Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05 apel salju
Setelah menempuh perjalan dari pagi mereka memasuki gerbang wilayah utara saat matahari mulai turun ke peraduan nya ke balik bukit bersalju di kejauhan.
"Ayo pakai jaket mu, udara sudah sangat dingin," ucap Sankara sambil memakaikan mantel bulu tebal pada Beatrice yang sedang menatap indah nya pegunungan salju di kejauhan.
"Itu snowwhite mount, gunung dengan Salju abadi yang menjadi perbatasan wilayah kerajaan dengan kerajaan blueland kerajaan es abadi di utara" ucap Sankara.
"Apa kamu pernah ke sana? Aku dengar di sana tanah nya di lapisi es sepanjang tahun" ucap Beatrice.
"Tidak, aku belum pernah ke sana karena kerajaan kita tidak memiliki akses kerja sama apapun dengan Blueland baik itu ekonomi maupun politik, apalagi kerajaan itu Walaupun kecil tapi tertutup dari dunia luar" ucap Sankara
"Kalau di lihat dari sini deretan pegunungan nya sangat indah" ucap Beatrice
"Benar, tapi di sana sangat dingin, di sana lah pusat populasi terbesar rusa moose dan lokasi kita Berburu setiap tahun nya" ucap Sankara.
Walaupun wilayah mereka berada perbatasan ujung utara kerajaan tapi jalan mereka lewati sangat mulus.
"Itu perkebunan apa?" tanya Beatrice sambil menunjuk deretan pepohonan yang tertata rapi, beberapa petani Terlihat memanen buah dari pohon tersebut.
"Apel Salju, seperti yang aku bilang kemarin, Wilayah kita memiliki tujuh perkebunan apel salju dengan luas yang hampir sama, dan dari perkebunan itu lah kita mengeksplore buah buahan tersebut menuju beberapa daerah. Kita cukup beruntung karena apel Salju hanya bisa tumbuh di tanah kita, hingga bisa menjadi salah satu komoditi utama wilayah kita." terang Sankara
Melihat kereta dengan lambang Archduchy lewat semua petani tersebut berhenti bekerja, mereka menghadap jalan dan sedikit membungkuk untuk memberi hormat.
Sankara mengetuk dinding kereta tiga kali sebagai kode berhenti pada kusir di depan.
Kereta perlahan melambat hingga akhir nya berhenti total, melihat kereta berhenti para petani berjalan cepat mendekati kereta.
Sankara turun dari kereta DI ikuti oleh Beatrice dengan sedikit tertatih.
"Selamat datang kembali yang mulia, selamat atas pernikahan nya, selamat datang di utara Lady yang mulia, kami semua menyambut kedatangan anda" ucap semua petani tersebut dengan sedikit membungkuk pada kedua pasangan tersebut.
"Terima kasih" ucap Beatrice lirih
Memang pernikahan Sankara sudah di ketahui oleh semua rakyat dan bangsawan wilayah utara, dan mereka semua sedang menanti kehadiran calon nyonya rumah mereka, posisi yang sudah sangat lama kosong sejak kedua orang tua tuan muda mereka meninggal.
"Apa kalian sedang panen?" tanya Sankara
"Iya yang mulia, seharus nya Kemarin waktu panen yang mulia, tapi masalah nya kemarin ada badai salju yang lumayan tebal" jawab Mereka dengan hormat.
"Pantas saja salju lumayan tebal padahal kita hampir masuk musim semi saya pikir salju akan menipis" ucap Sankara.
"Kalau begitu kami pamit dulu, silahkan lanjutkan pekerjaan kalian" ucap Sankara
"Baik tuan, terima kasih untuk kunjungan nya yang mulia" ucap mereka secara bersama
"Yang mulia Lady... Permisi Sebentar, maaf sebelum nya saya ingin memberikan sesuatu pada yang mulia Lady sebagai ucapan selamat datang, ini adalah apel salju yang masih sangat fresh, baru saja di ambil dari pohon nya, bukan apel yang sudah di simpan berhari hari, jika anda berkenan Silahkan di nikmati sebagai teman perjalanan anda menuju kastil" seorang wanita berusia setengah baya menyusup di antara para pria sambil membawa sebuah keranjang daun darurat berisi tujuh buah apel salju dengan kualitas terbaik.
Dengan sedikit menunduk dia menyerahkan keranjang tersebut pada Beatrice
"Untuk saya nyonya, Wah terlihat sangat segar dan menggiurkan, apa benar untuk saya bukan kan ini barang dagangan bagaimana kalau saya bayar" ucap Beatrice
"Jangan yang mulia, ini adalah tanda cinta kami pada anda, tolong di terima, sudah jadi tradisi juga di Wilayah utara saat pertama kali datang ke utara jika ada yang memberi apel salju dengan jumlah ganjil, harus di Terima, karena di percaya itu akan menjadi pengikat orang tersebut dengan tanah utara" ucap wanita tersebut.
"Baik lah kalau begitu, akan saya terima pemberian nya, terima kasih banyak untuk sambutan nya nyonya, saya sangat tersanjung." ucap Beatrice dengan mata berkaca kaca.
"Sama sama yang mulia," ucap nya sambil menunduk memberi hormat.
Perjalan kembali di lanjutkan, Beatrice tersenyum menatap tujuh apel terbaik di dalam keranjang di pangkuan nya.
"Kenapa tersenyum begitu?" tanya Sankara sambil meraung kuil bahu sang istri
"Aku bahagia, sambutan dari rakyat utara sangat baik, aku merasa sudah menjadi bagian dari masyarakat ini" ucap Beatrice
"Syukur lah jika kamu bahagia, padahal aku sudah ketakutan kamu merasa tidak cocok di sini karena kemarin kamu sangat menyukai udara yang hangat di pesisir, sedangkan wilayah utara sangat dingin, satu satu nya wilayah yang tidak punya musim panas, hanya ada musim Salju musim semi dan musim gugur." ucap Sankara dengan Ekspresi wajah bahagia.
"Aku memang menyukai udara yang hangat tapi aku lebih menyukai udara di mana suami ku berada" ucap Beatrice sambil tersenyum dengan lirikan mata menggoda sang suami.
Mendengar ucapan sang istri rona Wajah Sankara berubah menjadi ceria, senyum kecil melingkar di bibir nya. Hingga ketampanan nya memancar, iris mata nya yang berbeda warna merah dan amber terlihat bersinar seakan mencerminkan debaran jantung nya yang bertalu tau serasa ingin menjebol dinding dada nya.
***
Hanya menempuh perjalanan sekitar satu jam dari gerbang Wilayah utara, Rombongan mereka akhir nya mulai mendekati kastil Estrillda
Dari kejauhan kastil itu terlihat sangat megah, di bangun di dataran yang sedikit tinggi di tengah hutan pinus yang tidak terlalu lebat suasana nya indah amat sangat indah di mata Beatrice, tenang dan damai tidak seperti di wilayah Winfrey yang ramai karena pusat perdagangan.
Bangunan kastil seperti leter U yang memiliki empat lantai. Di bagian halaman yang luas tertata dengan indah dan enak di lihat. Bunga bunga musim salju berwarna putih, ungu dan pink muda serta pohon pohon yang di selimuti oleh butiran salju putih yang terlihat sangat lembut.
Kastil tersebut memiliki delapan pilar besar yang seakan menjadi mercusuar dan tonggak penopang kemegahan istana tersebut.
Saat kereta mereka mendekat empat penjaga gerbang bergegas membuka kan gerbang besi setinggi empat meter tersebut sembari menunduk memberi hormat.
Iring iringan mereka masuk ke halaman dan gerbang kembali di tutup.
Rombongan para ksatria berkuda lansung menuju bagian belakang kastil sedangkan kereta kuda Beatrice dan kereta barang yang berisi barang barang Beatrice beserta Mia melaju menuju pintu utama mansion
Di sana lah Beatrice melihat belasan orang telah berbaris rapi saling berhadapan untuk menyambut ke datangan nya.
***