NovelToon NovelToon
Ella Dan Emma

Ella Dan Emma

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

"Kalian dari mana? " Tanya Agam melihat Litha dan juga Aidan yang baru pulang ketika hari mulai gelap

"Nggak dari mana mana, kita cuma gabut terus ke taman deh beli jajan. " Sahut Aidan sambil melihat kan beberapa tentengan jajan

Litha dan Aidan sengaja menghabiskan waktu ditaman bersama Emma setelah pulang dari caffe, Litha dan Aidan kompak menyembunyikan kebenaran fakta yang baru saja mereka ketahui bersama Emma.

Mereka berdua memilih untuk tutup mulut rapat rapat, agar nanti biar Emma sendiri saja yang menjelaskan. Jika mereka yang menjelaskan tentu Agam dan yang lainnya memaksa untuk bertemu pada Emma.

"Oh hanya itu?, " Ucap Agam yang diangguki kepala oleh Aidan

Agam hanya ber oh ria saja sembari mencomot satu tusuk cilung dan memakannya. "Yang lain pada kemana kak? " Tanya Litha

"Mereka ditaman belakang, berlatih pedang dan yang lainnya. " Sahut Agam santai

Litha mengangguk. Mereka saat ini tengah berada di ruang tamu untuk bersantai ria seperti biasanya. Agam dibuat bingung oleh tingkah laku manusia yang berada dihadapan nya saat ini.

Pasalnya sedari mereka tiba, senyuman yang terpatri diwajah mereka tak kunjung berhenti, tak ingin terlalu terlihat kepo ia pun bertanya. "Kalian sehat? " Tanya nya

Litha dan Aidan saling pandang, lalu kembali tersenyum bersama. " Sehat dong, sehat banget malah. Hehe! " Cengir Litha dan Aidan

Agam menatap mereka dengan aneh. "Nggak kesambet hantu taman kan? Dari tadi tu muka nyengir mulu. Apa nggak kaku tu wajah. " Sahut Agam

"Sembarangan, mana ada hantu taman. Kita berdua itu lagi bahagia aja tahu nggak. Makanya dari tadi senyum senyum sendiri. " Ucap Aidan yang disetujui oleh Litha

"Bahagia apa? Kenapa? " Tanya Agam semakin penasaran

"Kasih tau nggak ya, " Ujar Litha dengan wajah yang seolah olah tengah berpikir jangan lupakan tangannya yang menunjuk keningnya sendiri

"Ck! Jangan buat penasaran! " Decak Agam kesal

"Hahaha bodo amat. Dah ah, gue mau mandi bye. " Ujar Litha tertawa kecil lalu pergi.

Agam yang melihatnya kembali mengdengkus kemudian menatap kedepan berharap Aidan mau menjawab pertanyaan nya, tapi justru Aidan sudah tidak berada di tempat nya lagi.

"Ah, sialan! " Desis Agam

"Siapa? " Tanya Bryan yang baru saja tiba bersama Gavin

Agam menoleh dan melihat Bryan. " Bukan apa apa, udah selesai? " Tanya Agam

Bryan mengangguk, "lo beli jajan sebanyak ini? " Ucapnya sembari mencomot satu, Gavin pun melakukan hal yang sama

"Bukan gue, Aidan sama Litha yang beli. Mereka juga terlihat sedikit aneh. " Ucap Agam

"Aneh? Aneh gimana? " Tanya Gavin

"Tauk, kaya aneh aja. Tu bocah berdua pulang dari main malah cengengesan nggak jelas. Gue tanya habis kesambet dimana, bukannya ngejawab malah pergi gitu aja," Timpal Agam cemberut

Bryan dan Gavin hanya terkekeh kecil saja. Tidak heran jika Litha dan Aidan seperti itu. Disini yang paling tua adalah Gavin, kedua Bryan, ketiga Agam,ke empat Hanna, kelima Aidan, yang terakhir Litha sebagai anak bungsu.

Melihat tingkah ke-duanya bukanlah hal yang aneh lagi melainkan hal yang lumrah, kadang ada saja tingkah membuat mereka geleng kepala melihat kelakuan kedua nya.

Dimana waktu itu Litha ingin sekali belajar membuat kue, dilihat dari hasilnya bagus dan begitu menggoda tapi ketika di cicipi ternyata rasa nya begitu amburadul. Dan yah, keduanya sudah seperti tikus yang tercebur didalam tepung yang membuat keduanya tampak begitu lucu

***

Arena balapan

Suara motor begitu nyaring, sorak sorai penuh menghiasi arena balapan malam ini. Masing masing dari mereka menyoraki nama idola nya,  sementara ada satu buah motor yang begitu asing tengah memimpin jalan saat ini.

Banyak dari mereka yang tidak mengetahui siapa orang tersebut, sehingga membuat mereka tidak menyoraki nama si pemimpin saat ini. Meski begitu, tak menutup kemungkinan arena yang ramai ini semakin panas melihat si pemimpin itu tak terkalahkan.

Sampai akhirnya garis finish pun sudah terlewati yang membuat mereka semua terdiam dan kecewa karena idola mereka terkalahkan.

"Gue menang, dan hadiah gue mana? " Ucap orang itu tanpa membuka hlem full face nya.

"Ternyata lo cewek. Sabi juga sih, " Ucap orang itu

Ia pun menyerahkan kunci motor miliknya kepada si perempuan itu. Jujur ini adalah kali pertama nya ia dikalahkan dalam sirkuit balapan, terlebih yang mengalahkan nya justru seorang wanita.

Perjanjian awal, jika dirinya yang menang maka si perempuan wajib untuk membuka hlem miliknya agar semua orang yang menyaksikan sirkuit balap ini tahu tentang dirinya, dan jika ia yang kalah maka motor kesayangan miliknya akan berpindah menjadi milik si wanita itu.

Wanita itu menerima kunci motornya" Thanks, "ucapnya lalu pergi begitu saja meninggal kan cowo itu sendiri.

" Gilaa, motor kesayangan lo bos. " Ucap Archio sang waketu

"Hebat bener tu orang, ngeliat dari postur tubuhnya kayanya cewek nggak sih, " Sambung Samudra

"Memang cewe egee! Lo nggak liat tinggi nya aja cuma sekitar 168 nan. " Sahut Raden mengeplak kepala Samudra

"Sakit bangsul! nggak usah geplak segala kenapa. Ringan amat tu tangan, lagian kan gue cuma nebak aja. " Sahutnya ketus dengan tangan yang mengusap belakang leher

"Kenapa bisa kalah bos? Sengaja atau bagaimana? " Tanya Aniq heran

Ia heran, baru ini Alkairo kalah dengan pertandingan balap motor, biasanya ia selalu menang dan pulang dengan membawa hadiah hadiah besar, entah itu berjumlah uang, motor atau barang mahal lainnya. Tapi kenapa malam ini ia justru kalah, bahkan dikalahkan oleh seorang wanita lagi.

"Gue nggak sengaja, cewe itu memang bukan tandingan gue. " Sahut Alkairo santai

Ya, mereka adalah anggota geng Beaver dan juga Most Wanted sekolah. Siapa yang tidak kenal dengan sekumpulan 5 remaja tampan itu haha,

"Udahlah, cabut. Nggak perlu dipikirin. " Sahut Alkairo menaiki motor Raden.

Mereka pun akhirnya memilih cabut meninggalkan arena balap tadi. Sementara para penonton sudah pulang setelah si pemenang mengambil hadiahnya.

Sepanjang perjalanan Alkairo memikirkan wanita yang menjadi lawan balapnya tadi. Ia penasaran siapa wanita itu. Melihat dari postur tubuh serta cara jalannya hanya satu nama yang terlintas dipikiran nya. Tapi apakah itu dia? Jika memang yang ia pikirkan itu memang benar, maka Alkairo tak akan melepaskan nya, 'mulai menunjukkan bakatmu ternyata, menarik. ' ujar nya tersenyum simpul dibalik hlem full face miliknya.

Malam kian larut, jalanan juga mulai terlihat lengang dan sepi bahkan tak ada satupun kendaraan yang melintas selain lampu jalanan saja yang menerangi jalanan.

Meskipun begitu, tak membuat si pengendara merasa takut, justru ia sangat senang melajukan motor miliknya dijalanan yang sepi ini. Beberapa menit kemudian ia pun tiba dirumah nya dan langsung saja memarkirkan motor miliknya di sebuah garasi motor.

Motor hasil balapan tadi, sementara miliknya yang tadi gunakan untuk balapan ia simpan di apart miliknya dengan menyuruh orang suruhan nya.

Jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari, yang pastinya orang rumah sudah pada tidur akan tetapi perkiraan nya salah. Justru ketika ia membuka pintu kembali wajahnya tertoleh kesamping akibat tamparan keras yang melekat di pipinya

Plakkk! 

Shit! 

Tamparan ini justru sangat kuat, dari pada tamparan yang sebelumnya. Gadis itu sempat meringis akibat perihnya tamparan yang baru saja ia dapatkan.

"Dari mana saja kau! Kenapa kau baru pulang dijam larut seperti ini, apa benar yang dikatakan oleh mama dan adikmu jika selama ini kau menjual tubuh mu itu. " Hardik pria dewasa itu Gustaf  marah

Ia baru saja pulang dari perjalanan kerjanya tadi siang. Akan tetapi ketika ia pulang justru mendapatkan aduan yang tidak tidak tentang anak pertama nya.

Awalnya ia ingin menyangkal semua aduan yang dibuat oleh istri dan Anaknya. Tapi lihat lah sekarang, ia justru baru menemui putri pertama nya ini dijam tengah malam seperti ini.

Ia sengaja menunggu putri nya pulang dan membuktikan semuanya dengan mata kepala nya sendiri, dan ternyata itu benar. Ia mendapati putrinya pulang larut malam. " Kenapa diam saja! Jawab perkataan Ayah, Emma! " Ucapnya sekali lagi

Emma tersenyum kecil." Apa saja yang mereka adukan? Apakah mereka berkata kepada Anda bahwa saya setiap hari menjual diri, begitu? Dan anda percaya begitu saja dengan apa yang mereka katakan tanpa bukti sama sekali? Haha lucu sekali, "ucap Emma tertawa miris

Gustaf mengkerut kan alisnya, " Apa maksud mu? " Tanya Gustaf sedikit tidak percaya

Terakhir kali ia pergi bekerja Emma tidak seperti ini, ia adalah anak yang penurut bahkan selalu tersenyum padanya. Lalu apa apaan ini! Kenapa Emma bersikap acuh padanya, terlebih sorot mata nya yang datar tanpa ekspresi seperti itu. Bukan hanya itu, Gustaf juga merasa tidak enak mendengar kalimat  'anda'   yang keluar dari bibir anaknya

"Maksud ku? Percuma. Jika saya menceritakan nya pun Anda tidak akan percaya sama sekali, jadi lebih baik saya diam dan anggap saja apa yang istri dan anak kesayangan anda itu katakan semuanya benar, dan maaf sekali besok saya harus sekolah beri saya jalan untuk masuk. Saya lelah. " Ucap Emma berkata dingin

Gustaf tanpa sadar menggeser tubuhnya sendiri dan memberi jalan pada Emma. Dengan pikiran yang berkecamuk pada kepalanya, Gustaf akhirnya memilih untuk merebahkan tubuh di sofa sembari mengingat kembali apa yang dikatakan oleh istrinya.

Siang itu ia baru pulang dari luar kota, dan hanya mendapati istri dan Ella saja di ruang TV. Tak melihat Emma membuatnya bertanya kemana anak itu.

"Kenapa hanya berdua? Dimana Emma? " Tanya Gustaf pada Laras

Laras hanya acuh seraya menjawab, " Entahlah. Anak itu selalu saja begitu. Pulang sekolah bukannya pulang justru malah kelayapan tidak jelas. " Ucap Laras yang membuat Gustaf terheran

"Apa benar begitu? " Tanyanya sedikit tidak percaya

Laras memutar bola matanya dengan malas, "tentu saja benar, untuk apa aku berbohong. Anak mu itu setiap pulang sekolah selalu keluyuran tidak jelas, bahkan pernah tidak pulang sama sekali. Jika kau tak percaya tanyakan saja pada Ella. " Ujar Laras

Ella yang merasa namanya disebut pun menatap sang ayah, "apa benar yang dikatakan oleh mama mu, nak? "

Ella mengangguk, " Benar pa, setiap pulang sekolah kakak selalu tidak pulang kerumah. Entah kemana tapi Ella juga tidak tahu, tapi ada beberapa teman Ella yang ngeliat kalau kakak suka ke bar. " Sahutnya dengan tampang lugu tentu dengan sedikit kebohongan didalam ceritanya.

Gustaf yang menndegar itu tentu saja langsung tersulut amarah, itulah mengapa ia ingin membuktikan sendiri dan ternyata benar jika Emma baru pulang kerumah ketika sudah larut.

Sedangkan Emma sendiri ia tidak tahu jika hari ini papa nya pulang, tapi meskipun demikian tak membuat nya merasa takut pada Gustaf. Cepat atau lambat toh semuanya akan terbongkar.

Cukup untuk saat ini ia bersantai. Mulai besok ia akan mencari tahu segalanya dan membongkar semua yang telah terjadi dan menyaksikan semuanya hancur satu persatu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!