NovelToon NovelToon
Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arunika Nrityabhumi adalah gadis cantik berusia dua puluh tujuh tahun. Ia berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar yang ada di kotanya.
Gadis cantik itu sedang di paksa menikah oleh papanya melalu perjodohan yang di buat oleh sang papa. Akhirnya, ia pun memilih untuk melakukan tugas pengabdian di sebuah desa terpencil untuk menghindari perjodohan itu.
Abimanyu Rakasiwi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang digadang - gadang menjadi penerus kepala desa yang masih menganut sistem trah atau keturunan. Ia sendiri adalah pria yang cerdas, santun dan ramah. Abi, sempat bekerja di kota sebelum diminta pulang oleh keluarganya guna meneruskan jabatan bapaknya sebagai Kepala Desa.
Bagaimana interaksi antara Abi dan Runi?
Akankah keduanya menjalin hubungan spesial?
Bisakah Runi menghindari perjodohan dan mampukah Abi mengemban tugas turun temurun yang di wariskan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Unduh Mantu

"Maa syaa Allah, cantiknya." Puji Abi saat Runi keluar dari kamarnya setelah di rias oleh MUA.

"Iya dong, calon bojo siapa dulu?" Jawab Runi sambil tertawa.

"Calon bojo Abimanyu tahun depan, In Syaa Allah." Jawab Abi sembari mengusap tangan Runi.

"Mas..."

"Dalem, sayangku."

"Mas Abi jangan lirik sana sini ya, jangan TP TP (Tebar Pesona). Mas ganteng banget pake jas gini." Kata Runi.

"Emang waktu Mas di kantor pake jas, gak kayak gini? Sami mawon to, sayang. (Sama aja to, sayang.)"

"Beda, Mas. Ini auranya beda. Beda banget pokoknya! Awas ya kalo jelalatan!" Ancam Runi.

"Gak mungkin lah, sayang. Apa lagi yang mau Mas cari? Calon istri Mas sudah cantik spek bidadari gini. Nikmat mana lagi yang mau Mas dustakan?" Jawab Abi.

"Ya siapa tau, Mas mau cariin aku saingan. Nih pake, biar gak cuma aku yang Mas ikat." Kata Runi sembari memakaikan cincin di jari manis Abi.

"Duh! Kok malah tambah mempesona gini sih, pria matang yang pake cincin tunangan." Gerutu Runi.

"Kapan kamu beli ini, dek? Bukan salah Mas ya, kalo makin mempesona." Kata Abi.

"Beli online, Mas. Semalam sampai. Awas ya kalo ngeladenin gadis - gadis ngobrol!" Ujar Runi posesif pada calon suami tampannya.

"Astaghfirullah. Enggak to, dek. Iih gemes Mas. Mas nikahin sekalian kamu nanti." Gemas Abi.

"Sabar Bi, tahun depan kata papa." Celetuk Mama Hanum yang kebetulan lewat.

"Eh, Mama. Iya, Abi sabar kok, Ma." Jawab Abi cengengesan.

"Huuu, iya Mas Abi ini gak sabaran, Ma." Ledek Runi yang membuat mama Hanum terkekeh geli.

"Mas, tadi ibu nelfon. Katanya Mas kok gak angkat telfon ibu?" Tanya Runi.

"Iya, dek. Mas tadi masih cek souvenir yang datang. Tapi Mas sudah telfon ibu kok tadi." Jawab Abi.

"Mas udah dari sana? -gedung resepsi-" Tanya Runi.

"Sampun, dek ayu. (Sudah, dek.)" Jawab Abi.

"Nih, dek. Tolong simpan hape Mas." Abi menyerahkan ponsel khusus kerjanya.

"Nanti kalo ada telfon penting, gimana Mas?" Tanya Runi.

"Adit bisa telfon ke hape Mas yang ini." Jawab Abi.

"Yaudah, aku simpan di kamar dulu kalau gitu."

"Runi mana, Bi?" Tanya papa Aryo.

"Di kamar, pa. Lagi simpan ponsel Abi sebentar." Jawab Abi.

"Oo. Ayo kita berangkat." Ajak papa Aryo saat melihat Runi jalan mendekat.

"Sendalmu yang biasa mana, dek? Udah di bawa?" Tanya Abi.

"Oh iya, untung Mas ingetin." Jawab Runi. Ia memang tak biasa memakai sendal atau sepatu hak tinggi untuk waktu yang lama.

"Dimana? Mas aja yang ambilin. Kamu ke mobil duluan." Titah Abi yang tak tega melihat Runi wara wiri dengan hells nya.

"Di samping lemari itu, Mas." Jawab Runi sembari menunjuk sebuah lemari.

Abi segera mengambil sendal Runi dan menyusul ke mobil. Abi, Runi, mama dan papanya naik mobil milik Abi. Sementara mobil milik papa Aryo di gunakan untuk membawa beberapa kerabat lain.

Tim WO menyambut kedatangan mereka kala melihat mobil Abi sampai. Semua persiapan tampak sudah selesai.

"Sudah beres semua, Bi?" Tanya papa Aryo. Papa Aryo sempat menelfon Abi, kebetulan saat itu Abi sedang berada di gedung resepsi untuk menerima souvenir yang ia pesan.

"Sudah, sesuai permintaan papa." Jawab Abi.

Sesuai dengan apa yang di ucapkan papa Aryo pada mama Hanum, Abi memang selalu bisa di andalkan.

"Terima kasih, nak." Ujar papa Aryo sembari menepuk nepuk bahu Abi dan melangkah masuk ke dalam gedung.

"Sama - sama, pa." Jawab Abi.

"Mas..."

"Dalem, dek."

"Kita foto dulu, yuk. Sebelum Abang dan kak Tiara dateng." Ajak Runi.

"Boleh, mau foto dimana, sayang?" Tanya Abi.

"Situ aja tuh, bagus." Runi menunjuk salah satu spot yang sangat indah dengan hiasan bunga - bunga.

Keduanya pun melangkah ke sana. Mereka mengambil beberapa foto yang di ambil oleh fotografer dan di bantu salah satu staf WO utuk mengambil gambar melalu ponsel Runi.

"Lha kok malah prewed di sini?" Ledek salah satu sepupu Runi.

"Sekalian numpang, kak. Biar irit." Jawab Runi Asal.

"Calon suamimu lebih dari mampu kalau cuma mau foto prewed di luar negri juga, Arunika. GAK SADAR TA? punya calon spek donatur royal." Goda Haris.

"Sok tau, Kak Haris!" Jawab Runi.

"Kamu kira, apa yang gak Haris ketahui ini? Dimana perusahaan Abi aja, kak Haris tau." Kata Haris.

"Sssttt!!!!! Jangan kuat - kuat!" Kata Runi, sembari membekap mulut Haris.

"Hiihhh! Kenapa sih anak ini!" Protes Haris.

"Nanti ada yang minjem uang sama Mas Abi. Hahahahahaha." Jawab Runi yang membuat mereka semua tertawa.

"Kirain mau merahasiakan kalau calon suamimu ini CEO. Ups!" Goda Haris.

"Saya cuma Sekdes aja kok, Kak." Kata Abi.

"Ck! Iya juga sih, jabatan yang nyata terlihat sama semua orang ya cuma sekdes." Ujar Haris terkekeh.

"Eh itu abang udah dateng." Seru Runi yang langsung berlari menuju ke arah rombongan mempelai wanita.

"Dek, jangan lari!" Kata Abi yang mengikuti dengan langkah lebarnya.

"Hehe iya, Mas." Jawab Runi cengengesan.

Tim WO langsung menggiring kedua pengantin untuk berganti pakaian setelah acara penyambutan. Semua orang tampak bahagia dan terkesima dengan pesta mewah yang di adakan oleh keluarga Bayu.

Abi yang sedari tadi mendampingi Runi, tampak ikut menyambut kerabat Runi baik dari pihak papa Aryo ataupun mama Hanum.

Abi tampak dengan mudah berbaur dengan kerabat Runi. Ia bisa dengan mudah mengakrabkan diri. Mengobrol bersama dan sesekali memecah tawa.

Wajah tampan, tubuh proporsional, penampilan memukau, sikap ramah dan mudah akrab. Hal sempurna yang di miliki oleh Abi.

Setiap wanita yang ada di gedung itu, rasanya tak bisa mengalihkan pandangan dari sosok Abi. Beberapa dari mereka bahkan sempat cari - cari perhatian pada pria tampan itu.

"Wihh calon adik ipar! Gimana rasanya sukses memutus perjodohan pujaan hati? Dih! Udah pake cincin tunangan lagi." Goda Bayu saat mereka bertemu di puade saat sesi foto keluarga.

"Alhamdulillah, lega, bang. Sudah tenang rasanya sekarang. Kerjaan Runi ini, bang. Katanya biar Abi gak di godain cewek." Jawab Abi jujur.

"Selamat ya, udah dapet restu dari satu - satunya manusia paling keras kepala di rumah. Dan selamat bersabar menjalani hidup bersama anak kecil yang cerewet, posesif, tukang ngambek tapi cengeng." Bisik Bayu yang membuat keduanya terkekeh.

"Bisik - bisik apaan sih?" Tanya Runi kepo.

"Sssttt! Urusan laki - laki. Anak SMP di larang kepo!" Ledek Bayu.

"Enak aja anak SMP!" Runi memukul Bayu karena kesal sering kali di olok anak SMP.

Di anugerahi wajah yang cantik dan imut juga tubuh yang terbilang mungil, membuat Runi sering kali di sangka anak SMP atau SMA oleh orang - orang.

Dengan tinggi badan seratus lima puluh lima senti meter, jika berdiri di samping Abi yang memiliki tinggi seratus delapan puluh senti meter, ia hanya berada di batas ketiak Abi saja.

Maka dari itu, Runi dan Abi kerap kali mengalami pegal leher jika harus mengobrol dengan posisi sama - sama berdiri.

"Kenapa, dek?" Tanya Abi saat melihat Runi yang celingukan.

"Mau makan puding ini, tapi gak ada tempat duduk, Mas. Mau jongkok, nanti rokku sobek." Jawab Runi yang membuat Abi juga celingukan. Ia sendiri pun baru memulai makan nasi.

"Sini Mas pangku." Jawab Abi. Kebetulan ia duduk di pojok ruangan yang tak terlalu terlihat banyak orang.

"Gak enak nanti di lihat orang, Mas." Jawab Runi.

"Kan cuman makan sebentar. Pudding seiris gitu. Mbok ya ngambil tiga atau empat biar kenyang." Cicit Abi.

"Cuma mau cicip, Mas. Aku masih kenyang." Jawab Runi.

"Yaudah sini, cepet." Kata Abi.

"Aku dudukin bentar ya, Mas." Pamit Runi yang akhirnya menempel di ujung paha Abi.

Runi dan Abi pun sama2 menyuapkan makanan masing - masing. Runi yang hanya makan seiris pudding itu, tentu dengan cepat menyelesaikan makannya.

"Tunggu dek." Abi menahan tubuh Runi yang hendak beranjak.

"Nih, makan. Kamu kenyang makan apa memangnya? Mama bilang sama Mas kalau kamu belum makan." Ujar Abi sembari menyuapkan makanannya pada Runi.

"Ish! Perutku gak enak rasanya, Mas." Jawab Runi setelah menelan makanan yang di suapkan Abi.

"Ya itu, makanya makan. Dari semalam berati kamu gak makan nasi. Kemarin sore sama Mas cuma jajan." Omel Abi, sementara Runi hanya bisa cemberut sembari kembali menerima suapan dari Abi.

"Astagaa..... Dua manusia ini!!!" Seru seseorang yang membuat Abi dan dan Runi kaget.

1
Syakira
saya suka dengan cerita nya
Kiran Kiran
Gemesin!
Giselle Bustamante
Siapin tisu buat nangis 😭
Gadislpg: Gak bikin banyak air mata kok, kak ✌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!