Muhammad Andra Alfiansyah yang biasa dipanggil Andra. Andra adalah seorang cowok yang otaknya udah agak geser. Andra adalah murid yang butuh kasih sayang dan butuh perhatian lebih dari sekolah SMA BANGSA .
Tak ada angin tak ada hujan suatu hari Andra dicalonkan menjadi calon ketos di SMA BANGSA.
Ketika Andra dicalonkan menjadi seorang ketua OSIS , Andra harus menghadapi beberapa masalah contoh nya terpaksanya mengikuti pidato calon ketua OSIS, ikut debat, ikut kampanye, hingga kamping untuk anggota baru yang mesti diadakan di bumi perkemahan.
Usaha Andra untuk menang, selalu mendapat rintangan.
Mulai dari kertas pidato yang hilang secara tiba tiba serta lawannya yang membuatnya terpesona.
Di sini juga ada Dion dan Eza mereka adalah sahabat bobrok Andra dari SMP .
Please jangan jadi pembaca gelap 😒 kalau gak mau vote yah gak papa tapi berilah like😭 hargai sedikit ajah please 😊
CUKUP SEKIAN DAN TRIMAKASIH .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. ALGI 05👦👦😊, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
...HAPPY READING...
"Saya gak boong Bu, tadi angkotnya ngetem dulu didepan sana." bela Andra.
"Sudah baris kamu di sini". Ucap Bu Sita, Belum beberapa lama Andra datang, satu murid berlari dengan tergesa- gesa dan..
*Bruak..............*
Dion menabrak gerbang sekolah dengan keras, hampir saja kepalanya benjol sebesar bola Basket , nggak selebay itu juga sih .
"Awwwwww ... sakit". Teriak Dion sembari mengusap-usap jidatnya yang terbentur pagar besi.
"Siapa sih yang mindahin pagar sekolah ke sini?". Gumam Dion sebal.
"Eh Dion.. ! Dari dulu gerbang sekolah emang di situ." ucap Bu Sita terdengar ketus saat berbicara dengan Dion.
"Ayo masuk, kamu ikut berbaris sama Andra. " perintah Bu Sita.
"Iya , Bu." jawab Dion.
Doni harus patuh kepada guru-guru, apalagi dengan guru BK yang super kiler ini. Akhirnya Dion berdiri di samping Andra.
Bu Sita menghamipiri Andra dan Dion yang sudah berdiri di depan tiang bendera lapangan sekolah, ada beberapa hukuman yang harus siap mereka terima.
"Kalian udah telat untuk kesekian kalinya, Ibu nggak ngerti kenapa kalian bisa telat tiap hari. Semoga tuhan memberi hidayah kepada kalian". Ucap Bu Sita dengan nada menasehati dan menceramahi .
Setiap murid yang telat datang ke sekolah, harus berjemur di lapangan selama setengah jam. Setelah mereka dijemur di lapangan, baru Bu Sita akan mempersilahkan muridnya masuk ke dalam kelas. Apakah Bu Sita kejam? Tentunya tidak. Bu Sita hanya ingin membuat murid muridnya disiplin dan menghargai waktu.
Tidak ada salahnya seorang guru menghukum seorang murid jika memang murid itu bersalah, asal jangan menghukum dengan cara yang berlebihan.
Contohya menghukum muridnya memindahkan patung sudirman ke Kalimantan, membangun candi dalam waktu semalam. Menghitung berapa helai rambut.
********
Jam pelajaran di kelasnya sudah dimulai, Bu Nisa sudah mencatat beberapa soal ulangan matematika di papan tulis. Andra dan Dion nekad mengendap - ngendap masuk ke dalam kelas, Bu Nisa yang sedang sibuk menulis di papan tulis pun dengan refleks memanggil mereka berdua.
"Andra....Dion.. suruh siapa kalian masuk!". Ucap Bu Nisa.
Andra dan Dion berhenti melangkahkan kakinya.
"Bu Nisa, punya mata ketiga kayaknya Dra " . Ucap Dion menyipitkan matanya ke arah Andra.
"Bu Nisa punya Indra Bekti ". Timbal Andra.
Sepertinya tuhan sudah mempertemukan dua orang gesrek menjadi seorang sahabat sejati.
"Indra ke enam ogeb, bukan Indra Bekti!". Ucap Dion.
"Bu, kok Ibu tau sih kalau kita masuk ngendap-ngendap?". Tanya Dion yang masih bingung.
"Firasat Ibu selalu tepat Dion, siapa lagi yang berani masuk kelas tanpa izin selain kalian" . Jawaban Bu Nisa singkat padat dan sangat jelas.
Tidak ada lagi murid di sekolah ini yang sering berulah selain mereka.
"Ma ... aaf Bu, tapi tadi kita udah dihukum kok sama Bu Sita". Aku Andra.
Bu Nisa menatap Andra dan Dion bergantian dengan tatapan sinisnya, tak lupa tangannya dilipat di dada menggambarkan Bu Nisa memang benar-benar marah.
"Kalian boleh duduk, tapi dengan syarat kalian harus jawab pertanyaan Ibu dulu". Andra menarik napas gusar, belum genap setengah jam yang lalu mereka dihukum Bu Sita. Kini hukuman Bu Nisa yang menunggu di depan mata.
"lya deh Bu". Ucap Dion. Bu Nisa mulai menulis soal yang harus mereka kerjakan dengan tepat, Bu Nisa menulis soal matematika berbentuk cerita.
"Nih Ibu kasih soal anak SD, kalau kalian nggak bisa jawab. Sungguh terlalu!". Ucap Bu Nisa.
Andra dan Dion membaca soal yang telah Bu Nisa tulis di papan tulis kelas.
Gilang mempunyai 30 buah permen, di berikan ke Sopyan 7, dan di berikan ke Aldo 15 lalu Fira memberi Gilang 40 buah permen lagi. Jika harga satu permen 500., rupiah. Berapakah jumlah permen yang di miliki Gilang dan jika Gilang menjualnya berapakah uang yang di dapat Gilang?
Andra dan Dion terlihat berpikir, meski kita tidak bisa prediksi apa yang sedang mereka pikirkan. Soal yang sangat mudah bagi murid SMA ini, belum tentu bisa mereka jawab dengan baik dan benar. Selain otak mereka yang pas-pasan, ide menjahili guru pun sering kali muncul di otak mereka.
"Aku bisa Bu". Ucap Dion dengan yakin.
"Silahkan Dion". Jawab Bu Nisa.
"Gilang punya 70 permen Bu, dan jika dijual Gilang akan dapat uang 50 ribu". Jawab Dionyakin.
"Lah kok bisa gitu?". Tanya Bu Nisa kembali dibuat bingung, kerutan di dahinya mulai tercetak jelas.
"Gini Bu, Gilang mempunyai 30 permen karena Gilang pelit makanya dia nggak mau ngasih permen sama Sopyan dan Aldo, Nah Fira juga ngasih Gilang 40 permen. Jadi totalnya jadi 70 Bu, Gilang itu tipe matre Bu, jadi suka jual makanan dengan harga tinggi". Jelas Dion yang disambut riuh tawa murid sekelas dengan gaduh. Bu Nisa mulai tak kuasa menahan lagi emosinya, sudah dikasih makan eh malah minta Pizza.
"Dion, Andra selama pelajaran Ibu belum selesai, kalian jangan masuk kelas! Tunggu di luar!". Ucap Bu Nisa yang emosinya sudah tidak terbendung lagi.
"Loh kok saya juga ikut? Yang jawab kan Doni Bu, bukan saya?" . Ucap Andra.
Andra kembali menjadi korban dengan kegilaan yang dibuat Dion.
"Cepet keluar, atau Ibu tambah hukumannya!" Seru Bu Nisa.
"lyaa .. Bu". Ucap Andra .
Akhirnya Andra dan Dion berjalan keluar kelas, Andra memandang Dion dengan aneh. Entah apa yang ada di pikiran Dion sampai bisa menghasilkan jawaban yang sangat Aneh .
"Lu cari, gara-gara lagi kalau gini". sahut Andra.
"Dra hari ini Bu Nisa lagi ngadain ulangan mingguan, kalau kita masuk mana bisa kita ngerjain soal matematika dalam waktu 30 menit, emang lu bisa?". Ucap Dion.
"Oh iya . tumben lu pinter, Di gue nggak nyangka pikiran lu bisa sampe kesana". Ucap Andra yang tak menyangka jika Dion akan berpikiran sejauh itu.
"Haha iya donks". Jawab Dion.
"Kita disini mau ngapain ?".Tanya Andra.
"Mana saya tau kan saya ikan". Jawab Dion.
"Halah, gak jelas Luh kek hidup lu". Ucap Andra Kesal.
"Astaga, kamu berdosa banget Dra". Ucap Dion.
"Cih , au ah drak". Ucap Andra.
"Nye nye , mending kita ke kantin". Ucap Dion.
"Okelah". Jawab Andra.
"Eh, bentar". Ucap Dion.
"Apa?".Tanya Andra.
"Kantin kan belum buka Maemunah". Seru Dion.
"Astaga, lu mah". Ucap Andra yang menonyor kepala Dion.
"Aaaa....sakit dodol". Pekik Dion.
"Nyeh, mending kita tunggu aja , dari pada kita dihukum Bu Nisa". Ucap Andra.
"Oke-oke ". jawab Dion.
mereka memutuskan untuk menunggu didepan pintu , kalian pasti tau yang namannya menunggu itu gak enak apa lagi menunggu tanpa kepastian.
BERSAMBUNG.......
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA KU YANG LAIN YAH.
JANGAN LUPA LIKE, VOTE, KOMENT, DAN BERI PENILAIAN YAH.
PAPAY LOVE YOU ALL
good job buat author ny