Terjerat Gairah Sang Pembantu

Zoya baru saja menyelesaikan pekerjaannya, meregangkan otot-otot yang kaku sambil menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul larut malam. Tentu saja ini sangat aneh bagi Zoya, karena tidak biasanya Lucas pulang selama ini. 

Disaat Zoya ingin turun menuju lantai bawah, malah ponselnya berbunyi. Tertera nama Saka disana, tentu saja Zoya heran mengapa juga pria itu menelpon dirinya di larut malam begini. Untung saja Lucas belum pulang, kalau sempat pria itu tahu pasti akan sangat curiga. 

Zoya melihat sekeliling dulu, untung saja kamar atau dimana pun sekitar Mansion tidak ada CCTV. Tanpa berpikir panjang langsung saja Zoya mengangkat panggilan itu, terlihat wajah tampan Saka disana. 

“Besok aku sudah sampai di Jakarta, Zoya. Datang temui aku di Apartemen, aku akan memuaskan mu.” Ucap Saka langsung. 

Mendengar kata memuaskan membuat Zoya menjadi menginginkan sebuah sentuhan. Tapi tidak dari Lucas, melainkan dari Saka. Melihat wajah Saka membuat Zoya menjadi teringat dengan dua hari penyatuan tubuh mereka. 

“Aku sangat menginginkan mu, Saka..” Ucap Zoya sambil mengelus area lehernya sendiri. 

“Besok kita akan berhubungan sampai kau puas, sayang. Tidak perlu khawatir,” 

“Tapi aku sangat menginginkan mu sekarang!”Zoya sedikit memaksa, ia tidak bisa sabar lagi sebenarnya. 

Sementara disisi lain ada Cani dan Lucas yang saling melakukan pergulatan bibir. Cani menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Lucas, dengan mata yang terpejam. 

“Emm..” Lucas tersenyum melihat Cani yang sudah berhasil membuat senjatanya merasakan pelepasan walaupun hanya dengan tangan saja. 

“Kau sudah puas, aku?” Cani protes, ia belum mendapatkan apa-apa dari Lucas yang sedari tadi terus ia layani. 

Lucas tertawa karena ekspresi dari Cani sangat menggemaskan, ia ingin membuat Cani merasakan kenikmatan yang lebih dari hanya sekedar jari malam ini. 

“Berbaringlah..” perintah Lucas dengan suara serak basah karna sudah bergairah. 

Cani merebahkan tubuhnya, ia sangat siap menantikan hal apa yang akan ditunjukkan Lucas malam ini. Tapi, disaat tangan Lucas ingin mendarat pada peach milik Cani malah terdengar suara panggilan. 

“Mas..” Suara itu membuat Cani langsung bangkit, membantu Lucas untuk memakai pakaiannya kembali. 

“Tidak apa, Cani. Zoya tidak akan menduga jika aku ada bersamamu,” Ucap Lucas untuk menenangkan Cani yang kelihatan panik. 

“Tetap aja, Tuan. Kita harus berjaga-jaga_”

“Tenanglah aku bilang.. Dia tidak akan tau,” Lucas malah terlihat tenang. 

Sebenarnya suara Zoya masih terdengar memanggil, Lucas sedikit membuka pintu kamar Cani. Terlihat Zoya sedang menuangkan minum, lalu wanita itu duduk disana terlihat berkeringat sekali. 

“Apa dia berolahraga malam?” Lucas jadi heran, tidak biasanya Zoya berolahraga apa lagi dimalam hari. 

Padahal yang terjadi beberapa waktu sebelum Zoya turun untuk mencari Lucas adalah.. Baru saja melakukan pangggilan video dewasa bersama Saka, saling menikmati tubuh satu sama lain hanya menggunakan panggilan video. 

“Emm.. Rasanya tidak nikmat, aku mau secara langsung!” gumam Zoya didalam hati. 

~

Lucas masih berperang dengan pikirannya sendiri, hingga ia terkejut karena Cani yang tiba-tiba saja membawa tangan Lucas untuk memegang peach miliknya. 

“Sentuh dia!” Pinta Cani dengan ekspresi wajah yang sangat menggoda. 

Tentu saja Lucas langsung terpancing kembali. “Kau sengaja mau melakukan ini semua, Cani?” tanya Lucas sembari membawa tubuh Cani untuk membelakangi dirinya. 

“Iya, karna aku tidak mau kau mengabaikan aku karna istrimu itu!” Jawab Cani cepat, ia membuat tangan Lucas bergerak secara lihai dibawah sana. 

“Pastikan kalau Zoya tidak akan menuju kesini,” Bisik Lucas yang mana Cani angguki, wanita itu tidak kuasa menahan segala rasa disaat tangan Lucas sudah bergerak lihai di bawah sana. 

“Emmm..” Susah mati Cani menahan suaranya agar tidak keluar secara kuat, tidak mau membuat Zoya malah dengar semua itu. 

Cani melirik kearah Lucas yang ternyata menatapnya sedari tadi. “Ekspresi seperti ini hanya boleh kau tunjukkan padaku saja, Cani. Mengerti?” 

Lucas memegang dagu Cani melakukan pergulatan bibir dengan posisi wanita itu membelakangi. Tapi, tangan Lucas tidak berhenti sedari tadi. “Jawab apa yang aku katakan tadi, Cani..”

“Ahhhh.. Baiklah, aku hanya milikmu, Tuan.. Eemmmm..” Cani mengatakan semua itu sambil terus menikmati pergerakan dari Lucas. 

Cani melihat meskipun sedikit kabur karena menahan kenikmatan, Zoya melangkah menuju kamarnya. “Lebih cepat, istrimu datang.. Emmmm!” Tubuh Cani melengkung karna mendapatkan pelepasan. 

Wanita itu ambruk untung saja Lucas memegang tubuhnya hingga tidak terjatuh. Bahkan Cani sampai terengah-engah, ia melihat kearah Zoya yang sudah sangat dekat. 

“Tuan, pergilah dari jendela..” Kebetulan jendela kamar Cani tidak berjerejak. 

Lucas mencium bibir Cani lalu pergi melalui pagar, Cani merapikan keadaannya yang sangat berantakan karna ulah Lucas. Tidak lupa menaikkan celana bagian dalam, ia mencoba berekspresi biasa saja agar Zoya tidak curiga. 

Tok.. Tok.. 

Sengaja lama Cani membuka pintu, ia membuka pintu dengan ekspresi wajah yang seakan mengantuk. 

“Nyonya, ada apa?” tanya Cani sambil sedikit menguap. 

“Kau ada lihat Lucas tidak, dia sebenarnya sudah pulang atau belum?” tanya Zoya yang sebenarnya dari ekspresi wajahnya terlihat khawatir. 

“Tidak ada, Nyonya. Saya tadi pulang cepat langsung masuk ke kamar, jadi tidak tahu tentang Tuan.” Jawabnya yang tentu saja bohong. 

“Emm.. Begitu ya, kirain aku kamu ada lihat..” Zoya tersenyum saja sambil menutup pintu kamar Cani kembali. 

Tidak ada rasa curiga sedikitpun dari Zoya kepada sosok Cani, ia malah pergi untuk menuju kamar. Tapi, pada saat itu malah Zoya melihat Lucas yang duduk disofa ruang tamu. 

“Loh, Mas..” Zoya yakin kalau Lucas baru saja pulang melihat ekspresi lelah dari pria itu. 

“Mas baru pulang?” tanya Zoya, ia menyusul duduk tapi dipangkuan Lucas bukan disofa yang lain. 

Mata Lucas langsung tertuju pada Cani yang mengintip dari pintu kamar, wanita itu memandang nya sinis. 

“Zoya, aku lelah.. Duduk ditempat lain ya,” Berusaha Lucas untuk membuat Zoya duduk dipangkuannya. 

Tapi, malah Zoya tetap bersikukuh ingin duduk disana. “Memangnya kenapa si, Mas? Aku rindu tau sama kamu, kejam amat si!” Malah Zoya marah, tapi ia tidak turun dari pangkuan sang suami. 

Malah merubah posisi hingga saling berhadapan dengan Lucas, ia tersenyum melihat wajah tampan itu. 

“Suamiku tampan banget,” Zoya mengecup bibir Lucas berulang kali.