung harus bicara apa lagi dengan anak nya yang sangat keras kepala ini, Bu Yati bicara dengan nada lembut dan pelan tetapi Rio menjawab nya dengan nada tinggi dan penuh emosi.
"Suami lagi berusaha untuk mencari uang tapi dia hanya diam dan meremehkan aku sebagai suami nya, lihat saja nanti jika bisnis ini berhasil aku tidak akan memberikan dia sepeser pun." Teriak Rio membuat hati Retno semakin teriris.
Retno hanya diam dan menahan senyuman nya, hati nya teriris karena Rio yang dulu selalu lembut dan selalu menyayangi nya kini berubah seratus delapan puluh derajat.
Rio semakin dingin dan semakin membenci nya hanya karena dirinya tidak memberikan uang sepeser pun kepada Rio.
"Aku menyuruh dia untuk menjual dulu motor tapi dia bersikeras tidak menjual nya, padahal jika dia membantu aku mau mobil pun akan aku belikan, tapi sekarang aku butuh dana jangankan memberi aku uang, di suruh meminjam ke saudara atau pun teman nya dia langsung menampakkan wajah tidak suka nya, apa begitu cara istri memperlakukan suami nya?" Emosi Rio bukan mereda dengan diam nya Retno tapi malah sebalik nya, Retno yang semakin diam sementara Rio yang terus berteriak-teriak dengan nada emosi.