NovelToon NovelToon
Dulu Guruku, Sekarang Istriku

Dulu Guruku, Sekarang Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Nikahmuda / Cintamanis / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

'GURUKU ISTRIKU, SURGA DUNIAKU, DAN BIDADARI HATIKU.'

***

Dia adalah gurunya, dia adalah muridnya. Sebuah cinta terlarang yang berakar di antara halaman-halaman buku teks dan derap langkah di koridor sekolah. Empat tahun lebih mereka menyembunyikan cinta yang tak seharusnya, berjuang melawan segala rintangan yang ada. Namun, takdir, dengan segala kejutannya, mempertemukan mereka di pelaminan. Apa yang terjadi selanjutnya? Petualangan cinta mereka yang penuh risiko dan janji baru saja dimulai...

--- INI ADALAH SEASON 2 DARI NOVEL GURUKU ADALAH PACARKU ---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Rencana Pergi Honeymoon

Di pojok parkiran restoran, dekat pohon cemara yang rindang, Kaesang dan Tyas berdiri berhadapan. Hangat, genggaman tangan Kaesang terasa di tangan Tyas.

"Kamu kenapa sih, Dear? Kok cemberut gitu?" tanya Kaesang, melihat Tyas masih cemberut.

Tyas memalingkan wajahnya ke arah lain. "Tau ah, males!" katanya sedikit ketus.

Kaesang mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Kok ketus gitu sih? Kenapa Sayang? Kamu...nggak suka ya Abigail datang? Dia baik loh, dia sepupu aku," katanya.

Tyas menoleh cepat ke arah Kaesang. Tatapannya tajam, seperti panah yang siap menghunus, penuh intimidasi. "Sepupu tapi peluk-pelukan dan cipika-cipiki ya, bagus! Udah tau sekarang punya istri dan istrinya ada di sana, tapi malah pelukan sama cewek lain! Dasar kadal!" gerutu Tyas.

Mendengar omelan Tyas bukannya merasa kesal atau bingung Kaesang justru tersenyum. Benar kata mamanya, Tyas memang cemburu melihatnya pelukan dengan Abigail.

Tapi wajar sih, Abigail masih sangat muda, mungkin kelihatannya seumuran dengannya. Tapi nyatanya tidak. Abigail tiga tahun lebih muda dari Om Daniel.

Tangan Kaesang yang tadinya menggenggam tangan Tyas, perlahan terangkat, membingkai wajahnya dengan lembut. Senyum Kaesang merekah.

"Kamu cemburu, hmm? Lucu banget! Mana tadi ngatain aku kadal lagi. Ada-ada aja kamu, Dear," ucap Kaesang.

Tyas menepis tangan Kaesang yang membingkai wajahnya dengan sedikit kas4r. Tatapannya masih sangat tajam.

"Ya jelas lah aku cemburu. Perempuan mana sih yang nggak akan cemburu lihat suaminya pelukan sama cewek lain di depannya. Nggak ada Yang! Sakit hati aku tau tadi lihat kamu pelukan dan cipika-cipiki sama Abigail. Pengen aku tendang aja dia tadi!" kesal Tyas. Benar-benar lucu dan ini adalah yang pertama kalinya bagi Kaesang melihat Tyas cemburu dan marah-marah kepadanya.

Biasanya Tyas akan jauh lebih tenang dan mengerti dirinya. Tyas akan percaya kepadanya dan tidak akan semudah itu untuk cemburu. Tapi kali ini sepertinya dosisnya sudah habis. Hahaha...

Kaesang langsung memeluk Tyas, mengecvp singkat pucuk kepalanya. Hangat, tangannya melingkar di pinggang Tyas, tangan lainnya menepuk-nepuk lembut punggungnya.

"Maaf ya kalau tadi aku udah bikin kamu cemburu. Aku... sama dia cuma murni sepupuan aja. Aku sayang sama dia juga sebagai temen kok. Dulu sewaktu SD aku kan belum seperti sekarang. Kamu tau masa laluku kan? Sewaktu SD dulu aku masih sangat ceria dan punya banyak mimpi. Kayak anak-anak lainnya lah.

Abigail itu dulu pernah tinggal di rumah aku dan pindah sekolah ke sekolah aku, Papa sama Mamanya ada urusan bisnis di Sydney sana. Dulu Abigail itu nggak tinggal di Sydney, Dear dia tinggal di Indonesia juga. Tapi rumahnya agak jauh dari rumahku. Papa dan mamanya nggak mau bawa Abigail jauh-jauh ke Sidney dan pindah sekolah di sana---"

Belum selesai Kaesang bercerita, Tyas sudah cepat-cepat melepaskan pelukannya. Tatapan tajam, penuh intimidasi, langsung tertuju pada Kaesang.

"Kenapa mereka nggak mau bawa Abigail langsung ke sana? Sekarang dia juga di sana kan akhirnya?" tuding Tyas.

Kaesang menghela nafas kas4r, mengangguk. "Abigail itu dulu nggak bisa bahasa Inggris. Bahasa Inggris di Australia sana beda sama bahasa Inggris Amerika ataupun England. Jadi daripada Abigail harus susah-susah beradaptasi dan belajar bahasa, orang tuanya nitipin Abigail di rumah dan pindah ke sekolah aku.

Dulu aku dan Abigail itu nggak satu sekolah Dear. Dia sekolah di sekolah yang jauh. Ehm, kamu nggak marah lagi kan? Aku cuma murni nganggep dia sepupu Sayang, nggak lebih. Aku cintanya cuma sama kamu," jelas Kaesang panjang lebar.

Tyas menghela nafas kas4r. Ia cukup mengerti dengan penjelasan Kaesang, hanya saja rasa sakit di hatinya melihat Kaesang berpelukan dengan Abigail belum sepenuhnya hilang dari kepalanya.

"Aku percaya kok sama kamu. Maaf ya kalau tadi aku udah ketus sama kamu. Aku cuma cemburu aja tadi lihat kamu pelukan sama cewek lain," ungkap Tyas, pipinya memerah.

Kaesang tersenyum tipis, dengan cepat ia mengecvp bibir Tyas. Tyas, yang sama sekali tak siap, langsung tersentak kaget—matanya membulat, tangannya reflek menyentuh bibirnya sendiri.

"Main ciu-m aja! Nanti kalau ada yang lewat dan lihat gimana?!" Tyas melirik ke kanan dan kiri, memastikan tak ada orang di sekitar mereka berdua.

"Hehe, maaf Dear. Kelepasan aku. Habisnya bibir kamu manis banget sih, jadinya kan aku nggak tahan," ujar Kaesang, tangannya terangkat mengusap sayang kepala Tyas. Senyumnya merekah, polos seperti anak kecil yang baru menemukan permen kesukaannya. Gemas banget, deh!

Tyas menatap Kaesang, senyumnya ikut mengembang melihat senyum Kaesang yang menurutnya menggemaskan. Kedua tangannya mengalung manja di pinggang Kaesang.

"Yang, ini masih pagi loh, awas kalo ada yang lihat!" bisik Tyas, suaranya lembut di telinga Kaesang.

"Emang kalau masih pagi kenapa? Kamu mau lagi Dear? Nggak puas sama yang semalam?" tanya Kaesang sembari menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Tyas.

Tyas langsung tersipu mendengarnya, bibirnya mengerucut. Ia memukul pelan dada Kaesang. "Ish, kamu mah! Mesvm!" katanya.

Kaesang tertawa lepas. "Hahaha, mesvm sama istri sendiri nggak papa kali Dear. Daripada aku mesvm sama cewek lain, ntar ngereog lagi kamu," candanya.

Tyas tersentak mendengar ucapan Kaesang. Dia kembali menepuk dada Kaesang, tapi kali ini sedikit lebih keras.

Tatapannya pun tajam, menvsuk, tertuju pada Kaesang. Tangannya, yang sebelumnya menepuk dada Kaesang, kini kembali melingkar di pinggangnya.

"Awas aja ya kalau sampai aku lihat kamu macam-macam sama cewek lain, aku bakal bikin perhitungan sama kamu!" ancam Tyas.

Kaesang sedikit tersentak, lalu tersenyum tipis, mengangguk. "Aku nggak akan macam-macam Sayang. Cuma Kamu istri dan cinta aku selamanya. Nggak ada yang lain. Kamu percaya kan sama aku?" tanyanya lembut.

Tyas tersenyum, menyandarkan kepalanya di dada Kaesang. Ia memejamkan mata sejenak, lalu membukanya lagi. Pelukannya di pinggang Kaesang mengerat. Kaesang membalas pelukan itu dengan erat.

"Aku selalu percaya sama kamu, Yang. Kamu kan cinta banget sama aku. Iya kan?" tanya Tyas, suaranya terdengar manja di telinga Kaesang.

"Aku selalu cinta sama kamu Dear. Ehm, kita udah terlalu lama nih di sini, masuk lagi yuk. Papa sama yang lain pasti udah nyariin kita," jawab Kaesang.

Tyas mengangkat kepalanya, mengangguk. "Ayo," ajaknya sembari meraih tangan Kaesang dan menggenggamnya erat.

Kaesang hanya tersenyum. Mereka pun meninggalkan parkiran dan kembali masuk ke dalam restoran.

Sesampainya di meja tempat keluarganya berada...

"Eh, Kae, Yas, lama banget kalian. Habis dari mana?" tanya mama Zora setelah melihat Kaesang dan Tyas datang.

Tyas dan Kaesang lalu duduk. "Ah, habis ada urusan kecil tadi. Biasa lah, suami istri," sahut Kaesang.

Papa Indra mengerutkan dahinya, menatap Kaesang. "Kamu habis..." Dia tidak melanjutkan ucapannya.

Kaesang menatap tajam Papanya. "Papa jangan mikir yang aneh-aneh ya, nggak kok! Aku cuma ngobrol penting sama Tyas tadi," katanya agak kesal. Ia tahu persis apa yang sedang dipikirkan Papanya.

Pasti tidak jauh-jauh dari...

"Hahaha maaf-maaf, cuma bercanda kok. Ehm, Kae, tadi Abigail pamit pergi, katanya dia masih ada urusan lain. Dia titip salam sama kamu," kata Papa Indra, setelah tawanya mereda.

Kaesang dan Tyas baru menyadari jika Abigail sudah tidak ada di sana.

"Oh oke," ucap Kaesang singkat.

"Ehm, Kae, Yas, nanti malam kalian jadi pulang ke rumah kan? Mama sendirian tau di rumah, cuma sama Lingga. Tapi Lingga kan habis ini bakal balik lagi ke London buat lanjutin sekolahnya. Kalian jadi kan tinggal di rumah?

Masa iya kalian tega biarin mama sendirian cuma sama art aja di rumah. Papa kalian kan selalu sibuk, nggak setiap hari ada di rumah," pinta Zora, matanya berkaca-kaca.

Kaesang dan Tyas saling pandang. "Gimana, Dear?" tanya Kaesang, meminta pendapat Tyas.

Tyas mengangguk pelan, tersenyum manis. "Nanti malam kita tinggal di rumah Mama, ya? Temenin Mama," jawabnya.

"Emang kamu nggak papa?" tanya Kaesang lagi.

"Nggak papa Yang. Emang kenapa?" balas Tyas.

Kaesang menggeleng. "Selama ini kan kamu tinggal sama orang tua kamu. Emangnya nggak papa kalau kamu ninggalin mereka dan tinggal di rumah aku? Ya, rumah kamu juga Dear. Rumah aku, ya, rumah kamu juga sekarang," katanya lembut.

Tyas baru teringat dengan kedua orang tuanya. Sedari kecil ia tinggal dengan mereka, jadi jika harus meninggalkan mereka untuk tinggal bersama suaminya pasti terasa berat. Apalagi, selama ini Tyas juga jadi tulang punggung  keluarga, selain ayahnya.

"Nanti aku bakal yakinin Ayah sama Bunda. Lagi pula ini sudah yang seharusnya kan? Setelah menikah istri akan ikut dengan suaminya. Kemanapun suaminya pergi dan tinggal. Jadi aku nggak masalah. Aku akan ikut ke manapun kamu pergi. Soal ayah sama bunda, kamu nggak usah khawatir. Mereka pasti ngerti," kata Tyas.

Meskipun ia sedikit bingung bagaimana menjelaskan ini kepada orang tuanya, ia pasti akan mencoba dan membujuk mereka.

"Eh, gimana kalau habis ini kita liburan aja? Ke mana gitu untuk merayakan pernikahan Kaesang dan Tyas," usul papa Indra tiba-tiba, mencarikan suasana.

Mama Zora menoleh ke suaminya. "Tapi di Indonesia aja ya Mas. Jangan keluar negeri. Nanti biar Kaesang dan Tyas aja yang ke luar negeri buat honeymoon," katanya.

"Eh, Kae, Yas, kalian ada rencana honeymoon ke mana?" tanya mama Zora ke Kaesang dan Tyas, menoleh ke mereka. Matanya berbinar-binar, penuh kebahagiaan.

Kaesang dan Tyas berpandangan, senyum mereka merekah, penuh cinta dan mimpi. Lalu, kompak mereka menoleh pada Mama Zora. "Ke New Zealand Ma. Aku mau bawa Tyas honeymoon di sana selama satu minggu," ungkap Kaesang.

Sebenarnya rencana untuk pergi honeymoon ke negara itu masih baru terpikirkan oleh Kaesang. Ia pun juga tidak menyangka akan mengatakan hal itu. Tapi sepertinya bagus juga untuk pergi honeymoon ke negara itu.

Tyas tersentak. Kaesang mengajaknya honeymoon ke New Zealand? Ia samar-samar ingat Kaesang pernah membahas negara itu, tapi sudah lama sekali.

"Wah, keren Kae rencanamu. Kapan kamu mau pergi honeymoon sama Tyas?" tanya Papa Indra.

Kaesang berpikir sebentar. "Minggu depan Pa. Aku mau pergi honeymoon ke New Zealand sama Tyas Minggu depan," jawabnya mantap.

Bersambung ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!