NovelToon NovelToon
Mama Untuk Alleta

Mama Untuk Alleta

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Anak Genius / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: ALphino

Apa kamu pernah mendengar, bahwa Tuhan memberi rasa sedih kepada manusia dalam takaran yang sama jadi jika hari ini kamu menghabiskan rasa sedihmu, maka esok hari yang tersisa hanya bahagia.

Ehmm, mungkin itu yang di alami Raina, hidup melarat selama puluhan tahun, berbagai cobaan telah mendera keluarganya, namun dia tetap percaya, bahwa Tuhan bekerja dengan caranya sendiri.

Pertemuan Raina dengan keluarga Sebastian mengubah hidupnya, juga mengubah hidup orang-orang di sekitarnya, hingga dia harus menjadi ibu dari seorang gadis kecil yang bernama Aleta.

Lalu bagaimana rasanya menjadi ibu tanpa mengandung, tapa melahirkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALphino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Putusan Hakim.

"selamat datang di rumah kami rain". kata pak William saat mobil mereka memasuki gerbang rumah mewah dengan teman penuh pohon Cemara yang menawan.

"jangan sungkan-sungkan, mulai sekarang ini juga rumah kamu". lanjutnya lagi.

Tak berapa lama mereka telah masuk ke dalam rumah bergaya Eropa itu, warna putih mendominasi seluruh ruangan.

"sudah datang rupanya". Kata Bu Lidya istri pak William yang berjalan dari dapur dan segera mengelap tangannya yang basah dengan celemek yang dia pakai.

"mah, ini Raina yang kemarin papa ceritain".

"Raina, selamat datang, saya Lidya istri nya pak William".

"saya Raina tante". mereka berjabat tangan sebagai bentuk perkenalan.

"mah, mulai hari ini Raina tinggal di sini, siapkan kamar".

"apa? Raina mau tinggal di sini?"

"iya". jawab pak William singkat. Raina hanya bisa diam, merasa kedatangannya di tolak oleh bu Lidya.

"serius?"

"iya".

"ahh, senangnya, akhirnya aku punya anak gadis". Bu Lidya langsung mengaitkan tangannya pada Raina. "ayo sayang mama antar ke kamar kamu".

"panggil saya mama ya, jangan sungkan-sungkan".lanjut Bu Lidya.

"i.. iya".

"kamu masih kuliah?"

"saya berhenti, karena keterbatasan biaya". Raina sangat canggung karena kebaikan Bu Lidya.

"sini, ini kamar kamu". kata Bu Lidya saat sampai di sebuah kamar dengan Pintu berwarna putih."ini kamar tamu, besok akan mama rubah interiornya sesuai keinginan kamu, kamu suka apa? hello Kitty? Doraemon? atau Barbie?"

"saya, begini saja cukup ma". Raina menatap ke dalam ruangan yang telah terbuka, 3 lemari besar, satu meja rias, ranjang yang lebar cukup untuk 5 orang, dan sofa santai dekat jendela. Apa lagi yang Raina inginkan, ini lebih dari mewah untuknya.

huaaaa huaa huaa

Terdengar suara anak kecil menangis, bibirnya membiru, seperti kedinginan, Bu Lidya hanya diam seolah tak peduli, gadis itu meraih-raih ke udara seolah meminta bantuan Raina saat melihat ke dalam kamar Raina.

"itu Aleta, cucu mama".

"ahh iya"

"dia bandel, suka nangis, suka gigit, suka nyakar". Bu Lidya terlihat tidak suka dengan Aleta.

"tapi dia cantik". Raina masih memandang Aleta dari kejauhan.

"kamu besok kalo dirumah ini jangan kaget ya sama Aleta, dia itu nakalnya minta ampun".

"iya ma".

-

Aleta menangis lagi setelah makan malam, hanya Raina yang terusik dengan tangisannya, yang lain seolah telah terbiasa. Raina melihat Aleta yang sedang menggosok lengan kanannya yang terbalut piyama lengan panjang.

"Aleta, bisa diem ngga sih". bentak Allan pada Aleta.

"Al, udah!!" kata pak William membentak Allan.

"ah, bikin bad mood aja". Allan pergi meninggalkan ruang keluarga dengan membanting majalah yang ada di tangannya.

Aleta sesegukan, dia menunduk meredam suara tangisnya, masih dengan menggosok tangan kanannya.

"rain, kamu nggak apa-apa kan sama tingkah Aleta?"

"boleh Raina main sama Aleta?"

"ngga usah, dia itu nakal, suka gigit sama nyakar, tuh Marni yang sering jadi korban". jawab Bu Lidya.

"ngga apa-apa, Raina suka kok ma sama anak kecil".

"ya udah, tapi kalo dia nakal bilang mama ya".

"iya ma".

Raina beralih duduk di bawah, mendekati Aleta yang masih menunduk ketakutan. Sedangkan Marni menatap Raina dengan tatapan mata sinis.

"hai Aleta, mau main sama Tante?" Aleta menggeleng.

"Aleta mau tidur mbak, permisi". kata Marni sambil menggendong Aleta.

Raina menatap Aleta yang di bawa pergi begitu saja oleh Marni, Aleta mengulurkan tangan kepada Raina, menandakan bahwa ada sesuatu pada Aleta yang tidak di ketahui orang rumahnya yang lain.

Dengan gontai Raina masuk ke kamarnya setelah pamit kepada pak William dan Bu Lidya. Perasaan Raina begitu sedih, ingat bapaknya yang masih ada di penjara.

Raina penasaran dengan kasus pak Mada, bagaimana bisa? pak Mada selalu kesulitan uang, penampilannya juga selalu menyedihkan, tapi bisa-bisanya ada yang memfitnah beliau korupsi. Seingat Raina, ada seorang teman pak Mada yang juga menjadi staff TU di sekolah yang sama, tapi hidupnya jauh lebih baik dari mereka, rumah mewah, mobil keluaran terbaru dan ketiga anaknya yang kuliah di kampus terkenal, kenapa bukan dia yang di tuduh korupi? kenapa harus bapak nya?

-

Beberapa hari berlalu, kasus pak Mada telah sampai ke persidangan.

"rain, kamu harus kuat, apapun yang terjadi papa, mama Allan akan mengusahakan yang terbaik". kata Bu Lidya sembari merangkul pundak Raina.

"iya ma".

Mereka duduk berjejer di kursi dalam ruangan sidang, pak Mada duduk di kursi pesakitan, sesekali menoleh pada putrinya yang duduk di belakangnya.

Raina hanya bisa menangis, seolah harapannya untuk segera berkumpul dengan bapaknya tidak akan terwujud dalam waktu yang dekat. Pak William dan Allan sudah menyelidiki kasusnya, namun semua bukti memang mengarah pada pak Mada.

dua jam kemudian.

Hakim mengetuk palu, pak Mada dinyatakan bersalah, Raina menangis sesegukan hingga akhirnya pingsan. Pak Mada menunduk, di tangganya terdapat sebuah tasbih yang selalu dia bawa.

Bu Lidya, pak William dan Allan menatap iba pada pak Mada yang berulang kali meminta maaf pada Raina yang masih tak sadarkan diri, sebelum akhirnya dua polisi datang untuk membawa pak Mada kembali ke sel penjara.

"bu, pak, tolong jaga Raina, saya titip, mungkin saya tidak bisa lagi menjadi wali untuk Raina, maaf saya merepotkan bapak dan ibu". kata pak Mada bersimpuh di bawah pak William.

"Raina adalah anak saya sekarang pak, bapak tidak usah memikirkan Raina, insyaAllah Raina akan kami jaga seperti anak kandung kami sendiri". kata Bu Lidya sembari meminta pak Mada untuk bangkit.

Mereka semua menangis kecuali Allan, bagaimana bisa? pak Mada hanya lelaki paruh baya biasa dengan tubuh kurus karena telah lama menderita asma, otot lengannya bermunculan karena perkejaan kasar yang di lakukan setiap harinya.

-

Raina membuka mata, Bu Lidya dengan setia berada di sampingnya.

"sayang, kamu sudah bangun?"

"bapak mana ma, Raina mau ketemu bapak".

"iya, besok kita ke Lapas lagi, sekarang sudah tengah malam". Bu Lidya menyisipkan anak rambut Raina ke telinganya. Raina hanya mengangguk, lalu dia menangis lagi.

"sabar sayang, papa dan Allan masih berusaha, mereka bilang ada yang ganjil pada kasus bapak kamu, mereka bilang pengadilan terlalu terburu-buru dalam mengambil tindakan".

"apa masih ada harapan ma?"

"papa adalah jenderal rain, papa bisa mengusahakan yang terbaik, tapi papa tidak mau berbuat curang dan mengotori nama baiknya".

"jangan ma, apa bedanya kita dengan penjahat kalau kita melakukan hal buruk itu".

"kamu memang anak baik rain". Bu Lidya memeluk Raina, memberikan kenyamanan untuk Raina yang sedang begitu rapuh.

1
Happy Family
tak guna air mata C Allan tu ... sakit hati aku....hahahahaha
Happy Family
aku tak berasa sedih baca kisah Allan yg sedih menitiskan air matanya... aku nyampah dgn perwatakan c Allan... hahahahaha ... mcm dia pulak yg tersakiti,konon sedih sudah buat hidup anak org kucar kacir .. entah kenapa,aku Tk dpt selami watak c Allan ni .. maaf sudah terlanjur tk suka Dr awal sih... watak Rain, Aletta, bapak Rain aku sedih....
Happy Family
air mata buaya tu C Allan.... sikit² nangis ... konon sedih.... tp tak insaf²... pooodhaaaa
Ruzita Ismail
Luar biasa
Wiwik Andayani
Alan orang Situbondo ko spt opa korea
Happy Family: penduduk Situbondo orgnya seperti apa Dek?
total 1 replies
23. Satrio Gumelar
wih,kampung rawa jakarta,itu mah rumah masa kecil ane,sebelah mana nya mba rain
Mamma Miauw
Luar biasa
Lendra Wati
bagus dan menarik
Lilis Chandra
bagus
Nia Yusniah
awal yg sedih
Mia Sukatmiati
aneh kok mamanya Allan kayak gak ada sayang sayangnya sama Aleta,,pdhl begitu sayang dan welcome sama Raina yg bukan siapa siapanya,,ada apa dengan Aleta
Happy Family: adu domba si Marni kali....
total 1 replies
sherly
pelakor ngelunjak perlu diceburin ke laut
sherly
Allan ini bego apa pura2 bego..
sherly
jijiklah rain tidur dikasur bekas kamu dan selingkuhanmu.. ngk punya hati kamu allan
sherly
ya ampun hidup apa yg kamu jalanin Raina, tega banget Allan...
sherly
papamu gatel
sherly
ngk modal kamu Allan kalo mau gituan Ama Monic di hotel donk, ngk punya hati kamu emang sialan
sherly
geli aku Ama karakter Allan, katanya mantan aparat tp kok kyk gt, blm lg BPKnya jenderal hadew
sherly
Monica dokter gadungan
sherly
Allan sialan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!