Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NPD
Leon dan Elle berjalan mengikuti Eighar usai mengunjungi kamarnya. Karena kemenangannya kemarin di hari Evaluasi, Eighar berniat mentraktir Leon dan juga Elle makan di kantin sekolah. Mereka bebas memesan apa saja yang mereka mau, toh.. uang Papa Eighar unlimited di ATM-nya. Dan hanya mereka berdua yang benar-benar mendukungnya sebelum yang lainnya ikut-ikutan cari muka karena ia menang.
"Beneran nih? Boleh pesen apa aja? Beneran?" tanya Leon sambil sibuk melihat menu makanan di buku menu.
"Leon makannya banyak, tapi badannya segitu karena sering berak. Pokoknya duit lu abis deh kalau keseringan bayarin dia." ucap Elle hingga membuat Leon melirik kesal dari balik buku menu.
Eighar hanya bersandar di kursi dengan kedua tangan yang ia letakkan di belakang kepalanya sebagai bantalan. "Ya gak apa-apa. Dulu juga gue sering bayarin temen-temen se-genk gue."
Leon mendapatkan menu yang ia inginkan dan menulisnya di atas kertas kosong yang sudah disediakan. "Temen se-genk?? Jadi rumornya bener kalau lu itu ketua genk dari ketua genk dikota ini?"
Eighar terbahak mendengarnya. "Hahahaha, dapet darimana lu kata-kata itu?" tanya Eighar geli, sementara Elle hanya menatapnya dengan raut sebal.
"Jadi bener atau enggak?" sambung Elle.
Eighar menghela napas panjang. "Bener kok." sahutnya.
Leon langsung menatap Elle dengan wajah meledek, seolah mengisyaratkan kalau dia benar. Elle hanya menggelengkan kepalanya, memaklumi tingkah Leon. "Gak heran, dia ini laki-laki tapi tukang gosip. Dia bakalan tau gosip terbaru di sekolah ini apapun itu. Sampai couple-couple yang baru pacaran aja dia tau, bahkan pas orangnya belum nembak juga dia udah tau duluan kalau mereka bakal jadian."
Eighar mengangkat kedua alis kala mendengarnya. Merasa tertarik dengan bakat Leon itu. "Hah? Beneran? Keren dong itu. Berarti lu juga bisa nyebarin suatu berita dengan cepet ke orang lain?"
Elle mengernyit dan menatap Eighar dengan tajam. "Jangan bilang lu tertarik sama bakat gak gunanya itu?"
"Itu berguna." sambung Eighar.
"Ah bodo amat lah kalian, gue udah pesen tiga menu makanan."
Elle menatap cepat. "Oh, punya kita juga udah lu pesenin?"
"Enak aja! Punya gue semua itu. Kalau mau, pesen aja sendiri." sambar Leon cepat.
Elle langsung menatap Eighar. "Tuh, apa kan gue bilang. Sekurus itu makannya sebakul. Tainya pasti gede-gede itu."
"Hahahah, gak di sensor tuh kalimat?? Gak kena hukuman ya?" tanya Eighar.
"Itu kan bukan untuk mengumpat, jadi aman kali. Dia sering kok ngomongin taik. Ngefans banget ama taik." ledek Leon lagi. "Tapi, Ngomong-ngomong sama pertandingan elu kemarin.. lu jago juga tandingnya. Kayak, smart gitu loh. Lu emang udah sering berantem apa gimana?"
Eighar mengendikan bahunya. "Gue berantem kok. Di tempat tongkrongan buat nambah anak buah. Terus gue sering ikut sparing bareng temen-temen di club. Dari boxing, karate, taekwondo, MMA, banyak lagi. Gue juga udah sering ngadepin orang yang badannya lebih gede dan lebih jago, lebih kuat dari gue. Gue gak terkalahkan."
Elle menatap sinis ke arah Eighar. Entah kenapa ia merasa kalau Eighar ini memiliki kecenderungan narsistik terhadap dirinya sendiri. Eighar merasa ia benar-benar bisa melakukan segalanya, ia terbaik dan ia adalah orang yang penting. "Mungkin lu belum ketemu aja sama orang yang bisa ngalahin elu. Tapi pasti ada." ucap Elle, membuat senyum Eighar tiba-tiba saja sirna.
Eighar yang awalnya bersender langsung mencodongkan tubuhnya ke arah Elle. "Siapa?" tanyanya menantang. "Gak bakalan ada. Gue gak terkalahkan!" lanjutnya. Leon melirik ke arah Elle dan menendang kakinya, seolah merasa sedikit terancam dengan gestur tubuh Eighar barusan.
"Oh, ya pasti sih. Hahaha. Ngomong-ngomong," Leon melihat Eighar memesan begitu banyak makanan dan menuliskan "Take Away" di sebelahnya. "Lu mau bungkus makanan juga buat di kamar?" tanya Leon.
Eighar melirik sekilas, lalu kembali menatap kertas di depannya. "Bukan buat gue. Tapi buat Brian."
"Hah?!" sentak Leon dan Elle serentak.
"Lu mau kasih Brian?? Seriusan? Baik juga lu." ucap Leon, tapi Elle merasa curiga dengan apa yang akan di lakukan oleh Eighar.
"Ya gitu deh."
"Tapi setau gue, Brian masuk ke UKS deh perihal kemarin. Nanti kita bakal temenin lu jenguk dia."
"Kita?" Elle menyela.
Leon langsung menendang kaki Elle lagi. "Ikut aja."
Elle mendengkus. "Tapi apa gak nanti dulu ya lu ketemu sama Brian? Lu kan abis bikin dia malu di ring kemarin, terus tiba-tiba aja lu mau dateng, ya oke sih kalau niat lu baik, tapi waktunya gak tepat aja. Dia bakalan ngerasa gak nyaman kalau ada lu disana." tegur Elle, dan Leon tiba-tiba saja terbuka jalan pikirannya, kalau Elle ini benar.
Eighar menatap tajam ke arah Elle. "Ya, itu yang gue mau." singkatnya, membuat Leon ternganga.
.........
Buagh!!
Buagh!!
Suara pukulan keras di layangkan Brian pada beberapa orang yang membesuknya diruangan. Brian yang masih melemah masih memiliki tenaga yang kuat untuk memukul teman-temannya.
Napasnya berderu, tanda kemarahannya. Dadanya yang busung naik turun, dan ia menatap orang-orang yang terduduk di hadapannya dengan jengah. Tangannya terkepal kuat, hingga otot-ototnya keluar.
"Dari hasil persentase vote, total jumlahnya adalah 99, 89%, artinya sebagian besar dari murid-murid memilih agar pertarungan di lakukan. Jadi kalian semua, kalian semua yang ada disini pengen gue bertarung?" pekik Brian, membuat teman-temannya terdiam sambil memegangi area yang baru saja di hantam oleh Brian.
"M.. maaf Leader, cuma aja... kami udah lama gak liat Leader bertarung, toh kami yakin leader gak bakalan kalah sama dia. Jadi, kami memilih vote tombol biru."
"I.. iya leader. Kami yakin leader adalah orang yang kuat dan tak terkalahkan. Kami cuma mau ngeliat tontonan yang menarik, karena selama ini pertarungannya ngebosenin banget."
Terang mereka dengan wajah panik dan ketakutan. Mendengar hal itu, Brian terduduk di ranjangnya, mengatur napasnya dan memahami. Toh, yang mereka katakan kemungkinan benar, hanya saja karena kekalahan ini, Brian merasa posisinya sekarang berbahaya.
Dalam ketegangan mereka, tiba-tiba saja seseorang menyapa. "Hai Brian." Mereka serentak menoleh, dan mendapati Eighar berdiri santai di depan pintu, sambil menyenderkan tubuhnya ke salah satu bagian bingkai pintu, dengan tangan yang terlipat ke dada.
Elle dan Leon menempel di dinding kamar bagian luar, Eighar yang melakukannya, mereka yang ketakutan.
"Elu?" kecam Brian, tubuhnya reflek langsung beranjak dari tempat tidurnya.
"Santai, gue bawain makanan nih." ucap Eighar sambil menyodorkan sebungkus makanan dalam kotak pada Brian.
"Gue gak butuh!" balas Brian geram.
"Jangan nolak deh, gue kan tulus." jelas Eighar lagi.
Brian hanya diam dan membiarkan Eighar masuk. Eighar memberikan sebungkus makanan tersebut dan kedua tangan kanan mereka bertemu.
Leon mengintip dari pintu, dan matanya terbelalak begitu pun dengan Brian dan teman-temannya. Leon menelan ludah, dan membandingkan warna smart watches Eighar dan Brian.
"Gi.. gils (gila), ternyata warna smart watches Eighar lebih pekat daripada punya Brian. Padahal Brian tingkatan warnanya lumayan, tapi Eighar ternyata lebih gelap. Dalam artian, kasus Eighar lebih parah di atas Brian.
Brian langsung menunduk saat menerima makanan Eighar. "Ternyata warna lu item pekat?" ucapnya, dan seketika Brian terlihat lebih segan pada Eighar. "Makasih atas makanannya." lanjutnya.
Ketika Elle dan Leon sedang menempel di dinding, tiba-tiba saja Elle tak sengaja sekontak mata dengan seorang dokter muda dengan rambut cepolnya. Dokter tersebut melambaikan tangannya ke arah Elle, dan gadis itu menoleh ke kiri dan kanan lalu menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan. Sang dokter mengangguk, Elle berjalan mendekat dan masuk ke ruangan dokter tersebut.
"Duduk." kata sang dokter saat Elle masuk. Elle menurut meski kelihatan bingung. "Kamu, pacarnya Eighar?"
Elle terkesiap. "Temen." ia membenarkan.
"Okay, maaf tiba-tiba aja manggil kamu kesini. Cuma dokter ngeliat Eighar hanya dekat sama beberapa orang belakangan ini, dan menurut Japi, Michelle dan Leon adalah orangnya. Kebetulan kalian ada disini, jadi dokter mau ngasih tau sesuatu ke kamu."
Elle melihat wajah sang dokter tampak serius. "Eighar itu.. kemungkinan mengidap gangguan kepribadian Narcissistic personality disorder. Dan dia, butuh penangan untuk itu." Elle terbelalak mendengarnya. Jadi dugaannya benar.
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...