Belum kering luka hatinya setelah kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu berdekatan, Baby Aurora, seorang gadis remaja berusia 19tahun harus dihadapkan pada perjodohan dengan pria yang sama sekali tidak disukainya.
Galak, kasar dan pemarah, itulah sosok Damar Bimasakti di mata Baby.
Sedangkan dalam pandangan Damar, Baby hanyalah barang mentah di mana ia akan keracunan jika memakannya.
Akankah dua karakter yang bagai air dan minyak ini menyatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedapatan!!!
Tria? Kenapa mereka begitu mesra? Gumam Damar dalam hati.
Damar ingin menemui Tria saat itu juga, namun tidak ingin membuat masalah, mengingat mereka sedang berada di tempat yang ramai. Lebih baik menemui Tria nanti di apartemennya untuk meminta penjelasan. Damar yakin bahwa gadis sebaik dan semanis Tria tidak mungkin mengkhianatinya dengan laki-laki lain. Sebagai seorang model, sangat wajar jika Tria memiliki banyak teman pria. Begitu isi pikiran Damar.
Laki-laki itu kemudian melirik Bunda Yasmin yang masih berada di meja panitia. Damar dan Bunda Yasmin akan ikut menyumbang sejumlah uang dalam konser musik amal itu. Bunda Yasmin memang terkenal lembut, baik hati dan dermawan.
Tatapan dinginnya kemudian berpindah kepada Baby yang berdiri tepat di hadapannya.
“Bagaimana Bambang? Apa kamu sudah berhasil meminta ibu kamu untuk membatalkan perjodohan kita?” Damar menjeda ucapannya, menunggu jawaban dari Baby.
“Soal itu—”
“Sudah saya duga. Ya sudah, begini saja. Kamu bicara empat mata dengan Bunda. Bilang saja sama bunda kalau kamu sudah punya pacar. Jadi kamu tidak mau dijodohkan. Kalau berhasil, saya akan kembalikan ponsel dan menghapus video kamu.”
Baby terdiam. Bukan masalah ponsel yang membuatnya tak berkutik di hadapan Damar, meskipun benda itu sangat berharga baginya karena merupakan pemberian terakhir dari ayahnya. Namun kini yang terpenting bagi Baby adalah sang ibu. Jika video yang melibatkan dirinya sampai muncul di tv, tidak bisa dibayangkan akan seperti apa reaksi Bu Rinda. Sejak ayah Baby meninggal, Bu Rinda sangat trauma dengan hal-hal seputar aksi demo dan lain-lain yang berbau keributan.
“Kalau gagal lagi, bagaimana?”
“Kalau gagal berarti kamu harus ganti kerugian saya. Saya beri kamu waktu sampai besok sore. Kalau gagal juga, kamu tahu akibatnya.”
“Apa anak Bunda Yasmin tertukar di rumah sakit pas lahir, ya? Bunda Yasmin baik, tapi anaknya super duper galak kayak gini,” Baby bergumam, namun masih dapat di dengar dengan baik oleh Damar.
“Bilang apa kamu barusan?” tanya nya ketus.
“Enggak, Mas!”
Lebih baik jangan cari masalah. Aku ganti uang Mas Damar saja lah. Tapi uang sebanyak itu dari mana coba? Dalam batin Baby.
Ia melirik biola miliknya yang diletakkannya di kursi. Hanya benda itu satu-satunya yang ia miliki—yang mempunyai nilai jual. Jika biola itu dijual, Baby harus siap kehilangan salah satu hal paling berharga dalam hidupnya.
Padahal Mas Damar ini kan punya uang banyak. Buktinya, dia baru saja menyumbang 10 juta untuk amal. Tapi kenapa ikhlasin uang satu juta enam ratus saja susahnya minta ampun? Ada ya, manusia kayak gini. Benar kata Bunda Yasmin. Mas Damar kayak pohon pisang. Punya jantung, tapi tidak punya hati.
🌼
🌼
“Damar, ikut bunda ke ruang keluarga sebentar. Bunda mau bicara penting,” ucap Bunda Yasmin sesaat setelah tiba di rumah.
Wanita paruh baya itu beranjak menuju ruang keluarga, diikuti Damar yang mengekor di belakang punggungnya.
“Ada apa, Bun?” Damar menjatuhkan tubuhnya di sofa tepat di sisi bundanya.
Dengan lembut, Bunda Yasmin mengusap bahu Damar. “Mar … Kamu benar-benar serius sama Tria?”
Damar termangu mendengar pertanyaan Bundanya. Untuk pertama kalinya, sang bunda menanyakan sesuatu tentang Tria. Selama ini, Bunda Yasmin hanya menolak dan menolak kehadiran Tria dalam hidup damar, tanpa sebuah alasan yang jelas.
Alhamdulillah, akhirnya Bunda tanyain juga tentang Tria. Kayaknya si Bambang berhasil membujuk bunda. batin Damar.
“Ya serius lah, Bun. Bunda itu belum mengenal Tria dengan baik. Coba kalau Bunda mau lebih dekat dengan Tria. Pasti lama-lama juga suka.”
“Oke, bunda mengerti.” Bunda Yasmin mengangguk pelan. “Kalau begitu, besok kamu ajak si Tria menemui Bunda. Bisa?”
Tersenyum lebar, Damar begitu bahagia mendengar ucapan bundanya. Wajahnya yang tadi sempat suram kini berseri-seri. “Bisa, Bun! Tria pasti senang kalau tahu Bunda ajak ketemu.”
“Ya sudah, besok bunda akan kasih tahu kamu waktu dan tempatnya.”
“Siap, Bun!” ucap damar penuh semangat. “Akhirnya Bunda mengerti juga perasaan aku.”
“Bunda hanya mau yang terbaik untuk kamu, Mar!”
“Dan yang terbaik itu Tria bukan si Bambang,” sambungnya.
Seperti biasa, Bunda Yasmin menyahut dengan anggukan diiringi senyum teduhnya.
*******
Siang hari yang cerah, dengan senyum yang tak kalah cerah dari sang mentari, Damar melajukan mobil menuju apartemen Tria. Bunda Yasmin baru saja meminta Damar untuk segera menjemput Tria dan menemuinya di toko tekstil miliknya . bahkan Bunda Yasmin memaksa dan tidak peduli walaupun Damar sedang sibuk-sibuknya di kantor. Alhasil, laki-laki itu terpaksa meminta izin dari atasannya untuk keluar di jam kerja.
Damar meraih ponsel yang berada di kursi penumpang di sebelahnya, kemudian hendak menghubungi nomor telepon Tria. Namun anehnya, ponsel Tria tidak bisa dihubungi, sehingga membuat Damar uring-urigan sejak semalam.
“Ini Tria kenapa, sih? Sejak semalam tidak bisa dihubungi?” gerutu Damar sambil meletakkan kembali ponselnya.
Hanya butuh waktu lima belas menit, Damar telah tiba di sebuah bangunan tinggi menjulang tempat Tria tinggal. Satu hal yang membuat damar cukup heran. Mengapa kekasihnya itu bisa menghuni sebuah apartemen mewah, sedangkan ia hanyalah seorang model yang baru merintis karier. Seharusnya kehidupan Tria masih sangat jauh dari kata mewah. Namun, cinta membuat Damar mengabaikan semua itu dan fokus memperjuangkan restu dari bundanya.
Tanpa menunggu lagi, Damar segera memarkirkan mobil dan memasuki bangunan itu setelahnya.
“Pak, Tria ada di unitnya?” tanya Damar kepada seorang petugas keamanan yang berjaga.
“Oh, Mbak Tria … Sepertinya ada, Mas,” jawab laki-laki yang cukup akrab dengan Damar itu. “Soalnya saya belum melihat Mbak Tria keluar sejak pagi.”
“Ya sudah, saya ke atas ya …”
“Sip, Mas.” Laki-laki yang kira-kira berusia 35tahun itu menaikkan jempolnya. “Ngomong-ngomong kapan nikah sama Mbak Tria, Mas?”
“Secepatnya, Pak!”
“Ditunggu kabar bahagianya, Mas.”
Damar hanya menyahut dengan senyuman, kemudian beranjak menuju lift yang akan membawanya ke lantai tujuh dimana unit Tria berada. Tiba di depan pintu, Damar menekan bel beberapa kali, namun Tria tak kunjung membukakan pintu.
“Tadi Pak Yoyo bilang Tria ada. Tapi kenapa sepertinya tidak ada orang?” gumam Damar sambil melirik jam di pergelangan tangannya. “Ah mungkin sedang di kamar mandi. Aku masuk saja deh.” Beruntung, Damar mengetahui password kunci pintu digital itu, sehingga bisa masuk kapan saja.
Pandangan Damar menyapu seisi apartemen mewah itu. Suasana sangat sunyi. Bahkan seorang asisten pribadi Tria tidak terlihat.
“Jangan-jangan tidak ada orang. Hmm… Dasar Pak Yoyo,” gumam Damar.
Laki-laki itu hendak keluar, namun langkahnya terhenti di ambang pintu kala pendengarannya menangkap suara ******* seorang wanita yang terdengar cukup seksi. Sontak Damar terkejut. Ia berbalik, kemudian melangkah pelan-pelan menuju sebuah kamar. Bahkan pintu kamar itu masih terbuka sedikit, sehingga Damar dapat mengintip melalui celah pintu.
Rasanya seluruh tubuh damar meremang. Bola matanya memerah memancarkan kemarahan. Betapa tidak, kekasih tercintanya tengah berada di bawah kungkungan seorang pria. Tria seolah sangat menikmati permainan laki-laki yang berada di atas tubuhnya itu, terlihat dari ekspresi wajah dan juga suara desahannya.
🌼🌼🌼🌼🌼
biarpun bab nya pendek tp cerita nya g bikin nanggung..cerita tetap berkaitan dgn apik, biasa nya klo bab pendek cerita suka kluar jalur dn suka loncat2 g jelas..d sini g ada loncat cerita tanpa bisa d mengerti aq, smua nya terkonsep..
skalipun d sini ada tokoh dr cerita lain tp aq bisa menikmati nya tanpa hrs membaca cerita sebelum nya..benar2 cantik nih cerita, qta g d bikin emosi tingkat dewa, g ada pelakor2an..pokok nya mantaaaap 👍👍👍👍..dn d sini tdk menceritakan seorang CEO kaya raya yg punya kuasa at seorang dokter kaya raya, tp d sini menceritakan seorang jurnalis yg memperjuangkan keadilan..benar2 lain dr pada yg lain!!!
TOP deh bwt ka CHICHA..makasih ka cerita nya, aq benar2 menikmati nya...🙏❤️🤌⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️
emg Damar suka asal niiih,,kaya nya ngegeser tuh otak nya gara2 liat Baby kesakitan mo ngelahirin..😅
jangan jangaaaaaan,,ooh tidaaak!!!!! 🙈🙈
ternyata Tria yg kamu agung2kan ternyata g lebih dr wanita murahan dn licik!!!
kamu salah mencari lawan Tria, Baby ini kan biasa demo jd g bakalan takut melawan kamu..😅
dn kamu Ryu,,kamu orang yg benar2 amanah memegang janji..👍😍
ternyata kamu lakukan hal2 yg bikin Damar emosi tingkat dewa tuh agar Damar menjauhi Tria???
knapa g terus terang aj Ry,,kasian liat nya kamu d hajar habis2an ma Damar dn d jauhi Damar....🥺