"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
23
Waktu terus berlalu hingga kini sudah satu minggu sejak pertemuan Bella dan teman-temannya. Hari ini juga tepat dimana hari pernikahan Mei dan juga Tegar.
"Bunda, aku sudah tampan belum?"
"Bunda, aku cantik 'kan?"
Bella menatap sepasang anak itu dan memperhatikan mereka satu-persatu. "Emm, kalian bedua sangat tampan dan cantik. Bunda suka," jawab Bella membuat kedua anak itu tampak bahagia.
"Umm, terimakasih bunda pujiannya,"
"Terimakasih Bun,"
"Sama-sama, kalian berdua tunggulah bunda di bawah. Nanti bunda nyusul." pintar Bella diangguki kedua anak itu.
Dress pink fanta dengan pita di dada sebelah kanan atas menambah kesan mewah untuk baju yang di pakai Bella. Baju yang tiga hari lalu di belinya di boutique langganannya.
"Bu, aku sama anak-anak berangkat dulu ya?" pamit Bella setelah dia sampai di ruang tamu. Dimana kedua anaknya tengah duduk menunggu kedatangan dirinya.
"Iya, kamu hati-hati berangkatnya Bel. Jangan bawa motor ngebut-ngebut takutnya salah satu dari mereka nanti ada yang jatuh atau kalian bertiga." peringat Meska diangguki Bella.
Motor yang dibawa Bella akhirnya sampai di tempat pesta pernikahan Tegar dan juga Mei. Bella memegang tangan kedua anaknya agar tidak terpisah darinya karena, begitu banyak tamu yang hadir. Sebenarnya tadi Bella hanya ingin pergi sendiri, tapi anaknya Bintang mau ikut karena selama ini tidak pernah pergi-pergi ke pesta sehingga Bella tidak ada pilihan dengan tetap membawanya. Namun dia memiliki putri dari abangnya yang tak mungkin ditinggal juga akhirnya dia bawa. Tidak apa-apa lah untuk membawa mereka sesekali ketempat seperti ini. Lagian pesta seperti ini tidak ada setiap hari.
"Kalian berdua duduk disini dulu jangan pergi kemana-mana, bunda mau ambil makan buat kita dulu." ujar Bella menasehati anaknya. Jika tak dinasehati takutnya mereka malah pergi mencari dirinya yang nantinya pasti dirinya jugalah yang kelimpungan mencari keduanya ditempat yang sangat ramai ini.
"Iya Bun, kami akan menunggu dengan tenang disini." balas Bintang diangguki Bella.
Bella memilih beberapa menu yang dirasa habis dimakan mereka bertiga. Tidak terlalu banyak tapi cukuplah untuk membuat pulau tengah mereka terisi penuh. Tidak lupa Bella mengambil makanan penutup seperti buah dan juga kue.
"Bunda, kue ini enak sekali. Kapan-kapan kita beli ya Bun?" pinta Bintang menatap ibunya.
"Iya Sayang, nanti kita beli kalau bunda ada uang ya?" Bintang mengangguk lalu kembali memakan kue dihadapannya.
Lumayan panjang barisan menuju kedua mempelai untuk memberikan mereka selamat. Untung saja Bella kini sudah berada di barisan ke dua sehingga tidak terlalu lama dirinya berdiri menuju pelaminan.
"Selamat Mei, Gar semoga kalian berdua menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah dan segera diberikan momongan, aamiin." ujar Bella lalu memeluk teman seperjuangannya itu dengan haru.
"Terimakasih kasih do'anya dan terimakasih sudah datang ke acara aku." jawab Mei terharu.
"Sama-sama Mei. Kalau begitu aku turun dulu ya? antriannya juga sudah panjang banget kalau lama-lama aku disini takutnya yang di belakang pada protes." ujar Bella cekikikan membuat Mei menepuk pelanggan bahu Bella.
"Ya sudah tidak apa-apa lagian kalau mau lama-lama nanti kita juga bisa ngumpul lagi di lain waktu." jawab Mei membuat Bella menganggukkan kepalanya lalu turun dari pelaminan.
"Bunda sebelum pulang kita beli buah mangga dulu ya? tadi aku lihat ada penjual mangga sebelum kesini." ujar Bintang kepada Bella.
"Iya nanti kita beli, Sayang," balas Bella.
Bella berjalan di belakang kedua anaknya karena pengunjung yang datang tidak seramai tadi.
"Aaarghh!!"
"Astaga, maaf Mas. Saya tidak sengaja." ujar Bella yang tidak sengaja menginjak sepatu laki-laki di depannya. Sedangkan kedua anaknya sudah berada di dekat motornya yang terparkir tidak jauh dari tempat Bella berdiri saat ini.
Bella menatap laki-laki tampan di depannya dengan nafas tercekat. Laki-laki yang tak lain adalah ayah dari anaknya, laki-laki yang kala itu tak pernah mengakui darah dagingnya sendiri begitupun dengan laki-laki itu yang juga terkejut dengan keberadaan Bella di depannya. Mungkin saja laki-laki itu masih ingat dengan kejadian 10 tahun lalu, tapi entahlah hanya dia yang tahu.
TBC