NovelToon NovelToon
Sang Pewaris

Sang Pewaris

Status: tamat
Genre:Tamat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Masalah Pertumbuhan
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: EgaSri

Gavin Mackenzie Sebastian
Saudara kembar Gianna Mackenzia Sebastian. Pewaris tahta dari Sebastian group. Liar, nakal dan tidak tahu aturan.

Karena kesalahan yang terus ia ulang dan perbuat membuat ia di usir dari rumah. Hidup terlunta-lunta tanpa uang dan harus membiayai kuliahnya sendiri sebagai syarat untuk dia mewarisi perusahaan Sebastian group.

Tanpa uang di luaran sana ia di hina dan direndahkan. Semua orang merendahkan dia, dan kekasihnya pun menghianati cintanya.

Lalu, apakah nanti Gavin bisa menyelesaikan hukuman dari sang Papa, dan membalaskan semua perlakuan menyakitkan dari teman-temannya?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EgaSri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SP 6

Gavin menatap terkejut pada pecahan kaca yang berisikan anggur merah dengan kualitas terbaik tersebut.

Matanya menatap Owen dengan sangat nyalang.

Seseorang dengan menggunakan jas mendekat ke arah Gavin. Ia menatap marah pada anggur merah yang tumpah berserakan tersebut.

"Dia yang memecahkannya!" tunjuk Owen ke arah Gavin.

Gavin langsung menggeleng, "Bukan aku! Tapi dia!" balas Gavin menunjuk Owen.

"Jangan saling mengalahkan! Siapa yang memecahkan ini!!" tekan laki-laki yang ternyata adalah pemilik dari bar tersebut.

Emily menunjuk Gavin, begitu juga dengan Rio dan yang lain. Mereka sengaja memojokkan Gavin membuat Gavin menjadi sangat panik.

Gavin tidak ingin masuk penjara karena ia tidak mampu membayar ganti rugi dari anggur tersebut. Karena Gavin sendiri tahu, kalau yang jatuh itu adalah anggur dengan kualitas terbaik, karena di mansion utama ada banyak minuman itu.

Penfolds Grange Hermitage’ ini dilelang pada tahun 2004 seharga 38.420 dollar AS (1botol). Jika dirupiah kan sekitar Rp. 534 juta,

"Kau harus mengganti rugi kerugianku ini!" pemilik dari bar itu menunjuk Julian dengan wajah garang.

Owen tersenyum sinis menatap Gavin yang tampak sangat takut.

Gavin benar-benar buntu, ia tidak dapat berpikir apa-apa saat ini.

"Kau tuli? Bukankah sudah aku bilang, kalau kau harus mengganti rugi ini semua?" ucap si pemilik bar itu.

Musik yang tadi berdentum dan memekakkan telinga berhenti. Beberapa orang berbadan besar mendekat ke arah pemilik bar itu. Mereka menatap Gavin dengan garang.

"Aku tidak punya uang," jawab Gavin singkat.

"Apa kau bilang?! Kalau kau tidak punya uang, lalu kenapa kau memecahkan wine terbaikku?" bentak si pemilik bar tersebut.

"Kalian, tangkap dia!" laki-laki bertubuh besar itu menurut, mereka mendekat ke arah Gavin dengan memegangi lengan Gavin agar Gavin tidak pergi kabur dari sana.

"Kalau kau tidak punya uang lalu kenapa kau datang kemari?" bentak laki-laki itu, ia memukul rahang Gavin membuat Gavin merasa sangat kesakitan.

Owen dan Emily tersenyum sinis saat melihat Gavin yang di aniaya seperti itu. Rio bahkan merekam kejadian itu di ponselnya, ia bertujuan untuk menyebarkan video itu di kampus, bagaimana Gavin di permalukan di bar.

"Aku benar-benar tidak punya uang," ucap Gavin. Suaranya lemah, laki-laki bertubuh besar itu memegangi tangannya dengan sangat kuat. Sedangkan si pemilik bar itu memukulnya dengan brutal.

"Aku tidak mau tahu! Kau harus mengganti rugi semua kerugian yang aku tanggung! Kau tidak tahu, kan, kalau itu Anggur yang sangat mahal?!"

Pemilik bar itu menghina Gavin, menatap Gavin dengan sangat marah.

'Aku tahu harganya! Bahkan dulu aku sering mencuri wine itu dari rumah Oma dan Opa. Bagaimana mungkin aku tidak tahu harganya?' ingin Gavin mengatakan itu, tapi semuanya hanya tertahan di dalam hatinya saja.

"Bawa saja dia ke penjara! Aku yakin dia tidak akan sanggup membayar wine itu!" Owen memprovokasi pemilik bar itu.

"Kau benar! Dia harus dibawa ke kantor polisi!" ucap si pemilik bar itu mengiyakan apa yang Owen katakan.

"Tidak! Jangan! Aku tidak mau di penjara! Aku janji akan membayar wine itu, lepaskan aku!!" Gavin berusaha untuk memberontak, lepas dari cengkeraman kedua laki-laki yang memeganginya itu.

"Tunggu!"

Gavin diam, semua orang juga diam. Owen dan Emily melihat pada seorang perempuan yang berpakaian cukup minim di sana.

"Kenapa? Kau siapa?" tanya di pemilik bar itu, menatap pada gadis bule cantik yang berdiri di depannya. Tapi walaupun wajahnya keturunan luar negeri tapi ia sangat fasih dalam berbahasa Indonesia.

"Lepaskan dia! Dia tidak bersalah!" ucap gadis itu, tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh si pemilik bar.

"Aku bertanya, kau siapa?" pemilik bar itu merasa kesal karena gadis tersebut tidak menjawab pertanyaannya.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas sekarang lepaskan dia! Dia tidak bersalah!" gadis bule itu menunjuk Gavin.

Semua orang memandang ke arah dirinya, pakaian yang digunakan oleh gadis itu benar-benar membuat siapa saja laki-laki yang ada di sana menelan ludah kasar. Bahkan Gavin sekalipun.

Gavin bukan pria suci seperti Papanya. Ia adalah laki-laki liar. Sebelum keluar dari rumah, bar adalah rumah keduanya. Dan jalanan adalah rumah ketiganya.

Jadi tidak heran kalau Gavin dekat dengan wanita. Dan Emily adalah mantan terakhirnya dari wanita-wanita sebelumnya yang hanya singgah saja.

"Gila, cakep banget!" batin Gavin menatap gadis itu.

"Kalau kau tidak memberitahu siapa namamu, bagaimana mungkin aku bisa melepaskan dia!" ucap si pemilik bar itu.

Gavin menatap pemilik bar yang hanya modus itu.

"Dasar Kakek tua," umpat Gavin dalam hatinya.

"Kaylee!" jawab gadis itu jengah.

"Lepaskan dia! Aku bilang dia tidak bersalah!" ucap Gadis yang bernama Kaylee itu."

"Apakah kau punya bukti yang menyatakan kalau dia tidak bersalah?" tanya si pemilik bar itu.

Owen meremas tangannya saat Kaylee menatapnya dengan tajam.

"Bukankah tempat ini memiliki CCTV? Kenapa kau tidak melihat ke sana saja?" tanya Kaylee yang membuat pemilik tempat itu terdiam.

"Benar juga! Aku lupa! Kalian semua ikut aku! Termasuk kau!" pemilik bar itu menatap Owen dan juga Emily.

Ia berjalan menuju ruang control. Untuk melihat di CCTV yang ada di sana.

Gavin belum bisa bernapas lega karena dua laki-laki tadi masih memeganginya. Tapi ia sedikit senang saat Owen dan juga Emily ikut digelandang bersama dengannya.

Semua orang melihat pada layar monitor yang ada di sana. Memperhatikan lebih detail kejadian yang terjadi tadi itu.

Owen ingin segera pergi dari sana, tapi anak buah dari laki-laki itu menahan-nahan.

"Tetap di sini!" tekan laki-laki bertubuh besar tersebut.

Gavin bernapas lega saat di monitor tersebut jelas terlihat kalau Owen yang dengan sengaja menjatuhkan botol anggur yang berharga ratusan juta itu.

"Kau sudah lihat sendiri, kan?" tanya Kaylee pada si pemilik bar itu.

Laki-laki berperut buncit itu mengangguk, ia memegangi dagunya dan kini menatap ke arah Owen dan Emily.

"Menurutmu apa hukuman yang harus aku berikan pada mereka berdua? Mengganti rugi saja tidak cukup, kan?" tanya si pemilik bar itu pada Gavin.

Gavin sudah berdiri dengan tenang. Ia menatap Owen dan Emily dengan licik.

"Di bawa ke penjara atas tuduhan penipuan dan mencoreng nama baikku," ucap Gavin bersidekap dada.

"Jangan macam-macam, kau?!!" tunjuk Owen ke arah Gavin. Matanya tampak marah karena masalah ini malah berbalik ke arahnya.

"Aku macam-macam? Bukankah kau yang macam-macam? Sengaja menjatuhkan botol anggur itu dan menuduhku?" tanya Gavin.

"Kalian tangkap mereka berdua!" perintah si pemilik bar tersebut pada anak buahnya itu.

Mereka langsung sigap untuk menangkap Emily dan Owen.

"Lepas! Lepas sialan! Aku tidak bersalah!" ucap Owen berteriak. Begitu juga dengan Emily.

"Aku akan mengganti rugi semuanya! Lepaskan aku!!" bentak Owen lagi.

"Jelas kau harus mengganti rugi semuanya. Termasuk kau memfitnah dia;" tunjuk si pemilik bar itu ke arah Gavin.

Gavin tersenyum senang saat keadaan kini berbalik. Ia teringat dengan gadis yang bernama Kaylee tadi.

"Apa lihat-lihat?" tanya Kaylee dengan ketus saat Gavin tersenyum ke arahnya.

"Mata!" jawab Gavin. Kenapa gadis itu ketus sekali?

"Aku pikir kakimu!" ketus Kaylee yang membuat Gavin heran.

"Lah, kok ngamok?

***

Happy reading, semoga suka, ya. Lopyu all.

1
Nurul Pky
Luar biasa
Tryoboy Amra
Biasa
Ivan Sumampouw
kayaknya penulis sdh kehabisan akal dlm menulis karyanya,,, sangat jelek !!!! Arsene hanya seorg pembantu dan bisa berbuat bgu kpd tuan mudanya ??? super jelek !!!
@Atikha_Syam96
ya udah arsen gass keun aja... lamar gianna
@Atikha_Syam96
Gavin lucu sama tingkahmu😅😅
@Atikha_Syam96
pasti arsen si manusia kulkas alias batu
@Atikha_Syam96
kejar sampai di atas ranjang gak tuh.. Gavin konyol kali/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
@Atikha_Syam96
dasar Gavin Omes😮‍💨
@Atikha_Syam96
Gavin bakalan dibikinin adik lagi sama papa Julian😅🤭
@Atikha_Syam96
haaa surat pengalihan jahat CEO🤔
dari awal bab sampai bab ini authornya typo.. kadang juga nama Gavin jadi Julian... sebagai pembaca kita membenarkan sendiri aja.. maklum pasti authornya lagi capek jadi gak sempat revisi usai ngetik... tapi novel author keren aku suka... author yang semangat dan jangan lupa bikin banyak karya lagi.. oh iya thor,,, aku juga sangat suka baca novel System.. semoga author bisa bikin karya tentang System... kabarin aku ya Thor... aku padamu Thor.
aku mau lanjut baca lagi aahh😘😘
@Atikha_Syam96
anggur kan juga halal kay😅🤭
@Atikha_Syam96
Kaylee dan Gavin tercyduk😂😂😂
Candra Apih
MC dibikin tolol
@Atikha_Syam96
Gavin modus mulu/Facepalm/
@Atikha_Syam96
kereeeen... dalam ngungkap kasus, gak bertele tele
Candra Apih
pabaliyut
Cherly_Lenda Akay
Luar biasa
Elvy Susanti
julian lagi
Elvy Susanti
gavin thor bukan julian
Elvy Susanti
pemilk bar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!