Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 6
Denis menatap sekeliling kamar dan tiba-tiba ia mengernyitkan keningnya, melihat begitu banyak fotonya bersama Kenzo dan barang pribadi milik Kenzo yang ia simpan di sana.
"Sial! Kenapa barang bangsat itu banyak sekali disini" dengus Denis dengan kesal.
Ia bergegas mengambil semua foto Kenzo yang ada di sana dan memasukkan ke dalam box, tak hanya itu saja semua barang yang menyangkut Kenzo juga ia keluarkan dari dalam lemari.
Bahkan ia tak habis pikir kenapa ia dulu sangat bodoh mau bersahabat dengan Kenzo, sampai sikat gigi milik Kenzo tersimpan rapi di kamar mandi.
"Hah! Kamu memang bodoh Denis" ketus Denis mencibir kebodohannya.
Setelah mengumpulkan semua barang milik Kenzo, dengan cepat Denis membawanya keluar dari dalam kamar menuju halaman belakang.
Ia lalu membakar semua barang didalam box tak meninggalkan satu pun barang yang menyangkut tentang Kenzo.
Matanya berkilat melihat foto yang diambil 2 tahun lalu dan itu adalah foto dia bersama gengnya saat ini yang ternyata semua itu adalah manusia rubah, karena mereka tak ada bedanya dengan Kenzo.
Ingatan Denis masih dengan jelas tahu apa yang akan terjadi 3 bulan dari sekarang hingga gengnya mereka bubar, karena mereka tak menyukainya menjadi pemimpin mereka.
"Kenzo kamu tunggu saja pembalasanku. Aku akan buat kamu membayar semua perbuatanmu di kehidupan ini" ucap Denis dengan tatapan berkilat penuh dendam yang membara.
Selesai membakar semuanya Denis bergegas masuk ke dalam rumah dan mulai merenovasi kamar sang mama.
Ia mengeluarkan semua barang yang dianggapnya tak penting didalam kamar Amira lalu membuangnya keluar.
Tak terasa waktu berlalu dengan sangat cepat dan akhirnya Denis selesai juga mengganti kertas dinding yang barusan ia pesan.
"Fuih! Capeknya" gumam Denis sambil berkacak pinggang.
Ia lalu melihat jam di dinding menunjukkan pukul 12:30. Pantas saja perutnya sudah berbunyi sedari tadi karena sudah waktunya makan siang.
Denis bergegas membersihkan diri dan keluar mencari makan siang sekalian ingin membeli kasur baru buat mamanya.
~ Happy Cafe ~
"Pesan apa ka?" tanya pelayan saat Denis duduk.
"Udang asam manis satu, cumi krispi satu dan air mineral satu" ucap Denis dengan suara dingin.
"Baik ka. Silahkan ditunggu pesanannya ya ka" ucap pelayan dengan sopan dan segera berlalu pergi.
Suara bisik-bisik pengunjung cafe yang lebih banyak anak muda, sedari tadi terus menatap ke arah Denis karena pesonanya.
Mendengar hal tersebut Denis hanya bisa berdecak kesal, karena tidak suka menjadi pusat perhatian apa lagi tatapan perempuan disana menatapnya seperti ia adalah daging segar.
Tak berselang lama pelayan datang membawa pesanan Denis dan menaruhnya diatas meja. Denis mengerutkan keningnya melihat segelas ice latte yang di taruh di depannya.
"Aku tidak pesan itu" ucap Denis dengan suara dingin.
"Maaf ka itu dari pelanggan disana" tunjuk pelayan ke segerombolan anak kuliah yang sedang melambaikan tangan ke arahnya.
"Ckk!! Bi**h" maki Denis dengan tatapan kesal.
Pelayan tadi melotot mendengar ucapan Denis yang secara terang-terangan mengatai perempuan yang memberikannya minuman gratis.
"Kamu ambil minuman itu. Aku tidak suka barang gratis" ketus Denis dengan suara dingin.
"Tapi ka"
"Apa kurang jelas ucapanku" ucap Denis dengan tatapan membunuh.
"Bai.........k ka" ucap pelayan dengan terbata-bata karena gugup.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Pelayan tadi segera mengambil minuman tersebut dan membawa pulang ke perempuan yang tadi memesan minuman itu buat Denis.
Denis tak memperdulikan tatapan perempuan tadi yang terlihat kesal, karena ditolak mentah-mentah oleh Denis di depan umum dan melanjutkan makanannya.
Saat makan tiba-tiba Denis mengingat sang mama dan ia yakin pasti mamanya belum makan siang, karena tidak punya uang lagi.
Aku anterin aja makanan buat mama, batin Denis.
Denis tersenyum bahagia tak sabar ingin memberi kejutan kepada Amira dengan mengantar makan siang buat mamanya. Selesai makan ia segera memesan makanan buat mamanya dan berlalu pergi.
"Oh sial! Aku kan tidak tahu dimana tempat kerja mama" ucap Denis menepuk keningnya lupa jika mamanya itu penyapu jalanan dan dia tidak tahu dimana posisi Amira sekarang.
Denis memutuskan untuk pergi disekitar taman siapa tahu mamanya disana. Saat berjalan ia memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk kedepannya dan bagaimana menghasilkan uang.
~ Taman Kota ~
Sampainya di taman kota Denis memilih berkeliling siapa tahu Amira ada disana. Ia sudah berkeliling, tapi Amira tak ada disana dan karena capek ia memilih di kursi taman di bawah pohon.
"Ah! Panasnya" ucap Denis sambil mengelap keringat di keningnya.
Denis mengipas wajahnya sambil membuka jaket yang ia pakai karena saat ini cuacanya sangat panas seperti berada di dekat bara api.
"Aarrgghhh! Kuntilanak" teriak Denis kaget bukan main saat melihat ke samping.
"APA KUNTILANAK! DIMANA KUNTILANAKNYA" pekik perempuan di samping Denis dengan histeris sambil berdiri meraba-raba.
Eehhh............
Denis mengelus dadanya yang seakan ingin lepas dari tempatnya. Tapi keningnya mengerut melihat orang yang ia panggil kuntilanak itu ternyata buta.
"Dimana kuntilanaknya? Dimana?" tanya perempuan itu dengan suara bergetar takut.
"Hey kamu mau kemana?" tanya Denis sambil menahan pergelangan tangan perempuan itu.
"Ada kuntilanak. Aku itu takut yang berbau horor" lirih perempuan didepannya dengan gemetaran.
"Tidak ada kuntilanak yang keluar siang-siang" ucap Denis.
"Tapi tadi ada yang berteriak kuntilanak"
"Itu orang iseng lagi prank temannya" bohong Denis tak mau mengakui jika dia yang berteriak tadi.
"Oh"
Denis menuntun perempuan tadi duduk kembali di kursi taman. Keduanya diam tak ada yang berbicara satu kata pun hanya ada keheningan saja disana.
"Kenapa kamu duduk disini sendiri saja? Apa kamu tidak takut diculik atau diganggu orang jahat?" tanya Denis membuka pembicaraan.
"Aku tidak takut karena aku selalu di sini tapi tidak ada yang menggangguku" jawab perempuan itu.
Ya iyalah siapa juga yang mau culik kamu dengan penampilan seperti kuntilanak, batin Denis melirik perempuan tadi dari atas ke bawah.
"Kamu tidak risih duduk bareng aku disini?" tanya perempuan tadi.
"Tidak" jawab Denis singkat.
"Aku pikir kamu bakal risih duduk sebangku sama orang buta kayak aku"
Denis mendengar ucapan perempuan itu yang terdengar seperti orang putus asa dan ia yakin perempuan itu pasti tak percaya diri karena kekurangannya.
"Kamu itu manusia dan aku juga manusia jadi buat apa risih" ucap Denis dengan suara tegas.
"Manusia itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki karena diluar sana ada yang lebih menderita dari kita" tambahnya lagi.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Hening tak ada yang berbicara apa-apa lagi hingga Denis berdiri ingin pergi, karena harus membeli beberapa barang untuk ditaruh dikamar mamanya.
"Siapa nama kamu?" tanya perempuan tadi.
"Denis Arkana" jawab Denis sambil berlalu pergi.
Perempuan tadi tersenyum sangat manis mendengar jawaban Denis barusan, sambil memegang erat kantong plastik berisi makanan yang baru saja diberikan oleh Denis.
"Nona muda" ucap seorang pengawal berbadan tegap dari arah belakang.
"Kita pulang" ucap perempuan tadi dengan suara lembut.
"Baik nona muda"
Setelah membeli barang yang ia cari di mall dan tak lupa menyuruh mereka kirim ke alamat rumahnya, Denis lalu bergegas keluar dari mall mencari taksi.
Bugh...........bugh..........bugh.............
"Rasain kamu cupu sialan"
"Beraninya kamu laporin kami ke dosen"
"Bangsat! Kamu itu udah berani ya sama kita"
Denis mendengar suara pukulan dan makian dari gang kecil tak jauh dari tempat ia berdiri saat ini. Karena penasaran Denis berjalan ke arah suara dan melihat ada 3 laki-laki sedang mengeroyok seorang laki-laki.
"3 lawan 1" ucap Denis sambil tersenyum sinis.
Ketiga orang yang sedang mengeroyok laki-laki dibawah tanah menoleh ke belakang saat mendengar suara.
"Bos" ucap ketiganya dengan serentak kaget melihat siapa yang berdiri dibelakang mereka.
Denis menatap ketiganya yang ternyata adalah anggota gengnya. Tatapan tajam dan dingin Denis, membuat ketiganya bergidik ngeri merasakan aura mengintimidasi di sekitar sana.
"Pergi"
"Tapi bos" potong salah satu dari ketiganya.
"APA KALIAN TULI BERENGSEK" hardik Denis dengan suara menggelegar.
"Maaf bos kami pergi sekarang" ucap ketiganya dengan serentak.
Ketiganya bergegas pergi dari sana meninggalkan Denis dan laki-laki yang tadi mereka keroyok tergeletak di tanah dengan tubuh penuh luka dan darah.
Denis menatap laki-laki didepannya dengan datar dan ia tahu siapa pria itu.
Dia adalah salah satu teman kampus Denis yang bernama Arsen Sanjaya, berpenampilan cupu dan sering di bully oleh Kenzo dan anggota gengnya.
Ia berbalik dan pergi tak perduli dengan Arsen di depannya yang sedang kesakitan.
"Ken......a......pa?" tanya Arsen yang terbaring lemah di tanah.
Langkah kaki Denis terhenti mendengar pertanyaan Arsen barusan. Ia melirik Arsen dengan tatapan dingin membuat Arsen menelan salivanya dengan susah.
"Lemah" cibir Denis kembali melanjutkan perjalanannya.
Pandangan Arsen menatap Denis dengan penuh tanda tanya tak mengerti dengan jalan pikiran Denis. Selama ini ia tidak pernah di bully oleh Denis, melainkan sahabat dan anggota gengnya yang membullynya.
Saat hendak naik ke taksi mata coklat tajam Denis berkilat menatap ke seberang jalan. Kedua tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya kelihatan dengan rahang yang mengeras.
"BERANINYA KALIAN BANGSAT!" bentak Denis menggelegar.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue............
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu