IBU SUSU UNTUK PUTRA KEMBAR CEO

Malam itu Kanaya tidak bisa memejamkan matanya, ia terus mengingat perkataan nenek Ani tentang Kayla. Dengan hati-hati, ia bangun meninggalkan suaminya yang tertidur pulas menuju gudang bawah tanah.

Dengan berbekal senter yang ada di ponselnya, ia berjalan mengendap-endap menuju lorong demi lorong mencari gudang di dalam rumah itu, untuk mendapatkan informasi atau petunjuk tentang ibu si kembar yang mirip dengan dirinya.

Ternyata pintu gudang itu tampak ditutup lagi dengan lemari pembatas, agar tak terlihat oleh orang baru yang tinggal di rumah itu, tentu saja itu ditujukan untuk dirinya. Naya mendorong lemari besi yang cukup berat itu, agar ia mudah menjangkau pintu gudang itu.

Setelah susah payah sendirian mendorong lemari itu, ia tersenyum lega karena sudah berhasil menemukan gudang bawah tanah itu. Namun sayang, ia kembali kecewa karena pintu gudang itu di gembok.

"Ah sial!" kenapa pakai acara gembok sih," omelnya kesal.

Dengan perasaan kecewa ia kembali melangkah pergi meninggalkan gudang itu. Tapi baru tiga langkah berjalan, ia merasa ada sesuatu yang mesti ia periksa. Ia membalikkan badannya melihat ada sebuah kardus panjang yang tersusun rapi di sudut lorong di samping gudang itu. Iapun menarik perlahan-lahan satu kardus panjang itu yang dicurigainya adalah isi bingkai foto keluarga.

Dengan tiga kali tarikan, iapun akhirnya berhasil mendapatkan satu kardus. Naya buru-buru menarik bingkai dalam kardus itu. Ketika sudah mendapatkannya, ia pun mengarahkan senternya ke arah foto yang terdapat dibingkai itu dengan memicingkan matanya. Belum saja pandangannya fokus pada gambar tersebut. Suaminya sudah berada dibelakangnya tanpa suara, hingga membuat ia terpekik dan melemparkan ponselnya ke sembarang arah.

"Aaaaaaa!" Teriaknya kaget dengan ponsel senternya terpental.

"Diaaam!" Suaramu akan membangunkan seisi rumah," Ucap Noah seraya membekap mulut Kanaya.

"upps!" gumam Kanaya berusaha melepaskan tangan Noah dari mulutnya.

"Mengagetkan saja, bagaimana kalau aku mati mendadak karena sikapmu kaya begitu," ucap Naya kesal.

"Kamu tahu nggak, kamu sudah seperti kaya maling!" Emangnya apa yang sedang kamu cari di sini? tidak ada lukisan Monalisa ataupun karya Picasso di sini." Hardik Noah sengit.

"Siapa yang mau cari lukisan mahal, aku hanya ingin melihat-lihat saja di sini, karena aku nggak bisa tidur," omel Naya dengan wajah garang.

"Kamu ingin cepat tidur, ayo!" aku bisa membuatmu cepat tidur," ucap Noah langsung menggendong ratunya ala bridal style.

"Lepaskan Noah, aku tidak mau digendong olehmu." Ucap Naya berusaha berontak dengan menendang-nandang kakinya.

"Apakah kamu mau kita bercinta disini disaksikan oleh tikus dan kecoa." Goda Noah menakuti Naya.

"Aaaaa... tidak... tidak...jangan..

jangan!" Aku paling takut dengan binatang itu, sumpah demi apapun jangan sampai aku bertemu dengan kedua binatang itu," Ucap Naya mengeratkan pelukannya pada leher suaminya.

Ingin rasanya Noah ngakak melihat ketakutan istrinya. Ia hanya menahan tawanya karena berhasil ngerjain Kanaya.

"Dasar gadis nakal, rumahku sangat bersih dari binatang manapun walaupun itu gudang sekalipun, semuanya selalu terjaga dari kebersihan." Ucapnya dalam hati, dengan tetap menggendong Kanaya menuju kamar mereka.

Dalam hati Noah, ia tahu. bahwa istrinya masih penasaran dengan wajah Kayla. Namun ia pura-pura menuding Kanaya dengan tuduhan mencari lukisan mahal agar Naya tidak mengungkit lagi dengan pertanyaan yang sama.

🌷🌷🌷🌷

Setibanya dikamar Noah menghempaskan tubuh indah milik Kanaya. Gadis itu merangkul bantalnya agar Noah tidak lagi menghukumnya dengan hubungan int*m.

"Ini alamat nggak bakalan tidur sampai pagi kalau melihat wajah nakalnya seperti itu," gerutu Naya meneguk salivanya dengan kasar.

Noah sudah melucuti bajunya, sekarang hanya tersisa celana boxernya. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur layaknya seekor harimau lapar yang siap menerjang mangsanya. Lana beringsut dengan posisi duduk memeluk erat bantal dengan menutup matanya erat.

"Sini sayang, kamu pingin bisa tidur, biar aku kasih kamu obat tidur yang lebih ampuh dari pada pil tidur." Ucap Noah membuang bantal yang dipeluk Kanaya.

Piyama tidur Naya sudah dilepaskan olehnya, hanya bagian bawah yang segera menyusul melayang ke tempat lain. Degup jantung Naya makin menggebu, entah mengapa kali ini Noah lebih agresif dari pada sebelumnya.

Tubuh Naya ditelentangkan, agar segitiga bermuda dapat terlihat. Naya menggelinjang nikmat, rasa geli pada miliknya ketika lidah panjang Noah masuk dalam liang sempitnya. Naya merintih lirih lalu mend**ah tanpa henti. Jilatan lidah Noah pada benda kecil nan kenyal miliknya merangsang birahinya untuk menggapai titik tumpu nikmatnya cinta.

"Noah.... akhhhh, sayang!" Ucapnya dengan menekan kepala Noah lebih dalam membenamkan lidah Noah untuk mengisap sisa-sisa orga*menya. Nafasnya mulai tersengal mendapatkan hasil akhir dari pencarian nikmat duniawi itu.

Noah bangkit mempersiapkan benda perkasa kebanggaannya yang siap bertempur dibawah lembah yang sudah basah, siap menerima miliknya. Naya menahan nafasnya saat benda tumpul besar itu sudah beraksi dibawah sana.

Hujaman Noah dengan miliknya, perlahan namun berangsur cepat dalam tempo yang lumayan lama memberikan kenikmatan terakhir yang harus dicapainya. Sampai akhirnya Naya tersenyum bahagia ketika Noah mampu menyalurkan obat tidur sesungguhnya dengan lipatan kelelahan yang amat sangat.

"Noahhh!" aku mencintaimu," ucap Naya dengan jujur mengakui kehebatan Noah dalam bercinta.

Noah tertawa dalam hatinya, iapun puas bisa memberikan obat tidur pada gadis nakal ini. Ia kembali mengecup bibir istrinya yang sudah kelelahan karena kuat bertahan menerima serangan nikmat darinya. Naya memejamkan matanya karena sudah mabuk kepayang dan bercampur lelah. Noah menutup tubuh indah istrinya dengan selimut tebal. Ia mengecup pucuk kepala Naya.

"Selamat malam sayang, lelapkan tidurmu sampai waktu yang akan membangunkanmu, jangan terlalu sibuk memikirkan sesuatu yang tidak penting untukmu, karena kaulah duniaku saat ini." Ucap Noah lalu ikut tidur dalam selimut sembari memeluk erat pinggang Naya tanpa sehelai benangpun itu di tubuh mulus itu.

🌷🌷🌷

Azan subuh berkumandang merdu, memanggil insan mukmin beriman untuk menunaikan ibadah wajib. Naya mengerjapkan matanya ketika mendengarkan sayup-sayup kumandang azan masuk ke dalam kamarnya. Iapun bangkit dengan tubuh yang masih terasa lelah.

"Gila ini orang!" Tenaga apa yang ia miliki sampai badanku hampir remuk seperti ini," keluhnya menatap wajah tampan suaminya.

"Apakah kamu mau melakukan morning se*s lagi sayang?" pelukan tiba-tiba dari Noah membuat Naya tersentak dari lamunannya.

"Apakah sudah menjadi keahlianmu untuk terus membuatku serangan jantung?" Ucapnya merutuki Noah yang sudah berhasil lagi membuat dirinya kaget.

"Ayo sekali lagi sayang mumpung belum mandi," ucapnya lalu kembali menyerang Naya yang masih dalam keadaan bug*l.

Naya yang tidak bisa mengelak karena tubuh Noah sudah duduk di atas tubuhnya dengan mengunci kedua pahanya.

"Noah, ini sudah subuh, nanti aja usai sholat subuh." Nadia berusaha berontak.

"Aku maunya sekarang, tidakkah kamu lihat milikku tidak mau berkompromi dengan penolakanmu." Ucap Noah memaksa Naya melayaninya.

Beruntunglah Naya selamat dari harimau lapar ini. Suara bayi kembarnya memanggil ibu tiri mereka. Noah hanya mendengus kesal karena acara morning se*snya tertunda karena babynya.

"Tolong temui kembar sebentar, aku ingin mandi dulu sebelum menyusui mereka." Naya bangkit menuju kamar mandi.

"Baiklah sayang, aku akan menenangkan kembar tapi setelah sholat subuh aku ingin bercinta lagi denganmu." Teriak Noah dari luar kamar mandi.

"Up to you! " jawab Naya dengan rotasi mata malas.