NovelToon NovelToon
Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:36.5M
Nilai: 5
Nama Author: Karita Ta

Antariksa dan Galaksi, anak yang tak diakui oleh ibu kandungnya sendiri. Batita yang tak dirawat, dan bayi yang tak disusui oleh ibunya sejak dini.

Entah takdir atau kebetulan, Rafa bercerai dari mantan istrinya lantaran perselingkuhan. Mantan istrinya itu berkhianat dengan masa lalunya dan memilih karir modeling daripada keluarganya.

Sama hal nya dengan Rindi, yang menjadi korban pengkhianatan mantan tunangan yang juga berselingkuh dengan adik tirinya sendiri. Mereka sangat serasi bukan?

Akankah keduanya saling membuka hati dan saling menyembuhkan luka? Apakah Rindi merupakan calon ibu yang tepat untuk kedua jagoan kecil dari Mas Duda? Ikuti kisah keduanya yuk...


NB: Cerita ini murni hasil pemikiran Karita, tanpa plagiat karya orang lain. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh ataupun sedikit alur cerita, karena semua itu bukan unsur kesengajaan. Mulai hargai karya orang, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Setelah Rindi sampai di butik dengan keadaan mata yang sembab, para pegawai sudah pulang karena jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Memasuki butik dengan langkah gontai menuju lantai tiga, Rindi mendudukkan diri di sofa depan tv. Keadaan sunyi karena dapat dipastikan bahwa Tika pulang ke apartemennya karena kedatangan tante dan om nya.

Bukannya merasa takut, malah Rindi merasa nyaman karena tidak ada yang mengganggunya di saat sedang memerlukan waktu sendiri. Rindi sudah terbiasa ketika menempati butik seorang diri.

Melangkahkan kaki menuju kamarnya dan tak lupa mengunci pintunya. Rindi memilih untuk bersih-bersih terlebih dahulu. Setelah pakaiannya berganti dengan piyama bermotif polkadot berwarna pink soft serta memakai skincare dan mencepol rambutnya, Rindi bergegas merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Mengenyahkan segala pikiran yang masih bersangkut paut dengan mantan tunangannya. Rini mencoba untuk melupakan pria itu dan mencoba memaafkan keduanya.

Mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur, Rindi bergegas memejamkan mata dengan tangan yang memeluk gulingnya. Tak lama kemudian, Rindi terlelap menuju alam mimpi.

Gelap telah berganti terang, Rembulan kini telah tergantikan oleh sang surya yang kini masih berwarna kejinggaan. Mengerjapkan matanya, bangun dari tidurnya berlalu ke kamar mandi untuk meyelesaikan ritual paginya.

Hari ini rencananya, Rindi akan menjenguk salah satu pegawai butik yang melahirkan pada hari ini. Rindi telah mempersiapkan kado berisi baju bayi hasil karyanya spesial untuk diberikan kepada pegawainya itu. Setelahnya, Rindi turun ke lantai satu untuk membuka pintu butik karena jam telah menunjukkan pukul tujuh. Setelah menunggu para pegawai datang ke butik, Rindi berangkat menuju cafe untuk sarapan terlebih dahulu bersama Tika.

Setelah menunggu Tika di cafe dekat dengan rumah sakit, akhirnya sahabatnya itu tiba dengan menggunakan taksi. Keduanya makan dengan diselingi candaan yang di lontarkan oleh Tika yang langsung disambut tawa oleh Rindi.

"Harusnya Lo itu bersyukur Rin, karena Allah ngasih tunjuk sifat sebenarnya Alvin sebelum kalian menikah. Coba bayangin kalau Lo nggak tahu Alvin selingkuh, nanti setelah dia jadi suami Lo, kemungkinan besar dia juga akan selingkuh juga" Ucap Tika sembari menusukkan daging dengan garpunya.

"Alhamdulillah sih Tik, jadi aku tidak akan nikah sama seorang pengkhianat" Jawab singkat Rindi.

"Waktunya Lo move on dari dia Rin. Gue yakin, Lo bisa dapetin pria yang lebih baik dari si Alvin" Yakin Tika dengan mata yang menatap Rindi.

"Insyaallah Tik" Jawab Rindi dengan menganggukkan kepalanya.

Setelah keduanya selesai makan, mereka beranjak masuk kedalam mobil untuk menuju ke arah rumah sakit bersama. Tika juga sudah menyiapkan hadiah juga seperti Rindi. Setelah sampai di parkiran rumah sakit, Rindi memarkirkan mobilnya, dan keduanya turun dari mobil secara bersamaan.

Tika yang akan menghampiri Rindi, mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya, Rindi berdiri mematung dengan pandangan ke arah seberang jalan. Setelah Tika ikut melihat apa yang disaksikan oleh sahabatnya, seketika tersenyum sendu dan menatap Rindi dengan menepuk pundaknya pelan.

"Buktikan kalau Lo bisa move on dari dia Rin" Ucap Tika yang memberikan semangat kepada Rindi. Ya, diseberang sana terdapat Alvin dan Linda yang tengah mampir ke kedai eskrim dengan mesranya ditambah senyum bahagia dari wajah keduanya.

Rindi yang menyaksikan semua itu dengan mata kepalanya sendiri merasa sesak, tetapi semua rasa sakit itu dia tepis dari pikirannya. Sekarang Rindi akan berusaha keras melupakan Alvin.

"Udah yuk, biarin aja Tik. Kita lanjut ke dalam aja, nggak sabar pingin lihat bayi deh" Pengalihan pembicaraan dari Rindi membuat Tika paham akan suasana hati sahabatnya hanya mengangguk ketika tangannya diseret oleh Rindi.

Ketika sampai kedalam rumah sakit bagian persalinan, keduanya mencari ruang rawat dari pegawai yang bernama Nindi. Setelah sampai di depan pintu ruang rawat keduanya mengetuk pintu.

Setelah keduanya masuk kedalam ruangan rawat Nindi, ramai sanak keluarga dari Nindi dan suaminya. Setelah meletakkan bingkisan buah yang dibawa, Rindi dan Tika mendekat kearah brankar yang terdapat Nindi sedang menggendong anaknya.

"Nin, ini ada bingkisan dari kita buat babynya. Gimana keadaan kamu? Baby nya cewek atau cowok Nin?"

"Alhamdulillah udah baikan Mbak. Aduh jadi ngrepoti Mbak Rindi sama Mbak Tika. Ini baby nya alhamdulillah cowok Mbak" Jawab Nindi dengan nada tidak enaknya sambil mengelus pelan kepala bayinya kini sedang bangun dari tidurnya.

"Masyaallah, ganteng banget ini. Saya boleh gendong nggak Nin?" Pinta Rindi dengan mata berbinar. Nindi yang mengerti jika atasannya menyukai bayi lantas menganggukkan kepala dan menyerahkan bayinya yang sedang mengedipkan matanya berulang kali dengan hati-hati kepada Rindi.

Rindi menerima bayi Nindi yang terbungkus kain bedong, dengan sangat hati-hati. Setelah berada di gendongannya, Rindi dengan kasih sayangnya mencium kening dan pipi gembul milik sang bayi. Menggesekkan hidung mancungnya dengan hidung mungil bayi tampan Nindi sembari tersenyum haru.

Semua orang yang berada di ruangan rawat Nindi melihatnya dengan tatapan takjubnya. Tika yang melihat itu sangat bahagia karena dia sangat paham betapa cintanya sahabatnya itu dengan makhluk kecil yang dijuluki bayi. Binar bahagia terpancar dari mata cokelat terang milik Rindi membuat semua orang yang melihatnya terpesona.

"Aduh, ganteng banget ini...kayaknya baru bangun, kok udah bobok lagi sih... kan aunty tidak bisa main sama kamu" Ucap Rindi yang dibalas tawa oleh semua orang yang ada di sana.

"Kayaknya nyaman banget banget itu digendong sama Mbak Rindi. Padahal baru bangun loh itu, langsung tidur lagi" Sahut sang ibu dari bayinya yang dianggukki oleh semua orang.

"Nak Rindi cepat nyusul dong, udah cocok juga jadi ibu ini. Kan udah sukses juga, jadi nunggu apalagi?" Tambah ibu dari Nindi yang sudah kenal dengan Rindi karena beberapa kali bertemu.

"Insyaallah lagi nunggu jodohnya ini Bu, saya juga harus siap mental dulu nih Bu" Jawab Rindi dengan kekehan kecilnya.

"Semoga nak Rindi cepat bertemu jodohnya ya, biar cepat-cepat bisa gendong anak" Ucap ayah dari Nindi yang duduk di sofa dan langsung di aminkan oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu.

Setelah menidurkan si kecil di ranjang bayinya, kini Rindi dan Tika ikut bergabung dalam obrolan bersama dengan keluarga dari Nindi. Seketika Rindi menjadi rindu berkumpul dengan keluarganya, tetapi untuk pulang saja Rindi masih belum sanggup melihat wajah adik tirinya.

Seketika senyumnya terbit karena mengingat pesan dari sang mama yang memberi tahukan bahwa Linda akan liburan ke puncak bersama dengan temannya lima hari ke depan. Jadi, Rindi berencana untuk menginap di rumah orang tuanya dan menghabiskan waktu luangnya di sana. Setidaknya Rindi tidak bertatap muka dengan Linda untuk saat ini.

Keduanya berpamitan kepada semua sanak saudara Nindi yang ada di ruangan tersebut. Tak lupa keduanya mengucapkan selamat kepada Nindi.

"Bye baby boy, Aunty pulang dulu ya. Kapan-kapan kita bertemu lagi. Nanti kalau kamu udah besar Aunty beliin mainan yang banyak deh" Ucap Rindi dengan suara lucunya sehingga lagi-lagi membuat semua orang tekekeh geli bahkan Tika yang ada di samping Rindi sampai tertawa terbahak-bahak.

"Lo ini ada-ada aja deh Rin, Leo kan baru lahir aja" Sahut Tika dengan kekehan kecilnya sembari mengelus pelan pipi Leo dengan punggung jari telunjuknya.

"Oh iya, Nindi. Aku udah nyuruh kurir buat anterin barang-barang buat Leo, jadi nanti tinggal kamu tata rapi aja ya Nin" Ucap Rindi sembari mengelus pelan tangan Nindi yang dipasang infus. Memang kemarin saat di cafe Rindi mendengar jika Nindi belum bisa membeli semua kebutuhan bayi dengan lengkap.

"Ya ampun Mbak Rindi nggak usah repot-repot. Saya udah banyak merepotkan Mbak selama kerja" Ucap Nindi dengan rasa terharunya.

"Udah nggak apa-apa Nin, saya udah siapin jauh-jauh hari buat anak kamu masa nggak diterima sih. Saya nggak ngerasa direpotkan kok malah saya senang banget" Ucap Rindi yang dianggukki oleh Nindi.

"Lo kayak nggak tahu si Rindi aja Nin. Dia mah, yang lahiran siapa, yang seneng banget siapa" Sindir Tika kepada Rindi yang dibalas anggukkan oleh ibu baru tersebut.

Semua orang yang ada di sana dibuat kagum oleh kebaikan dan kelembutan dari Rindi. Tika yang melihatnya merasa biasa saja, karena setiap kali ada pegawainya yang melahirkan dapat dipastikan bahwa Rindi yang paling antusias. Namun tak urung membuat Tika bangga akan sikap sahabatnya itu.

"Terimakasih banyak Mbak Rindi, sudah banyak membantu istri saya" Ucap suami Nindi yang kini berada di samping istrinya dan mengusap kepala istrinya dengan rasa terharu.

"Iya, sama-sama. Semuanya saya pamit dulu ya, sudah semakin sore dan masih ada kerjaan lagi" Kata Rindi sembari menggandeng tangan Tika untuk pamitan.

Semua orang yang ada di dalam ruangan Nindi bergantian menjabat tangan Rindi dan Tika. Suami dan orang tua Nindi mengantarkan keduanya hingga depan pintu rawat kamar Nindi.

Setelah sampai di parkiran, Rindi mengatakan niat untuk pulang kerumah orang tuanya kepada Tika dan di anggukki oleh Tika. Rindi akan mengantar Tika terlebih dahulu menuju apartemennya dan mampir ke butik untuk menutup butiknya.

Sesudah mengantarkan Tika di apartemennya, kini Rindi melajukan mobilnya menuju butik. Ketika sampai di depan gerbang butiknya, ternyata butik sudah ditutup oleh pegawainya dan mendapati Dinda berada di bangku depan butik.

"Din, maaf ya Mbak telat. Tadi nganterin Tika dulu soalnya jadi harus putar balik" Ucap Rindi dengan nada khawatirnya setelah menghampiri Dinda.

"Nggak apa-apa mbak. Oh ini kunci butiknya Mbak" Ucap Dinda sembari menyodorkan kunci butik kepada Rindi dan diterima olehnya.

"Makasih ya Din. Ya udah mau Mbak antar sekalian nggak? Kan kita satu arah nih. Mbak juga mau pulang ke rumah Papi" Tawar Rindi kepada Dinda dan dianggukki olehnya.

"Nggak ngrepoti Mbak?" Tanya Dinda sebelum naik.

"Enggak dong, malah Mbak seneng jadi ada temen ngobrol di jalan" Jawab Rindi dengan senyum manisnya.

Keduanya segera masuk ke dalam mobil dan Rindi melajukannya dengan kecepatan rata-rata. Selama diperjalanan diisi oleh candaan dari keduanya sehingga membuat suasana mobil menjadi ramai.

Dinda merasa bersyukur bisa kerja dengan Rindi yang tak pernah membedakan antara atasan dan bawahan. Yang selalu membuat Dinda bangga adalah, atasannya itu tidak pernah memperlakukan pegawainya seperti atasan pada umumnya. Namun Rindi selalu memperlakukan pegawainya seperti rekan kerja.

Rindi menurunkan Dinda di depan gang yang ada di pinggir jalan. Setelah Dinda mengucapkan terimakasih padanya, Rindi melanjutkan perjalanan menuju rumah orang tuanya.

1
Jihan Putri
mending sama rindi sih si Laura gblok bgt itu anak lo sendiri malah nggak mau kasih asi ibu macam apa lo Laura
Jihan Putri
laki laki bnyk rin biarin Alvin sama si baru kali kaya Linda dan kebahagiaan akan menyertaimu rin
Jihan Putri
iya bener rin cowok kaya Alvin mah buang aja siapa tahu dapet berlian kan
Yuli Yuli
JD melo, Oma SM opa nenek SM kakek kok g ada
Yuli Yuli
sekalian tu Rajendra dgn titania dnikahkan brengan SM galaksi dn azura biar seru🌹🌹🥰🥰
Yuli Yuli
tu emg sifat aslinya kyak gt kn gala, apa LG uda ktmu SMA pujaannya ya kn gala🥰🥰🌹🌹
Yuli Yuli
👍👍🥰🥰💪💪💪
Yuli Yuli
knp Rajendra, ktnya mau mengajak titania kswatu tmpat kok g jd
Yuli Yuli
lgsg tancap gas aja Jen🤣🤣
Yuli Yuli
Titania anak cewek kok mknya byak bget, Uda pesen siome kok jg mei ayam🤣🤣
Yuli Yuli
pnya istri kok lupa si anta😅😅
Yuli Yuli
galaksi Uda mulai usil tu kyaknya
Yuli Yuli
tu Jendra Uda gandeng" titania Uda ada tanda" nii🥰🥰
Yuli Yuli
jgn" Jendra suka tu SM titania
Yuli Yuli
lnjt
Yuli Yuli
ya Allah antariksa bkin panik yg baca aja dikira knp" 🥰🥰 lgsg nglamar aja anta lgsg tancap gas
Yuli Yuli
Abang knpa niii
Yuli Yuli
Rafa g merasa tua tu msih pngin pya Beby trus🥰🥰🥰
Yuli Yuli
Uda mulai posesif tu anta
Yuli Yuli
ya tu kluarga Alvin jg kmn g ada kbar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!