"Ceraikan suamimu dan menikahlah denganku."
Sandiwara cinta di depan layar yang Naya Andriana lakukan bersama suaminya Rayyan seorang aktor, membuat orang-orang berpikir jika rumah tangga keduanya penuh bahagia. Tanpa mereka tahu, jika rumah tangga Naya tidaklah sebahagia itu. Sering kali Rayyan berbuat kasar padanya, tanpa peduli jika dirinya sedang hamil. Kehidupan rumah tangga indah di bayangan semua orang adalah kesengsaraan baginya.
Hingga, Rayyan di penjara atas penipuan investasi yang ia lakukan. Bertepatan dengan itu, Naya terpaksa harus melahirkan sebelum waktunya. Membuat bayinya harus di rawat Di NICU. Harta di sita, dan tak ada biaya sepeserpun, Naya hampir menyerah. Sampai, pria bernama Zion Axelo datang padanya dan menawarkan sebuah bantuan.
"Karena Rayyan sangat mencintaimu, Aku ingin membalas dendamku padanya, dengan merebut cintanya." ~Zion
"Anda salah Tuan, apa yang di lihat belum tentu yang sebenarnya terjadi. Kisah cinta kami, hanya lah sandiwara." ~Naya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadikanmu Tawanan
Sebuah mobil mewah terhenti di depan rumah sakit. Seorang pria berpakaian hitam turun dan membukakan pintu mobil untuk sang tuan. Tak lama, turunlah seorang pria tampan. Pria itu mengenakan setelan jas berwarna Navy dengan dasi hitam yang melengkapi pakaiannya saat ini.
Kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya membuatnya semakin terlihat mempesona. Pria, dengan sejuta pesona itu melangkah dengan penuh percaya diri memasuki rumah sakit. Sementara dua orang pria berpakaian hitam lainnya berjalan di belakangnya.
"TOLONG SELAMATKAN BAYIKU! AKU AKAN MENCARI BIAYANYA TAPI JANGAN LAKUKAN ITU PADA BAYIKU! DIA BISA TIADA HIKS ...."
Teriakan histeris seorang wanita membuat langkah Zion terhenti, tatapannya langsung teralihkan saat itu juga. Matanya menangkap seorang wanita yang tak asing di matanya. Wanita itu tengah menangis histeris di depan meja resepsionis sembari memegang perutnya yang sudah terdapat bercak darah.
"Nyonya, anda bisa tenang sedikit, luka operasi anda kembali terbuka!" Seru seorang suster sembari menenagkan wanita itu.
"Sus tolong, bayiku hiks ..." Karena lemas, dirinya tak kuat menopang tubuhnya. Dia meremehkan kondisi tubuhnya, akibatnya ia pun terjatuh. Sampai, telinganya mendengar langkah seseorang mendekat padanya.
Sepasang sepatu kulit terhenti di hadapannya, pandangannya pun menyusuri celana panjang seorang pria. Hingga akhirnya, matanya menatap ke arah wajah seorang Zionathan Axelo.
"Naya,"
"Anda ...." Ucapnya sebelum dirinya jatuh pingsan.
.
.
.
Naya terbangun, matanya mengerjap pelan melihat langit-langit ruangan dimana dirinya berada. Dia masih tampak bingung dimana keberadaannya saat ini, dan berusah mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Sampai, suara gelas yang beradu dengan meja membuatnya terkejut.
"Sudah sadar?"
Naya kaget melihat Zion yang duduk di sofa sembari menatap nya dengan tajam. Reflek, dirinya langsung beranjak duduk. Karena melupakan luka di perutnya, membuatnya sedikit meringis karena merasakan sakit akibat gesekan yang terjadi.
"Awsss ...." Naya menunduk, menatap bajunya yang sudah kembali bersih. Tak ada lagi bercak darah seperti tadi.
"Siapa kamu?" Tanya Naya sembari menatap Zion yang tengah santai menatap nya.
"Aku? aku adalah penyelamatmu. Aku datang, ingin menawarkan bantuan padamu."
"Bantuan?" Naya merasakan perasaan yang tak enak. Dirinya melihat Zion seperti punya ingin tujuan tertentu menawarkan bantuan padanya.
"Ya, bayimu butuh pengobatan khusus, benar? Rumah sakit ini sangat besar, perawatannya akan sangat mahal. Kamu tidak hanya butuh belasan juta, pastinya kamu membutuhkan uang lebih dari itu dan bisa jadi ... ratusan juta pun habis. Aku berbaik hati memberimu penawaran yang terbaik." Nada suara Zion terdengar penuh penekanan yang dapat mempermainkan psikologis lawan bicaranya.
"A-apa yang akan kamu tawarkan?" Tanya Naya dengan tatapan takut.
Zion tersenyum puas, Naya masuk ke dalam rencananya. "Ceraikan suamimu dan menikahlah denganku."
Mendengar itu, mata Naya pun membulat sempurna, "APA ANDA GIL4?! AKU TIDAK MAU!" Teriak Naya menolak penawaran Zion.
"Satu miliar, cukup?"
"Aku tetap tidak mau!" Tolak Naya secara mentah-mentah.
"Kamu akan membiarkan bayimu ma.ti perlahan yah?"
Tatapan Naya berubah, raut wajahnya berubah pias. Penawaran Zion, sungguh membuatnya dilema. Antara mempertahankan pernikahannya ataukah bayinya? Naya tak bisa melakukan apapun untuk saat ini, dia butuh uang untuk pengobatan bayinya yang entah sampai kapan berada di ruang NICU. Jika dia menolaknya, tandanya dia akan membiarkan bayinya ma.ti perlahan.
Ini adalah pilihan yang sulit untuk Naya, dia tak punya kuasa menolak tapi dirinya tak ingin rumah tangganya hancur. Bagaimana dirinya dapat mengambil keputusan saat ini?
"Ku rasa ... bayi itu tidak akan lebih lama bertahan jika kamu tidak mengambil keputusan secepatnya. Mungkin, malam ini dia akan ma ...,"
"Aku bersedia!"
Zion tersenyum mendengar keputusan Naya, wanita yang saat ini tengah menatap nya dengan mata berkaca-kaca. Ia pun menjentikkan jarinya, meminta bodyguard nya untuk datang mendekat dan memberikan map yang sejak tadi dirinya bawa.
"Tanda tangani ini." Titah Zion, ia melangkah mendekati bed pasien Naya dan menyerahkan selembar kertas berisikan sebuah perjanjian.
Naya yang melihat kertas perjanjian itu dengan ragu meraihnya, ia membacanya dengan seksama sembari memikirkan apa yang Zion rencanakan. "Sangat aneh, dia bahkan sudah memiliki surat perjanjian ini. Tiba-tiba sekali pria ini datang dan menawarkan kerja sama dengan syarat perpisahanku dengan Mas Rayyan. Sebenarnya, apa tujuan dia?" Batin Naya.
"Di perjanjian itu tertulis, kamu harus menuruti semua keinginanku. Termasuk, perceraianmu dengan pria itu. Waktumu hanya lima menit, cepat putuskan." Kata Zion dan memberikan sebuah pena untuknya.
Dengan ragu, Naya meraih pena yang Zion berikan dan berniat akan menandatanginya. Tapi entah mengapa, rasanya sangat berat. Pernikahan nya yang baru saja berjalan dua tahun akan hancur begitu saja.
"Tiga menit, setelahnya aku tak lagi menawarkannya padamu " Ucap Zion setelah mengecek jam di tangannya.
Air mata Naya luruh saat dirinya menggoreskan tinta pena itu pada kertas tersebut. Menandakan, dirinya setuju dengan perjanjian yang Zion katakan.
Melihatnya, Zion tersenyum sangat puas. Ia mengambil kembali kertas yang ada di tangan Naya dan melihatnya dengan seksama. "Bagus ... kamu sangat pintar mengambil keputusan. Setelah ini, aku kasih kamu waktu mengurus perceraianmu dengan Rayyan."
"Siapa kamu? Kenapa kamu seolah tahu banyak tentangku dan suamiku?! Apa tujuanmu sebenarnya?" Seru Naya yang merasa terkejut saat Zion menyebut nama Rayyan.
Zion tersenyum menyeringai, ia meraih wajah Naya dan mengelusnya dengan lembut. Tapi sedetik kemudian, dia mencengkram pipi wanita itu dan menatap nya dengan tatapan tajam. "Ternyata kamu wanita yang sangat cerdik, Naya. Pantas saja, Rayyan sangat mencintaimu. Mulai sekarang, berhentilah memanggilnya suamimu. Karena sekarang, kamu adalah tawananku."
Zion menghempaskan wajah Naya begitu saja, ia lalu meraih tas yang bodyguard nya berikan dan melemparnya ke atas pangkuan Naya.
"Itu uang sebesar tiga ratus juta, sisanya akan aku berikan setelah kamu dan Rayyan resmi bercerai." Titah Zion, ia sama sekali tak merasa kasihan pada kondisi Naya saat ini.
Zion berlalu pergi dengan kedua bodyguard nya, meninggalkan Naya yang meremas kuat tas yang berisikan uang senilai tiga ratus juta itu. Air matanya luruh, perasaannya sesak. Ia langsung beralih mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan kembali mencoba menelepon seseorang. Berulang kali dirinya menelepon, tak ada jawaban sama sekali. Membuat akhirnya Naya kembali meletakkan ponselnya dengan tatapan kecewa.
.
.
.
Belum saja berita tentang kasus yang di jalani Rayyan mereda, jagat maya kembali di hebohkan dengan tuntutan cerai Naya untuk Rayyan. Semua media meliputnya, dan bahkan tak segan menghampiri Naya yang baru saja keluar dari ruang sidang. Wanita itu terlihat sedikit kesulitan menerjang banyaknya wartawan yang mencoba bertanya padanya untuk kebutuhan agensinya.
"Kak Naya, kenapa tiba-tiba bercerai dari Rayyan? Bukankah kalian pasangan yang serasi dan saling mencintai? Apa karena suami anda sudah menjadi narapidana jadi anda malu untuk melanjutkan pernikahan kalian?"
"Benar, coba jelaskan Kak Naya. Apa kamu tak bisa setia dengan suamimu?"
"Naya tolong penjelasannya!"
Naya membenarkan topinya guna menutupi wajahnya dari kamera, juga masker yang ia gunakan. Sungguh, saat ini dirinya bingung harus bagaimana. Dia sudah paham akan resiko memiliki suami seorang aktor tapi dirinya tak menyangka akan sesulit ini.
"MINGGIR KALIAN!" Suara berat seorang pria membuat suasana mendadak senyap. Tatapan semua orang kini beralih pada seorang pria tampan yang baru saja turun dari mobil. Beberapa bodyguard langsung membukakan kerumunan untuk tuan mereka.
Naya terkejut melihat Zion yang datang menyusulnya, pria itu bahkan turun dengan hanya mengenakan kaca mata tanpa mengenakan masker. Tentunya, media langsung menyorot ke arahnya. Tanpa mengatakan apapun, dengan penuh percaya diri Zion melangkah menghampiri Naya dan merangkulnya.
Semua orang yang ada di sana mendadak terdiam, mereka syok. Sampai-sampai, mereka lupa bertanya mengenai hubungan keduanya. Dengan itu, Zion mudah merangkul Naya dan membawanya masuk ke mobilnya.
"Eh? siapa itu? Apa pria itu selingkuhan Kak Naya?"
"Sepertinya iya, belum juga bercerai tapi sudah punya selingkuhan. Cepat. kita harus dapat informasi yang lebih banyak!" Ucap para wartawan itu.
Mobil Zion berjalan pergi meninggalkan para kerumunan yang mengejar mobil mereka. Naya sampai mebahan nafasnya melihat orang-orang bahkan sampai mengejar mobil yang ia tumpangi untuk mendapat sebuah informasi. Tapi untunglah, tak lama setelahnya orang-orang itu berhenti mengejar.
"Berterima kasihlah padaku, karena aku sudah menolongmu," ucap Zion sembari menyatukan jari jemarinya.
Naya melirik kesal melihat Zion yang dengan pedenya menolongnya, "Kamu bukan menolongku, tapi kamu memperkeruh suasana! Maumu tuh apa sih sebenarnya?!"
"Mau ku?" Zion tiba-tiba mencengkram pipi Naya sembari menatap matanya dengan tajam.
"Mauku ... menjadikanmu tawanan dan membuat Rayyan sengsara! Aku ingin, kehancurannya!"
Tubuh Naya bergetar hebat, dia tak tahu kenapa aura dari Zion sangat menakutkan. Entah apa maksud dari perkataan pria itu, Naya hanya bisa meneguk lud4hnya dengan kasar. Begitu takut melawan pria yang ada di sebelahnya itu.
Zion suatu saat pasti berhadapan dg mantan Naya,,
Xander menyukai janda, yg belum pasti jga menyukainya, belum lagi keluarganya.🤔
huuu.... tunggu updatenya aja dah'.