Romance modern.
Kisah cinta Anne Halinger dengan Robert Anderson yang bertemu lewat perjodohan.
Anne yang berasal dari keluarga yang tidak menyayanginya. Dia dijodohkan dengan Robert yang hampir bangkrut dan tidak punya penghasilan tetap.
Namun, tiada yang tahu jadi diri Robert yang sebenarnya adalah pewaris dan CEO Black Diamond Group. Bagaimana kisah cinta dua insan ini? Akankah Anne dan Robert berbahagia?
Ikuti terus kisah mereka ya.
IG @cindy.winarto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Winarto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Robert diam-diam terus memantau keluarga Halinger. Robert sengaja memakai baju kemeja lengan pendek dan celana panjang hitam dengan sendal selop saat melamar Anne di depan orang tuanya. Sebenarnya Robert juga malas, walau hanya formalitas saja, Robert tetap harus menemui kedua orang tua Anne secara sopan dan baik-baik, 'kan?
Saat itu, kedua orang tua Anne menerima tanpa banyak komentar. Mereka sangat senang Anne akan keluar dari rumah itu. Jadi, Spencer adalah pewaris tunggal atas semuanya. Orang tua Anne ini menganut prinsip bahwa anak laki-laki adalah pewaris semuanya dan merawat mereka di hari tuanya, sedangkan anak perempuan ditendang keluar dari rumah bila sudah menikah nanti.
Orang tua Anne tidak berpesan pada Robert untuk menjaga Anne baik-baik atau mereka akan menghancurkannya bila berani menyakiti Anne. Aneh sekali. Mereka hanya berpesan agar mendidik Anne menjadi mandiri, padahal Anne sudah lebih dari kata mandiri. Bisa punya rumah dan motor sendiri di usia muda adalah suatu prestasi dan bisa disebut mandiri, bukan?
Orang tua Anne berbasa-basi mengenai biaya pernikahan dari pihak siapa yang akan bayar. Robert yang tahu otak kikir calon mertuanya ini, segera menjawab bahwa Robert yang akan membayar dari tabungannya sendiri walau hanya acara pernikahan sederhana saja. Untuk isi rumah, Anne sudah punya perabotannya lengkap sejak KPR 2 tahun lalu. Robert pun mengerti dan tidak mau menambah beban Anne dengan membeli elektronik ini itu. Robert berencana membeli beberapa barang elektronik nanti perlahan-lahan supaya Anne tidak curiga padanya.
Persiapan pernikahan Anne dan Robert dimulai. Nyonya Sandra tidak mau ikut repot mengurus pernikahan Anne. Dia bahkan tidak mau ikut ukur gaun orang tua di bridal karena sibuk urusan kerjaan di Perusahaan Matrial Halinger. Ibu macam apa ini? Yah, begitulah Nyonya Sandra. Lalu, bagaimana dengan Tuan Ridhan dan Spencer? Tentu sana dengan Nyonya Sandra, yaitu tidak mau ikut bantu Anne. Tidak pula memberikan rumah ataupun hadiah pernikahan apapun pada Anne dan Robert.
Anne dan Robert menyiapkan pernikahan mereka dengan waktu singkat sekitar 3 bulan. Robert mengaku punya sedikit tabungan untuk persiapan menikah, yang kemudian dipakainya untuk memakai jasa one-stop wedding solution dan organizer di daerah Mangga Besar. Cukup praktis karena menyediakan jasa salon, gaun pengantin, make-up, foto prewedding dan hari pernikahan, video syuting, jasa catering dan gedung pernikahan di Asean Tower, Pasar Baru. Untungnya pihak salon sudah berpengalaman sehingga persiapan pernikahan bisa dilakukan dengan cepat.
Sisa lainnya seperti kartu undangan dan souvenir sumpit, mereka cari sendiri di Asemka. Nyonya Sandra dan Tuan Ardhan mencibir kartu undangan dan souvenir yang sederhana, padahal mereka sendiri tidak bantu apa-apa.
Mereka bolak-balik mengurus pernikahan sendiri, naik motornya Anne untuk pergi ke mana-mana. Sebenarnya Robert bisa saja minta tolong Matt untuk mengurus pernikahannya, tapi Robert tidak mau karena dia ingin menyiapkan sendiri. Selain itu, dia ingin tahu seberapa gigihnya Anne. Tentu saja selain itu, Robert juga tidak ingin Anne dan keluarganya tahu sandiwaranya sebagai pengusaha bangkrut.
Anne pun tidak mau meminta bantuan pada Kakek Thomas dan memilih untuk mengerjakan semua sendiri. Kakek Thomas bangga dengan Anne yang sudah makin dewasa.
Robert dan Anne hanya mengundang sekitar 250 pack undangan. Untuk bridesmaid, penerima tamu dan angpao, Anne minta tolong dari teman kantornya dan tidak sewa gaun lain karena keterbatasan dana. Untungnya teman kantor Anne mengerti dan memakai gaun dan make-up sendiri secara sederhana. Bridesmaid adalah Gusva Adams, penerima tamu dan angpao adalah Tasia Watson dan Nisya Robins. Best man adalah Jeff Nichol, teman baik Robert.
Jas Robert dan gaun pengantin Anne pun sudah termasuk dalam paket wedding yang mereka ambil. Karena Anne mau hemat, maka dia ambil paket yang termurah. Itu artinya gaun pernikahan yang dipakai adalah gaun bekas. Upgrade gaun ke gaun baru ternyata butuh tambahan uang 7 juta rupiah. Tentu saja Anne tidak mau. Anne bahkan tidak malu meminta diskon tambahan kepada bos salon. Untungnya, bos salon adalah taipan yang murah hati sehingga memberi banyak diskon dan tambahan gaun foto prewedding serta tambahan free satu foto cetak kanvas.
Anne tidak meminta mahar apapun kepada Robert. Dia bukan gadis yang materialistis dan memanfaatkan kebaikan Robert walau Robert bilang boleh pilih perhiasan emas apa saja di toko mas Glodok. Anne mau tertawa melihat muka Robert bengong dengan harga emas di sana. Anne pikir Robert bengong karena tidak punya uang, akhirnya Anne berkata cukup beli sepasang cincin kawin emas 24 karat saja. Anne tidak suka emas putih karena gampang hitam.
Sebenarnya Robert bengong bukan karena harga emas, tapi biasanya dia membeli berlian super mahal, sedangkan Anne hanya meminta sepasang cincin kawin saja. Robert berjanji dalam hatinya bahwa suatu saat akan memberikan perhiasan emas dan berlian, serta harta benda lainnya untuk Anne bila waktunya sudah tiba, bila Robert sudah yakin Anne adalah istri yang baik dan tidak gila harta, dan tentunya Robert ingin Anne jatuh cinta padanya tanpa paksaan dan kelak menjadi ibu dari anak-anaknya.
Orang tua Robert sudah tiada. Jadi Robert akan minta tolong pada kerabat ayahnya, yaitu Paman Dennis dan Bibi Mae untuk menjadi walinya saat di pelaminan nanti.
Robert sudah mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran pernikahan secara agama dan negara. Acara pernikahan sudah disusun dan terdiri dari rangkaian proses ucapan janji pernikahan dengan seorang pemuka agama, lalu tanda tangan dokumen akta nikah, dan resepsi pada sore hari.
Orang tua Anne tidak mau mengundang para koleganya dengan alasan takut makanan kurang karena hanya 250 pack. Mereka hanya mengundang tiga kolega, padahal kenalan mereka ada ratusan. Sungguh terlalu, bukan? Kalau hanya soal takut kurang makanan, Robert pun akhirnya menambah 50 pack lagi. Namun, kedua orang tua Anne tetap tidak mau mengundang tambahan koleganya lagi.
Anne sebetulnya berharap paling tidak bisa balik modal dengan angpao yang diberikan tamu nanti. Kalau orang yang tidak mengenal Anne mungkin berkata Anne ini kok hitungan dan pelit sekali yah? Anne tidak mau membebani Robert, setidaknya uang angpao itu bisa digunakan untuk tabungan modal usaha Robert dan biaya hidup kelak.
Robert terus mengamati Anne selama persiapan pernikahan itu. Kadang-kadang Robert tertawa sendiri mengingat kelakuan Anne. Apalagi saat Anne mau ikut diajak Robert makan warteg di pinggir salon itu. Anne tidak sungkan dan menerima tawaran Robert tanpa banyak protes. Anne pun makan nasi dan ayam dengan lahap. Robert sepertinya harus bersiap masak banyak bila sudah menikah nanti, karena Anne ini seperti kelaparan, makannya banyak, tapi tubuhnya tetap kurus.
***
Hari pernikahan.
Anne sudah dirias rapi dan gaunnya putih bersih. Cadar pengantin menutupi wajah cantiknya. Robert menjemput Anne di salon dan terpana dengan kecantikan Anne. Begitu juga dengan Anne yang terkejut Robert bisa sekeren ini dengan tuxedonya.
Setelah acara pengikatan janji nikah dan tanda tangan akta nikah, Robert dan Anne saling memakaikan cincin pernikahan dan keduanya telah resmi menjadi suami istri secara agama dan negara.
Acara resepsi sore hari dihadiri teman kerja Anne dan saudara dari keluarga Halinger. Makanan catering tersaji dengan enak. Ada 7 menu lauk, yaitu mie goreng, sayur tumis brokoli bawang putih, ayam goreng mentega, ikan goreng asam manis, udang goreng tepung, dan bakso kuah. Lalu ada tiga pondok somai, es krim dan kambing guling. Walaupun sederhana, rasa makanan semua enak karena chefnya ahli masak dari Hong Kong yang sudah lama menetap di Indonesia. Makanan sisa banyak, dan dibagikan ke tamu yang ada. Nyonya Sandra entah kenapa tidak mau mengambil makanan sisa itu padahal biasanya dia paling suka makan da aji mumpung. Mungkin karena dia tidak suka pada Anne dan Robert sehingga menolak saat ditawari untuk bawa pulang makanan sisa itu.
Nyonya Sandra tidak suka pada Robert karena dianggap miskin dan bukan orang berkuasa, sehingga hanya panjat sosial saja saat menikah dengan Anne. Padahal, Robert adalah orang kaya dan sukses yang sedang menutupi jati dirinya. Sekalipun perusahaan Black Diamond Group sempat dilanda masalah keuangan, tapi pelan-pelan sudah bangkit kembali berkat usaha kerja keras Robert mencari investor baru. Bahkan memenangkan tender tambang batu bara di daerah Kalimantan Timur.
Apakah Robert bangga dengan pernikahannya yang jauh dari kemewahan? Tentu saja, terselip rasa bahagia dan syukur kepada Tuhan karena mempertemukannya dengan Anne yang sederhana dan baik hatinya.
Anne pun bersyukur Robert adalah pria yang tidak ribet dan mau menerimanya apa adanya.
Dimulai dari ini, bahtera rumah tangga Anne berjalan. Sanggupkah dia menghadapi kehidupan ke depannya bersama Robert?
***
Yuk, beri like dan favorit untuk karya pertama saya ya, teman-teman.
IG @cindy.winarto
kok pendek skali