" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Memaksa
Linka tengah memperhatikan ziva yang sejak tadi murung di mejanya . Ia heran dengan wanita cantik ini , selalu saja banyak yang di pikirkan. Yang pasti sahabatnya kini tengah beradu dengan dunianya sendiri.
" Kenapa si? "
" Gue aneh aja , akhir akhir ini ada orang nyeremin ngikutin gue " ia memangku dagu dengan kedua tangannya.
" Lapor polisi aja ziv , untung tadi malem ada Gabriel kalau enggakan tamat riwayat Lo" ucap linka , ziva memang sudah menceritakannya pada wnaita itu.
" Maunya sih gitu " ucapnya , ia membuka handphonenya.
" Yaampun" menepuk jidatnya .
" Kenapa ? " linka menaikkan sebelah alisnya.
"Kita harus ke tempat pemotretan , bawa koper yang udah gue packing disana udah gue siapin gaun gaunnya."
" Modelnya ? " Tanya linka
" Lagi otw ke tempatnya" ziva memasukkan handphone ke dalam tas , ia terlihat buru buru
" Bukannya Lo bilang model yang biasa lagi ada job lain?"
" Model nya gue minta cariin sama sam"
" Photograper sementara yang Lo cerita itu? " Tanya mahalini lagi
" Ia bawel , ayo kita turun. Gue udah gak punya banyak waktu ini " kesal ziva saat wanita itu terus saja bertanya .
.
.
Ziva dan linka kini sudah sampai di tempat pemotretan dengan tema alam terbuka. Mereka kini di tengah taman yang di hiasi dengan bunga .
" Sorry lama " ucap ziva pada Sam yang sudah menyiapkan alat pemotretan yang di bantu oleh beberapa timnya. Lelaki itu menoleh lalu mendekati ziva dengan senyum di wajahnya .
Ziva sempat terpaku dengan Sam, lelaki bermata sipit itu cukup menarik perhatiannya . Meski lelaki ini bukan menjadi tipe idamannya , tetap saja ia seperti tengah melihat oppa oppa Korea yang hadir di depan mata .
"Gpp kok , oh iya model nya udah ada " Sam memanggil seseorang untuk mendekati mereka .
Ziva membulatkan matanya saat Tasya yang berdiri di hadapannya. Wanita itu tersenyum manis ke arah ziva. linka hanya memperhatikan saja ekspresi aneh ziva ketika wanita itu menghampiri mereka .
"Hallo , aku Tasya.. Senang bertemu dan bisa bekerja sama " ucapnya , ia menatap lama kearah ziva .
" Gue ziva dan ini temen gue linka " ucapnya memperkenalkan diri seperti tidak mengenal sebelumnya .
" Oh yaudah langsung aja ya , ini gue bawa beberapa baju " ziva membongkar isi kopernya .
" Coba ini dulu ya.. " memberi gaun pertama berwarna biru muda , mereka membantu Tasya untuk mengganti bajunya di dalam tenda yang sudah di sediakan .
" Pas kan ? " Tanya linka , Tasya mengangguk . Ia membenarkan gaun tersebut hingga membuatnya nyaman .
" Drettt.. "
" Bentar , gue angkat telpon dulu. Lin , Lo bantu Sam dulu ya .. " ucap ziva yang di balas anggukan oleh linka.
Linka dan Tasya langsung menghampiri Sam yang sudah siap untuk mengambil gambar. Pemotretan langsung saja di mulai , wanita itu terlihat begitu lihai dengan berbagai macam gaya . Ia memang terlihat sangat profesional sebagai model . Samuel beberapakali juga mengarahkan wanita itu untuk berganti gaya .
Sedangkan ziva sedikit menjauh untuk mengangkat telpon dari Gabriel . Lelaki itu terus saja menelponnya sejak tadi .
" Kenapa ? " Tanya ziva
" Dimana ?"
" Lagi ada pemotretan di taman Deket butik , kenapa emang ? "
" Gue kesana.. "
" Gak u... "
"Tutt...tutt"Belum selesai wanita itu berbicara sambungan sudah terputus
" Nyebelin banget sih nih cowok , awas aja kalau kesini bikin ulah. Malah ada si Tasya lagi.. ih ngeselin banget " gerutunya , ia menghampiri teman teman yang lain .
" Siapa ziv ? " Bisik Linka, saat ini pemotretan tengah berlangsung .
" Biasa, Gabriel.. " ucapnya memandang malas kearah Tasya . Ia melihat Tasya yang begitu cantik dengan gaun rancangannya. Ziva yakin sekali banyak lelaki yang terpikat dengan wanita ini .
" Gimana kalau dia tiba tiba tertarik sama Tasya , terus mereka nikah ? " Tanyanya dalam hati , ia mengetuk dagunya pelan.
" Dih , kalau mereka nikah juga apa urusannya sama gue " ucap ziva berdecih dalam hati. Ia bergedik ngeri , pikirannya akhir akhir ini sudah semakin aneh . Bayang Gabriel tidak pernah lepas dari ingatannya meski sudah berulang kali ia berusaha menepisnnya.
" Haii.. " bisik seseorang tepat di telinga ziva , wanita itu langsung menoleh kearahnya.
" Huhh.. ngagetin banget sih " kesal ziva memukul lengan Gabriel.ia membuang muka dari hadapan Gabriel , memfokuskan diri memandang kearah Tasya yang tengah di potret oleh Samuel .
" Nih buat lo.. " memberikan kokumi pada ziva .
" Kok Lo tahu gue suka ini? "
" Apa sih yang gak gue tahu tentang Lo " ucapnya menaik turunkan keningnya , membuat wanita itu memandang malas kearahnya.
" Dih.. sombong amatt. " Ucapnya , ia langsung menyedot minuman tersebut . Cuaca hari ini membuatnya sedikit gerah dan keringat membasahi wajah hingga leher ziva.
" Bentar.. " Gabriel mengambil tisue , dengan lembut ia mengelap wajah ziva . Wanita itu mendadak kaku saat mendapat perlakuan manis dari Gabriel . Hingga sorot mata itu bertemu , detak jantung ziva berdegup hebat . Tak bisa di pungkiri mata itu membuat hatinya begitu damai .
" Mm.. " ziva menggigit bibir bawahnya , cepat cepat ia mengambil tisue dari tangan Gabriel yang kini menyentuh wajahnya.
" B-biar gue lap sendiri " ucapnya sedikit gelagapan , membalikkan badannya menghadap arah lain .
Ziva tak ingin lelaki itu tahu bahwa ia sedang gugup dengan perlakuan manisnya . Bisa bisa Gabriel tidak akan berhenti mengejeknya .
" Kenapa? " Gabriel menyentuh pundak ziva , wanita itu langsung berbalik arah menghadapnya .
" Hehe gpp .. "
Sejak tadi Tasya dan Sam terus memperhatikan kedekatan ziva dan Gabriel di sela sela pemotretan. Wanita itu ingin sekali melerai kemesraan yang tengah terjadi di antara keduanya , namun ia tetap harus menyelesaikan pekerjaannya . Sedangkan Samuel , ia merasa sudah kehilangan kesempatan untuk mendekati wanita cantik yang membuatnya jatuh hati saat pertama kali bertemu .
Hingga pukul 4 sore , pemotretan telah selesai . Sam tengah memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya.
" Nanti hasilnya langsung gue kirimin ke butik lewat flashdisk " ucap Sam pada ziva .
" Oke , thanks ya Sam " ziva tersenyum manis .
" Sama sama , kalau ada kerjaan lagi hubungi gue aja " Samuel menepuk pundak kanan ziva , wanita itu mengangguk mantap .
Sedangkan Gabriel yang duduk di bangku memperhatikan dari jauh dua orang tersebut yang sedang berbicara . Lelaki itu sedikit mengerutkan keningnya saat Sam menyentuh pundak ziva . Ia melihat tatapan Samuel kepada wanita itu tidak biasa .
" Biel.. " Tasya duduk di sebelahnya.
" Kenapa sih kamu belum menyetujui pertunangan kita? "
Lelaki itu melirik kearah Tasya , wanita ini kehilangan akal sepertinya. Padahal ia sudah berulang kali menolak perjodohan itu .
" Gue gak suka sama Lo, apalagi sih yang masih Lo harapin? "
" Aku gak yakin kamu suka sama dia .. "melihat kearah ziva yang berdiri disana.
" Kenapa ? "
" aku sudah menunggumu dari lama , apa yang membuatmu memilih wanita itu? "
" Nanti kamu akan tahu sendiri alasannya" ucap gabriel , Tasya memegang lengan lelaki itu . Ia memeluknya dengan erat , seakan tak ingin lelaki itu melepaskan pelukan itu .