NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Ucapan Selamat Datang Yang Horor

Devan tengah berada di ruangannya bersama dengan Rina yang juga duduk di kursi seberang tepat di hadapannya.

"Bagaimana dengan pernikahanmu? Apakah kau sudah memikirkannya?" tanya Rina seraya menyesap tehnya dengan anggun.

"Belum," timpal Devan.

"Pernikahanmu tinggal lima hari lagi terhitung hari ini. Apakah kau masih ingin bersantai? Sebaiknya kau tetap menikahi Nadia, bagaimana bisa kau membatalkan semuanya, sementara pernikahanmu tinggal menghitung hari," ketus Rina.

"Aku tidak akan menikahinya, Ma."

"Kalau begitu lekas cari wanita yang akan digantikan untuk menjadi istrimu! Mama tidak ingin semua perjuangan yang di bangun oleh almarhum papamu jatuh ke tangan orang lain," tukas Rina meletakkan kembali gelas tehnya.

"Beruntung awak media hanya tahu tentang pernikahanmu saja, tidak dengan calon istrimu. Dengan begitu kau akan mudah mendapatkan pengganti dari Nadia," sambungnya.

"Waktumu sudah dekat, ku harap kau bertindaklah sesegera mungkin. Kau cukup mencari wanitanya, urusan dekorasi atau undangan yang sudah terlanjur di sebar, aku akan mengurusnya." Rina beranjak dari tempat duduknya dan melenggang berjalan meninggalkan ruangan Devan.

Satu masalah telah teratasi. Namun, kini timbul lagi masalah yang baru. "Entah mengapa hidupku begitu rumit," gumam Devan sembari menghela napasnya dengan kasar.

....

Pagi ini Joko kembali dibuat repot oleh atasannya. Pasalnya, Devan memilih berada di rooftop perusahaan. Pria itu meminta sang asisten untuk meletakkan kursi, meja, serta payung yang berukuran besar agar ia lebih rileks berada di luar ruangan.

Hal ini cukup membuat Joko kewalahan. Ia harus mondar-mandir naik turun hanya demi menemui atasannya itu.

Joko menghembuskan napasnya saat menaiki tangga. Ia sekuat tenaga menahan rasa kesalnya akibat ulah bos yang memiliki kegilaan di atas rata-rata.

Joko tiba di rooftop, ini adalah kesekian kalinya ia bolak-balik naik-turun hanya untuk menemui Devan.

Dilihatnya Devan yang saat ini bak menikmati suasana di pantai. Pria itu berjemur seakan berada di pinggiran pantai, lengkap dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Ada rasa ingin mendorong bosnya itu ke bawah saat melihat pria itu berleha-leha sementara Joko harus menahan lututnya yang terasa lemas akibat ulah Devan.

Joko menghampiri Devan dengan raut wajah yang seakan menghajar bosnya saat itu juga. Tatapannya tajam serta wajahnya menampakkan sebuah keseriusan dan tangannya mengepal seolah siap untuk melemparkan tinju di wajah Devan.

Mendengar suara langkah yang mendekat ke arahnya, membuat Devan melepaskan kacamata hitamnya dan menoleh ke belakang.

Joko mengembangkan senyum terbaiknya dengan memperlihatkan deretan giginya yang rapi saat Devan menatap ke arahnya. Mimik wajah yang seakan memperlihatkan bahwa dirinya seorang pria gagah kini tak ayal layaknya anjing kecil yang imut menatap tuannya dengan rasa bahagia.

"Ada apa kau kemari?" tanya Devan.

"Hah?!" Joko tertegun.

"Bukankah Pak Devan sendiri yang menyuruhku untuk datang kemari?" sambung Joko.

Seketika suasana menjadi hening sejenak. Devan pun tampak berpikir keras mengingat tentang ucapan Joko.

"Benarkah?" tanya Devan lagi memastikan.

"Tentu saja, Pak Devan. Jika tidak saya tidak akan berjalan kemari untuk menemui bapak," sahut Joko.

"Saya sangat menyayangi tulang kaki saya, Pak," batin Joko.

"Ah iya, hubungi gadis tadi untuk segera menemuiku besok!" perintah Devan.

"Gadis yang mana, Pak?" kini Joko lah yang beralih menjadi pikun.

Devan berdecak kesal, "Gadis yang menabrakkan motornya tadi pagi Joko," ucap Devan penuh penekanan.

"Baiklah, Pak." sahut Joko sembari menunduk patuh.

"Kira-kira, apakah masih ada lagi yang harus saya lakukan, Pak. Supaya saya tidak terlalu membuang waktu untuk menuju kemari," ucap Joko yang bermaksud agar dirinya tak perlu bolak-balik menemui Devan.

"Itu saja, nanti jika ada sesuatu yang penting lagi, aku akan memanggilmu kemari," tukas Devan.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." Joko berbalik badan membelakangi Devan.

"Aku benar-benar tak sabar menantikan hari minggu supaya aku bisa terbebas sehari saja dari rasa stress menghadapinya," gerutu Joko pelan.

"Semoga harimu Senin selalu, Joko." Devan kembali memasang kacamatanya, indera pendengarannya menangkap apa yang dikeluhkan oleh asistennya tadi.

"Terima kasih banyak, Pak Devan," celetuk Joko dengan mengembangkan senyum palsunya dengan penuh penekanan. Pria itu pun kembali melanjutkan langkahnya.

....

Devan baru saja keluar dari kantor saat hari sudah gelap. Pria itu terlalu banyak menyegarkan otaknya di atap tadi, hingga pekerjaannya baru terselesaikan malam hari.

Saat menuju ke parkiran, samar-samar ia melihat seorang gadis yang berdiri sembari bersender di mobilnya. Dan benar saja, gadis itu adalah Nadia, tunangannya.

Devan berjalan menuju mobilnya. Nadia yang sadar akan kedatangan Devan pun segera merangkul lengan pria itu.

"Jaga sikapmu, bukankah sudah ku katakan untuk tidak menemuiku di kantor!" tukas Devan yang menepis tangan Nadia.

"Devan, maafkan aku. Aku tahu kau tak akan mungkin membatalkan pernikahan yang akan digelar sebentar lagi. Aku tahu perbuatanku__"

Devan mengacuhkan Nadia. Pria itu tak mendengarkan ucapan gadis yang ada di hadapannya, ia langsung masuk ke dalam mobil.

Nadia tak gentar, gadis itu langsung membuka pintu mobil dan duduk tepat di sebelah Devan. Pria itu sempat terkejut dengan kelakuan Nadia yang terbilang nekat.

"Keluar!" ucap Devan.

"Aku tidak akan keluar sebelum kau berjanji untuk memaafkanku," ujar Nadia.

Devan menghela napasnya dalam. Ia menghidupkan mesin mobilnya dan langsung melajukan kendaraan roda empat tersebut menuju ke jalanan.

....

Devan menepikan mobilnya, pria itu kembali meminta Nadia untuk keluar dari mobil.

"Devan, aku mohon Sayang. Kau boleh menghinaku atau mencaciku sesuka hatimu tapi tolong maafkan aku." Nadia meraih tangan Devan ekspresi wajah yang memelas.

"Tolong jangan lancang! Aku tetap tidak akan kembali padamu" ucap Devan.

Nadia menitikkan air matanya melihat Devan yang tetap enggan mengubah keputusannya.

"Apakah semuanya harus berakhir, Devan? Apakah kau melupakan semuanya, semua tentang kita baik suka maupun duka. Apakah kau akan menghancurkan semua itu?" tanya Nadia dengan berderai air mata.

"Aku menghancurkan semuanya? Kau salah! Bukan aku yang menghancurkannya, tapi dirimu lah yang menghancurkan semua itu. Apakah kau masih belum sadar juga dengan perbuatanmu?" cerca Devan.

"Aku tak mau berdebat terlalu lama, sebaiknya kau keluar dari sini atau aku yang akan menyeretmu keluar dari mobilku!" ujar Devan dengan sarkasme.

Nadia bergegas turun dari mobil dan menutup pintu mobil tersebut dengan keras. Saat Nadia sudah turun, Devan pun segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

....

Bella memarikirkan motornya di depan perusahaan milik Devan. Dengan mengenakan celana jeans serta kaos oblong yang dipadukan dengan kemeja kotak-kotak Bella turun dari motornya. Ia sedikit merapikan rambutnya melalui spion motor. Dirasa cukup rapi, ia pun segera memasuki gedung yang ada di hadapannya.

Kedatangannya kemari karena mendapat telepon dari asisten Devan untuk mengharuskan Bella datang ke perusahaan.

Bella menatap sekeliling bangunan megah ini, ia pun langsung menghubungi kembali nomor Joko yang meneleponnya kemarin.

"Saya sudah di lobby," ucap Bella.

"Baik, Nona"

Tak lama kemudian, sambungan telepon pun terputus. Bella menunggu kedatangan Joko sembari melihat-lihat. Tampak beberapa pasang mata melihat Bella seakan mencibir penampilan gadis tersebut.

Namun, Bella lebih memilih mengacuhkannya. Toh, dia juga berpenampilan menarik saat ada kegiatan tertentu saja.

Belum lama kemudian, Joko bersama Devan tiba di lantai dasar. Ia melihat Bella yang tengah membelakanginya.

"Ehem ...." Devan berdeham membuat Bella maupun yang lainnya menatap ke arahnya.

Bella tersenyum dan kemudian hendak menghampiri keduanya, akan tetapi senyum Bella memudar seketika saat mendengar ucapan dari Devan dengan begitu lantangnya.

"Selamat datang, calon istriku."

Bersambung....

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta vote (jika ada).

Yang belum favorit, yuk di favoritkan supaya dapat notifikasi update terbarunya~

ig: ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!