Istri Kesayangan Tuan Kevin

"Assalamualaikum" Salam Kevin dan Nadia

Meski matanya masih terlihat sedikit bengkak, namun Nadia bisa menyembunyikan nya dengan kacamata.

" Waalaikumsalam.... Ya Allah, mantu mama udah sampe. Gimana, cape? Ayo ikut mama, banyak yang mau mama bicarakan. Maaf ya, pulang kerja kamu langsung ke sini " Ucap Kania tak berhenti, ia bahkan langsung merangkul Nadia dan membawanya ke ruang keluarga.

" Sudah ku duga, aku akan di abaikan. Jadi seperti ini rasanya anak kandung, serasa anak pungut " Ucap Kevin pelan, yang berjalan di belakang Nadia dan Kania.

Meski pelan, namun mereka berdua masih bisa mendengar keluhan Kevin. Nadia dan Kania saling tatap dan tertawa, sedangkan Kevin semakin kesal mendengarnya. Saat Nadia dan Kania belok ke ruang keluarga, Kevin lurus ke arah dapur.

" Bi, tolong tuang ini ke piring dan bawa ke ruang keluarga. Jangan lupa dengan minumannya, buatkan teh chamomile hangat ya bi "

" Baik tuan "

" Terima kasih bi" Kevin lanjut ke kamarnya, untuk membersihkan diri.

Rasanya percuma bila ia bergabung sekarang juga, karena ia pasti akan menjadi makhluk tak kasat mata.

" Alhamdulillah, akhirnya do'a mama di kabulkan oleh Allah. Semenjak mama di selamatkan oleh mu dulu, mama selalu meminta kamu di setiap do'a yang mama panjatkan. Terima kasih nak, terima kasih karena mau menerima anak bodoh itu " Ucap Kania, Nadia tersenyum senyuman lebar yang belum pernah Kania lihat sebelumnya, Kania mengusap pipi Nadia.

" Cantik, kamu sangat cantik. Meski kamu menutupnya dengan kacamata ini, tapi kecantikan mu tak bisa di tutupi. Karena cantikmu bukan hanya dari fisik, melainkan juga dari hatimu " Hati Nadia benar-benar terasa hangat, ia bahagia... SANGAT

" Ma... Nadia sangat berterima kasih, karena mama mau menerima Nadia. Mama tau kan kalau Nadia pernah di selingkuhi oleh mantan tunangan Nadia. Tetapi, semenjak mas Kevin terus mendekati Nadia. Nadia kembali merasakan jatuh cinta dan kasih sayang yang di berikan oleh mas Kevin, terimakasih ma sudah melahirkan mas Kevin untuk Nadia. Nadia sangat bahagia".

Kania tersenyum, ia pun memeluk Nadia.

" Izinkan anak mama menjaga dan membahagiakan mu nak, sudah ya lupakan masa lalu mu. Sekarang sudah ada Kevin semoga kalian berdua berjodoh sampai maut memisahkan kalian " Nadia hanya bisa mengangguk dan membalas pelukan tersebut.

" Sudah sudah, ko malah jadi mellow gini. Mama kan lagi pengen bersuka cita, karena akhirnya Putra mama buka mata dan bisa liat lagi. Kemaren mah, dia matanya ketutupan jin dari gunung Salak. Udah tau siluman monyet, keliatan ma dia cewek " Nadia tertawa mendengar ocehan calon mama mertuanya tersebut.

" Assalamualaikum.. " Terdengar salam dari luar, namun bukan hanya suara Vita. Kania hapal suara itu, ia mengerutkan dahinya.

Kok?

"Yuhhhuuuu... Princess pulang, eehhh... ada kakak ipar ternyata " Nadia terkekeh mendengar ucapan Vita, Nadia terdiam saat melihat ada pria paruh baya di belakang Vita. Wajahnya sangat mirip dengan Ky, namun usianya berbeda.

" Papa, papa ko pulang? Bukannya masih harus di London? " Tanya Kania heran, namun ia senang melihat sang suami ada di sini.

" Papa tidak betah, karena mama tidak juga menyusul " Jawab sang suami.

Kania pun bangun, dan menghampiri sang suami. Begitu juga Nadia, ia langsung mencium tangan Wijaya . Wijaya tersenyum, ia pun mengusap kepala Nadia.

"Apa ini calon mantu kita? "Kania mengangguk semangat.

"Selamat datang di keluarga Anderson nak " Nadia kembali tersenyum, lega.. Karena semua keluarga Kevin menerima dirinya.

" Terima kasih papa, karena sudah menerima Nadia " Wijaya mengangguk

" Sayang, ga papa kan mama tinggal sebentar, mama ngurus bayi gede dulu " Ucap Kania

" Tentu ma " Jawab Nadia, kini ia sendirian di ruang keluarga. Pelayan juga tadi sudah menghampiri Nadia, untuk membawakan pesanan Kevin.

Sedangkan Vita juga izin, untuk membersihkan tubuhnya.

" Loh, yang lain kemana sayang? " Tanya Kevin mengejutkan Nadia, yang sedang berbalas pesan dengan Salsa dan anak buahnya.

" Astaghfirullah " Nadia mengusap dadanya, ia menoleh.

Tampan.... Ck, Nadia kembali fokus pada ponselnya. Seperti nya malam nanti, ia harus ke markas untuk berurusan dengan manusia-manusia sampah, untuk menginterogasi pembunuhan bayaran untuk dirinya. Anak buahnya melaporkan, bila dua cucurut itu tidak mau memberitahukan siapa dalang di balik kejadian malam kemarin.

"Fokus banget, sampe-sampe aku di anggurin " Ucap Kevin, seraya mendudukan dirinya di sebelah Nadia. Nadia mengalihkan percakapan, ke percakapan dirinya dan Salsa.

" Maaf, tadi Salsa mengirim pesan" Jawab Nadia seraya memperlihatkan layar ponselnya, Kevin pun mengangguk.

" Apa kamu tidak mau jadi sekertaris mas aja? " Tanya Kei

" Aku sudah nyaman dengan pekerjaan ku sekarang " Kevin menghembuskan nafasnya.

" Hmm baiklah " Jawab Kevin pasrah.

Nadia kembali pada sikapnya yang dingin. Kevin merasakan nya, ternyata bila fokus Nadia akan melupakan orang sekitarnya. Tadi ia berpikir bila ia akan di anggap tak kasat mata, karena kekasihnya akan di kuasai oleh sang mama. Talu ternyata, ia di anak tirikan karena Nadia lebih fokus pada ponselnya..

" Apa seperti ini rasanya di cuekin? " Gumam Kevin pelan, namun masih terdengar oleh Nadia.

Nadia menyudahi kegiatannya.

" Maaf" Ucap Nadia, Kevin menoleh dan tersenyum.

Mereka pun membicarakan banyak hal, lebih tepatnya kevin yang banyak cerita. Karena Nadia memang tidak merasa, ada yang harus ia ceritakan.

.

.

.

Setelah selesai makan malam, Nadia pamit untuk kembali pulang. Tentu saja kevin yang mengantar, Nadia juga sudah mengirim pesan pada Salsa tadi sore. Bila ia akan pulang terlambat dan tidak usah memasak.

Setelah mengalami kemacetan akhirnya mereka berdua pun telah sampai di apartemen Nadia.

"Sudah malam, mas tidak mampir ya" Nadia mengangguk, ia mengambil paper bag yang di berikan oleh Kania. Masakannya untuk Salsa, karena ia pikir Salsa pasti belum makan malam.

Nadia menunggu Kevin untuk pergi, setelah mobil nya tak terlihat. Ada seseorang yang menyerupai bayangan pada Nadia.

" Der kamu sudah menyiapkan tempat interogasi itu? " Tanya Nadia.

"Sudah Queen, kami sudah menyiapkan tempat itu " Jawab Deri

" Baiklah aku akan pergi ke markas nanti" Deri mengangguk dan bergegas pergi.

Nadia pun masuk ke dalam apartemen

" Apa anak itu sudah tidur? "Tanya Nadia, yang tidak melihat keberadaan Salsa. Biasanya setiap kali ia pulang, Nadia akan melihat Salsa sedang selonjoran sambil liat TV.

Nadia mengetuk pintu kamar Salsa.

"Sal, lu udah tidur? " Tanya Nadia

" Belum Naaaad" Jawab Salsa berteriak, tak lama pintu terbuka.

" Sudah makan? " Tanya Nadia, Salsa menggelengkan kepalanya.

" Makan dulu, ibunya mas Kevin membawakan lauk makan. Gue ke kamar mandi dulu, lo bereskan sendiri ya " Salsa pun mengangguk, ia pun menerima paper bag tersebut dan berjalan ke arah dapur.

Nadia membersihkan tubuhnya, ia melepaskan kacamata. Kini ia sudah terlihat segar, Nadia berdiri di depan cermin yang tingginya lebih sedikit dari tinggi badannya. Rambutnya yang masih setengah basah, tergerai.

"Apa Kevin akan menerima ku setelah tau aku terjun di dunia bawah? " Gumamnya pelan.

Nadia sangat cantik, warna kulit yang putih menurun dari sang papa. Wajah yang dominan pada sang ibu, terlihat begitu ayu.