NovelToon NovelToon
Jodohku Guruku

Jodohku Guruku

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah / Cintamanis
Popularitas:39.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Nurma Zakiyah adalah seorang siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ceria, namun hidupnya seketika dilanda tragedi. Sang ayah terbaring sekarat di rumah sakit, dan permintaan terakhirnya sungguh mengejutkan yakni Nurma harus menikah dengan pria yang sudah dipilihnya. Pria itu tak lain adalah Satria galih prakoso , guru matematikanya yang kharismatik, dewasa, dan terpandang.
Demi menenangkan hati ayahnya di ujung hidup, Nurma yang masih belia dan lugu, dengan berat hati menyetujui pernikahan paksa tersebut. Ia mengorbankan masa remajanya, impian kuliahnya, dan kebebasannya demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Di sekolah, mereka harus berpura-pura menjadi guru dan murid biasa, menyembunyikan status pernikahan mereka dari teman-teman dan rekan sejawat.
Bagaimanakah kelanjutan rumah tangga Nurma dan Satria?
Mampukah mereka membangun ikatan batin dari sebuah pernikahan yang didasari keterpaksaan, di tengah perbedaan dunia, harapan, dan usia, bisakah benih-benih cinta tumbuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecanggungan yang semakin melanda

Waktu berjalan tanpa terasa, obrolan diantara keduanya meskipun masih terasa canggung namun lambat laun kecanggungan tersebut berubah menjadi sedikit mencair, bagi Satria, ia harus lebih sering berinteraksi dengan cara mengobrol seperti ini dengan istrinya agar ia bisa lebih tahu banyak tentangnya, begitu pun dengan Nurma, ia juga ingin tahu banyak mengenai kehidupan suaminya. Tak lama mereka baru tersadar saat sorot cahaya di luar jendela kafe mulai meredup.

"Sudah sore sekali, Nurma. Sepertinya kita harus segera pulang," ujar Satria sambil melirik jam tangannya.

Nurma mengiyakan, Ia melongok ke luar. Cuaca sore itu memang sudah mendung, dan awan gelap tebal menggantung, seolah tak sanggup lagi membendung air hujan. Aroma tanah basah mulai tercium, pertanda hujan deras akan segera turun.

"Iya Pak, langitnya sudah gelap sekali," kata Nurma seraya membereskan hadiah dari Satria dan memasukannya ke dalam tas ranselnya.

Satria meraih sebuah bingkisan cantik dari bawah mejanya. "Sebelum pulang, ada satu hal lagi, Nurma. Saya ada oleh-oleh dari Surabaya, sengaja saya belikan karena tahu sebentar lagi saya akan bertemu dengan Ibumu."

Nurma memandangi bingkisan itu, ia terharu dengan perhatian Satria, sosok pria yang masih terasa asing baginya.

"Kalau begitu, saya ingin mengantarmu pulang sekalian," lanjut Satria, menatap Nurma. "Saya ingin mengunjungi Ibu sebentar, dan memberikan oleh-oleh ini kepada Ibu mertua saya. Boleh, kan?" tanyanya dengan nada penuh harap.

Nurma tak bisa menahan senyumnya. "Tentu saja, boleh Pak ,Ibu pasti akan senang sekali bertemu dengan Pak Satria."

Mendengar Nurma memanggilnya dengan sebutan 'Pak' ia rasanya tidak begitu suka, lebih enak dipanggil nama saja, ketimbang Pak, rasanya sudah seperti bapak-bapak yang sudah tua, tapi kali ini ia membiarkannya , tapi lain waktu ia ingin di panggil dengan sebutan yang ia suka contohnya seperti panggilan nama " Mas"

Akhirnya mereka berdua berjalan keluar kafe, lagi-lagi Nurma di buat tidak nyaman, ia mengamati sekitar area luar kafe.

'Semoga tak ada yang mengenaliku, bisa gawat kalau salah satu teman sekolahku atau murid SMU Negeri Bakti 01 Jakarta, menemukan aku disini bersama Pak Satria, bisa kacau urusannya!' Nurma bergumam dalam hati.

"Kamu kenapa Nurma?" tegurnya seraya menatap heran istrinya.

"T-tidak ada apa-apa Pak!" jawabnya terbata.

Lagi-lagi Satria menghela napasnya atas kelakuan aneh Istrinya.

Lalu Satria meminta Nurma untuk menunggunya sejenak di depan pintu keluar kafe, karena tadi ia datang ke Cafe ini dengan mengendarai sepeda motor.

Nurma berdiri di depan pintu kafe, lalu kemudian ia bergeser sedikit ke pinggir karena takut menghalangi jalan para pengunjung, lalu matanya menyapu keramaian jalan, Ia sudah siap untuk pulang dan menunggu Satria, suaminya. Dimana barusan ia pamit sebentar menuju arah parkiran untuk mengambil kendaraan miliknya. Sebenarnya Nurma masih merasa canggung terhadap Satria sebab pernikahan mereka baru seumur jagung dan menurutnya pertemuan pertamanya di kafe ini ia anggap sebagai kencan pertama mereka, meskipun terdengar konyol, namum entah kenapa Nurma malah berpikir kesitu.

Heih...dasar bocil 😂😂

Tak lama, ia mendengar suara deru mesin yang begitu berbeda dari motor-motor yang biasa melintas. Sebuah motor sport berwarna hitam dop nan sangar meluncur dan berhenti tepat di depannya. Sosok di balik helm full-face hitam itu membuka kaca helmnya. Nurma terperanjat.

Wajah Satria menyeringai di balik helm, Motor itu, Kawasaki Ninja 250 dengan warna hitam legam, tampak jauh berbeda dari motor matic yang biasa Nurma gunakan saat berangkat ke sekolah.

Satria memanggil, ia berteriak sedikit karena suara mesin motor lebih nyaring ketimbang suaranya.

"Kenapa bengong? Ayo, buruan naik! Lihat, langit sudah mulai gelap, kita harus cepat pergi sebelum hujan turun."

Nurma masih mematung, menatap motor yang di Kendarai oleh suaminya.

"Kita pulang naik ini?" Nurma bertanya masih dengan ekspresi wajahnya yang tidak percaya

Kemudian Satria kembali melihat ke atas langit yang memang sudah pekat

"Sudah, jangan banyak tanya dulu. Cepat naik, Nurma. Atau kamu mau kita terjebak hujan? Kau kenakan helm ini!" Satria menyerahkan helm yang lebih kecil dan memiliki warna yang cukup feminim yakni berwarna pink, sepertinya dirinya sengaja sudah menyiapkan helm berwarna pink ini untuk istrinya.

Nurma yang memang takut hujan turun akhirnya tersadar, Ia bergegas mengenakan helm, jantungnya berdegup tak karuan, antara terkejut dengan motor sangar itu dan rasa gugup karena harus berboncengan dengan Satria, ini adalah pengalaman pertamanya.

Nurma menaiki jok belakang motor sport yang agak tinggi itu dengan sedikit kesulitan. Begitu duduk, tubuhnya terasa lebih dekat dengan Satria. Ia berusaha menjaga jarak, namun jok yang sempit dan Satria yang berbadan atletis dan cukup berisi membuatnya hampir mustahil, Ia akhirnya hanya memegang ujung jaket Satria dengan kaku.

"Pegangan yang benar, Nurma. Motor ini lajunya cukup kencang, Pegang bahuku atau pinggangku saja, nanti kamu bisa terjatuh."

"I... iya, Pak, Aku pegangan jaket mu saja ya." Jawabnya dengan suaranya yang bergetar

Satria malah tertawa kecil karena melihat istrinya penuh dengan rasa kecanggungan terhadapnya dan ia memakluminya.

"Jaketnya bisa lepas, Nurma, Aku ini suamimu, jadi santai saja." Jawabnya seraya menoleh sejenak ke arah istrinya yang saat ini sudah berada di jok belakang.

Seketika wajah Nurma memerah, Ia tahu bahwa apa yang telah dikatakan oleh Satria adalah benar, tetapi ia masih merasa ini terlalu cepat, terlalu intim. Perlahan, dengan sangat ragu, ia memindahkan tangannya dari ujung jaket, dan melingkarkan satu tangannya dengan sangat longgar di pinggangnya Satria.

"S-sudah, Pak!"

"Oke, siap-siap ya."

Satria menarik gas, deru mesin motor sport itu memecah keheningan yang canggung, membawa mereka berdua melaju di jalanan yang basah oleh sisa gerimis sore. Meskipun kini mereka telah terikat sebagai pasangan suami istri, sentuhan fisik yang terjadi saat berboncengan itu tetap terasa seperti ledakan kecil di perut Nurma. Satria pun hanya fokus menyetir, sesekali melirik spion, mungkin untuk menyembunyikan senyum canggungnya. Sepanjang perjalanan, hanya suara motor dan angin yang berbicara.

Beruntungnya saat mereka tiba di halaman rumah, hujan turun cukup deras, dan Satria bergegas pergi bersama Nurma menuju teras depan rumahnya, Nurma mengusap dada karena merasa lega, kemudian ia menekan bel pintu rumahnya.

Namun tak ada yang membukanya, Nurma menjadi khawatir dengan ibunya yang ia yakini masih berada di dalam.

Melihat wajah istrinya yang panik, Satria bergegas mendekat dan menanyakan apa yang telah terjadi.

"Kamu kenapa Nurma?"

"ini, ehhh... Pintu rumah kok tidak di buka? Aku khawatir ibuku kenapa-kenapa di dalam!" Nurma terlihat cukup panik.

Tak lama ponselnya berbunyi dan di dalam ponsel tersebut tercantum nama ibunya.

'kanjeng mami Calling' 😂

Nurma bergegas menggeser tombol berwarna hijau di layar ponselnya.

"Hallo Bu, kok pintu rumah tidak di buka, Nurma dan Pak Satria sudah berada di depan rumah nih!" ujarnya

" Aduh maafkan ibumu ini Nurma, ibu lupa tidak memberi kabar sama kamu, tadi pas kamu pergi untuk menemui suamimu, Ibu mendapatkan panggilan telepon dari Bude Minah, Bude mu masuk Rumah Sakit, dan ibu terpaksa pergi tanpa berpamitan sama kamu, mungkin besok siang Ibu baru bisa pulang, maafkan ibu ya nduk, tapi kamu tidak usah khawatir, dirumah kan ada Nak Satria yang akan menemanimu, yasudah ibu tutup dulu teleponnya ya, Bude mu barusan manggil ibu! "

Tut.. Tut... Tut.

Sambungan telepon pun langsung terputus, Satria bisa mendengar apa yang barusan ibu mertuanya katakan terhadap Nurma.

Nurma merengut kesal karena ia merasa malu sekaligus canggung jika harus berduaan bersama suaminya.

'Ibu, kenapa malah pergi sih? Tahu gitu Nurma mendingan ikut ibu ke rumah Sakit nemenin Bude Minah. '

Bersambung...

1
Teh Euis Tea
mudah2an nurma selamat
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aamiin 🤲
total 1 replies
Amalia Putri
Wah keren thor cerita nya juga visual nya pantesan santi pengen sama pak Satria,di tunggu lanjut nya thor💪💪💪/Rose//Rose/
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kakak 🙏😊
total 1 replies
Nar Sih
waah...bnr an nih cerita kakak kali ini beda baget dri cerita yg lain nya ,jdi gak sabar nunggu lanjutan nya ,moga satria sgra menemukan nurma
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih banyak kak 🙏🤭
total 1 replies
Nar Sih
semoga segra ada yg menolong mu ya nurma
Nar Sih
grgr omgan rea nurma jdi takut kan lihat satria untung nya satria sbr ngadepi istri kecil nya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Perista Aja
kereeen eeey critanya ..tmbh seru...ga sabar nunggu tiap episodenya...banyk upload episode nya per hari ya ka😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak, sehari up 3 bab kak 😊👍
total 1 replies
Teh Euis Tea
rea km ya nakutin trs nurma, cubit nih ya rea, genes aku sm km😄
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: aku juga gemes kak 🤣🤣
total 1 replies
suryani duriah
yaelah pak satria pintar bgt🤭anggap simulasi aja😁😁
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤣🤣
total 1 replies
Amalia Putri
Moga -moga satria tau ,lanjut thor bikin penasaran pembaca,met siang met istirahat siang dan makan siang.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😁
total 1 replies
Agos Widodo
/Ok/
neny
sebenar nya aq takut klau nurma ketemu dng douglas,,smg ajh satria dan ayah nya bs menyelesaikan perkara hutang piitang ayah nya numa,,,semangat up kak 💪😘
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: semangat juga kak 💪🙏
total 1 replies
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼
/Good//Good//Good/
yumaku
lanjut thor😍
Isma Fasya
cerita nya seru.. jadi penasaran/Grin/
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😁
total 1 replies
Jumkasiyanah
🤣🤣🤣nurma sating... sendiri
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nar Sih
hahaha 😂😂ketangkap basah deh ,gak apa,,kan udah sah cukup di jlskan pasti rea paham
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤣🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
rea kepooooo🤣🤣🤣🤣🤣🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰
nnti ada saja yg cemburu dan iri hati pd Nurma
Perista Aja
bagus kak cerita nya,,ada berapa episode ini ka ceritanya..
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 👍😊
total 2 replies
suryani duriah
khan khan ketahuan lagi cipokan🤭😁😁lanjuuut👍👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!