Xin yan yang baru berumur 9 tahun harus melihat kakaknya sendiri mati dengan matanya, pada saat hari pernikahan kakaknya Xún yan dan sang Kaisar.
kecantikan Xún Yan sangat membuat iri para Selir Kaisar. mereka pun bersatu dan merencanakan untuk membunuh Xún Yan pada malam pertamanya, Pemaisuri merupakan kepala yang mengatur pembunuhan tersebut dengan serapi mungkin.
Xin Yan ikut kakaknya ke istana karena kedua orang tuanya telah tiada, dan pada malam pertama ia yang nakal diam-diam masuk ke kamar kakaknya untuk mengejutkanya, namun tragisnya ia harus melihat kejadian berdarah. kakaknya yang tak sengaja melihat ia bersembunyi di bawah kasur, memintanya untuk tetap diam, walau sudah berluruman darah. para Selir tertawa menikmati menyiksa dan membunuh Xún Yan, saat itulah muncul Balas Dendam Terbesar di hati Xin Yan untuk kematian kakaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
*ck, sepertinya untuk menjatuhkan Selir Zhen Yi itu akan cukup sulit, di bandingkan waktu menghancurkan Selir Ye Yuàn. Tapi aku ingin lebih dulu menghancurkan kaki dan tangan dari Permaisuri, jika tangan kanannya berhasil aku lenyapkan, maka permaisuri akan mudah aku hancurkan*ucap Xin Yan di dalam hatinya, sambil melamun, menatap kue bulan, yang di bawakan oleh kedua pelayan.
"Nona? Apa yang sedang kamu pikirkan? Sampai makanan kesukaan pun kamu tidak menyentuhnya?"tanya Ame yang sedang berdiri di samping Xin Yan.
"itu_"
"Nona! Tuan Putri Mei Ling, ia datang mencarimu"teriak Tan, berlari masuk, membuat Xin Yan tidak bisa menjawab pertanyaan dari Ame.
"Putri Mei Ling?"tanya Xin Yan, langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan keluar dari ruanganya. Melihat apa benar, Putri Mei Ling mencarinya.
Tepat ia baru keluar dari pintu ruangan, ia sudah di hampiri Putri Mei Ling.
"Salam ibu Selir Ileana"seru Mei Ling memberi hormat kepada Xin Yan.
Xin Yan terdiam, menatap Mei Ling penuh keheranan, "salam Putri Mei Ling?, ada apa sampai membuat Putri Mei Ling datang ke tempatku ini?"tanya Xin Yan.
"aku hanya sekedar berkunjung dan ingin melihat keadaanmu ibu? Bagaimana keadaanmu sekarang?"tanya Mei Ling.
"Hm, tidak enak berbicara di luar, jika Putri Mei Ling tidak merasa terganggu, kita berdua bisa mengobrol di dalam"lirih Xin Yan, mengajak Putri Mei Ling untuk masuk ke dalam ruangannya.
"benarkah? tentu saja aku mau ibu!"seru Putri Mei Ling, langsung masuk bersama dengan Xin Yan ke dalam.
Pada saat mereka masuk, ada senyuman penuh arti yang terukir di bibir Xin Yan, ia hanya tidak menyangka, bahwa suatu saat nanti, putri dari wanita yang ia ingin bunuh, malah mulai mendekati dirinya dengan aktif.
...----------------...
"jadi bagaimana keadaan ibu?"tanya Putri Mei Ling, yang kini mereka berdua sudah duduk saling berhadapan di kursi khas yang berbentuk bundar, di hadapan mereka sudah tersedia minum teh hijau dan kue bulan.
"Aku? Aku baik-baik saja putri, terima kasih atas perhatiannya, tapi bisa kah, jika kita hanya berdua, kamu panggil namaku saja, Ileana? aku merasa tidak terlalu suka dengan panggilan ibu, sementara umur kita berdua hampir sama"ucap Xin Yan.
"apa boleh?"tanya Mei Ling masih ragu atas saran Xin Yan.
"tentu saja, jika kita hanya berdua seperti ini, kamu harus memanggil ku Ileana, aku akan merasa seperti mempunyai teman"seru Xin Yan.
"Hmm..? Baiklah Ileana, kalau begitu kamu juga harus memanggil nama aku juga tanpa menggunakan panggilan Putri, bagaimana?"tanya Mei Ling, juga menyarankan hal yang sama.
"hahaha baiklah Mei Ling, sekarang kita resmi menjadi teman?"ucap Xin Yan, sambil mengulurkan tanganya untuk menjabat.
"teman"seru Mei Ling juga sambil berjabatan tangan dengan Xin Yan.
Mereka berdua pun berbincang-bincang dengan bahagia selayaknya seorang teman. sampai menjelang sore hari, Putri Mei Ling berpamitan dengan tak rela kepada Xin Yan, ia masih ingin berlama-lama dan bermain dengan Xin Yan, tapi ia sudah lupa waktu, karena ada banyak tugas yang di berikan Permaisuri kepada Putri Mei Ling, yang belum ia selesaikan.
"hati-hati di jalan Mei Ling, sampai jumpa lagi"lirih Xin Yan sambil melambaikan tangan kepada Putri Mei Ling, dan di bilas juga oleh Putri Mei Ling dengan raut wajah sedih.
"haah... perasaan orang benar-benar rumit, aku minta maaf Mei Ling, walau kita teman, tapi ibumu harus mati, tidak akan ada kelonggaran untukmu"gumam Xin Yan, langsung masuk ke dalam ruangannya untuk membersihkan dirinya, dan melanjutkan memikirkan rencana untuk melenyapkan Selir Zhen Yi.
...----------------...
Beberapa hari kemudian, Kekaisaran sibuk dengan akan kedatangannya negara asing ke tempat mereka, Permaisuri dan para selir di tugaskan dalam hal mendekor istana dan juga menyiapkan makanan kekaisaran yang terbaik. Mereka tidak mau di rendahkan oleh musuh mereka melalui apapun itu.
Sementara Xin Yan di tugaskan di dapur, ia hanya memperhatikan para pelayan memasak makanan. "Nona sebaiknya duduk saja, biarkan aku dan Ame yang melihat kondisi di dapur"pinta Tan.
"hm? Tidak, aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun di tempat yang di tugaskan untukku ini, tenang saja, aku tidak akan kelelahan"ucap Xin Yan.
Ia benar-benar waspada, ia takut Permaisuri Mingmei merencanakan sesuatu untuk menjebak dirinya lagi. Namun kali ini Xin Yan salah. Permaisuri tidak berniat untuk mencelakai Xin Yan dulu, ia ingin membaskan Xin Yan dulu selama beberapa hari. Membuat kewaspadaan Xin Yan menurun.
"baik nona"jawab Tan, kembali menyibukan dirinya dengan pekerjaan di dapur.
...----------------...
*sepertinya, semua terlihat sangat baik, sampai makanan hampir di sediakan, tidak ada gerak gerik yang mencurigakan. Apa aku kehilangan sesuatu?. Tidak, pengawasanku tidak pernah salah, ada apa ini? Kenapa permaisuri tidak mengambil kesempatan ini untuk mencelakaiku?*batin Xin Yan, yang juga sudah menyadari sesuatu tentang Permaisuri Mingmei.
Sekarang Xin Yan sedang berdandan di depan kaca, sambil memikirkan banyak hal tentang jebakan apa lagi yang ia akan dapatkan. Ia menggunakan riasan yang cukup mewah, berwarna biru emas, dengan hanfu yang begitu indah selaras dengan perhiasannya.
"nona? ayo, keluarga kerajaan semua sudah berkumpul di istana aula, sebentar lagi, tamu dari negara asing akan sampai"ucap Ame, yang masuk ke kamar Xin Yan untuk memberitahukan kabar tersebut.
Mendengar itu, Xin Yan tersenyum dan berdiri dari kursi riasannya. "baiklah, jika mereka tidak ingin mencari masalah denganku, biarkan aku yang memulainya untuk pertama kalinya"gumam Xin Yan, melangkah keluar, dan di antar oleh Ame dan Tan. Menuju aula utama istana kekaisaran.
Bersambung...
6 cangkir kopi buat author biar tambah semangat
semoga balas dendam nya lebih sadis lagi ya karena gue suka tuh Ama yg sadis sadis