Beberapa pembaca mengatakan ini sama atau plagiat dari novel tertentu. Saya pastikan Tidak. Jika novel ini Plagiat, pasti sudah di hapus oleh NovelToon.
Menyaksikan kematian ibu kandung karena di bunuh.
Menjadi target berikutnya karena menjadi satu-satunya saksi dari pembunuhan ibu kandung. Lari menjadi satu-satunya pilihan.
Berpisah dengan kekasih dan pingsan karena perkelahian. Ketika sadar dari pingsan, Sistem Kuadrilliun menghampirinya yang mewajibkan Arga untuk hidup royal agar memiliki skil peningkatan kemampuan tubuh permanen.
Arga telah bersumpah untuk membalaskan kematian ibunya. Dengan dukungan skil peningkatan kemampuan tubuh, Arga sangat yakin dapat membalas kematian ibunya. Bisakah Arga menggunakan uangnya untuk mendapatkan tambahan skil...? Serta membalaskan kematian ibu tercinta?
Menyajikan cerita kekayaan, pengkhianatan, pertikaian, pertarungan, kesedihan, hingga romansa. semua tersaji di cerita ini, dan yang pasti kamu... akan sulit menebak akhir cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sopir Taxi
"Mengapa kamu tidak duduk di sini dan menemaniku makan? Sangat banyak makanan di meja ini, tentu lebih dari cukup jika hanya dimakan oleh kita berdua. Semua yang ada di sini adalah makanan terbaik di dunia, maka akan lebih nikmat jika di temani salah satu wanita tercantik di dunia untuk menikmati makanan ini."
Arga benar-benar menikmati pemandangan alami dari paras wajah dengan lekuk tubuh yang dimiliki serta pakaian yang menonjolkan kelebihan dari seorang wanita. Aroma parfum yang digunakan Siska juga dapat membangkitkan hormon dari seorang pria. Setiap gerakan Siska benar-benar menggelitik indra yang dimiliki oleh Arga. Oleh sebab itu akan sangat menyenangkan jika menikmati makanan ditemani oleh wanita seperti Siska.
"Hal yang tidak pantas saya lakukan. Terlebih lagi ini masih jam kerja." Siska dengan ragu menjawab.
Sebenarnya ini adalah kesempatan terbaik yang diharapkan oleh siska. Siska dapat kehilangan kesempatan ini jika menolak tawaran Arga. Meski Siska seorang manajer di hotel tersebut, tetapi Siska belum pernah menikmati makanan premium sebanyak yang dia lihat saat ini.
Tapi dia sangat paham, bahwa wanita harus melindungi dirinya sendiri. Serta tidak mengungkapkan siapa sebenarnya dirinya. Sebab, menjaga jarak merupakan jurus menggoda terbaik.
Wanita telanjang di luar ruangan tidak pernah sehebat wanita yang menggunakan kemeja tembus pandang sepaha.
Jam kerja adalah sebuah alasan untuk mengulur tali yang sudah dia genggam. Bahkan bosnya akan memuji jika Siska bisa makan satu meja dengan tamu anggota VVIP. Siska juga menggunakan kata tidak pantas yang memiliki arti luas dan bukanlah sebuah penolakan. Hal ini akan meningkatkan daya saing dari seorang pria.
"Mengapa hal semacam ini menjadi tidak pantas? Tidak ada hal tidak pantas. Jika bosmu memarahimu karena menemaniku menikmati makanan ini! Maka aku akan membeli hotel ini dan menjadikanmu bosnya." Arga berucap dengan sangat arogan.
"Jika demikian, lebih tidak pantas jika saya menolak ajakan tuan." Siska berbicara dengan senyum di bibirnya yang semakin memperlihatkan kecantikan yang dimiliki Siska. Berjalan mendekat dengan membuka tutup anggur serta menuangkan ke gelas Arga. Jika dia terus beralasan, mungkin akan membuat Arga marah. Jadi Siska menangani situasi ini dengan benar.
"Hal lelucon yang dia katakan. Dia akan membeli hotel ini dan menjadikan aku sebagai bosnya. Benar-benar pria kaya yang cukup arogan untuk mendapatkan sesuatu." Siska membatin saat menuangkan anggur ke gelas Arga dan tidak menganggap serius ucapan Arga tentang membeli hotel.
"Harga hotel ini setidaknya mencapai 20 Milyar dan akan memberikan kepadaku yang baru saja dia kenal. Hal mustahil, selain harga yang fantastis hal tersebut juga merupakan hal konyol. Karena membeli properti mahal hanya karena hal sepele. Banyak orang kaya di dunia ini, tetapi kekayaan mereka rata-rata mereka dapatkan dari saham, properti atau semacam virtual lainnya. Sangat tidak mungkin seseorang akan mengeluarkan banyak uang begitu saja seolah melambaikan tangan." Siska kembali membatin disaat Siska menuangkan anggur di gelasnya sendiri.
Arga yang tidak mengetahui dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Siska. Arga hanya memperhatikan dan menikmati kecantikan dari wanita yang saat ini berada di depannya. Bahkan kecantikan dan bentuk tubuh yang menurut Arga melebihi dari mantan kekasihnya.
Jika saja Arga mengetahui apa yang dipikirkan oleh Siska, bukan hal berat bagi Arga untuk mengeluarkan uang 20 Milyar. Jangankan hanya 20 Milyar, bahkan jika 50 Milyar Arga pasti akan membelinya.
Jika Arga benar-benar membeli hotel Hard Rock Hotel Valet Stand dan memberikannya kepada Siska, dapat dipastikan Siska akan memberi apapun yang diminta Arga. Bahkan mungkin bila yang diminta Arga membahayakan nyawanya.
Setelah menuangkan anggur ke gelas Arga dan gelasnya sendiri, Siska duduk dan mempersilahkan Arga untuk memulai makan terlebih dahulu. Mereka berdua menikmati makanan dengan berbagai percakapan tentang kepribadian. Percakapan yang lebih banyak menjelaskan siapa diri Siska, karena Arga lebih banyak bertanya daripada menjawab pertanyaan yang diberikan Siska.
Setelah Arga selesai makan, Arga keluar hotel dengan didampingi oleh Siska dan diiringi oleh beberapa pelayan dan juga beberapa resepsionis yang membungkuk memberi hormat saat Arga berlalu meninggalkan hotel. Kini Arga menganggap dunia ini begitu indah.
Setelah meninggalkan hotel dengan perut kenyang, kini Arga mulai memikirkan akan pergi kemana. Beberapa saat kemudian, Arga telah menentukan untuk membeli sebuah mobil. Hal wajar yang dipikirkan Arga, sebab dengan memiliki mobil, Arga dapat meningkatkan mobilitasnya. Dengan segera Arga memanggil taxi dan memintanya untuk mengantar ke sebuah dealer mobil mewah.
"Anda menginginkan merek mobil apa tuan?"
"Entahlah, aku tidak begitu memahami dengan mobil terbaik. Bagaimana jika antarkan aku ke merek termahal? Apakah kamu memiliki rekomendasi untukku?"
"Bagaimana jika merek mobil buatan Prancis? Aku merekomendasikan bugatti. Beberapa orang kaya bahkan memburunya hanya sekedar untuk koleksi. Bahkan mobil bugatti juga memiliki disain yang mewah serta terlihat elegan."
"Baik, antarkan aku ke sana." Dengan santai Arga menjawab percakapan tersebut seakan tanpa ada beban.
"Pemuda ini baru saja keluar dari Hard Rock Hotel Valet Stand, tentu saja dia bukan orang sembarangan. Mungkin dia anak dari seorang jutawan atau bahkan mungkin anak dari seorang milyader. Terlebih dari cara dia menjawab saat aku menyebut merek bugatti, suaranya terdengar santai tanpa beban. Apakah dia akan membeli salah satu mobil di sana? Aku harus mendampinginya turun, setidaknya aku akan mendapatkan bonus karena telah mengantar seorang pelanggan untuk membeli produknya." Sang sopir taxi berbicara sendiri dalam hatinya.
"Mobilmu cukup nyaman, mobil apa ini?"
"Ini hanya mobil murah jika dibandingkan dengan bugatti. Mobil ini satu-satunya caraku untuk mendapatkan uang. Sebenarnya aku adalah sopir taxi online, tetapi karena mobilku cukup baik, aku diminta oleh manager hotel Hard Rock Hotel Valet Stand untuk standby di depan lobby hotel."
"Kau mengenal Siska?" Arga bertanya dengan nada sedikit ditekan.
"Nona Siska manajer Hard Rock Hotel Valet Stand? Aku cukup mengenalnya karena aku adalah sopir taxi yang mengantarnya untuk pertama kali bekerja di Hard Rock Hotel Valet Stand. Semenjak itu aku sering mengantarnya bekerja. Hingga dia memiliki mobil sendiri dan aku di minta untuk standby di depan hotel yang dia pimpin. Tuan juga mengenalnya?"
Obrolan dalam perjalanan dengan sopir taxi berlanjut hingga mereka sampai di tempat parkir dealer bugatti.
"Tuan, kita sudah sampai. Bolehkah saya mengantar tuan ke dalam?" Sopir taxi tersebut berbicara kepada Arga agar mereka terlihat memang seperti seorang pelanggan yang sedang diantar oleh seorang perantara penjualan karena akan terlihat lebih akrab oleh pihak dealer. Arga yang mengetahui maksud dari sang sopir agar dia mendapat bonus dari pembelian mobilnya, tidak merasa berat dengan tawaran tersebut.
Sebelum turun dari mobil, Arga menanyakan nama dari sang sopir agar mereka memang terlihat sudah saling mengenal. "Siapa namamu?"
"Saya Grant tuan. Vecent Grant, panggil saja aku Grant. Anda tuan?" Sopir taxi tersebut memperkenalkan diri dan menanyakan nama Arga yang merupakan penumpangnya.
"Arga." Dengan jawaban hanya satu kata yang diberikan dan Arga langsung turun setelah memberitahukan namanya.
Dengan cepat Grant juga turun dan mengikuti langkah Arga yang berjalan menuju pintu dealer. Sesaat akan sampai di pintu dealer, Arga mendahului petugas dealer untuk membukakan pintu kepada arga.