NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30th : Finding Out Of The Truth

Di sebuah ruangan bernuansa klasik yang dipenuhi rak - rak buku yang menjulang tinggi, Alya berdiri di tengah -tengah ruangan itu sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah. Untuk pertama kalinya, gadis itu masuk ke ruangan ini, ruangan rahasia sang daddy. Ruangan dimana semua yang ia butuhkan saat ini berada.

Rak teratas pada rak buku berkode X.

Ucapan sang daddy yang kembali terngiang di telinganya. Membuat Alya mencari keberadaan rak buku yang dimaksud oleh Jack. Alya melihat satu persatu rak buku di ruangan itu dengan seksama.

"Dimana kodenya tertulis?!" cicit Alya saat belum bisa menemukan kode pada setiap rak buku. Alya masih mengelilingi rak buku itu untuk mencari kode yang tertera disana.

Selang beberapa menit, kedua mata Alya melebar sempurna saat ia berhasil menemukan kode 'X' pada salah satu rak buku yang dimaksud Jack. Alya yang tampak merasa lega pun menyunggingkan senyum tipisnya. Namun, itu tidak bertahan lama saat ia melihat ketinggian rak buku itu.

"Astaga! Kenapa tinggi sekali?!" gerutunya lalu diakhiri helaan napas panjang.

Tanpa pikir panjang, Alya pun menarik meja kerja yang ada di ruangan itu dan mendekatkannya pada rak berkode 'X'. Saat ia berhasil menggeser meja itu, Alya menjatuhkan bokongnya di lantai saat kedua tangannya terasa pegal. Meja itu cukup besar dan berat. Alya mengatur napasnya perlahan, kemudian bangkit dan naik ke atas meja itu. Alya kembali menghela napasnya lega saat wajahnya bisa sejajar dengan rak teratas.

Tak ingin membuang waktu lagi, Alya pun mulai mencari sebuah buku yang dibutuhkan saat ini. Sesuatu yang ada di dalam buku itulah yang akan menjadi alasan dan juga kekuatan besar bagi Alya. Hingga sebuah senyuman licik terukir di bibirnya.

"Aku akan segera membalas semua perbuatan kalian!!! Kali ini aku, tidak akan tinggal diam!!!" ketus Alya dengan rahang yang mengeras dan kedua tangan yang terkepal di sisi tubuhnya.

🔫🔫🔫

Di lain tempat ada seorang gadis tengah termenung di dalam kamarnya, tubuhnya berada disana tetapi tidak dengan pikirannya yang berkelana entah kemana. Dengan kedua kaki ditekuk dan menempel dengan dadanya. Gadis itu memikirkan sesuatu yang sejujurnya tidak ia ketahui sama sekali.

Tanpa ia sadari, pintu kamarnya terbuka dan menampakkan sosok pria paruh baya dengan wajah tegas serta rambut - rambut tipis di sekitar wajahnya. Pria itu berjalan mendekati gadis itu yang masih belum menyadari kedatangannya. Dengan elusan pelan di puncak kepala, sontak membuat gadis itu tersentak dan segera memalingkan wajahnya.

"Daddy?!" seru gadis itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan?!" ucap pria itu tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Daddy?!" panggilnya pelan. Sedangkan yang dipanggil hanya menatapnya penuh tanya lalu menarik kursi yang putrinya duduki dan mendekat ke arah kaki tempat tidur, dimana pria itu duduk.

"Katakan! Apa yang mengganggu pikiranmu?!" tukas pria itu  yang kini duduk berhadapan dengan putrinya.

"Daddy?! Apa... Kau... Kau... Haishh" desisnya. Kenapa lidahku jadi kaku seperti ini? Benar atau tidak? Aku harus tahu kebenarannya. Sambungnya dalam hati.

"Ini tentang keluarga..." ucapannya kembali terhenti. Tetapi, sepertinya pria di hadapannya dapat menangkap maksudnya.

"Spencer?! Itu kan yang ingin kau katakan?!" sergah sang daddy yang berhasil membungkam mulut gadis itu.

"Daddy tidak pernah membunuh mereka.." ujar pria itu dengan pandangan menerawang. "Lebih tepatnya tidak ada seorang pun yang membunuh mereka.." lanjutnya.

"Lalu, bagaimana mereka bisa mati?" tandas gadis itu.

"Karena mereka harus melindungi putra mereka.." jawab pria itu. "Keduanya menyerahkan diri mereka pada musuh, agar putra mereka bisa selamat.." sambungnya sembari mengingat - ingat kejadian yang menghancurkan separuh kehidupannya.

"Lalu, kenapa daddy menuduh ketua Dark Knight yang telah melakukannya?!" ceplos gadis itu yang berhasil membuat napas sang daddy tercekat dan tubuh yang tiba - tiba terasa kaku.

"Soal itu kau tidak perlu tahu!" tukasnya lalu bangkit dari tempatnya lalu meninggalkan gadis itu yang masih setia menatapnya hingga menghilang dibalik pintu.

Apa yang sebenarnya tidak aku ketahui?! Apa yang sebenarnya daddy sembunyikan?! Kenapa semuanya semakin terasa aneh?

🔫🔫🔫

Alya menyambar kunci mobil miliknya di meja kerja yang ada di kamarnya, dan bergegas menuju sebuah tempat yang sangat melekat di benaknya saat ini. Alya tak menghiraukan Audrey maupun Aletta yang memanggil - manggil namanya. Alya sana sekali tak menghentikan langkahnya.

Sesampainya di garasi, ia berpapasan dengan sang daddy yang menyapanya namun tak dihiraukan olehnya dan lebih memilih masuk ke dalam mobil. Kemudian, gadis itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan mansion keluarga mereka.

Alya menatap lurus ke depan tanpa membuka kaca mobilnya, Alya membunyikan klakson mobil berulang kali agar para penjaga membuka gerbang untuknya keluar. Tanpa menunggu lama, Alya menginjak pedal gas cukup dalam saat gerbang terbuka sempurna dan tak mempedulikan para penjaga yang menatapnya heran.

Hanya sekitar lima belas menit untuk Alya tiba di tempat tujuannya, karena gadis itu melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi dan membuatnya tiba lima belas menit lebih cepat. Saat di depan gerbang yang cukup tinggi, Alya turun dari mobilnya lalu berjalan menuju interkom yang berada di sisi kiri gerbang itu. Alya pun menekankan jarinya pada interkom dan mendekatkan wajahnya ke sana lalu mengucapkan sesuatu.

"Saya Alya, teman Mark yang sebelumnya pernah datang kesini. Apakah saya bisa masuk dan menemui Mark?" ucap Alya sambil berharap cemas.

Tetapi tak butuh waktu lama, gerbang tersebut pun terbuka. Dengan cepat Alya masuk kembali ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya ke dalam pekarangan mansion tersebut.

Setelah memarkirkan mobilnya, Alya bergegas menuju pintu utama lalu menekan bel yang ada pada pintu tersebut. Alya meremas pelan tangannya sambil menggigit bibir bawahnya pelan. Ia merasa sangat tidak sabaran. Saat Alya mengangkat salah satu tangannya hendak mengetuk pintu, tiba - tiba pintu tersebut terbuka dan membuat pergerakannya terhenti.

"Oh, hallo!" seru Alya kikuk lalu menurunkan tangannya cepat saat seorang pelayan menatap tangannya heran. "Apa aku bi--"

"Mari saya antarkan!" ucap pelayan itu saat Alya belum selesai berbicara. Sepertinya pelayan itu sudah mengetahui maksud dan tujuan dirinya datang kemari.

Alya mengekor di belakang pelayan itu sambil melihat - lihat keadaan di mansion itu. Mansionnya memiliki besar dan luas yang hampir sama dengan mansion milik keluarganya. Tetapi, mansion ini terasa sangat sepi dan seperti tidak ada kehidupan. Mungkin. Ini kedua kalinya Alya datang ke tempat ini.

"Silahkan nona!" ujar pelayan itu sambil membukakan pintu untuk Alya. Tetapi, gadis itu terdiam sejenak lalu bertanya pada pelayan itu.

"Kalo boleh tahu?! Kira - kira bagaimana perkembangan kondisi Kal--.. Ehm maksudku Mark?" ceplos Alya sebelum melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

"Tidak ada, nona. Kondisi tuan muda tidak mengalami perkembangan apapun. Terakhir kali dia sempat membuka matanya, dan itu setelah nona datang mengunjunginya.." jelas pelayan itu dengan tatapan sedih yang tidak bisa ia tutupi.

"Lalu--"

"Itu tidak bertahan lama.. Tuan muda hanya membuka matanya selama kurang lebih satu menit" sergah pelayan itu sontak membuat Alya menghela napasnya berat. "Semoga dengan kedatangan nona hari ini, bisa membuat kondisi tuan muda membaik" sambungnya dengan penuh harap.

"Semoga!" jawabnya singkat. Karena aku tidak akan membiarkan dia mati sia - sia seperti ini. Dia hanya korban yang tidak tahu apa - apa tentang masalah ini. Sambungnya dalam hati.

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!