NovelToon NovelToon
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:199.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Mama Mia

Indah, seorang gadis dari kampung yang merantau ke kota demi bisa merubah perekonomian keluarganya.

Dikota, Indah bertemu dengan seorang pemuda tampan. Keduanya saling jatuh cinta, dan mereka pun berpacaran.

Hubungan yang semula sehat, berubah petaka, saat bisikan setan datang menggoda. Keduanya melakukan sesuatu yang seharusnya hanya boleh di lakukan oleh pasangan halal.

Naasnya, ketika apa yang mereka lakukan membuahkan benih yang tumbuh subur, sang kekasih hati justru ingkar dari tanggung-jawab.

Apa alasan pemuda tersebut?
Lalu bagaimana kehidupan Indah selanjutnya?
Akankah pelangi datang memberi warna dalam kehidupan indah yang kini gelap?

Ikuti kisahnya dalam

Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

"Tuan Harso Subroto, benar, kan?” Suara Daniel terdengar datar, sedatar wajahnya yang tanpa ekspresi.

Wajah Tuan Harso memucat. Wajah Daniel yang tanpa rona, bahkan jauh lebih mengerikan baginya. Siapa Pun tahu, Pria muda yang menjadi tangan kanan tuan Rama ini, konon lebih kejam dari tuannya.

“Saya rasa, saya tidak perlu menjelaskan pada Anda tentang siapa itu Tuan Rama Wijaya, bukan?"

Tuan Harso menelan ludah, keringat dingin mulai membasahi keningnya. "Tentu, Tuan. Saya tahu siapa Tuan Rama," jawab Tuan Harso dengan suara gemetar. Mana mungkin dia tidak tahu? Sosok Pria berkuasa yang memiliki banyak perusahaan besar dan memiliki pengaruh yang sangat kuat di dunia bisnis.

Bahkan perusahaan yang saat ini dia pegang, masih bisa bertahan bangkit dari kebangkrutan, itu semua atas kemurahan tuan Rama Wijaya, yang bersedia menanamkan investasi dalam jumlah besar di dalam perusahaannya. Entah apa jadinya jika tiba-tiba Tuan Rama mencabut investasi tersebut. Bisa dipastikan perusahaannya akan kolaps saat itu juga

"Jadi Saya rasa, saya juga tak perlu menjelaskan apa konsekuensi jika beliau merasa terganggu, bukan?"

Kalimat Daniel menusuk tepat di jantung Tuan Harso. Dia telah mempertimbangkan segala kemungkinan, dan apa yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan diri, termasuk jika itu harus dengan cara dia menyerahkannya Monica pada Daniel untuk diberikan hukuman yang setimpal.

"Tuan Daniel," suara Tuan Harso bergetar, "Saya memohon maaf atas kelakuan putri saya. Kejadian ini sungguh memalukan dan saya sangat menyesal. Saya akan menyerahkan pada Anda, hukuman apapun yang layak untuk menebus kesalahannya."

“Papa,,,!” Monica menggelengkan kepala tak percaya. Wajah gadis itu memucat mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh papanya.

Daniel tersenyum sinis. Apa yang dia lihat dari wajah tuan Harso bukan lah penyesalan, melainkan takut akan kebangkrutan. Dan Daniel tentu saja menolak mengambil alih hukuman untuk Monica. Dia lebih memilih jalur resmi sekolah. Tugasnya hanya melindungi Resti, bukan untuk ikut campur dengan urusan yang menurutnya tak penting.

"Saya rasa, pihak sekolah lah yang lebih berwenang untuk memberikan sanksi kepada putri Anda. Keputusan mereka akan lebih objektif dan terhindar dari kesan intervensi dari luar,” ucapnya datar.

Suasana tegang di ruangan itu terjeda saat tiba-tiba, pintu ruang kepala sekolah terbuka dan menampakkan seorang pria berwajah tegas dan berwibawa.

"Maaf, saya terlambat," ujar pria itu, sambil melangkah masuk ke dalam ruangan.

“Papa…!” Patrick menyongsong kedatangan pria itu yang tak lain adalah Tuan Wisnu Wardhana, papanya."

Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut melihat kedatangan Tuan Wisnu.

"Tuan Wisnu," sapa kepala sekolah dengan hormat. “Tuan datang kemari?" Kepala sekolah nampak semakin gugup. Bagaimana bisa pemilik yayasan tiba-tiba datang? Siapa yang memberitahunya?

Tuan Wisnu menghela napas panjang. Tak sedikitpun menggubris sapaan kepala sekolah, malah memilih menghampiri Daniel. "Saya mendengar ada masalah di sekolah ini. Saya mohon maaf atas kelalaian saya. Saya sama sekali tidak mengetahui bahwa terjadi perundungan di yayasan pendidikan milik saya," ujar Tuan Wisnu dengan nada yang penuh penyesalan. Pria itu bahkan menundukkan kepala di hadapan Daniel.

"Saya akan menindaklanjuti masalah ini segera," lanjut Tuan Wisnu.

“Ini, Pa!” Patrick menyerahkan ponselnya yang berisi rekaman CCTV pada papanya. Tuan Wisnu melihat itu, dan seketika wajahnya merah padam. Antara marah pada pelaku, dan malu pada Daniel.

Setelah meneliti dengan cermat, dan berpikir dengan bijak, akhirnya tuan Wisnu mengambil keputusan, "Monica dan teman-temannya akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Selama satu bulan, Mereka akan membantu petugas kebersihan dalam membersihkan seluruh lingkungan sekolah, di dalam, maupun luar ruangan!” tegasnya.

“Dan saya juga mengambil keputusan, Saya akan memberhentikan kepala sekolah yang tidak bisa bersikap bijak." Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut mendengar ucapan Tuan Wisnu. Mereka tak menyangka bahwa Tuan Wisnu akan mengambil tindakan tegas seperti itu.

“Tidak…!” Kepala sekolah langsung menghampiri tuan Wisnu dan berlutut. “Saya mohon, saya mengaku salah. Tolong berikan saya kesempatan untuk memperbaiki semuanya!”

“Tidak!!” Tuan Wisnu menolak tegas permohonan kepala sekolah. “Saya tidak butuh orang yang tidak bisa bersikap adil dan terkesan memihak pada siswa dari kalangan berada saja.”

“Papa,,,!” Monica merengek di hadapan papanya. Tapi tuan Harso seolah tak peduli. Lebih penting baginya untuk membuat perusahaan tetap berdiri.

"Saya mohon maaf atas kejadian ini, Tuan Daniel." Tuan Wisnu menunjukkan penyesalannya. "Saya tidak menyangka, sekolah yang saya dirikan, ternyata memiliki masalah seperti ini. Kejadian ini menunjukkan bahawa saya telah gagal dalam mengawasi kedisiplinan sekolah. Saya telah lalai. Saya sangat menyesal." Tuan Wisnu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Daniel mengangguk. "Tidak apa-apa, Tuan Wardhana. Yang penting, masalah ini ditangani dengan serius dan adil, dan saya harap hal ini tidak terulang lagi, baik pada Resti, maupun siswa lain," jawab Daniel. Dia bisa melihat kesungguhan Tuan Wisnu untuk bertanggung jawab.

“Oh, iya, Tuan Daniel.” Tuan Wisnu memberi isyarat pada Patrick untuk mendekat. “Ini adalah putra tunggal saya. Saya akan sangat senang jika tuan daniel bisa membimbingnya kelak setelah tamat pendidikan.” Tuan Wisnu menyenggol putranya, agar memberi salam pada tuan Daniel.

“Salam, Tuan!” Patrick menangkupkan dua dia tangan di depan dada. Daniel hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan tepukan di pundak, lalu kembali beralih pada Tuan Harso.

“Nona Resti adalah siswi yang dilindungi oleh Tuan Rama. Pastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi. Atau… " Daniel menghentikan ucapannya.

“Aahh, maaf. Kenapa anda berkeringat?” dengan ujung jari telunjuknya , Daniel menghapus keringat yang menempel di kening Tuan harso, lalu mengusapkan jarinya ke pundak Tuan harso, seolah baru menyentuh sesuatu yang menjijikkan.

“Apa AC di ruangan ini kurang dingin? Ha ha ha…” Daniel berkelakar. Tidak tahukah dia suara tawanya itu justru membuat tuan Harso dan kepala sekolah semakin merinding.

***

Masalah selesai, Daniel pun segera berpamitan.

"Terima kasih, Kak Daniel," ucap Resti ketika mereka telah berada di luar ruang kepala sekolah.

Daniel mengangguk."Sama-sama, Nona Resti.” Daniel menjawab datar “Saya harus segera kembali. Masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan,” lanjutnya.

“Kak Daniel, tunggu sebentar!” Resti berseru, membuat Daniel dan Arga menghentikan langkahnya. Daniel melihat ke arah Resti tanpa suara.

“Bolehkah aku minta nomor Kak Daniel?” pinta Resti. Lagi-lagi Daniel tak menjawab hanya keningnya saja yang mengernyit tanda tak mengerti. “Ah, itu. Mungkin nanti aku akan butuh bantuan Kak Daniel lagi.”

“Kalau itu untuk urusan seperti tadi, jangan khawatir, mereka tak kan berani mengulanginya,” jawab Daniel.

“Engg,,, itu, bolehkah sesekali aku menanyakan kabar Kak Daniel?” Resti tak mau lagi berbasa-basi. Karena tampaknya Daniel bukan orang yang peka.

“Saya akan selalu baik. Terima kasih. Maaf, saya harus segera pergi.” Daniel menundukkan kepala hormat sebelum undur diri dan memberi isyarat pada Arga untuk segera mengikutinya.

“Mari, Nona!” Arga menunduk hormat lalu mengejar Daniel yang sudah berjalan menuju mobil mereka.

“Hufff,,, dia itu lebih dingin dari kakak ipar, tahu gak?” Resti menghentakkan kakinya karena gagal mendapatkan nomor Daniel.

“Cieee,,, pantesan move on. Ternyata ada gebetan baru yaa,,,?” Rani dan Dinda tertawa terkikik melihat wajah Resti yang cemberut.

“Au ahh, ayo ke kelas.” Resti segera balik badan dan berjalan menuju kelas. Rani dan Dinda yang berjalan di sampingnya tak henti menggodanya, hingga wajahnya berubah seperti kepiting rebus. Tapi dia juga tak mau menyangkal.

“Res,,,!” Langkah Resti dan teman-temannya terhenti, ketika Patrick menghadang mereka.

Resti hanya menatapnya dalam diam. Patrick menawarkan bantuan saat masalah sudah teratasi. Lucu bukan? Padahal sudah sejak lama perundungan terjadi. Dan tidak mungkin selama ini Patrick tidak mengetahuinya. Lalu kenapa baru sekarang berniat untuk membantu, ke mana saja dia selama ini?

Padahal kalau Patrick mau, posisinya yang sebagai putra dari pemilik yayasan, cukup mampu untuk menghilang menghentikan semua itu. Tapi kenapa Patrick tidak melakukannya? Tapi ya sudahlah. Apa sekarang semuanya baik-baik saja tanpa campur tangan Patrick.

“Res, tunggu!” Patrick mencekal pergelangan tangan Resti saat gadis itu hendak berlalu. Dengan tegas Resti mengibaskan tangan Patrick hingga cekalan itu terlepas.

Di sudut lain, Monica mengepalkan tangannya, tidak terima dengan apa yang dia lihat saat ini. Bagaimana bisa Resti mendapat dukungan dari dua pria tampan yang baru saja pergi dari sekolah mereka. Apa sebenarnya hubungan Resti dengan mereka?

Dan sekarang setelah keduanya pergi, Patrick juga tampak mendekati Resti. Bukankah selama ini Patrick tak pernah peduli pada Resti. Lalu kenapa sekarang cowok itu berubah.

Ada rasa tak terima di hati Monica. Ingin sekali dia menghampiri Resti dan menjambak rambutnya. Tapi dia masih ingat peringatan yang diberikan oleh papanya beberapa saat lalu, untuk tak lagi mengusik Resti, atau keluarga mereka akan berada dalam masalah.

1
F.T Zira
yg ndak kelen itu kalo lagi serius baca nyempil typo Jerry jadi jari/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia: tuh kan, benelan ndak kelen /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Ana
🤣🤣🤣🤣si Daniel ini ya
Ana
efek cemburu 😂
Ana
hadeeeh🤦‍♀️ bocah cilik menggemaskan 😁😅tau aja istilah ndak kelen
Herlin Mae
Kecewa
Herlin Mae
Buruk
Nar Sih
lanjutt kak mya ,bingung mau komen apa😂
Asyatun 1
lanjut
〈⎳ Moms TZ
hemmm, apanya sih yang ndak kelen?
〈⎳Mama Mia: rambutnya Langga, Oma
total 1 replies
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Erni Nofiyanti
ko Rahmat
bukan rama
〈⎳Mama Mia: ya ampunnn, lha kok suwi men🤦🤦😤😤
〈⎳ Moms TZ: urung 😂
total 6 replies
Nar Sih
cemburuu nih kak daniel nya kata resti ,gengsi dan ngk jujur sih sama persaan sendiri ntar keburu di tikung yg lain baru nyeseell.😂😂
Patrick Khan
aku suka🤩😍🥰
F.T Zira
Om mi.. yg uncel ke si daniel.
〈⎳Mama Mia: nah, otw otw
total 1 replies
F.T Zira
lahh.. panggilan rangga berubah.. bukan om tante lagi..
tapi sama aja sih😅😅
F.T Zira
hobi batal batalin aja sih nih anak../Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
panasin aja teruss/Smug//Smug/
F.T Zira
dihh.. maksa/Smug//Smug/
Aafry
Jerry di panggil Om
Aafry: pas tau jawabannya aja itu, makanya kujawab🤭
Aafry: lagi kebetulan ingat aja sih😅
total 4 replies
Aafry
salah sendiri sok jual mahal. lagian di awal Resti udah ngejar-ngejar gitu ngak ditanggepin.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!