NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:847.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Syafarudin! Bapak ndak mau mendengar penjelasanmu! Kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu perbuat!" ucap pak Mamad tegas, karna putramya terus saja menyangkal.

Ayang yang hendak menjelaskan pun menciut mendengar suara Pak Mamad yang mulai meninggi.

"Sekarang kalian tidurlah! Besok ikut Bapak ke KUA untuk mendaftarkan pernikahan kalian."

Ayang tersentak, begitupun dengan Udin. Mereka tak menerima keputusan pria paruh baya itu. "Tapi Pak....?" Udin masih ingin menyangkal tuduhan yang sama sekali tidak pernah di lakukannya. Namun pak Mamad lansung memotong ucapannya.

"Masuk ke kamarmu sekarang!" perintah Pak Mamad tegas.

Dangan wajah yang cemberut Udin berlari meninggalkan ruangan itu.

Begitupun dengan Ayang, tak ingin membuat suasana semakin panas, ia memilih meningggalkan pasangan paruh baya itu dan masuk kekamar.

.

.

.

Malam semakin larut. Di dalam kamar, Ayang belum lah bisa terpejam. Pikirannya melanglang buana entah kemana. Tiba-tiba Ayang menggeram, ketika pria yang telah menghancurkan hidupnya melintas di benak. Sungguh, ingin sekali ia menggugurkan janin yang ada di dalam rahimnya sekarang ini. Apalagi saat ingat cerita pak Bambang kalau pria itu juga yang telah membunuh ayahnya. Menjadikannya anak Yatim sejak masih kecil.

kreeek!

Kreeek!

Suara aneh dari jendela kamar membuat Ayang tersadar dari lamunan.

"Aya, Aya." Sayup-sayup suara itu masuk ke gendang telinga Ayang.

Perlahan Ayang turun dari ranjang dan membuka jendela kamar.

"Ssstt, ini aku, Dini."

Ayang menghembuskan nafas kasar sambil memegang dada. Ia benar-benar kaget melihat keberadaan pemuda gemulai itu.

"Ay, aku pengen ngomong. Kamu bisa gak keluar lewat jendela ini?" desis Udin di balik jendela.

Ayang menggeleng, sambil menunjuk pintu kamar. Ia ingin mengatakan ingin keluar dari pintu itu saja.

"Jangan, nanti Daddy bisa tau. Sekarang kamu panjat saja jendela ini biar aku bantuin."

Setelah berpikir sejenak, Ayang mencoba memanjat jendela kamar itu.

"Ternyata kamu berbakat juga jadi rampok," desis Udin sambil cekikikan.

Ayang mengerucutkan bibir.

"Hehehe....bercanda kok, sini ikut aku."

Udin menarik tangan Ayang menuju salonnya yang berada di samping rumah.

"Aya, aku gak mau nikah sama kamu," ucap Udin saat mereka sudah berada di dalam salon.

Ayang menggeleng. Ia juga tidak ingin menikah dengan pemuda itu, apalagi ia tahu Udin hanya di tuntut bertanggung jawab untuk menutupi aib yang tidak pernah sama sekali di lakukannya.

Udin cekikikan sambil menutup mulut dengan kedua tangan. "Tadinya aku kira kamu mau nikah sama aku."

Ayang semakin cemberut.

"Tapi Ay, bagimana kalau besok Daddy benar-benar menikahkan kita?"

Ayang mengedarkan pandangang, melihat ada kertas dan pena di meja salon, ia mengambil kertas dan pena itu, lalu menulis sesuatu di sana. Nanti  aku jelasin ke Bapak. 

"Aya, kamu gak tahu bagaimana sifat Daddy aku. Dia itu memang sudah lama menginginkan aku menikah. Nanti kalau dia benar-benar menikahkan kita gimana?" Udin bicara dengan gaya khasnya, mendayu-dayu bak wanita sungguhan.

Ayang tersenyum, lalu kembali menulis. Bagus dong kalau Kak Dini menikah.

"Iiih, Aya! Aku gak mau," sungut Udin.

Ayang tersenyum melihat ekspresi pemuda itu.

"Ay, aku sudah putuskan malam ini akan pergi," ucap Udin kemudian dengan wajah seriusnya.

Ayang kaget mendengar perkataan pria itu, lalu menulis sesuatu. Memang Kak Dini mau pergi kemana?  

"Aku ingin sekali pergi ke kota, Ay. Aku ingin mewujudkan impian aku."

Ayang kembali menulis. Kenapa harus ke Kota, di sini Kak Dini juga bisa mewujudkan semuanya.

"Nggak Aya, di sini aku bagai katak dalam tempurung, terlalu banyak aturan yang tidak boleh aku lakukan di kampung ini. Aku ingin bebas Ay, aku ingin mewujud kan semua impian aku. Keputusanku sudah bulat, Ay, aku ingin pergi dari rumah ini."

Ayang kembali menulis Apa semua ini gara-gara kehamilan Ayang? 

Udin menghembuskan nafas halus. "Ya enggak lah, Ay. Aku memang sudah lama ingin pergi. Hanya saja, belum Nemu waktu yang tepat."

Ayang menulis lagi. Ayang boleh ikut? 

"Kamu serius, mau ikut aku?"

Ayang mengangguk. Kalau Ayang di sini, nanti hanya bikin malu Bapak sama Ibuk saja. 

"Baiklah, kalau begitu, kamu tunggu di sini, aku mau ambil barang-barang aku dulu."

Udin mengendap-endap masuk kedalam rumah, mengambil barang-barang yang sudah di siapkannya, ia juga masuk ke kamar Ayang mengambil ponsel dan tas yang pernah di bawa Ayang dulu. Setelahnya Udin kembali menemui Ayang yang menunggu di dalam salon.

"Ay, ayo! Kita berangkat sekarang. Takutnya Mommy dan Daddy keburu bangun."

.

.

.

Keesokan paginya, Udin menghentikan motornya di depan sebuah warung untuk sarapan pagi sekalian beristrahat. Ini tempat kedua ia berhenti setelah subuh tadi Ayang meminta berhenti di sebuah mesjid.

Setelah sarapan dan beristirahat sejenak, Udin kembali melanjutkan perjalanannya menuju Ibu kota. Menjelang matahari naik motor yang di kendarainya telah memasuki perbatasan kota.

Sore harinya mereka telah masuk kejantung kota. Udin mencari rumah kontrakan untuk mereka tempati. Sebuah rumah petak yang terletak di sebuah gang sempit menjadi pilihannya. Selain harga yang murah, Udin juga merasa kawasan itu cocok untuknya membuka usaha salon.

"Gimana, kamu suka gak tempatnya, Ay? Rencananya nanti aku juga mau ngontrak bangunan di sebelah, buat buka salon."

Ayang mengangguk sambil melihat-lihat bangunan yang hanya memiliki satu kamar tidur.

"Kamu tidur di kamar saja. Biar aku yang tidur di luar."

Ayang menggeleng. Ia memberikan isyarat pada Udin agar pria itu saja yang tidur dikamar.

"Kamu gimana sih, Aya? Aku kan cowok." Udin seketika menutup mulutnya ketika menyebutkan dirinya 'cowok'

Ayang pun ikut tersenyum mendengarnya.

"Hihi, semoga saja nanti aku dapat hidayah, agar bisa jadi cowok benaran."

Ayang mengaminkan doa Udin.

"Aya, kamu tunggu di sini ya? Aku mau keluar dulu membeli perabotan rumah beserta kasur."

Ayang mengangguk.

Setelah Udin pergi, Ayang mengetik pesan untuk Parida, ia meminta maaf karna telah meninggalkan rumah tanpa izin. Dalam pesan itu ia juga mengatakan bahwa bukan Udin lah Ayah dari janin yang di kandungnya.

.

.

.

Di rumah almarhum orang tua Ayang, di sanalah Daniel sekarang berada. Rumah itu sudah di belinya pada Dani dengan harga yang sangat tinggi. Meski demikan sedikitpun ia tak merubah letak perabotan di dalam rumah itu. Daniel hanya menyuruh pelayan untuk membersihkan saja, tanpa memindahkan posisi perabotan di dalamnya.

Daniel berbaring diatas ranjang tempat Ayang tidur dulu. Bantal guling yang ada disana di peluk penuh hasrat. Ia membayangkan jika yang di peluknya adalah Ayang, mencumbu guling itu dengan sangat bergairah. Akhir-akhir ini tingkahnya memang sangat aneh, sering ia berfantasi membayangkan mencumbu Ayang diatas tempat tidur itu.

"Tuan."

Daniel segera bangkit, menatap tajam Regan yang berdiri diambang pintu. "Ada apa?"

"Ma-maafkan saya Tuan," ucap Regan yang begitu ketakutan melihat tatapan Daniel.

"Ada apa? Katakan cepat!"

"Tuan saya ingin menyampaikan, semua senjata yang akan kita kirim malam ini di sita oleh polisi."

"Bangsat! Kenapa semua itu bisa terjadi?"

"Sepertinya ada yang memata-matai kita dan membocorkan informasi pada pihak kepolisian."

"Siapa?"

"Saya juga tidak bisa memastikan, Tuan. Tapi kalau menurut saya, mungkin ini perbuatan Mr. Kim. Mungkin dia tak terima Tuan memutuskan hubungan kerja begitu saja."

Daniel menyeringai tipis. "Kau tahu apa yang harus kau lakukan?"

"Tahu Tuan."

"Bagus, sekarang lakukanlah."

"Baik Tuan."

1
Ruk Mini
uang mank ga ada sodarany ye thorr
aleena
gimana masalah mau kelar, saling menutupi
ayolah ayang, bicarakan apa yga da dikepalamu
aleena
nah azam kalah telak ,klo urusan mainan/Drool//Drool//Drool/
Cicih Sophiana
Din kamu laki laki yah...
Cicih Sophiana
semoga Ayang gak bertemu si Daniel lg
Cicih Sophiana
jd kasian sama Dani... ngeri di bunuh sama si Daniel
Nor Azlin
thor kenapa aku cari calon isteri pilihan bunda nya enggak ada toh😂😂😁😁 apa belum relis yah...tetimakasih atas cerita nya yah keren banget semoga cerita anak2 ayang sama si Daniel lebih dari perjalanan hidup kedua orang tua nys yah ...lanjutkan thor
Sasa Sasa: Udah kak. 😅.Carinya di akun aku kak. Klik nama pena. di sana udah ada kok
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
Wa'alaikumussalam..
terimakasih thor untuk karya nya
Nuri 73749473729
yahh kok sudah tamat aja Thor... jangan lupa extra partnya thott
ardiana dili
Terima kasih Kak
ardiana dili
lanjut
La Rue
thank you author
partini
oh jadi ini Airin yg suka ma Asam jadi kaya Rajendra ma chia tapi di sini Airin jadi jahat
Sasa Sasa: Perasaan sudah saya buat kak, Leukimia.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@: mungkin maksudnya thor sama2 anak asuh tp bs saling suka gitu. tp airin sakit apa sih koq ga dijelaskan. nasibnya si bambang dan alexander juga belum jelas
total 8 replies
Asih Sulastri
wah aku tunggu cerita azam yang suka nyebelin...😁
Samsiah Yuliana
lanjut lagi lah Thor 🙏🙏🙏
Resyaaro
yahh...udah mau tamat ajaa...padahal masih seru cerita bundanya si kembar. Yaudah deh gpp...yang penting seru ya thor cerita selanjutnya
Nor Azlin
karisma mafia nya udah hilang mbak kerana di ambil sama Ayang yang super bawel & keras kepala yah😂😂😂😁😁😁 kerana keras kepalanya itu membuat dia mudah percaya pada orang yang tidsk di kenali nya sampai2 dia di culik orang yah ...terlslu percaya diri sudsh di bagi amaran sama anak nya si Azam malah ngotot mau bantu orang ...bantu tu bantu tspi denhan cara lain kan bisa lagian kan ada anak2 nya yang mau pulang dari sekolah kan mereka belum makan siang tau2 ajalah ini tidak mikir msu bantu orang dulu mengabaikan anak2 yang masih kecil untuk membantu orang malah tempat nya jauh lagi bego amat jadi ibu ...sudahcanak 5 aja madih ke anak2kan tidak matang harus nya dia lebih berhati2 yah bukan sekali dua mereka di teror yah masih aja tidak peka ...si Daniel juga tidak terus terang aja pada si Ayang kenapa tidak mau anak2 nya bersekolah ketana apa itu juga tidak dibagi tau itu juga masalah terbesar diri nya sebagai mantan mafia yah ...walau pun mantan mafia tapi itu engak bisa luntur kan begitu aja kerana mafia tetsp berjiwa mafia walaupun udah mundur dari clan mafia nya tapi kewibawan itu masih tetam ada lho...lali ini aku lihat mantan mafia nya langsung tidak berdaya begitu aja yah ...semoga Bastian bisa menyelamatkan mereka deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
tapi kasian dong Dani nya... pasti di siksa anak buah si Daniel
Nuri 73749473729
lanjut
Nana Meidian
seneng deh liat ayang akur sama bng Tian. gimana ya Daniel posesif GK trhadap ayang yg dket KK nya 🤣🤣jgn cmburu ya Daniel. kn bng Tian jg KK nya ayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!