Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
"Sebaiknya kamu pergi dari sini Juan,kami tidak ingin kamu bergabung bersama kami,harusnya kamu paham jika kamu sangat-sangat mengganggu"ucap Sam tajam,menatap Juan yang malah memasang wajah polosnya.
"Astaga,memangnya aku sejelek apa sampai tidak boleh bergabung bersama kalian?ck apa aku mengganggu waktu kencan kalian sekarang?"tanya Juan mengejek.
Kim membuang pandangan dengan sangat kesal.Tak habis pikir kenapa ia harus bertemu sosok seperti Juan yang muka tembok dan sangat menjengkelkan.
"Hei Kiwi,ayo jawab!"kata Juan lagi masih dengan wajah sok polosnya.
"Juandeng,aku sedang tidak ingin berdebat sama kamu.Aku sedang lapar jadi berhenti bertingkah konyol seperti anak kecil!"ucap Kim penuh penekanan walaupun dengan suara pelan.
Juan memasang wajah sedih
"Jahat sekali kamu Kiwi,apa aku tidak pantas bersamamu.Kamu malah memilih dia,padahal kita sudah bersama sejauh ini"kata Juan penuh penghayatan.
Kim melotot tak percaya,bahkan Sam sampai melongo dengan tingkah ajaib Juan.
Akibat ucapannya yang lumayan keras para pengunjung cafe yang rata-rata anak muda mulai melirik kearah mereka.
Berasa menonton drama live yang sangat menghibur.
"Astaga,apa salahnya dia sampai si cewek memilih orang lain?"gumam salah satu penonton tak di harapkan.
"Iya padahal si cowok keren,pasti hatinya sakit sekali"ucap yang lain.
Kim menatap Juan dengan tatapan membunuh.
"Say something Kiwi,please!Biar aku tahu salahku di mana?"kata Juan melanjutkan actingnya.
"Kamu!"ucap Kim kesal.
"Iya aku"kata Juan menatap Kim seolah penuh harap.
"Berhenti mendrama Juan,aku tidak ada hubungannya dengan kamu dan kamu bukan siapa-siapa disini.Paham!"sentak Kim lepas kendali.
"Cukup kamu selalu membully dan berbuat sesuka hatimu,tapi kali ini kamu keterlaluan!pantas saja kamu tidak punya teman,sikapmu memang gak pantas untuk di katakan baik!"timpal Kim lumayan keras.
Wajahnya sampai memerah,menahan malu dan emosi yang bercampur menjadi satu.
Kim bergegas pergi meninggalkan Juan dan Sam disana.
"Dasar pecundang!"ucap Sam ikut marah.
"Apa perlu aku beberkan semua kejelekanmu disini hha?apa mau mu kenapa selalu mengganggu Kim!Dia bukan pacarmu atau temanmu jadi berhenti mengganggunya!"bentak Sam lantas berlalu menuju kasir untuk membayar sebelum akhirnya keluar dari cafe.
"Hhu,kirain di selingkuhi ternyata orang gak waras"ucap salah pengunjung,menghujat Juan.
"Iya,kasihan ceweknya,tertekan banget kayaknya"timpal yang lain.
"Gak usah sok tahu!"bentak Juan dengan wajah kesal,menatap orang-orang itu dengan tatapan jengkel.
Lantas berlalu dari sana,langsung berniat pulang dan tak ingin kembali ke lantai atas di mana party Celia masih berlangsung.
"OMG!Celia lihat ini....!"pekik Mery menyodorkan ponselnya pada gadis seksi itu.
"Apa sih?"ucap Celia jengkel tapi tetap saja melihat ke layar ponsel temannya itu.
"Astaga Juan!"ucap Celia tak percaya.
"Ngapain sih mempermalukan diri sendiri gara-gara cewek misquen itu.Dasar bod0h,seperti gak ada cewek yang lebih menarik daripada si Kim ini!".
"Cinta itu buta Celia"celetuk Mery membuat Celia menatapnya galak.
"Terserah apapun itu,yang penting kenapa Juan malah melirik Kim dari pada aku atau kamu misalnya?apa sebuta itu sampai tidak melihat mana yang spek kelas atas dan mana spek rakyat jelata,memang parah sekali butanya Juan itu!"gerutu Celia dengan wajah kesal.
"Dibawa ke dokter saja lah,biar di periksa matanya"kata Mery dengan tampang polosnya.
"O'on banget sih kamu,yang ada kita masuk UGD kalau mau ngajak Juan periksa ke dokter"ucap Celia sewot.
"Kok kita yang masuk UGD sih?kan kita gak kenapa-napa,aneh"ucap Mery membuat Celia semakin kesal.Ingin rasanya menjambak rambut Mery biar otaknya bisa normal kembali,namun urung ia lakukan karena akan merusak citranya sebagai cewek high class.
"Terserah kamu saja!"kata Celia lantas berbalik meninggalkan Mery yang yang bingung sendiri.
"Dasar nenek lampir"gumam Mery sambil bergidik,membayangkan Celia dengan mata melotot dan siap mencakarnya tadi membuat Mery jadi takut.
*****
Juan uring-uringan,sejak kejadian di cafe Kim sulit sekali di dekati.Bahkan ia tidak tahu kapan gadis itu datang dan pulang.
Rasanya ada yang kurang dari hidup Juan tanpa menjahili Kim,namun masalahnya sejak malam itu Kim seolah-olah tak bisa Juan lihat lagi.
"Sam,dimana Kim?"tanya Juan ketika melihat Sam naik keatas motornya,siap pulang.
"Cari saja sendiri"ucap Sam lantas melajukan motornya.
"Cari aja sendiri,dia pikir aku maps apa?"gerutu Juan kesal sambil menendang ban motornya.
"Juan?"sapa seseorang membuat Juan berbalik.
"Juan kan?"ucap gadis itu memastikan.
"Ya,benar.Kamu siapa?"tanya Juan dengan wajah datar.
"Astaga Juan,aku Vecia.Teman kamu,sumpah kamu beda banget ya sekarang"kata Vecia sambil tersenyum ceria.
"Vecia..."gumam Juan mencoba mengingat sosok cantik yang ada di hadapannya itu.
"Anaknya om Wijaya bukan?"tanya Juan.
"Iya,benar"kata Vecia dengan senyum sumringah.
"Oh,iya sudah lama tidak bertemu.Kamu apa kabar?"kata Juan sedikit kaku.
"Baik,aku pindah kesini.Soalnya kesehatan mami sedang tidak baik"kata Vecia pelan.
"Oh,begitu.Nanti aku akan kesana menjenguk tante Lily.Maaf baru tahu kabar ini"kata Juan dengan nada menyesal.
"Ah tidak apa-apa.Kamu pulang pakai apa?"tanya Vecia celingukan karena tidak melihat ada mobil disana.Hanya ada motor-motor yang terparkir rapi sepanjang mata memandang.
"Nih"kata Juan sambil menepuk kap motornya.
Vecia tercengang,menatap Juan dengan tatapan tak percaya.Kenapa seorang Juan Felix Alexander malah menggunakan sepeda motor buluk macam itu.
"Gak salah?"tanya Vecia tak percaya.
"Ya tidak"sahut Juan sambil tertawa melihat ekpresi nona muda itu.
"Serius kamu Juan?apa nyaman pakai itu dan apa tidak mogok?"tanya Vecia menatap sarkas pada si motor.
"Tidak,dan aku nyaman.Santai saja Vecia,ini bukan akhir hidupku kenapa kamu seperti itu"kata Juan tertawa.
"Masalahnya adalah di garasi rumahmu ada banyak mobil mewah dan motor sport kenapa malah memakai motor buntut seperti ini?"ucap Vecia sambil memakai kaca mata hitamnya karena merasa silau.
"Ini motor bukan punyaku tapi punya pak Tono tukang kebun dirumah"kata Juan.
"Tapi kenapa Juan?"tanya Vecia heran.
"Karena aku suka saja,kenapa.Maaf ya Vecia aku gak bisa mengantarmu pakai ini.Nanti kamu gosong karena panas matahari"kata Juan membuat wajah Vecia sedikit masam.
"Baiklah,tapi besok kamu ganti pakai yang lebih layak lagi.Aneh masa motor punya tukang kebun kamu pakai ke kampus"kata Vecia.
"Gak janji ya,ya sudah aku mau balik.Panas ini,walaupun matahari sore sih"kata Juan lantas naik keatas motornya,bersiap pergi.
"OK,aku juga mau balik,see you Juan,aku tunggu kamu datang kerumah"kata Vecia lantas berlalu pergi.
Juan menatap kepergian Vecia sambil geleng kepala.
"Ck,alamat ribet urusannya ini ceritanya"guman Juan.
"Semoga saja dia tidak serewel waktu masih kecil,bisa bahaya aku kalau dia masih seperti itu"ucap Juan mendesah pelan.