Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16.
James dengan cepat bangkit dari duduknya, ia tidak bermaksud membiarkan wanita cantik itu duduk di sampingnya.
"Jangan panik seperti itu, tenang saja! kenapa kamu bereaksi berlebihan seperti itu?" tanya Eleanor sembari terus memasang senyuman ramahnya.
Barulah wanita cantik itu menoleh ke arah Eleanor, setelah Eleanor mengeluarkan suaranya, dan seketika menunjukkan raut tidak suka memandang Eleanor.
"Siapa dia? kenapa dia bersama dengan mu, kak?" tanya wanita cantik itu dengan nada dingin.
Eleanor tetap memasang senyuman ramahnya memandang wanita cantik itu, dan terlihat begitu tenang melihat perubahan wajah wanita cantik itu memandangnya.
"Sebaiknya kamu pergi! aku dan... !"
"Jangan memasang wajah tidak suka seperti itu!" Eleanor masih memasang senyuman ramahnya, memandang wanita itu memotong perkataan James.
"Kalau kalian sudah lama tidak bertemu, dan kebetulan bertemu di sini, sebaiknya kalian manfaatkan untuk melepas rindu, lain kali saja kita makan siang bersama!" kata Eleanor lagi kepada James.
Eleanor mendorong kursinya kebelakang, lalu bangkit dari duduknya. Masih dengan memasang senyuman ramahnya, ia mempersilahkan James dan wanita cantik itu makan siang bersama.
"Eleanor.. tunggu!" James sontak terkejut melihat Eleanor meninggalkannya dengan wanita cantik itu.
Eleanor masih dengan senyuman ramahnya menjawab James, "Jangan sungkan padaku, silahkan lanjutkan saja mengobrolnya, aku pergi dulu! aku masih ada urusan yang ingin ku selesaikan!"
Dengan langkah tenang Eleanor meninggalkan James bersama wanita cantik itu, ia harus kuat menerima pembalasan dari James.
Ia akan baik-baik saja pada kehidupan ke dua ini, karena dia sudah menjadi dewasa dalam bersikap. Ia tidak lagi seperti dirinya pada kehidupan yang lalu.
Ia bukan wanita lemah lagi, dan menjadi panik dalam menghadapi satu masalah. Ia sudah dewasa dalam menghadapi masalah apa pun itu.
"Eleanor!"
Tiba-tiba tangannya di tarik James, dan membuat tubuhnya berputar menghadap pada James.
"Ada apa?" tanya Eleanor memandang James dengan tatapan bingung.
"Kenapa kamu tinggalkan aku, makan siang kita belum selesai!"
"Bukankah seharusnya kamu hari ini bertemu dengan wanita cantik itu, kenapa kamu tidak beritahukan padanya, kalau kamu sudah kembali dari luar negeri, kamu jangan membuat suatu kesalahan pada seorang wanita yang tulus menyukai mu!" Eleanor kembali memperlihatkan senyuman ramahnya.
"Eleanor, jadi... menurutmu aku ini apa? bukankah kamu mengatakan tadi malam, kalau kamu ingin menikah dengan ku, dan kamu bahkan sudah mencium ku, apa kamu lupa?!"
Nada James terdengar kecewa, dengan tatapan mata kesal memandang Eleanor. Mendengar apa yang di katakan James, perasaan Eleanor biasa saja tidak merasa tergugah sedikit pun.
"James, aku sebelumnya telah mengatakan padamu, kalau aku meninggalkan pria itu karena dia pria bajingan, ia memiliki seorang wanita yang sangaattt ia sayangi!" kata Eleanor menekan kata 'sangat' sembari terus memasang senyuman ramahnya.
James terpaku mendengar apa yang di katakan Eleanor, dan ia seketika mengerti arah dari perkataan Eleanor.
"Aku pun sadar kalau aku telah buta selama ini, jadi... saat aku melihat kamu tadi dengan wanita cantik itu, kalian sepertinya saling peduli satu sama lain... !"
"Tidak! aku dan dia tidak punya hubungan apa pun!" James menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"James, tidak perlu menjelaskannya padaku, lihat! dia datang menghampiri kita, pergilah!" kata Eleanor tersenyum ramah.
"Eleanor, kamu serius tidak ingin menikah dengan ku? aku... !"
"Kak James, siapa dia! kenapa kamu acuh tak acuh padaku?!" wanita cantik itu menarik tangan James.
Plak!
Dengan reflek James menepis tangan wanita itu, dan membuat wanita itu tersentak dengan tindakan James.
"Kamu sungguh lancang mengganggu waktu kencan ku dengan tunangan ku, Hah?!!" hardik James menatap tajam wanita cantik itu.
Mata wanita itu membulat begitu terkejut mendengar apa yang di katakan James, ia tidak percaya apa yang baru saja James katakan.
"James, apa yang kamu lakukan? tadi kamu sangat lembut padanya, kenapa tiba-tiba kamu jadi kasar padanya?!" tanya Eleanor bingung memandang perubahan sikap James.
"Lembut? aku merasa tidak pernah lembut pada wanita mana pun! aku tadi hanya menjaga sikapku di depan mu, dan tidak ingin lepas kendali, karena aku pikir kamu yang akan mengusir wanita itu, karena mengganggu waktu makan siang kita!"
"Apa?? ha ha ha aa.. James, aku bukan gadis naif yang tidak punya etika, tanpa kendali mendamprat wanita yang tidak ku kenal, apa kamu ingin aku terlihat seperti wanita idiot??"
"Tidak Elea! aku tidak bermaksud seperti itu, maafkan aku kalau sudah salah, ke depannya aku akan menjaga diri, tidak akan bersikap ramah dengan wanita mana pun!" James menarik tangan Eleanor, hingga Eleanor merapat padanya.
"James!!" teriak wanita cantik yang terlihat tidak senang, melihat James memeluk Eleanor.
"Ayo kita makan di tempat lain saja!" James membawa Eleanor pergi dari restoran mewah tersebut.
Meninggalkan wanita cantik yang terlihat sangat marah, sembari menghentakkan kakinya ke lantai.
Bersambung......