Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍
Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍
"Menikah Dengan Adik Sahabatku"
------
Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.
Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.
Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.
Awal pertemuan yang tidak sengaja anta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29 : Omong Kosong!
Sebelumnya ibu Maryam ke belakang sebentar, berbicara dengan Mentari untuk membuatkan minum karena kedatangan tamu. Mentari langsung mengiyakan dan membuat minuman sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh bu Maryam.
Setelah minuman yang ia buat sudah jadi, Mentari langsung membawanya ke ruang tamu yayasan. Bu Maryam berbicara sebentar dan Mentari menaruh minuman diatas meja.
''Setelah ini jangan pergi dulu, Dira..'' ujar bu Maryam mengingatkan saat melihat Mentari semakin mendekat.
Mentari tersenyum kearah bu Maryam lalu kembali melanjutkan meletakkan gelas tanpa memperhatikan tamu yang datang di yayasan bu Maryam ini.
''Silahkan di mi-num.''
''Tu-Tuan.''
''Mentari..''
Mentari sangat terkejut setelah mengetahui siapa sosok tamu yang datang. Begitupun dengan Edgar dan Jimmy, ketiganya langsung kompak membelalakkan matanya.
Mentari langsung cepat-cepat berdiri, namun, lengannya langsung di raih oleh Edgar sehingga membuat langkahnya terhenti.
''Lepaskan saya, Tuan..'' pinta Mentari.
''Tidak! aku tidak akan melepaskanmu, setelah kau berani pergi dari rumah tanpa izin. Kau membuat semuanya panik mencarimu, dan ternyata kau malah sembunyi disini!'' ujar Edgar dengan tatapan matanya yang tajam.
Bu Maryam langsung berdiri, menatap penuh tanya.
''Bentar-bentar.. mohon maaf Tuan, ini ada masalah apa? anak saya berbuat salah apa kepada anda?''
''Anak?'' tanya Edgar beralih menatap bu Maryam.
''Iya benar, semua yang ada disini anak saya.'' jelas bu Maryam.
''Saya mohon kalian semua duduk dulu, dan kamu Dira, tolong jelaskan ini ada apa..'' pinta bu Maryam.
Mentari yang sudah berhasil melepaskan tangannya beralih mendekati bu Maryam.
Edgar langsung kembali duduk, diikuti oleh Jimmy. Mentari terus menunduk disebelah bu Maryam, ia tidak berani menatap dua pria dihadapannya.
''Dia yang aku ceritakan ke Ibu.'' ujar Mentari lirih.
''Suamimu?!'' seru bu Maryam.
''Sssttt..'' Mentari mengkode bu Maryam untuk mengecilkan volume suaranya.
Mentari mengangguk.
Disudut bibirnya Edgar, ia tersenyum tipis ketika ternyata ia diceritakan sebagai seorang suami.
''Apakah ini benar, Tuan?'' tanya bu Maryam memastikan.
''Ya, benar.. jadi saya mohon izin dengan hormat kepada anda untuk melepaskan dan mengembalikan istri saya.'' ujar Edgar.
''Bu..'' Mentari menggenggam lengan bu Maryam sembari menggelengkan kepalanya tanda menolak permintaan suaminya.
Bu Maryam menatap Mentari dan mengusap tangan yang sedang menggenggamnya itu.
''Ohh.. e... begini Tuan, saya sangat menyayangi Dira layaknya putri saya sendiri. Kami saling mengenal sudah sangat lama sejak ibunya masih ada. Saya tidak menyembunyikan Dira, dua hari yang lalu Dira datang kesini dengan menangis, hati saya rasanya ikut teriris. Saya khawatir pernikahan kalian membuat putri saya tertekan. Kalau saya melepaskan Dira, apakah anda bisa menjamin kebahagiaannya?''
Dira terus menggeleng, ia takut untuk kembali bersama Edgar.
Edgar menatap Mentari kemudian tersenyum sekilas.
''Saya berjanji tidak akan menyakitinya..'' jawab Edgar.
''Tapi, balik lagi ini adalah keputusan bersama, dan saya serahkan kepada Dira..'' ujar bu Maryam kemudian menatap Mentari.
Mentari terus menggelengkan kepalanya. ''Aku tidak mau, Bu..'' tolaknya dengan suara yang lirih, ia menatap bu Maryam memohon.
Bu Maryam menghela nafasnya.
''Ibu kasih waktu kepada kalian untuk berbicara berdua.'' ujar bu Maryam.
''Jangan Bu.. Bu..'' Mentari terus mencegah bu Maryam agar tidak meninggalkannya.
Bu Maryam memberikan kode kepada Jimmy agar membiarkan Edgar dan Mentari berbicara empat mata. Bu Maryam tidak mempedulikan Mentari yang terus memintanya untuk tidak pergi.
Setelah memastikan bu Maryam dan Jimmy keluar dari ruangan itu, Edgar menatap Mentari yang terus menunduk dan menjaga jarak dengannya.
''Maafkan aku, Mentari..'' ucap Edgar.
Mentari melengos menatap arah lain.
''Saya sudah memaafkan anda, Tuan. Jadi, sekarang pergilah..'' jawab Mentari.
''Aku akan pergi jika bersamamu..'' balas Edgar.
Mentari menyunggingkan bibirnya.
''Omong kosong!'' gumam Mentari.
''Ini bukan omong kosong. Mari kita urus pernikahan ini secara resmi negara, Mentari.''
''Cih! untuk apa Tuan? sedangkan kita tidak saling mencintai, terutama anda yang hanya menjadikan pernikahan sebagai mainan, ini sangat tidak lucu, kita tidak sejalan.'' jawab Mentari.
''Stop! jangan mendekat!!'' seru Mentari.
Gak berusaha ikhlas toh Edgar jga memperlakukan dia lembut ko, gak grasak-grusuk mementingkan napsunya sendiri,,,