NovelToon NovelToon
The Devil Husband

The Devil Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Mafia / One Night Stand / Playboy / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sensen_se.

SPIN OFF PENGANTINKU, LUAR BIASA!

Tiger Sebastian, Ketua Mafia yang kejam, ambisius, pekerja keras dan pantang menyerah. Ia selalu bisa mendapatkan apa pun keinginannya dengan cara apa pun. Satu prinsipnya, nyawa harus dibayar dengan nyawa.

Status Cassanovanya harus berakhir karena dipaksa keluarganya menikahi Jihan, wanita yang hamil karena pernah dilecehkannya.
Tiger marah, kecewa namun tak bisa mengelak. Dia sama sekali tidak percaya bahwa itu adalah darah dagingnya. Jihan sudah kehilangan mahkotanya saat Tiger melakukannya.

Sesal membuncah ketika Tiger mengetahui kebenarannya. Namun terlambat, Jihan sudah pergi meninggalkannya. Yang mana, sudah mulai tumbuh benih-benih cinta di hatinya. Dia terus berusaha keras untuk menemukan istrinya.

Di tengah pencarian, Tiger juga mendapat serangan-serangan dari para musuhnya. Hingga tragedi besar terjadi.

Mungkinkah Tiger dan Jihan bisa bersatu kembali menjadi satu keluarga yang utuh? Yuk intip kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. KAU DIPECAT!

Tiger menepis tangan-tangan perempuan yang terus menggodanya. Dalam tiga kali tegukan besar, ia menelan wine dalam gelas kristal berukuran kecil. Dua wanita itu menghalangi pandangannya.

Perlahan ia menyulut sebatang rokok, mengembuskannya dengan kasar ke udara. Tiba-tiba pandangannya lurus ke depan saat mendengar pekikan wanita yang begitu ia kenal.

Bola matanya memutar ke atas, hingga manik abu-abu itu menangkap sang istri yang sedang dipaksa duduk di pangkuan lelaki lain. Seketika darahnya mendidih, dadanya bertalu kencang seperti genderang mau perang. Kedua tangannya mengepal dengan erat.

"Kurang ajar!" desis pria itu lalu tiba-tiba berdiri.

Dua wanita yang bersamanya sontak terkejut dan tubuhnya terpelanting ke sandaran sofa. Tiger menatap nyalang dengan napas yang menderu kasar.

Kakinya melangkah lebar dan tegas. Emosinya membuncah hingga ubun-ubun. Tiger menumpukan kekuatan pada sikunya lalu menghantam punggung pria muda di depannya.

"Aaargghh!" Pria muda yang menggoda Jihan itu pun mengerang kesakitan sembari menyentuh punggungnya.

"Apa-apaan nih?!" Rekan pria itu berdiri tidak terima.

Jihan bergerak cepat, ia sampai tersungkur dan merangkak di lantai dengan tubuh yang gemetar hebat. Lututnya serasa lemas tak bertenaga, ia duduk meringkuk di tepi ruangan, memeluk erat tubuhnya sendiri sambil menangis terisak.

Tanpa menjawab, Tiger menarik kerah lelaki yang diincarnya dengan kedua tangan. Menatapnya nyalang dan wajah memerah karena emosi.

"Jangan pernah ganggu dia!" desisnya menekankan setiap kata yang terucap.

"Hei! Apa hak kamu melarangnya?" tantang lelaki muda itu.

Seringai dingin kembali muncul di wajah Tiger. Tangannya semakin kuat mencengkeram leher lelaki itu sampai kesulitan bernapas. Dan ....

"BUGH!"

Kepalan tinju Tiger melesat dengan cepat dan kuat pada tulang pipinya. Masih kurang puas, ia kembali menuntaskan amarah melalui pukulan telaknya.

"Al!" teriak rekannya panik dan melayangkan bogem tepat pada sudut bibir Tiger membuat pria kekar itu terpundur.

Cengkeramannya terlepas, ia mengusap darah yang mengalir. Matanya semakin tajam seperti pisau yang siap merobek mangsanya. Melihat pertikaian sang boss, para pengawal segera berlarian dan mengamankan dua anak muda itu.

"Tuan! Anda tidak apa-apa?" Salah seorang bawahannya menghampiri.

Tiger mengangkat tangannya, sebagai isyarat ia baik-baik saja. Segera ia memutar badan mencari keberadaan Jihan. Perempuan itu masih meringkuk ketakutan. Kepalanya terbenam di antara kedua lututnya.

Kaki panjangnya melangkah menghampiri Jihan, berjongkok lalu merengkuh tubuh wanita itu pada leher dan kakinya. Jihan terlonjak kaget, kepalanya sampai terbentur dagu keras Tiger.

"Lepas! Lepaskan aku!" pekik Jihan meronta sembari memukuli dada bidang Tiger. Tubuhnya terus bergerak agar terlepas dari rengkuhan pria kejam itu.

Namun pukulan tangannya sama sekali tidak terasa bagi Tiger. Wajahnya masih sama, angkuh, mengeras dan juga tampak memerah masih menguarkan kemarahan. Ia berjalan keluar dengan Jihan dalam dekapan eratnya.

"Hah? Itu pelayan ada hubungan apa sama Tuan Tiger?" tanya Maya pada rekannya. Wanita penghibur yang sedari tadi menggoda pria itu, namun diabaikan.

"Wah, nggak bener nih. Tuan menolak kita dan malah memilih pelayan murahan seperti dia!" sahut Cika menanggapi pertanyaan Maya.

Tak hanya mereka berdua, semua karyawan bar tersebut pun sama terkejutnya dengan sikap sang boss. Apalagi posisinya hanya seorang pelayan minuman.

"Masa kita dikalahin sama pelayan sih, Cik? Wah nggak bener nih!" gerutu Maya kesal. Ia tidak terima melihat perlakuan pria dambaannya, justru lebih memilih seorang pelayan.

"Kita harus pastiin sesuatu!" Cika melayangkan pendapat. Keduanya saling mengangguk dan tersenyum menyeringai sembari menatap kepergian Tiger bersama mobil sportnya, ditemani oleh Jihan.

Tak menunggu lama, mobil berhenti tepat di pelataran rumah pribadinya. Ia segera turun lalu beralih pada sisi mobil lainnya. Jihan masih menunduk dengan isak tangis yang masih terdengar. Ia sudah tak punya tenaga lagi untuk melawan saat Tiger menggendongnya masuk ke rumah.

Para pengawal membungkuk hormat sembari membukakan pintu. Mereka juga berlari membukakan pintu kamar. Karena setiap malam, hanya ada penjaga saja tanpa asisten rumah tangga.

Tanpa berbicara apapun, Tiger melangkah masuk dengan tenang lalu merebahkan tubuh Jihan di atas ranjang. Membuka heels yang sedari tadi menempel di kaki lembutnya, lalu mengembuskan napas berat.

"Cukup! Jangan sentuh aku!" pekik Jihan menarik kaki dengan cepat. Napasnya masih tersengal-sengal. Ia menatap waspada ke arah Tiger sembari menarik selimut hingga menutupi dadanya.

Tiger berkacak pinggang, ia menatap tak kalah tajam dari manik sendu Jihan. "Kau!" tunjuknya dengan dagu. "Jangan pernah keluar rumah tanpa seizinku!" bentaknya dengan keras hingga membuat Jihan terperanjat.

Matanya mengerjap dengan perlahan, Jihan mendudukkan tubuhnya dengan paksa, meski terasa lemah dan lunglai. Ia menelan salivanya berat, menyandarkan punggungnya masih menarik selimut tebal hingga lehernya.

"Aku punya tanggung jawab besar. Untuk hidupku dan juga anakku!" tandasnya dengan mata berkaca-kaca.

"Berani kau membantahku?!" berang Tiger semakin marah karena Jihan tidak mau menurutinya.

"Lalu apa maumu? Haruskah aku diam saja di rumah tanpa berbuat apapun? Hei, aku bukan ratu yang tinggal menjentikkan jari lalu semua orang tunduk dan memberikan apa yang aku mau!" teriak Jihan melawan.

Bendungan air matanya membobol pertahanan. Kedua pipinya basah. Dia menyekanya dengan kasar. "Aku harus tetap bekerja, dengan ataupun tanpa persetujuan darimu!"

Tiger semakin menggeram marah. "Aaaarghh!" teriaknya menendang nakas hingga membuat Jihan terjingkat. "Mulai hari ini kamu saya pecat!" tegasnya menunjuk wajah Jihan.

Wanita itu tersenyum getir, lalu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Baik, dengan senang hati," ucapnya dengan binar penuh kebencian, lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang menarik selimut hingga ujung kepala.

Pikirannya berkecamuk, ia tersenyum sambil membayangkan buah hatinya meski air matanya terus melaju dengan cepat. Kedua lengannya memeluk erat perut datarnya sesekali mengusap dengan lembut. Tidak peduli dengan Tiger yang masih berteriak seperti orang kesetanan, melarang istrinya itu keluar rumah.

Beberapa saat kemudian, terdengar dering telepon dari atas nakas. Jihan mendelik, ia segera bangun mencari keberadaan ponsel itu. Matanya berbinar, buru-buru ia hendak meraih benda pipih itu. Namun Tiger menyambarnya dengan begitu cepat.

"Hei! Itu ponselku!" seru Jihan turun dari kasur dan mencoba merebutnya.

Tiger mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Jihan kesulitan meraihnya. "Kembalikan Tiger! Ada yang nelepon!" seru Jihan menaikkan satu lengannya ke atas. Sedang tangan lainnya meremas tepi kaos yang dikenakan pria itu.

Tiger menurunkan pandangannya. Jarak mereka begitu dekat, ia menatap lekat wanita itu. Ada desiran halus yang merambat melalui aliran darahnya. Napasnya pun berembus kasar. Tubuhnya yang tinggi sulit sekali digapai oleh Jihan.

"Tolong berikan ponselku, Tiger!" seru Jihan lagi.

"Tidak!" tegas pria itu lalu mendongak membaca nama pemanggil yang tertera di sana. Matanya menyipit, "Khansa," gumam Tiger kembali menjatuhkan pandangannya pada Jihan. Wanita itu membelalak.

Bersambung~

1
Denny Srivina Barus
Luar biasa
Yuliana Purnomo
kayaknya Rico niih mata mata yg dikirim musuhnya Tiger deh
Erviana Erastus
aku bolbal baca novel ini ... suka sama alur ceritanya
𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se: makasi ka ❤❤🥰
total 1 replies
@ni
Luar biasa
@ni
Lumayan
yuiwnye
berubah,,,,🤣🤣🤣
yuiwnye
😆😆😆😆 lah emang bener kan papa singa' yg suruh ngomong gitu 😁😁
yuiwnye
tu kan singa aja klo sdh jatuh dlm kuburan cinta berubah jd anak kucing
yuiwnye
Jihan mm g jngn sampai lepas dr kandang singa nya 🤣
yuiwnye
emang ya si Jihan dudul dulidam
yuiwnye
kira² Rico siapa ya 🧐🧐🤔🤔
yuiwnye
Rico mmng agak mencurigakan ya 🧐🧐🤔🤔
Sari Nu Amoorea
singa ny lg galau🤭
Priskha
Jihan...Jihan...kmu kok sll berpikiran negatif trs
Priskha
bodoh bnr kmu Jihan, kedudukanmu lbh tinggi sbg istri sah drpd hanya sbg tunangan
Priskha
lbh baik kmu jujur sm Jihan drpd dia tau dr org lain takutnya dia marah dan pergi lg krn landasan utama dr sebuah rmh tangga adalah keterbukaan dan saling percaya
Sari Nu Amoorea
ngeri sama tiger🤭
nobita
hadehhh Jihan Jihan... kamu itu bodoh... menambah masalah aja... sekarang kamu bisa kelar gak dengan masalah mu sendiri tanpa bantuan suami mu.... paling paling juga merepotkan Tiger...
nobita
aku juga ikutan mewek...
nobita
yg mau ketemu Tiger dan Jihan.. yg deg- degan aku...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!