Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick.
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Killian, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrick.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Villain 4
Entah berapa kali cambukan. Namun tidak ada pengakuan sama sekali darinya.
Tidak diberikan makanan, hanya meminum air kotor. Itupun jika diberikan oleh penjaga. Tangan dan kakinya dikaitkan pada rantai besi. Apa kesalahannya? Terkadang Grisela berfikir demikian.
Ana mati karenanya, mati karena membelanya. Kesedihan yang masih terasa hingga kini. Tidak mengetahui kemana jalan ini akan berujung.
Hingga seseorang menerobos penjara, dengan menyamar sebagai pengawal. Dialah Riel, seorang budak pada awalnya. Namun 6 tahun lalu, Grisela yang mengetahui bakatnya mengirimnya ke akademi.
"Nyonya! Kenapa bisa seperti ini?" Ucap Riel pelan memasuki penjara. Menatap berapa kurusnya Grisela, luka gores dan lebam. Duchess yang selalu terlihat anggun bagaikan menghilang entah kemana.
Grisela hanya tertunduk diam, jika Riel membelanya. Mungkin juga akan bernasib sama seperti Ana.
"Aku sudah menyelidikinya. Rakyat kekaisaran tidak tau diri. Penduduk yang nyonya obati, dibayar oleh para bangsawan untuk bersaksi jika kekuatan yang nyonya gunakan adalah sihir terlarang. Apa yang mereka tau tentang sihir terlarang! Nyonya pernah pingsan karena kelelahan, saat berkeliling mengobati mereka di daerah kumuh!" Ucap Riel emosional, menitikan air matanya. Dirinya menyaksikan sendiri dari jauh, bagaimana Grisela dan Killian tumbuh dewasa.
Bagaimana mereka yang begitu baik, mengangkatnya dari seorang budak menjadi penyihir tingkat tinggi seperti saat ini.
"A...aku akan membunuh mereka! Para bangsawan itu! Tidak! Seluruh rakyat kekaisaran ini sama saja!" Ucapnya dengan nada berat.
Namun, Grisela menunduk, perlahan tersenyum."Riel, kamu akan mengikuti semua keinginanku bukan?"
"A... apapun, apa nyonya ingin kabur dari tempat ini. Aku akan menyelamatkan nyonya." Jawab Riel.
Grisela menggeleng."Jika aku melarikan diri, seluruh orang di kastil akan dibunuh karena dianggap sebagai pengikut ku. Ka... karena itu, katakan ini perintah terakhir dari Duchess. Jika prajurit kekaisaran tiba. Katakan Duchess Grisela Fredrick, mengunakan sihir hitam, untuk mempengaruhi dan memperbudak mereka. Agar mereka selamat."
"Nyonya..." Tubuh Riel gemetar menitikan air matanya tiada henti. Mengapa dapat seperti ini?
"Para bangsawan, atau rakyat, apapun yang mereka katakan aku tidak peduli. Tapi aku mencintai dan dicintai oleh semua orang yang berada di kastil Duke. Karena itu, aku ingin melindungi mereka." Ucap Grisela pelan, bahkan untuk berbicara pun sulit. Senyuman berusaha untuk merekah di bibirnya yang kering.
"Baik, tapi kita harus mencari tuan Duke. Jika Duke pasti bisa..." Riel mengepalkan tangannya, medan perang begitu luas. Bahkan ada barak-barak tersembunyi di tengah hutan. Dirinya sudah mencari informasi, tapi begitu sulit mengetahui tempat Killian berada.
Grisela menggeleng."Katakan pada Killian, musim dingin di Utara begitu ekstrim belakangan ini, gunakan pakaian tebal. Killian menyukai teh lemon yang aku buat, minta pelayan membuatkan untuk Killian saat dia kembali nanti." Kalimatnya terjeda sejenak.
Kemudian bagaikan tersenyum bahagia."Aku tidak merasa kesakitan. Jangan terlalu banyak menangisi aku yang sudah bahagia. Karena kematian adalah pembebasan bagiku."
"Anda sudah gila..." Riel tertunduk tidak dapat mengatakan apapun."Nyonya, sebaiknya kita pergi! Lalu bersembunyi hingga tuan kembali!"
Grisela menggeleng, kemudian kembali tersenyum. Benar! Nyonya-nya lebih memikirkan nyawa seluruh pelayan kastil daripada nyawanya sendiri.
"Di tempat ini sihir tidak biasa digunakan. Jadi aku tidak dapat memaksa anda untuk pergi. Ka... karena itu, aku berjanji akan membawa tuan kembali dari medan perang sebelum eksekusi." Ucap Riel, melangkah pergi, meninggalkan Grisela seorang diri.
Sedikit cahaya memasuki jendela, jemari tangannya terangkat. Darah mengalir dari dua jarinya. Benar! Kukunya dicabut, hanya agar dirinya mengaku.
Kematian adalah pembebasan? Apa kehidupan berikutnya akan lebih baik. Setidaknya orang-orang di kastil Duke akan tetap hidup.
Rakyat kekaisaran ada beberapa yang tersenyum ramah padanya mereka juga akan tetap bahagia. Begitu juga dengan para bangsawan yang menginginkan kursi Duchess Fredrick kosong. Semua orang akan tetap bahagia, karena kehadirannya merupakan identitas yang tidak diperlukan.
"Killian, maaf..." Gumamnya, kala jemarinya menyentuh seberkas cahaya. Menyadari kematian yang akan semakin dekat.
***
Mana yang terbatas, tapi kecerdasannya begitu tinggi. Besok adalah saat eksekusi dari Duchess Grisela Fredrick.
Berkali-kali menggunakan lingkaran sihir teleportasi, begitu menguras mananya. Mencari keberadaan sang jendral bukanlah hal mudah. Mengingat pemimpin, sudah pasti ditempatkan di tempat yang paling tersembunyi.
Medan perang juga begitu luas, terdiri dari banyak titik. Terkadang kala dirinya berteleportasi berada di tegah area pertempuran. Dimana semua orang mengacungkan pedang padanya.
Ada kalanya di rumah seorang bandit yang tengah dipukuli istrinya. Kembali melakukannya lagi dan lagi.
Bahkan ada saatnya terjatuh ke arah pemandian umum wanita. Wanita yang berteriak, malah tertarik pada Riel yang terlihat begitu rupawan?
Sudahlah!
Tapi mencoba berkali-kali hingga kehabisan tenaga. Dirinya pada akhirnya sampai kembali ke medan perang. Tepat pada saat mananya habis.
Berusaha berjalan, karena menggunakan energi tambahan. Hingga, roboh tepat di hadapan seorang tentara.
Berusaha membuka matanya. Hari sudah siang, tunggu! Bukankah ini hari eksekusi.
"Kamu warga sipil kekaisaran bukan? Kenapa berkeliaran di area peperangan?" Tanya seorang prajurit.
"A...aku ingin bertemu jenderal! A...aku ingin bertemu dengan Duke Killian Fredrick. Tolong! Ada pesan dari Duchess..." Ucapnya putus asa.
Hari sudah siang, bukankah seharusnya eksekusi telah dilaksanakan? Apa dirinya terlambat? Semoga ada alasan hingga waktu eksekusi diubah.
"Ada pesan dari Duchess? Sudah lama jendral menantikan nya, dia benar-benar merindukan istrinya. Kamu tunggu disini, aku akan mencari jenderal." Ucapnya.
"Cepat! Tolong cepat!" Tiba-tiba saja Riel menangis entah kenapa. Apa eksekusi telah dilaksanakan? Tidak! Grisela akan tetap hidup bukan? Orang sebaik dirinya tidak mungkin mati.
***
Menunggu beberapa saat, pada akhirnya sosok itu terlihat. Duke Killian Fredrick, lebih tinggi dari lima tahun lalu kala baru akan berangkat ke medan perang.
"Apa Grisela yang mengirimmu? Aku sempat cemas karena tidak ada balasan. Perang akan berakhir, jendral dari pasukan musuh sudah mati. Tinggal menangkap beberapa tentara musuh yang bersembunyi di hutan. Katakan pada Grisela, aku sudah menghabiskan permennya kemarin dan akan---" Kalimat Killian disela.
"Duchess dieksekusi hari ini..." Ucap Riel tertunduk.
"Eksekusi? Grisela bahkan tidak tega membunuh hewan. Bagaimana bisa dia mengeksekusi---" Kalimat Killian disela.
"Bukan Duchess yang mengeksekusi! Duchess yang dieksekusi!" Teriak Riel, air matanya mengalir tidak dapat dihentikan olehnya.
Walaupun menggunakan sihir teleportasi pun, segalanya memiliki batasan, mungkin dalam dua atau tiga jam baru akan sampai. Mengingat jarak teleportasi yang terbatas. Apa dirinya gagal, tidak! Nyonya pasti masih hidup bukan?
"A...aku akan kembali ke ibukota! Grisela, tidak akan apa-apa..." Ucap Killian keluar dari tenda, menaiki kuda perangnya. Hanya satu harapannya, melihat senyuman Grisela. Kemudian Grisela akan tertawa mengatakan ini bercanda padanya.
"Killian! Kamu percaya? Aku hanya bercanda, agar kamu kembali..." Itulah kalimat yang ingin didengar olehnya. Hanya berharap dapat tertawa bersama dalam kastil yang hangat.
Dan tolong Jaga grisella Dari putra mahkota yg licik ITU, semoga Mata grisella terbuka akan maksud putra mahkota.
aku jengkek Kali kalau putra mahkota datang 😡😡😡
semangat terus ya buat ceritanya Thor
Karena tidak akan Ada 2 saintess dalam waktu Yang Sama.
ayah pasti dapat melindungi grisella💪💪.