NovelToon NovelToon
Mengubah Takdir Di Novel Kuno

Mengubah Takdir Di Novel Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Kultivasi / Isekai / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:555.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Daratullaila 13

Bercerita tentang seorang kultivator tingkat tinggi yang juga merupakan seorang tabib hebat bernama Lin Feili. Ia bertransmigrasi ke dalam novel kuno favoritnya setelah mendapatkan cincin aneh saat menjalankan misi.

Namun, ia malah menjadi protagonis yang buta dan menikah dengan pangeran lumpuh. Bahkan, nama protagonis itu juga Lin Feili!

Apakah yang akan dilakukan Lin Feili selama menjalankan peran? Apakah ia akan mengubah alur cerita dengan kekuatannya? Atau ia akan tetap mengikuti alur cerita seperti akhir yang ia ketahui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pangeran yang Tidak Sederhana

Mata Lin Feili berbinar melihat ke arah lantai dua. Ye Xuan ini benar-benar kejam. Bahkan ia tak melepaskan orang yang sudah lumpuh. Orang-orang yang berada di sana pun tak bisa berbuat apa-apa karena mereka hanya orang biasa yang tak bisa melawan kekaisaran.

Namun, setelah beberapa saat, tak ada suara seperti jatuh yang terdengar. Malahan mereka mendengar teriakan minta tolong.

"Ahhh ... Kakak, tolong aku ...," teriak orang itu.

Sontak orang-orang di sana langsung mendongak. Terlihat baju pangeran kedua, Ye Guan, tergantung di pagar pembatas. Celana hampir terjatuh.

"Lihat! Bokong Pangeran Kedua sangat putih! Perawatannya pasti mahal! Hahaha!" ucap salah satu orang sambil tertawa.

Semua orang langsung ikut tertawa. Walau awalnya mereka takut, mereka juga sudah geram dengan anak dari kekaisaran karena mereka selalu bertindak sesuka hati. Sekarang mereka dipermalukan seperti ini, rugi rasanya jika tidak tertawa.

Ye Guan berhenti berteriak. Kini ia merasa bokongnya dingin. Ia tiba-tiba merasa berani melepaskan tangan dan buru-buru menarik celananya.

Ia sudah sangat malu untuk bicara. Sedangkan orang-orang di bawah sana masih mentertawakannya. Ia hanya membuat tatapan memohon pada Ye Xuan.

Ye Xuan pun ikut malu karena perbuatannya. Seharusnya mereka mempermalukan Wu Yanshi, tapi malah mereka yang malu. Karena tidak ada pilihan lagi, Ye Xuan pun segera membantu Ye Guan yang tergantung.

Sekarang, orang-orang beralih melihat Wu Yanshi. Namun, ekspresi mereka langsung berubah terkejut. Siapa yang menyangka akan ada dua bantal berbulu yang menahan Wu Yanshi terjatuh ke tanah.

"Apa? Bantal siapa itu?!" teriak Ye Xuan marah saat menyadari hal itu.

Baru saja Ye Xuan selesai bicara, seorang wanita muncul. Ia tersenyum dan wajahnya berseri.

"Ah, maaf, Tuan. Aku baru saja membeli bantal-bantal itu. Saat aku membuka bungkusnya, ternyata itu jatuh. Aku harap Tuan tidak marah," ucap wanita itu.

Ia menggunakan gaun putih bersih. Wajahnya sedikit keemasan karena sinar matahari. Rupanya begitu anggun dan tidak membosankan. Matanya yang biru begitu mencolok. Bibirnya semerah ceri. Hal-hal ini membuat banyak orang menahan napas karena kecantikannya.

Ye Xuan menatap wajahnya, tapi ia merasa tidak asing.

Bagaimana wanita ini bisa sangat mirip dengan Lin Feili? batin Ye Xuan.

"Siapa nama Anda?" tanya Ye Xuan.

"Feili," jawab wanita itu tersenyum acuh saat menatap Ye Xuan.

Nama yang mirip membuat Ye Xuan semakin ragu. Namun, saat ia memperhatikan lebih teliti, mereka tetap memiliki perbedaan, dalam hal penampilan mau pun sikap. Jika dibandingkan dengan Lin Feili, perbedaannya bagai langit dan bumi.

Ye Xuan tersenyum lebar. Pikirannya sudah melayang kemana-mana. Jika ia bisa mendapatkan wanita di depannya, pasti banyak orang-orang yang akan iri. Apalagi kecantikan itu mengalahkan kecantikan nomor 1 di kekaisaran, yaitu Lin Xue.

Lin Feili tersenyum sinis di posisinya. Ternyata benar, Ye Xuan tidak mengenalinya. Setelah sebulan, ia memang banyak berubah.

Dulu, ia seperti tidak terurus. Di kediamannya, bahkan pelayan tidak hormat padanya. Ia selalu diperlakukan buruk dan tidak mendapat makanan yang layak. Ditambah lagi ia depresi, tubuhnya semakin kurus, rambutnya kusut, dan wajahnya kusam.

Setelah sebulan berkultivasi, ia berubah drastis. Tubuhnya sedikit lebih berisi, wajahnya berseri, dan sikapnya lebih anggun dari sebelumnya. Ia yakin, bahkan Lin Xue tidak akan mengenalinya sebagai saudarinya.

Lin Feili segera menghampiri Wu Yanshi karena si emas dan si hitam sudah berisik di telinganya.

"Tuan, kami telah membantu menyelamatkannya. Anda harus ...."

Belum sempat si emas selesai bicara, tubuh pangeran itu berbalik dan wajah tampan muncul di depan Lin Feili.

Lin Feili terdiam. Walau ia sudah mengetahui jika Wu Yanshi digambarkan sebagai tokoh yang sangat tampan, ternyata saat memasuki novelnya, Wu Yanshi terlihat lebih tampan.

Mata, hidung, wajah, rahang, semuanya sempurna. Kulitnya seputih porselen. Senyumnya sangat hangat. Ia bagaikan bunga indah yang memikat.

Ia mengenakan jubah perak yang berkilau. Tatapan matanya yang berwibawa membuat auranya berbeda dengan Ye Xuan dan yang lainnya. Hanya dengan sekali pandang, akan sulit untuk melupakannya.

"Nona, terima kasih atas bantal Anda," ucap Wu Yanshi.

Suaranya merdu dan menenangkan. Ia tersenyum pada Lin Feili dan menatapnya dalam.

Lin Feili segera menyadarkan diri. Walau jatuh dari lantai dua dengan kaki lumpuh, sepertinya Wu Yanshi masih baik-baik saja. Di novel yang dibaca Lin Feili, memang tidak dikatakan bahwa Wu Yanshi terluka parah, tapi tidak dikatakan juga jika Wu Yanshi baik-baik saja.

Namun, itu bagus. Ternyata Wu Yanshi baik-baik saja. Tapi, lagi-lagi Lin Feili telah mengubah alur dan membuatnya bertemu Wu Yanshi lebih cepat dari seharusnya.

Lin Feili menggelengkan kepala dan mulai kembali ke kenyataan. Ia tersenyum cerah ke arah Wu Yanshi, "Tuan, bantal saya telah menyelamatkan Anda. Sekarang, Anda harus membayar 100 koin emas."

Mendengar ucapan Lin Feili, wajah Wu Yanshi berubah serius dan ia tersenyum licik, "Nona, tolong bantu aku."

Lin Feili ragu-ragu membantunya. Apa yang akan dia lakukan.

Wu Yanshi memegang tangan Lin Feili dan ia berbaring di tanah. Kemudian, ia berkata, "Nona, Anda bisa melompat dari pantai dua dan aku akan menjadi bantal Anda. Dengan begitu, tidak ada lagi hutang di antara kita."

Lin Feili melebarkan matanya. Ia benar-benar tak habis pikir dengan ucapan Wu Yanshi. Lagipula siapa yang rela melompat dari lantai dua hanya untuk hal itu? Pria di depannya memang tampan, tapi terlalu licik.

"Anda adalah seorang pangeran. Tentu saja Anda akan membayar hutang, kan?" tanya Lin Feili menatapnya. Awalnya ia ingin memanfaatkan keadaan untuk mengumpulkan beberapa koin emas. Ia pikir, seorang pangeran pasti memiliki hal itu.

"Tentu saja. Namun, aku tak memiliki sesuatu yang berharga," jawab Wu Yanshi.

Kemudian, ia bicara dengan ragu-ragu, "Aku ... tapi aku bisa menjadi bawahan yang setia."

Lin Feili mendelik ke arahnya, "Anda adalah seorang pangeran. Tidak mungkin mengorbankan diri anda hanya karena 100 koin emas, kan?"

"Nona, aku akan menyerahkan semua milikku. Semua yang ada di kediamanku dan diriku akan menjadi milikmu," ucap Wu Yanshi dengan tatapan sungguh-sungguh.

Lin Feili menatap Wu Yanshi kesal. Hanya karena 100 koin emas, ia benar-benar mengatakan hal tak tahu malu itu.

Lin Feili melepaskannya dan beranjak pergi.

Namun, terdengar lagi suara Wu Yanshi, "Nona, sekarang aku adalah bawahanmu. Izinkan aku mengetahui alamatmu."

Lin Feili mengabaikannya dan terus berjalan. Ia terus merutuk dalam hati, "Dasar pria tak tahu malu!"

"Huh, padahal ada juga yang lebih tak tahu malu. Kami baru saja keluar bisa-bisanya menjadikan bantal!"

"Bahkan tak ada makanan enak untuk kami!"

"Kami lapar!"

"Kami mau makanan enak!"

Si emas dan si hitam terus mengoceh, membuat Lin Feili semakin kesal. Ia berkata, "Aku meminta 100 koin emas darinya untuk memberikan kalian makanan enak. Namun, hasilnya ternyata nihil."

"Kami tak percaya!"

"Tidak percaya!"

Lin Feili memutar matanya dan membeli dua roti panggang. Ia memberikan itu untuk mereka, "Makan itu."

Mereka dengan sigap menangkap roti itu dan memakannya dengan lahap. Mungkin karena mereka sudah sangat lama berada di dalam Cincin Horacio, mereka menjadi sangat suka makan. Namun, sepertinya hal ini akan memudahkannya untuk mengatur mereka karena mereka adalah monster makanan.

"Nona, pangeran tadi tidak sesederhana kelihatannya," ucap si hitam saat rotinya tersisa sedikit lagi.

1
Amia Dewi
Luar biasa
😼
Thor kapan Up nya ☹️ udah kangen cerita author
lotus
walaupun belum ada update baru,tapi masih setia check tiap kali buka hp. siapa tau ada yg baru lagi
Nur Hidayah
nanggung bgt thor jgn di gantung
Nur Hidayah
kak lanjut kak
dewi_oetari14
Luar biasa, cerita nya bagus, seperti cerita terjemahan tapi bukan. ini cerita asli. semangat kak other💪💪💪
Siti Ardiyanti
thor kok lama up nya sih nungguin nih
Hikam Sairi
baca
Ana Ajertoinn
yah..ulangan ni Thor babnya....
ellasarniaa
kupikir double up, taunya uploadnya yang double thorr 🥺
Siti Hanifa
Lin Feili nasib nasib, banyak musuhnya tapi itu si poin nya makin seruu😍, semangat kakak nulisnya❤🌹
Kartika Lina
orang orang sombong dan licik berkumpul
lotus
kirain udah sadar. ternyata masih dendam dia
Ayu Padi
Ditunggu.. kemesraan lin feilin dan wu yansin... biar makin greget thor... gk sabaar euy.. kpn mereka saling ngungkapin rasa
Ayu Padi
kereeen...kereeeen bngtt thor cerita nya... selalu penasaran tiap bab nya... tetap semngat Up thor... smoga makin bnyk yg nge like... mungkin aj bnyk yg lom tau.....
Siti Hanifa
semangat terus ya kakak.. 💪💪💪
lotus
tombol next y hilang lagi Thor... susahnya kalau ceritanya nagih gini. baca 1 berasa kurang... hehehe
lotus
makasih update y Thor. sehat selalu ya
lotus
Zhi Heng oh Zhi Heng. tuanmu cemburu tuh. gara gara Feili ngobrol terlalu akrab sama kamu pas pertama kali ketemu kemarin
lotus
makasih update y thor. sehat selalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!