NovelToon NovelToon
MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

MENJADI PELAYAN PANGERAN IBLIS JAHAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kutukan / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Laura adalah seorang wanita karir yang menjomblo selama 28 tahun. Laura sungguh lelah dengan kehidupannya yang membosankan. Hingga suatu ketika saat dia sedang lembur, badai menerpa kotanya dan dia harus tewas karena tersengat listrik komputer.

Laura fikir itu adalah mimpi. Namun, ini kenyataan. Jiwanya terlempar pada novel romasa dewasa yang sedang bomming di kantornya. Dia menyadarinya, setelah melihat Antagonis mesum yang merupakan Pangeran Iblis dari novel itu.

"Sialan.... apa yang harus ku lakukan???"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

INI TENTANG HIDUP ANDA

Leonard Crizen memeriksa Ash secara total. Dari mulai dari pengecekan secara kasat mata dan pemeriksaan secara sihir. Crizen tampak terkejut dengan grafik tubuh Ash yang meningkat dari biasanya. Dia menatap Ash dengan tatapan penasaran dan melepas kacamatanya.

"Apa yang sudah Anda lakukan? Bagaimana hasilnya sebaik ini?" Tanya Crizen.

Ash hanya tersenyum, tidak lama dari itu, dia bertanya, "Apa orang biasa bisa membuat tubuhku jadi seperti ini?"

Crizen curiga jika Ash sudah menghabiskan malam dengan seorang Healer atau Saint, "Siapa dia?" Crizen mengabaikan pertanyaan Ash.

Layaknya seorang teman, Ash turut mengabaikan pertanyaan Crizen. Dia mengalihkan pandangannya. Dan itu, cukup membuat Crizen penasaran. "Pangeran.... Apa Ratu tau tentang ini?" Crizen berjalan ke arah tatapan mata Ash.

Mata merah Ash, menatap Crizen perlahan. Kemudian, Ash meringis. "Jangan sampai wanita itu tau" Jawab Ash.

Jika Ash mengatakan itu, Crizen hanya bisa menyembunyikannya. Crizen menghela napas dan mengosok tengkuknya. "Dimana Anda bertemu dengannya?" Crizen kembali pada topik pembicaraan.

Ash tersenyum, "Dia seorang Pelayan yang mengantarkan makanan untukku. Aku tidak yakin sepenuhnya, tapi, untuk berjaga-jaga.... Bisakah kau memeriksanya secara rahasia?" Pinta Ash.

Crizen mengetahui jika Pelayan yang mengantarkan makanan di Mansion ini adalah orang-orang Ratu. "Anda yakin jika Ratu tidak mengetahui ini? Bagaimana jika ini jebakan?" Wajah Crizen berkerut. Tampak kekhawatiran yang jelas dari raut itu.

"Tidak mungkin itu jebakan. Pelayan itu, mungkin memang salah satu Orang Ratu. Tapi, dia terlihat jelas jika dia tidak kerasan di Mansion ini" Perlahan senyuman lebar muncul dari wajah Ash. Dia tampak senang, Crizen tidak pernah melihat wajah itu. "Dia juga.... mengatakan jika menyukaiku" Lanjut Ash.

Crizen khawatir. "Ini tentang hidup Anda Pangeran. Jangan tertipu dengan ucapan manis wanita. Mereka tidak lebih dari Penipu! Jika Anda menginginkan saran Healer yang Pantas untuk Anda, Putri Mahkota Eirlys Carlota baru saja Awaken dan Beliau menjadi seorang Saint. Hanya dia yang bagi saya cocok dengan posisi Anda. Dia juga bisa menjadi pendukung Anda!" Tegas Crizen.

Ash melihat ke arah jendela. Dia menunjukkan betapa tidak tertariknya pada saran Crizen. Crizen mengeleng melihat Ash yang suka mengabaikan semua sarannya. "Jika itu mau Anda. Saya akan memeriksa Pelayan itu diam-diam. Siapa namanya?" Tanya Crizen.

Ash duduk dengan tegak. Dia baru menyadari jika dia tidak tau siapa nama Pelayan yang mengantarkan makanannya itu. Dia melihat ke arah Crizen, "Aku... tidak tau nam-"

TOCK! TOCK!

Suara ketukan pintu menjeda perbincangan antara Ash dan Crizen.

"Pangeran, saya mengantarkan sarapan untuk Anda"

Kedua mata Ash terbelalak lebar menatap pintu kamarnya. Kemudian, dia melihat ke arah Crizen. "Dia orangnya?" Tanya Crizen.

Ash mengangguk dan dia terlihat terburu-buru kembali tiduran di kasurnya. Crizen membiarkan Ash yang sibuk merapikan selimutnya, pura-pura tidur.

"CKLAK!" Crizen membuka pintu kamar itu dan di sana, dia melihat Pelayan dengan rambut sebahu yang berwarna merah muda sedikit keunguan membawakan makanan serta teko di atas meja saji. Crizen ingat jika Pelayan itu yang menabraknya tadi pagi dan membawa Adler kabur saat akan mengantarnya.

Di sisi lain, Edith terkejut dengan sosok yang membukakan pintunya ternyata adalah Crizen, Dokter Kepercayaan Ash. Edith menatap wajah itu. Wajah Crizen tampak kesal.

"Ugh, bukankah di Novel hanya Crizen yang tau tentang Pelayan Ratu yang memberi obat dalam makanan Ash. Apa dia mencurigaiku? Aku harus pergi dari sini!"

Edith menunjukkan senyuman bisnisnya kepada Crizen. "Um, apa Anda masih belum selesai? Jika belum selesai, bisakah Anda membantu saya untuk memberikan makanan ini kepada Tuan Muda Ash?" Edith menatap Crizen.

Raut wajah Crizen terpampang jelas jika dia tidak menyukai Edith. Crizen menengok ke belakang, ke arah Ash yang pura-pura tidur, kemudian kembali menatap Edith. "Masuk saja. Pangeran sedang tidur. Jadi jangan berisik" Crizen membiarkan Edith masuk kemudian dia menutup pintu kamar itu.

Saat Edith akan keluar, Crizen menghalangi jalannya. Edith sudah memiliki firasat buruk tentang hal ini. Dia mendongakkan kepalanya perlahan untuk melihat Crizen yang seolah sedang menunggu Edith berbicara. "Saya sudah selesai. Bisakah Anda minggir sedikit?" Edith berusaha tetap bersikap tenang.

Crizen tidak bergerak sedikit pun. Dia menggunakan bakatnya yang bisa melihat sihir di dalam diri orang lain pada tubuh Edith. Crizen melihat api hijau kecil di jantung Edith. Warna api itu, di dalam kamus Crizen dideteksi sebagai sihir penyembuhan. Dan di sekitar tubuh Edith terdapat residu sihir milik Ash.

Edith menelan ludah. "Apa dia mencurigaiku?"

"Siapa namamu?" Tanya Crizen berhenti menggunakan sihirnya.

Edith memainkan jari-jarinya tanpa sadar setiap kali dia merasa kurang nyaman. "E...Edith" Jawabnya.

"Tanpa marga?" Tanya Crizen.

Laura tidak ingat dengan Marga yang Edith miliki. Dia mengangguk.

"Huffff" Crizen terdengar menghela napas dan saat itu, Edith menundukkan pandangannya.

"Kau, jujurlah padaku. Berapa banyak yang Ratu keluarkan untuk membayarmu?" Crizen mengatakannya tanpa banyak membuang waktu.

Pertanyaan itu, sungguh menyinggung Edith. Hingga, tanpa sadar Edith langsung menatap Crizen. "Maaf, apa maksud Anda?" Tanya Edith masih berusaha sopan kepada Crizen.

Ash hanya mendengarkan obrolan mereka.

"Berapa banyak Ratu membayarmu untuk mengantarkan makanan beracun itu?" Tanya Crizen.

Kedua mata Edith terbuka lebar. Kening Edith berkerut. "Aaaaargggh! Bagaimana-bagaimana ini! Beruntung sekali, aku hari ini tidak menuangkan bubuk itu di makanan Tuan Muda!" Edith ingin mengubah alur kehidupannya.

"Makanan beracun? Apa maksud Anda. Saya hanya mengantarkan makanan yang berkualitas baik dan layak untuk Tuan Muda. Jika tidak, Anda bisa memeriksanya sendiri!" Tegas Edith meski jantungnya sudah ingin melompat-lompat karena ketakutan.

Crizen sedikit takjub dengan ucapan berani Edith. "Benarkah?" Tanya Crizen membuka tudung makanan Ash. Sayangnya, yang bisa merasakan keberadaan sihir samar-samar itu hanyalah Ash, yang sensitif terhadap eksistensi sihir.

Crizen mencoba makanan itu satu suapan. Dan tak ada hal buruk yang terjadi padanya. Crizen mengangguk di depan Edith sambil mengunyah makanannya itu. Meski hanya berbicara omong kosong, Crizen membuat Edith tidak bisa menjawab pertanyaannya, "Wah, kalo gini.... bukankah kau akan dianggap sebagai penghianat? Bagaimana jika Ratu mengetahui ini?"

Mata Edith bergetar. Bahkan kakinya turut bergetar. Laura terkejut dengan respon tubuh Edith atas ucapan Crizen. Secara sadar tubuh Edith merespon atas ancaman jika menyangkut Ratu. "Aku bisa merasakan tubuh ini yang sangat ketakutan. Apa sebelumnya, tubuh ini pernah mengalami trauma dari Ratu?" Edith perlahan menatap Crizen dan memberikan seringaian.

"Meski dia tau ataupun tidak tau, tetap saja aku ditakdirkan untuk mati. Aku tidak takut jika aku menjadi Penghianat Ratu, toh semua perjuanganku nantinya akan sama saja"

Ash mendengar ucapan Edith.

Crizen tertawa datar. "Kau mengatakan hal itu, seperti kau sudah melihat masa depan saja. Iya kan?"

Edith terdiam karena dia sudah tau bagaimana nasib tragis yang akan dia alami di masa depan. Dimana seisi Mansion ini, para pengikut Ratu akan mati terbakar. Mereka semua terbakar oleh api biru milik Pangeran Ash.

Crizen tersentak karena Edith memberikan jawaban dari tatapan matanya yang terlihat berlinang. Crizen melepaskan gagang pintu yang dia pegang. Edith segera keluar dari kamar itu dengan cepat. Bahkan, Adler yang sedang berjaga, terkejut karena Edith berlari dengan kencang sambil mengangkat roknya.

"Kenapa lagi dia?" Batin Adler menyantap permen cokelat yang Edith berikan.

1
Airyn Choi
keren 😍 seru di khayalin. semangat menulis terus..
jeesomoody_
Fun bgt ceritanya, next thor
Pikachu Gosong
semangat buat lanjutinnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!