seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Alah ....Kamu itu lho Kanya,sudah salah tapi masih saja tidak mau mengalah." Cecar sang mertua.
"Kanya yang malas menanggapi omongan adik ipar dan mertua nya memilih untuk diam. Karena Kanya tahu pasti Kanya yang akan selalu salah Dimata mereka. Jadi daripada memperpanjang masalah.
"Terserah mereka mau ngomong apa yang penting aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan padaku."Batin Kanya.
Selesai makan malam Kanya pun membereskan meja makan dan mencuci semua piring kotor yang ada dirumah.
Karena sejak menikah dengan Rihan semua pekerjaan rumah semua Kanya yang melakukan nya. Sedangkan ibu mertua dan adik iparnya tidak pernah mengerjakan apa-apa. Tetapi selalu saja mereka protes dengan semua yang dilakukan Kanya.
Selesai cuci piring Kanya masuk ke kamar nya.
Kanya melihat sang suami sedang asyik bermain ponsel sampai tidak menyadari jika Kanya masuk kamar. Rihan senyum senyum sendiri ketika bermain ponsel, membuat Kanya curiga.
Apalagi sikap Rihan yang akhir akhir ini cuek pada nya
"Apa mungkin mas Rihan selingkuh? Kalau benar Mas Rihan mengkhianati janji pernikahan maka tidak ada kata ampun untuk Mas Rihan. Aku harus mencari kebenaran nya." Batin Kanya.
"Mas ada apa mas lihat kok senyum senyum sendiri ketika lihat handphone? Apa ada yang menarik Mas? Coba aku ingin melihat nya juga Mas!" Tanya Kanya penasaran.
"Ada apa sih, dasar kepo aja dengan urusan orang lain. Sana jauh jauh buat orang bad mood saja. Lihat dirimu yang dekil, bau, kusam, seperti nenek nenek saja. Bikin orang tidak selera saja." Hina Rihan sambil bangun dari ranjang menjauh dari Kanya.
"Apa aku tidak salah dengar Mas, ? Mas menghina ku!"
"Apa kurang jelas apa yang aku katakan tadi? Coba lihat dirimu di cermin. Kamu mau memang dekil, bau lagi, tuch lihat mukamu berminyak seperti penggorengan.
"Mas....Aku begini juga karena jatah yang Mas kasih tidak cukup. Coba Mas kasih aku jatah lebih aku akan beli skincare untuk perawatan. Tapi apa , Mas cuma ngasih aku 1 juta untuk kebutuhan rumah dan itu pun harus mencukupi semua kebutuhan orang yang ada dirumah ini. Seharusnya Mas sadar aku seperti ini juga karena Mas. Apa Mas memberikan nafkah yang layak untuk aku?"
"Alah .. Alasan saja tidak usah banyak nuntut kamu, sudah syukur aku kasih kamu jatah. Aku bekerja di luar sedangkan kamu hanya ongkang ongkang kaki di rumah tidak bekerja.
"Apa yang kamu bilang Mas, bilang sekali lagi!"
"Kenapa? Benar kan apa yang aku bilang kamu cuma ongkang ongkang kaki di rumah, dasar istri tidak berguna."
"Mas.....Mas... Kamu tidak mau aku nuntut kamu, tapi kamu nuntut aku. Kamu ingin punya istri cantik tapi kamu tidak mau memberikan modal. Dasar suami dzalim,pelit kamu Mas."
Sedangkan di ruang tamu, mertua dan adik ipar Kanya yang sedang menonton TV mendengar suara ribut-ribut di kamar Kanya dan Rihan.
"Mereka pasti sedang bertengkar lagi." Sarah berbisik bisik dengan Ratih .
"Betul Bu mereka bertengkar. ini pasti karena si Kanya minta uang lagi sama Kakak mu dan Kakak mu tidak mau ngasih. Dasar mantu gak berguna hanya bisa menghabiskan uang anakku saja. Belum ada anak saja sudah boros sebagai istri. Gimana nanti jika punya anak mungkin bisa habis semua gaji Kakak mu."
"Benar banget yang ibu katakan."
"Oh,ya bicara soal anak. Kog Kanya belum juga kunjung hamil. Pernikahan mereka sudah hampir satu tahun tapi kok tidak ada tanda-tanda Kanya hamil?"
"Iya ya, Kok si Kanya belum kunjung hamil ya? Apa jangan-jangan Kanya mandul?"
"Iya Bu, mungkin saja mba Kanya itu mandul." Amel membenarkan pikiran ibunya.
"Tidak ini tidak bisa dibiarkan. Ibu harus bicara dengan Kakak mu," Ujar Bu Ratih.
Kriekkk
Tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka. Rupanya yang keluar adalah Rihan.
Rihan meninggalkan Kanya seorang diri di kamar dengan suasana yang berantakan.
"Ada apa Rihan? Kenapa kamu terlihat seperti berantakan begitu?"
"Apa Kakak lagi bertengkar dengan Mba Kanya? " Sarah menyambung pertanyaan Ibunya.
"Iya,Kanya makin hari makin membosankan dan sekarang banyak maunya, bikin aku stres."
"Memang ada apa dengan Kanya ,Han?
"Aku bilang kalau Kanya sekarang itu dekil, bau, gak secantik dulu sebelum kami menikah. Dan Kanya selalu menuntut agar aku menambah uang jatah bulanan." Jelas Rihan.
"Ha.... minta tambahin jatah bulanan? Terus apa kamu turuti?" Tanya Bu Ratih.
"Ya tidak mungkin lha Bu," Jawab Rihan sambil menggeleng kepala nya.
"Bagus itu jangan turuti kemauan istri mu yang tidak berguna itu, nanti dia bisa bisa semakin ngelunjak, besar kepala nanti. Sudah enak tinggal di rumah tanpa bekerja malah bisa nya cuma minta uang terus menerus. Memang sangat boros sekali istri mu itu. Oya Han, Kenapa sampai sekarang Kanya belum hamil? Apa kalian menunda untuk punya anak?" Tanya Bu Ratih.
"Tidak Bu, Kami tidak menunda untuk punya anak kog Bu, malah aku tu pingin banget punya anak Bu. " Jawab Rihan.
"Terus kenapa sampai sekarang Kanya belum hamil, kalian menikah sudah hampir satu tahun lho, Atau jangan jangan Kanya mandul,Han?" Cicit Bu Ratih.
"Tidak tahulah Bu, Rihan sangat pusing."
"Oya Kak, minta uang dong Sarah mau beli sepatu baru Kak!"
"Bukannya sepatu kamu masih bagus Rah?"
"Emang masih bagus Kak, tapi sepatu Sarah modelnya sudah ketinggalan zaman Kak. Sarah pingin beli sepatu yang kekinian seperti punya teman teman Sarah Kak."
"Kam baru 2 minggu yang lalu Kakak baru kasih uang ke kamu 2 juta. Masa sudah habis ? Tanya Rihan.
"Ya sudah habislah Kak, malah tidak cukup. Boleh ya Kak, please. Kalau Sarah tidak minta ke Kakak, Sarah minta ke siapa lagi? Kata Sarah sambil memohon manja ke Rihan.
"Tapi Rah......"
Belum selesai bicara Sarah sudah memotong omongan Rihan.
"Pokoknya Sarah tidak mau tahu, Sarah mau sepatu baru seperti punya teman teman Sarah. Kalau Kakak tidak mau membeli kan maka Sarah tidak mau sekolah.!" Ancam Sarah kepada Kakaknya.
"Turuti saja permintaan adikmu. Dia saudara mu satu satunya. Dia adik mu ada hubungan darah dengan mu, tidak seperti istri mu yang hanya orang lain di keluarga ini. Kata Bu Ratih
"Oke, Nanti Kakak transfer uang nya ." Rihan memilih mengalah saja.
Tanpa mereka sadari percakapan mereka di dengar oleh Kanya . Kanya sangat sakit hati karena Kanya ternyata di anggap orang lain di rumah ini
"Aku harus bangkit,Aku tidak mau menjadi lemah. Baiklah kalau kalian hanya menganggap aku orang lain , maka jangan salah kan aku" Batin Kanya.