Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! : BAB 10
TAHAP PERTAMA BERITA PERNIKAHAN
Tok, tok, tok! Suara ketukan pintu di rumah Hari. Tak lama, bibi Raya membukanya dan menyapa senang sekaligus bingung melihat kedatangan Viona di jam kerjanya.
“Cepat sekali?” tanya wanita tua dengan rambut tergelung rapi. Viona mulai melangkah masuk, tersenyum tipis.
“Hari meminta ku pulang, katanya ada hal penting.” Jelas Viona.
“Oh, begitu! Tapi aku baru saja ingin pergi ke rumah panti. Salleh kewalahan dengan bocah-bocah nakal itu!” keduanya terkekeh kecil. Viona menyarankan agar mereka pergi bersama dan menemui Hari di rumah panti saja.
Ting! Satu pesan masuk di ponsel Hari. Wanita itu membacanya saksama lalu membalasnya dan kembali meletakkan ponsel pintar itu ke dalam tas.
“Kita pergi ke rumah panti.” Ujar Hari kepada Noah yang masih menyetir.
“Haissh!! Kau bilang ke rumah, sekarang ke panti, ini sudah ada di pertengahan jalan.” Kesal Noah masih fokus ke depan.
“Aku tidak tahu, kakak dan bibi ku baru saja pergi ke sana!” senyuman lebar dan malu-malu di akhir kalimat membuat si rubah kesal hingga menggertakkan giginya.
Dengan emosinya pria itu melajukan kecepatan mobilnya, hingga membuat Hari sedikit tegang dan ketakutan akan kegilaan pria di sampingnya saat ini.
Menyetir ugal-ugalan? Yang benar saja!
Beberapa jam kemudian. Sebuah mobil sport putih keluaran terbaru dari Jepang baru saja terparkir di depan sebuah rumah panti asuhan, menarik perhatian anak-anak kecil yang asik bermain kini semuanya berlari menatap ke arah pagar.
“Wahhh! Mobilnya keren!” seru anak-anak di sana.
Tak lama Hari dan Noah keluar dari mobil.
Hari membuka pagar tersebut, tersenyum lebar merentangkan kedua tangannya. “Hal— lo anak-anak!” sapa Hari begitu ramah seperti biasanya, berharap anak-anak nakal itu mau memeluknya, namun— mereka berlari girang melewati Hari begitu saja dan menghampiri seorang pria tampan di belakangnya.
Senyuman hilang, ia menoleh ke belakang dan melihat anak-anak tadi masih berdiri mengerumuni Noah.
“Wah! Paman sungguh tampan!” seru anak bernama Pain yang kini merangkul kaki Noah sambil mendongak. -'Pa-paman?!' pikir pria itu saat anak kecil memanggilnya seperti orang tua.
“Mainan itu juga keren dan tampan!" lanjut Obito menunjuk ke arah mobil Noah.
Pria itu tersenyum tipis sedikit malu, ini pengalaman pertamanya berdekatan dengan banyak anak. Dia selalu sibuk dengan pekerjaan dan tidak pernah berbaur apalagi dengan anak-anak.
“Kalian mau? Aku bisa memberikan mainan mobil seperti itu kepada kalian!” Noah terlihat begitu ramah, tidak ada wajah sombong ataupun menyebalkan dari pria itu.
Dari arah lain, Hari merasa iri, anak-anak nakal itu selalu menjailinya, tapi tidak kepada orang asing. Apalagi kepada Noah.
“Dasar anak-anak durhaka.” Ketus Hari pelan sambil cemberut.
“Siapa dia?” tanya Viona yang tiba-tiba berada di belakang Hari. Tak cuma Viona saja, bibi Raya dan Salleh juga ada di sana.
“Anak-anak! Ayo, kembali bermain.” Titah lembut Salleh.
“Sampai jumpa Paman!!” pamit anak-anak tadi sambil melambai riang gembira.
“Nanti kita bicara lagi yaa!! Dah!!” sambung mereka lalu berlarian pergi.
Noah mulai berjalan mendekati Hari, tersenyum tipis menyapa ketiga orang yang merupakan keluarga wanita aneh itu.
“Senang bertemu dengan kalian! Nama saya Noah, kekasih Hari.” Langsung to the poin membuat Hari gugup hingga menelan kasar salivanya.
“KEKASIH???!" ucap bersamaan Viona dan Raya sungguh terkejut. Sejak kapan? Mereka tahu betul, Hari terlalu fokus mencari uang sampai melupakan dirinya sendiri. Apalagi memikirkan soal pacar?
.
.
.
Kini mereka semua duduk di sofa ruang tamu. Hari masih menunduk tidak berani melihat ke arah kakak dan bibinya.
“Kami akan menikah!” lagi, Noah yang membuka suara. Itu sudah cukup membuat keluarga Hari syok, namun tidak untuk Mami Salleh yang hanya tersenyum tipis.
“Apa kalian sudah memikirkannya? Ma-maksud ku, sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?” tanya detail Viona.
Gawat! Noah dan Hari belum merencanakan soal itu semua.
Peluh membanjiri kening Noah, pria itu emosi saat melirik ke arah Hari yang hanya diam tidak membantunya.
“Tiga Bulan.” Jawab Noah asal.
Bibi Raya memegang pundak Viona, mengangguk kecil dengan senyuman tipis.
“Hari!” wanita itu mendongak saat di panggil. Hingga kontak matanya bertemu dengan milik kakaknya.
“Aku ingin bicara berdua dengan mu.” Hari mengangguk, beranjak dan mengikuti langkah kakaknya menuju dapur. Melihat itu membuat Noah terheran.
”Tenang saja!” Ucap Salleh kepada Noah sehingga Noah tersenyum tipis menatap pria itu.
“Sepertinya, wajahmu tidak asing?" pikir Salleh berusaha mencairkan suasana. Noah masih tersenyum kecil sedikit menggaruk pipinya.
“Iya! Saya dari Harrison Corp, cucu pertama di keluarga Harrison!" jelas Noah yang aslinya tak ingin mengucapkan marga dari ibunya. Kau tahu, jujur saja dia sangat membenci marga ibunya meski dia menyayangi keluarganya.
“Ahh! Benarkah? Hari sangat beruntung sekali!” seru Raya turut senang saat tahu keponakannya akan menikahi pria tampan dan kaya. Siapa yang tidak suka, hayo?
Sementara di dapur. Hari masih diam, menunduk penuh penyesalan.
“Aku minta maaf! Dia juga membutuhkan seorang istri supaya bisa pergi ke sana juga. Aku tidak menjual tubuhku untuk mendapatkan uang— ”
“Tapi kau menjual hidup mu? Apa kau akan menerima semua resikonya, jika sesuatu akan menimpa kalian?” tegas Viona. Wanita bersurai cokelat itu meraih kedua pundak adiknya.
“Hari! Kakak hanya takut, jika semuanya terbongkar yang lebih merasakan sakit dan hinaan adalah kau. Kakak tahu, pria itu dari keluarga terpandang,”
“Betapa menyakitkan nya orang-orang sekarang lebih suka memandang perbedaan dan batasan orang kaya dan orang miskin. Kau tahu itu.” Lanjut Viona.
“Aku sudah siap, menerima hinaan itu! Setelah aku menemukan makam ibu, aku akan berpisah dengannya! Aku berjanji!” Hari meraih tangan kakaknya sambil menatap serius.
Tak lama kedua wanita itu berjalan ke arah ruang tamu dan kembali duduk seperti semula. Noah dapat melihat kesedihan di mata Hari.
“Bisakah aku meminta satu hal padamu, sebelum kalian menikah?” seketika semuanya menatap ke arah Viona yang terlihat sangat serius.
“Tolong jangan menyakiti hati Hari! Dia mungkin menyebalkan, tapi hatinya sangat rapuh! Aku tidak yakin seperti apa hubungan kalian nantinya, tapi— aku akan merestui kalian!” dengan ikhlas Viona merelakan adik semata wayang nya.
Memikirkan ucapan Viona barusan sudah membuat Noah berpikir. Dia bahkan tidak yakin apakah dia bisa menjaga perasaannya sendiri?
“Aku akan usahakan.” Jawab Noah tersenyum.
...***...
Setelah berbincang bersama, kini Hari dan Noah memutuskan duduk di kursi depan, dimana anak-anak tadi masih bermain ruang gembira.
“Kau tinggal di sini?” hanya sekedar tanya, Noah masih menatap lurus begitu pun Hari.
“Dulu iya, hanya satu tahun! Lalu bibi Raya menjemput ku dan kakak.” Terlihat kepala Noah mengangguk pelan saat dirinya mulai mencerna penjelasan Hari.
“Lalu dimana ayahmu?” pria itu berbalik menoleh ke Hari.
“Ayahku sudah meninggal. Saat tahu kabar kematian ibuku, dia terkena serangan jantung lalu pergi.” Melihat wanita aneh yang selalu menyebalkan dan girang kini terlihat sendu rasanya aneh bagi Noah.
“Maafkan aku.”
“Aku juga akan minta maaf dari sekarang,” balas Hari sehingga mereka saling menatap.
“Maaf, jika kau punya seorang kekasih dan mungkin hubungan kalian akan renggang gara-gara pernikahan ini.” Hari kembali menatap lurus setelah berhasil membuat Noah kini melamun memikirkan soal itu.
Wanita itu menoleh, ucapannya barusan hanyalah tebakan semata. Tidak mungkin pria tampan seperti Noah tidak punya kekasih kan. Tapi hari berharap pria itu tidak punya kekasih.
...🛫📍🛬...