NovelToon NovelToon
Luka Marsya

Luka Marsya

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Beda Usia / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:741
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curug

Setelah banyak mengobrol dan menikmati makan siang yang di sajikan oleh tuan rumah, mereka pun melaksanakan ibadah Zuhur.

"Hayu atuh mau dianter ke Curug sekarang?" Kata Abah Lasmana setelah pulang dari masjid.

"Boleh hayu bah" jawab Papa Erwin.

Mereka pun berangkat dengan formasi yang sama seperti tadi, di tambah Abah Lasmana yang di bonceng oleh cucunya yang bernama Meida.

Setelah perjalanan kurang lebih 10 menit, mereka harus melewati turunan curam untuk sampai di tempat tujuan karena tidak ada akses untuk kendaraan, motor pun di titipkan dirumah warga, dan mereka berjalan kaki.

Setelah sampai di tempat tujuan Marsya menghirup udara segar ala pedesaan, percikan air terjun membasahi wajah dan pakaiannya, karena sebelum berangkat Marsya mengganti pakaiannya menjadi memakai kaos oblong dan hotpants jadi Marsya hanya tinggal melepaskan jaketnya saja, begitupun yang lainnya. Papa Erwin, Mama Wulan, dan Arkana dkk sudah menceburkan diri kedalam kolam air terjun tersebut. Sedangkan Abah Lasmana dan cucunya Meida hanya duduk menunggui mereka semua di tepian Curug.

"Ayo turun kak" Oriza menarik lengan kakaknya mengajaknya untuk berenang di kolam air terjun yang dangkal.

"Astaga dingin banget Ri airnya, kayak air es" keluh Marsya.

"Udah masuk aja dulu, nanti juga ga dingin lagi" ajak Oriza lagi.

Marsya memaksakan diri untuk bisa masuk ke dalam kolam air terjun meskipun badannya menggigil kedinginan.

"Sini Sya" Kalingga mengulurkan lengannya ke arah Marsya.

"Ngapain? Gamau"

"Ayok kesini ke tengah mainnya, jangan di pinggiran doang" ajaknya lagi.

"Gamau aku gabisa berenang, lagian itu dalem"

Tanpa di duga Kalingga menghampirinya dan menggendongnya di punggung, lalu dia membawa Marsya ke tengah kolam air terjun.

"Ohh dalem banget astaga jangan diturunin, ntar aku tenggelam" Kolam air terjun yang berada di tengah itu kedalamannya sedada Kalingga, yang berarti Marsya akan tenggelam jika diturunkan di tengah kolam itu, karena Marsya hanya memiliki tinggi sekitar 150cm dan tingginya hanya sedada Kalingga.

"Ga akan Marsya" kekeh Kalingga menelusuri kolam sambil tetap menggendong Marsya di punggungnya.

Sebenarnya Marsya canggung sekali di perlakukan seperti itu oleh Kalingga di hadapan orang-orang, terlebih di hadapan para orang tua, tapi entah mengapa dia merasa nyaman dengan posisinya sekarang, tubuhnya terasa menghangat tidak menggigil seperti tadi.

'kalo gini caranya gue bisa pindah haluan ke Kak Kalingga deh, mana Kak Naresh belum ada kabar juga sampe sekarang' batin Marsya yang lagi-lagi mengingat Naresh.

Waktu pun berlalu, hampir 4 jam mereka bermain di Curug, mereka menikmati pemandangan alam yang sangat indah ini, berenang, berendam, berfoto, saling mencipratkan air, hingga tak terasa hari pun semakin sore.

"Udah sore nih udah jam 4, pulang yuk" ajak Papa Erwin.

"Ayo, udah dingin banget ini" seru Marsya menggigil, bibirnya membiru, jari-jari tangan dan kakinya keriput, dan tubuhnya sudah mulai gatal dan bentol-bentol.

****

Sesampainya dirumah Abah Lasmana mereka bergantian untuk mengganti pakaiannya yang basah, karena jarak rumah Abah Lasmana ke Curug sangat dekat jadi mereka tidak membawa baju ganti. Marsya, Oriza, dan Mama Wulan memutuskan untuk mengganti pakaiannya bersamaan agar tidak menghabiskan banyak waktu, sedangkan para lelaki bergantian setelahnya.

Setelah berganti pakaian mereka pun memesan mie instan untuk makan malam mereka, lalu berkumpul dan mengobrol lagi di ruang tamu Abah Lasmana yang terbuat dari bilah bambu, kebetulan ruang tamunya ini tidak memiliki dinding, hanya kamar-kamar, dapur, kamar mandi, dan mushola saja yang memiliki dinding.

Marsya duduk meringkuk di sudut ruangan, dia sudah memakai celana panjang tebal, sweeter bulu, di tambah jaket tebal, dan memakai kaos kaki, tetapi dia masih saja kedinginan, dan alerginya masih belum sembuh.

"Dingin banget ya, muka kamu merah trus bentol-bentol" ucap Kalingga sambil menyampirkan selimut bulu di pundak Marsya.

Sikap Kalingga yang perhatian, dan cara bicaranya yang lembut, membuat Marsya merasakan kehangatan di hatinya. Dengan Kalingga, dia tidak merasakan jantungnya berdebar sangat kencang, tidak merasakan perasaannya begitu menggebu seperti kepada Naresh, tapi entah mengapa dia merasa sangat nyaman dengan kehadiran Kalingga.

"Iya dingin banget" ucap Marsya sambil membungkus badannya menggunakan selimut yang diberikan oleh Kalingga.

"Jangan di garuk" Kalingga menggenggam tangan Marsya saat dia akan menggaruk wajahnya.

"Gatel kak"

"Iya jangan di garuk, nanti kulitnya lecet, Kakak mau ke warung, kamu mau nitip?" Tanya Kalingga.

"Engga kak" jawab Marsya singkat, sebenarnya ia sangat mengantuk tetapi waktu sudah hampir magrib.

"Om, Lingga mau ke warung, tadi pas jalan kesini Lingga lihat ada warung besar di depan, om atau tante mau nitip sesuatu ngga?" Tanya Kalingga kepada Papa Erwin dan Mama Wulan sembari memakai jaketnya.

"Engga Ling"

"Tante juga engga"

"Gue nitip dong Ling" ucap Arkana.

"Ogah lo beli aja sendiri" ucap Kalingga sambil berlalu menaiki motornya.

"Yaelah sekalian napa si nitip" ucap arkana memelas.

"Ogah, kalo mau ayo bareng"

"Yaudah deh ayo"

*****

"Nih minum, biar dinginnya berkurang" Kalingga menyerahkan coklat panas yang dia beli bersama Arkana tadi.

"Wah makasih kak" Marsya menerimanya lalu meminumnya.

"Ini obat alerginya, diminum nanti aja habis shalat isya, biar langsung istirahat" ucap Kalingga lagi sambil memberikan obat alergi kepada Marsya.

"Makasih banyak ya kak, maaf ngerepotin" ucap Marsya, dia merasa tidak enak hati kepada Kalingga yang selalu baik padanya.

"Gapapa, ini salah satu bentuk tanggung jawab kakak, kakak udah janji sama diri kakak sendiri untuk selalu menjaga, dan selalu ada disaat kamu butuh" jawabnya sambil memberikan senyum tulus.

Marsya dibuat kikuk dengan jawaban Kalingga yang seperti itu, dia hanya menganggukkan kepalanya saja lantas meminum coklat panasnya.

Waktu berlalu, Marsya merasa heran dengan para orang tua dan Arka cs yang tak henti-hentinya mengobrol seolah tidak pernah kehabisan topik pembicaraan.

'apasih yang di obrolin, dari tadi gak beres-beres deh perasaan, ga cape ya ngobrol berjam-jam' Marsya menahan diri untuk tidak tertawa karena merasa lucu dengan monolognya sendiri.

Marsya memutuskan untuk meminum obat alerginya dan akan segera tidur saja karena dia merasa tidak tertarik untuk ikut masuk ke dalam obrolan mereka.

"Ri, lo ngga bosen dengerin obrolan mereka?" Tanya Marsya berbisik kepada adiknya.

"Engga kak, seru kok" jawab Oriza dengan berbisik juga.

"Emang lo ngerti sama apa yang mereka obrolin?"

"Engga sih, seru aja merhatiinnya"

"Ppfffttt hahahaha" pecah sudah tawa Marsya mendengar jawaban adiknya yang agak lain itu.

"Dah gila kali ya malah ketawa" jawab Oriza mengernyitkan keningnya.

"Ya lagian lo ngga ngerti napa masih di perhatiin aja si anjim" jawab Marsya di sela-sela tawanya.

"Ya soalnya seru kak merhatiinnya, mereka pada ngobrolin yang mistis-mistis. Makanya kalo orang lagi ngobrol tuh dengerin jangan diem doang di pojokan, macam tai nyender"

Lenyap sudah tawa Marsya setelah di katai oleh adiknya. Kini berganti jadi Kalingga dan Liam yang tersenyum melihat raut wajah Marsya yang masam.

*Marsya di kolam air terjun

1
miilieaa
nyicil segini yaa kak, nanti balek lagii/Drool/
Rainy_day: terimakasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!