Seorang gadis mafia bernama liu Mei-yin yang terkenal kejam dan sadis pada abad ke 22, kini harus meregang nyawa ditangan musuh bebuyutannya dalam suatu pertarungan. yang dimana dia melawan ratusan orang sementara disisinya hanya seorang diri.
Namun, itu belum sepenuhnya jalan akhir dari Liu Mei yin melainkan awal dari kisah hidup dan perjuangannya di dunia baru, untuk mencari orang tuanya dan keluarganya.
setelah kematiannya dia ditakdirkan untuk bangkit kembali, sebagai anak yang terlantar dan hidup sebatang kara di tengah hutan kematian yang penuh dengan siluman dan monster menyeramkan lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.13
Sementara di luar pagoda qiulong yang sedari awal Liu Mei yin memasuki pagoda masih setia menunggu tuannya untuk kembali.
"Hoaaam,"
"Aku begitu bosan, sudah setengah hari tapi belum ada tanda-tanda munculnya tuan, semoga saja dia baik-baik saja disana," ujar Qiulong sambil menatap kearah pagoda hitam putih yang masih berdiri dengan kokohnya.
***
Di dalam ruangan putih, Liu Mei yin masih berdiri dengan memeluk anak kecil di pelukannya yang sedang tertidur.
Merasa ada yang bergerak dalam pelukannya, Liu Mei yin menoleh dan mendapati anak kecil bertubuh gemuk itu bangun dari tidurnya, dan kini menatap Liu Mei yin dengan wajah imutnya, dia memajukan mulutnya dan mencium wajah halus Liu Mei yin.
Cup....
"Mama....mama...ehe..ehe...," dengan mata yang menyipit, dia terus berkata mama sambil tertawa kecil.
Deg...
'kenapa anak kecil ini begitu menggemaskan, apa aku yang tak pernah menyadari ya, bahwa ada makluk menggemaskan Didunia ini?'batin Liu Mei yin.
Tanpa Liu mei yin sadari dia mencubit pipi gembul anak itu hingga memerah, Yang dicubit hanya menatap Liu Mei yin dengan mata berkedip-kedip.
"Ah kau terlalu lucu....jika seperti ini aku akan berfikir dua kali untuk membunuh anak kecil sepertimu," ucap Liu Mei yin, tanpa jiwa Liu mei yin sadari, hatinya kini mulai beralih menjadi orang yang berperasaan.
Liu Mei yin terus mencubit dan sesekali mengusap wajah gembul anak kecil itu, dengan perasaan bahagia.
Ntah sudah berapa lama Liu mei yin di tempat berwarna putih itu dengan anak kecil bertubuh gemuk di dalam pelukannya, dia tak mengetahuinya, semakin berjalannya waktu, hubungan antara keduanya semakin erat, seperti anak dan ibu.
Saat dia bermain dengan anak kecil gemuk itu, tanpa terasa Liu mei yin tersenyum tulus untuk pertama kali dengan jiwa lain yang mengambil alih tubuh Liu Mei yin.
Anak kecil bertubuh gemuk itu melihat Liu mei yin tersenyum pun, merasa bahwa misinya sudah berhasil, lalu tiba-tiba anak kecil bertubuh gemuk itu memejamkan kedua matanya, Liu mei yin yang melihat itu mengira bahwa anak itu mengantuk, jadi dia ingin membawanya kepangkuannya untuk tidur.
Namun saat akan mengangkat tubuhnya, tiba-tiba tubuh anak gemuk itu menghilang dan berubah menjadi cahaya putih, lalu mengarah menusuk kening Liu Mei yin tanpa aba-aba dia menerobos.
Liu Mei yin yang melihat itu terdiam tak bergerak, lalu tiba-tiba dia merasakan rasa sakit di bagian kepalanya, sepeti ditusuk dengan seribu jarum yang tumpul dan menerobos masuk, lalu mulai menjalar kearah tubuh dan berkumpul di dalam dantiannya.
Akhhhrr....
Siaal.......
Akkhhhh.....
Liu Mei yin memuntahkan seteguk darah dari mulutnya, akibat kekuatan yang sangat besar menerobos masuk ke arah dantiannya, walaupun dantiannya sangat luas, namun belum tentu bisa di tahan oleh tubuhnya saat ini.
Satu jam berlalu, Liu mei yin yang kesakitan sudah terbaring lemah dan sekarat akibat menahan kekuatan yang memaksa masuk kedalam tubuhnya, dia sendiri tak sadarkan diri, dengan darah yang keluar dari mulutnya.
Semakin lama semakin hilang kesadaran Liu Mei yin, dan akhirnya dia menutup mata karena pingsan, di saat dia tak sadarkan diri tiba-tiba tubuhnya mengelurakan cahaya yang sangat terang menyelimutinya.
Tubuh Liu mei yin yang bercahaya terangkat keatas melayang perlahan lalu berhenti di udara, masih dengan cahaya yang sangat menyilaukan keluar dari tubuhnya, dia terus melayang diudara dengan keadaan masih menutup mata.
Setelah beberapa menit cahaya itu semakin memudar bersamaan dengan tubuh Liu Mei yin yang turun kebawah, dan tersedot kembali dengan tubuh yang tergeletak seperti sebelumnya.
Namun kini ada yang berbeda, karena kulitnya berubah menjadi semakin halus dan putih bak porselin, garis wajahnya semakin terlihat kecantikan yang menghancurkan benua dan satu lagi rambutnya yang berwarna putih perak.
Liu Mei yin yang semula tak sadarkan diri kini perlahan membuka matanya, dan pandangan pertama dia melihat kakek tua berambut putih sedang menatapnya.
"Apakah aku sudah selesai ujian?" Tanya Liu Mei yin yang kini beranjak untuk bangun dan berdiri.
"Iya gadis meiyin kau berhasil selamat... selamat..," ucap pria berambut putih itu kepada Liu Mei yin.
"Hah... akhirnya,...hmm pak tua bolehkah aku bertanya kepadamu prihal ujian tersebut?" Tanya Liu Mei yin.
"Hmm.... sebenarnya aku sudah tau apa pertanyaan mu, pastinya kau ingin bertanya kenapa ujian pertama yang kau hadapi adalah melawan tentara berzirah putih, dan kenapa kau hanya mampu melawannya menggunakan kekuatan kegelapan... jawabnya adalah, karena elemen kegelapan bertentangan dengan elemen cahaya, namun belum tentu dia tak bisa disatukan dan dengan bantuan kekuatan misterus yang ada didalam tubuhmu, yang sangat kuat dan itu membantumu melewatinya...huh, padahal tentara berzirah putih tersebut adalah tentara dengan kekuatan yang takkan terkalahkan didunia Kultivator. Dengan kekuatan kegelapan dia memiliki persamaan dalam hal energi, ketika kau menggunakan elemen kegelapan dan melawan tentara berzirah putih tersebut, maka tentu dia akan mudah terkalahkan, apalagi ditambah dengan kekuatan yang tersembunyi didalam dirimu, namun aku sendiri tak tau apa itu....aku hanya merasakannya saat dirimu keluar dari ruang kegelapan, yang terpenting nak. Saat ini kau masih belum bisa mengontrol kekuatan besar dalam tubuhmu, jadi aku memberimu warisan cahaya surga yang berbentuk anak kecil berusia 2 tahun, namun, tentu cahaya surga itu tak mudah untuk tunduk kepada siapapun. Bahkan, diriku sendiri sangat kewalahan, namun ternyata dia dengan mudahnya memilihmu menjadi tuannya. Huh, sungguh tak adil keberuntunganmu, membuatku iri saja gadis Mei yin. Selamat nak, tapi akhirnya aku bisa tidur nyenyak setelah ini," Ucap pria berambut putih itu sambil merentangkan kedua tangannya.
Liu Mei yin sedari tadi hanya memperhatikan dan mencerna semuanya, dia akhirnya tau kenapa tentara yang sangat kuat tersebut justru sangat mudah dikalahkan dengan elemen kegelapan.
Hmm, sepertinya dirinya akan mencoba mengontrol kekuatannya setelah ini.
"Pak tua, bisakah kau mmeberi tahuku tentang rambutku ini," ucap Liu mei yin ketika menyadari rambut panjangnya berubah menjadi putih, sama seperti pria berambut putih, namun bedanya rambut Liu mei yin berwarna putih keperakan.
"Oh tentu saja, itu hanyalah efek dari kekuatan cahaya, kau tenang saja aku memiliki sesuatu untuk menutupi rambut putihmu, karena aku juga tak ingin kau menjadi incaran pada bedebah sialan itu, sebelum kamu menguasai kekuatan tersebut sepenuhnya, saat ini aku menyegel kekuatan cahayamu, namun kau bisa membuka segel itu seiring bertambahnya kultivasimu," ucap pria berambut putih.
"Sama halnya dengan kekuatan kegelapan, kau akan membuka segelnya dengan meningkatkan kultivasimu, karena saat ini tubuhmu belum mampu untuk menampung kekuatan yang sangat besar itu, kami harap kau berjanji satu hal." bukan pria berambut putih yang menjawab, namun pria bertedung hitam yang tiba-tiba muncul ntah dari mana.
"Hei, pak tua bertedung hitam bikin kaget saja," ucap Liu Mei yin yang sudah kembali dengan jiwa aslinya.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku Mei yin," ucap pria bertedung hitam.
"Baiklah, selama aku mampu, maka aku akan berjanji, jadi apa yang kau inginkan untukku janjikan?" Tanya Liu mei dengan wajah datarnya.
Hening beberapa saat, pria bertedung hitam itu melirik kearah pria berambut putih, lalu keduanya menganggukkan kepala dan menatap kearah Liu Mei yin.
"Kami ingin kau untuk...." Ucapan pria bertedung hitam terhenti lalu kembali menatap pria berambut putih.
"Kami ingin kau membuat kontrak," ucap pria berambut putih.
"Hah... Membuat kontrak?" Tanya Liu Mei yin bingung.
"Kau ini pak tua jangan membuat gadis Mei yin bingung, kenapa tak langsung memberitahukan kepadanya," pria bertudung hitam merasa kesal dengan pria berambut putih, yang berkata setengah-setengah.
"Ekheem... maksudnya kau membuat kontrak dengan kami," jelas pria berambut putih.
"Oh..hmm kontrak yang bagaimana?" Tanya Liu Mei yin dengan pelan.
"Begini sekarang kau sudah mewarisi kekuatan kedua elemen, namun ada hal yang lebih penting dari kekuatan elemen tersebut, tentu kami tak bisa langsung menyerahkan semuanya kepadamu, kecuali kau membuat kontrak dengan kami, agar kami percaya sepenuhnya kepadamu untuk menyerahkannya," ujar pria berambut putih.
"Hmm baiklah, aku berjanji selama itu tidak menyakitiku," ucap Liu Mei yin.
"Kau tenang saja nak, ini bukan hal yang merugikan apalagi bisa menyakitimu justru sebaliknya," ucap pria bertudung hitam sambil tersenyum kearah pria berambut putih.
"Oke" ucap Liu Mei yin.
Tak lama setelah itu kedua pria tersebut melambaikan tangannya dan muncullah sebuah giok berwarna hitam dan putih dari udara.
"Sekarang teteskan darahmu nak," perintah pria bertudung hitam.
"Baik," ucap Liu Mei yin lalu melangkah kakinya kedepan dan mendekati giok berwarna hitam dan putih itu.
Setelah sampai didepan giok tersebut, Liu Mei yin menggigit jarinya dan meneteskan darahnya diatas giok itu.
Giok berwarna hitam dan putih masih seperti biasa, namun setelah beberapa saat giok berwarna hitam dan putih itu mengeluarkan cahaya dan kabut hitam lalu hilang dengan sekejap mata.
"Hmm," kedua pria tersebut menganggukkan kepalanya, ntah apa yang mereka fikirkan namun keduanya memiliki pemikiran yang sama, setelah melihat cahaya dan kabut yang keluar setelah Liu Mei yin meneteskan darahnya.
"Baiklah, nak, tunggu sebentar," ucap pria bertudung hitam.
Lalu kedua pria tersebut mengarahkan tangannya kearah singgasana hitam putih, yang pertama kali Liu Mei yin lihat saat memasuki pagoda dan keluarlah cahaya dari pria berambut putih dan kabut hitam dari pria bertudung hitam.
Singgasana yang semula diam kini mulai bergetar, setelah kekuatan kedua pria tersebut mengarah kearah singgasana, lalu benda tersebut begetar dengan dahsyat, tak lama setelah itu singgasana itu melayang di udara.
lalu perpaduan antara gelap dan terang kini menjadi satu singgasana yang awalnya berbentuk kursi yang megah, kini perlahan berubah bentuk menjadi sebuah pedang yang sangat indah perpaduan antara hitam dan putih, dengan ganggang berwarna hitam dengan pola rumit yang misterius dan bilah pedang dengan dua sisi berwarna putih, ada ornamen naga di sisi kiri dan phionix yang disisi kanan.
Liu Mei yin yang sedari tadi hanya menonton semuanya saat melihat pedang itu, benar-benar terpaku diam karena terpesona melihat hal yang hanya dia lihat di dalam cerita-cerita dahulu, dan kini dia menyaksikannya sesuatu yang sangat indah, sungguh dia sangat menginginkan mempunyai pedang jika memang pedang itu untuknya dia akan snagat senang, karena selama dia bereingkarnasi dia sama sekali belum memiliki senjata apapun, hanya mengandalkan pedang kayu yang ia buat.
Setelah pedang itu disempurnakan, kini pedang itu bergerak dan berdiri seakan memiliki jiwa dia perlahan mendekat kearah Liu Mei yin berada.
Liu Mei yin yang melihat itu menjadi waspada namun tepat saat pedang itu mencapai setengah langkah dari Liu Mei yin, pedang itu berhenti lalu bergerak seperti orang yang membungkuk kepada Liu Mei yin.
Liu Mei yin dibuat bingung dengan semua ini, dia hanya diam namun masih dengan ekspresi datarnya.
"Pedang itu sekarang milikmu mei yin, karena kau sudah berhasil mengontrak giok dewa cahaya dan dewa kegelapan sebelumnya dan kini tugas kami sudah selesai. Namun, kami berharap kau menjadi orang kuat dan tetap menegakkan kebaikan dengan warisan kami," ucap pria berambut putih yang bernama Yang zi.
"Tentunya, kau tak bisa berbuat terlalu baik nak, jika kau menghadapi permasalahan, maka selesaikan dengan hati nurani mu, bantai dan habisi mereka yang berbuat tidak adil kepadamu, gunakan kekuatan kegelapan untuk melenyapkan mereka," Ucap pria bertudung hitam.
"Ekheemm... Yin Zu, apakah kau lupa denganku, segala kejahatan tentu harus dibantai, namun kita juga harus selalu memiliki kebaikan dalam jiwa kita, agar kita tak menjadi monster yang membunuh tanpa ampun dan tak membedakan yang benar dan salah," ucap pria berambut putih.
"Huh kau benar Yang Zi, namun aku yakin anak gadis ini pasti tau mana yang baik dan benar, kau saja yang terlalu menghawatirkannya.
Lihatlah gadis kecil itu, walaupun didalam dirinya terdapat jiwa yang suram, namun aku yakin jiwa aslinya akan mampu mengontrol kekuatan dahsyat itu secara perlahan, dengan kekuatan kegelapan dan cahaya dari warisan kita," ucap pria bertudung hitam bernama Yin Zu.
"Aku harap seperti yang kita harapkan," ucap Yang Zi lalu mereka melanjutkan percakapan mereka berdua, tanpa menyadari masih ada orang lain di samping mereka.
"Hei, pak tua Yang Zi dan pak tua Yin Zu! bisakah kalian berhenti berbicara," ucap Liu mei yin
"Ah iya, kami lupa dengan gadis kecil itu yang masih disini..." Ucap Yin Zu.
"Sekarang bisakah kalian mengirimku keluar dari sini?" Tanya Liu Mei yin.
"Tentu gadis Mei yin, tunggu dulu bawalah pedang Hanjian bersamamu, oh iya Gadis Mei yin ingatlah satu hal ketika kau keluar, jangan sembarangan menggunakan elemen kegelapan dan cahaya, karena itu akan membuatmu dalam bahaya dan juga pedang itu sebaiknya kau simpan gunakan disaat terdesak saja, karena jika kau menggunakannya maka bumi akan bergetar karena kekuatan pedang itu sangatlah kuat," ucap Yang Zi.
"Namun, kami memiliki solusi untukmu nak, ini terima cincin ini untuk menekan kekuatan pedang itu, jika kau ingin tetap memakainya," lalu Yang Zi menerbangkan cincin itu menuju Liu Mei yin.
Liu mei yin mengambilnya lalu langsung memakainya di jarinya.
"Terimakasih sudah memberiku warisan kalian dan juga pedang ini, aku akan selalu mengingat kebaikan kalian dan ucapan kalian," sambil mengambil pedangnya Liu mei yin membungkuk badannya memberi hormat untuk pertama kali setelah dia bertransmigrasi ke dunia kultivasi ini.
Kedua pria itu tersenyum dengan tindakan Liu mei yin, mereka terharu karena tidak salah memilih orang, yang tidak lupa kepada orang yang berbuat baik kepadanya.
"Nak, sekarang tutup matamu kami akan mengirim keluar dari sini," ucap Yin Zu.
Liu mei yin menurut lalu menutup kedua matanya, setelah itu dia merasakan ada kekuatan mendorongnya secara perlahan, lalu Liu mei yin di kirim keluar dari dalam pagoda.