Sistem Kuadrilliun Imigran Gelap
"Tidak!!
Hentikan!!" Teriakan Arga dari luar pintu saat dia menyaksikan ibunya di tikam berkali-kali hingga bersimbah darah dan kehilangan nyawa.
Teriakan Arga dari luar pintu mengejutkan pelaku pembunuh ibunya. Arga yang dapat melihat jelas bagaimana ibunya di tikam hingga tewas dari kaca yang berada di pintu. Wajah pelaku pembunuhan yang di tutup dengan topeng, membuat Arga tidak mengetahui dengan jelas siapa pembunuh tersebut.
Melihat beberapa pelaku pembunuhan menuju ke pintu untuk menangkap Arga yang berada di balik pintu, Arga bergegas berlari menyelamatkan diri. Rumah yang berada di pinggiran kota dan berdekatan dengan hutan membuat Arga tidak dapat memilih jalur yang lebih baik selain berlari ke arah hutan. Tanpa menoleh ke belakang, Arga terus berlari. Dia sadar jika dirinya yang menjadi saksi pembunuhan yang merupakan anak dari korban, akan menjadi sasaran pembunuhan berikutnya.
Hal yang tidak pernah di fikirkan oleh arga, bahwa hidupnya akan benar-benar kacau. Hidup tanpa ayah, ibu seorang Imigran gelap, membuat dirinya benar-benar dalam situasi sulit. Jika melapor ke polisi, dia pasti akan tertangkap dan dipenjara karena akan terbongkar identitas aslinya yang merupakan Imigran gelap.
Tanpa ingin banyak berfikir lagi, Arga terus berlari semakin ke dalam hutan. Berharap pelariannya tidak dapat di ikuti oleh para pembunuh. Dalam suatu kesempatan, Arga menoleh ke arah rumahnya. Sungguh mengejutkan ketika Arga menoleh ke arah tempat tinggal yang selama ini dia sebut rumah. Terlihat asap membumbung tinggi dari arah rumahnya.
Melihat asap hitam membumbung tinggi dari arah rumahnya berada, tangisan Arga yang dari tadi tertahan oleh ketakutannya kini mulai pecah. Air mata membasahi kedua mata dan pipinya. Hilang semua bukti pembunuhan yang menimpa ibunya, dengan sedikit keberanian yang ada dalam dirinya, Arga berdiam diri di tempatnya saat ini.
Arga berbaring di bawah semak-semak dan berharap dapat mengetahui identitas pelaku pembunuh ibunya. Dengan menutupi dirinya dengan daun kering, Arga berbaring di bawah semak-semak. Benar saja, tidak butuh waktu lama terdengar suara langkah kaki berlari menuju tempat Arga berada. Saat beberapa meter dari tempat Arga berada suara tebasan terdengar sedang membabat semak-semak di sekitar yang memang terlihat tidak ada jalan selain harus menerobos semak-semak.
"Hentikan!! Tidak mungkin dia melewati tempat ini. Kita hanya akan membuang waktu dan dia pasti sudah lari lewat jalur yang lain." Salah satu pembunuh berbicara kepada pembunuh yang lain. Setelah salah satu dari mereka berbicara, mereka berdua berlari ke arah yang lain untuk mencari keberadaan Arga.
Sedangkan Arga tidak memiliki waktu banyak untuk melihat wajah dari kedua pelaku pembunuh ibunya. Arga hanya dapat mengingat suara kedua pelaku pembunuh ibunya. Memiliki kesempatan emas, Arga merangkak lewat bawah semak-semak dan berharap bisa selamat hingga suatu saat dapat membalaskan kematian ibunya. Beberapa puluh meter Arga terus merangkak hingga Arga sudah cukup lelah untuk merangkak di bawah semak-semak.
Kini kulit Arga di penuhi dengan luka lecet dan sayatan-sayatan kecil yang di akibatkan oleh tajamnya duri maupun ranting kering. Ketika Arga mendapati sebuah celah, Arga mencoba untuk bangkit dan keluar dari semak-semak tersebut. Dengan sekuat tenaga, Arga berlari lagi menjauh dan sejauh kakinya dapat berlari dan melangkah. Perih di kaki dan sekujur tubuhnya tidak dapat mengalahkan perih yang ada pada hatinya karena baru saja kehilangan ibu yang selama ini hampir sendiri membesarkannya.
****
Arga adalah anak dari Imigran gelap, ibu berasal dari Mexico dan ayah dari Venezuela. Kedua orang tuanya sama-sama seorang imigran gelap yang bertaruh nasib di San Diego USA. Hanya saja, Arga dari kecil jarang bertemu dengan ayahnya. Hal itu di sebabkan sang ayah merupakan seorang buronan asal Venezuela yang melarikan diri ke San Diego. Tidak lama saat Arga lahir, ayah Arga tertangkap oleh pihak imigrasi. Saat Arga remaja, dia bertemu kembali oleh sang ayah. Tetapi pertemuan itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa minggu saja dan ayah Arga kembali di tangkap.
Arga di USA dapat bersekolah karena mendapatkan identitas setelah majikan ibunya memasukkan nama Arga sebagai anak angkat. Bukan mendapat identitas secara gratis, Arga harus membantu bekerja setiap hari tanpa mendapatkan upah.
****
Arga terus berlari hingga keluar hutan di pinggiran terusan Tijuana River. Tujuan pertamanya yaitu segera sampai di San Diego lalu menemui kekasihnya dan meminta bantuannya. Perjalanan yang tidak mudah bagi anak muda tanpa identitas dengan kulit sawo matang melintas di jalanan yang hanya berjarak puluhan kilo meter dari perbatasan antar negara. Menghindari jalanan ramai agar tidak mengundang kecurigaan warga sekitar yang akan melaporkannya karena di anggap seorang imigran gelap.
Perut yang sudah tidak dapat menahan lapar lagi, memaksa Arga untuk menguntit roti dari sopir truck yang sedang berhenti untuk buang air kecil. Bukannya berhasil, Arga malah mendapatkan bogem mentah di wajahnya setelah tubuh kurusnya di balik oleh sang sopir truck yang menganggap Arga seorang pencuri truck. Bukan hanya pukulan tapi juga tendangan di dapatkan oleh Arga, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama ketika sang sopir menyadari bahwa Arga bukanlah pencuri truck. Setelah keduanya cukup lama berbincang, sang sopir meminta maaf dan memberikannya roti juga tumpangan untuk sampai di San Diego lebih cepat.
Tentu saja Arga tidak menceritakan tentang yang sebenarnya yang baru saja dia alami. Sebab dia tidak mengenal dengan sang sopir truck. Perjalanan Arga kini terasa ringan karena Arga akan semakin cepat sampai pada tujuannya yaitu kekasih yang selalu dapat dia percaya.
"Hai nak, bersantailah… Anggap saja saat ini kamu sedang dalam perjalanan VIP. Sebab aku tidak pernah memberikan tumpangan kepada siapapu selama aku mengemudikan truck." Dengan menepuk pundak Arga yang terlihat tegang duduk di samping kursi pengemudi. Sedangkan Arga hanya menanggapi dengan senyuman. Dengan berharap di dalam hati agar semua ini hanyalah mimpi.
****
"Hai nak…Apakah tidurmu menyenangkan…? Sepertinya kita harus berpisah di sini jika kamu akan ke San Diego State University." Sang sopir truck berbicara dengan mengagetkan Arga yang kelelahan. Perlahan Arga turun dari truck dan tidak lupa mengucapkan terimakasih. Meski sang sopir terasa kasar, tapi dia sudah membantu memangkas waktunya. Saat akan menutup pintu truck, sang sopir memanggil Arga dan menanyakan apakah dia akan pergi ke San Diego State University dengan berjalan kaki. Dengan santai Arga menjawab pertanyaan sang sopir dengan anggukan layu. Dengan menggelengkan kepala sang sopir melemparkan gulungan kertas yang ternyata sebuah uang dan meminta Arga untuk naik taksi dan membeli satu stel pakaian.
Setelah sang sopir dengan penuh perhatian melemparkan uang kepada Arga, sang sopir meminta Arga untuk cepat pergi dan menutup pintu kanan trucknya. Setelah pintu tertutup, tanpa basa basi lagi sang supir melajukan truknya dengan santai.
Dalam keramaian jalan, Arga menghentikan sebuah taxi dan memintanya untuk diantarkan ke toko pakaian. Karena memang Arga harus mengganti pakaiannya supaya tidak menjadi perhatian banyak orang. Arga juga akan ke rumah sang kekasih yang sudah empat hari tidak ia temui. Terlebih handphone Arga juga hilang, hanya menemui satu-satunya cara agar Arga dapat berkomunikasi kepada kekasihnya serta meminta sedikit bantuannya.
Setelah Arga membeli pakaian, Arga meminta sang supir taxi untuk mengantarnya ke daerah San Diego State University. Sesampai di San Diego State University, Arga menuju ke salah satu gedung apartemen lumayan mewah. Sebelum sampai Arga menuju gedung apartemen kekasihnya, Arga melihat kekasihnya duduk di sebuah taman apartemen. Tanpa banyak berfikir, Arga menuju ke tempat kekasihnya berada.
Separuh kursi taman tertutup oleh tanaman, sehingga Arga tidak mengetahui kekasihnya sedang duduk dengan siapa. Hanya terlihat sebuah tangan sedang merangkul pundak kekasihnya. Tanpa ingin memikirkan hal yang negatif, Arga terus berjalan mendekat ke arah Efely kekasihnya. Saat Arga sudah sampai di samping kekasihnya, baru terlihat siapa pria yang duduk di sebelah Efely.
"Efely, apa yang kamu lakukan di sini dengan… Laki-laki ini!!" Arga yang cukup terkejut dengan laki-laki yang berada di sebelah Efely dia adalah sahabat dari saudara angkat Arga.
"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, mengapa kamu tiba-tiba ada di sini tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Lagi pula aku sudah mengirim pesan Whatsapp kepadamu jika kita mulai hari ini putus. Kita mulai saat ini jalan sendiri-sendiri dengan pilihan masing-masing."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
truk sakti
sajau ini, ini yg paling jauh👿
2024-10-09
0
truk sakti
iya!!!!!😂
2024-10-09
0
Heru Dwiyantono
ya tidak kebaca
arga hpnya hilang
2024-10-01
0