NovelToon NovelToon
Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil

Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mahkota Pena

Cerita ini mengisahkan sepasang suami isteri yang sudah dua tahun lamanya menikah namun tidak kunjung diberikan momongan.
Mereka adalah Ayana dan Zulfahmi.
Namun karena desakan sang ibu yang sudah sangat mendambakan seorang cucu dari keturunan anak lelakinya, akhirnya sang ibu menyarankan untuk menjodohkan Fahmi oleh anak dari sahabat lamanya yang memiliki anak bernama Sarah agar bisa berpoligami untuk menjadi isteri keduanya
Rencana poligami menimbulkan pro dan kontra antara banyak pihak.
Terutama bagi Ayana dan Fahmi sendiri.
Ayana yang notabenenya anak yatim piatu dan tidak memiliki saudara sama sekali, harus berbesar hati dengan rencana yang mampu mengguncangkan jiwanya yang ia rasakan seorang diri.
Bagaimanakah kelanjutan kisah Ayana dan Fahmi?
Apakah Ayana akan menerima dipoligami dan menerima dengan ikhlas karena di madu dan tinggal bersama madunya?
Ikuti kisahnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdana Singgah ke Pesantren

"Bisa, sayang. Bisa!" Sahut Fahmi.

Ayana pun sedikit bahagia, akhirnya setelah sekian lama, Fahmi akan berkunjung ke Pesantren walaupun nantinya hanya sebentar saja.

"Aku bilang ke Kak Zidan dulu ya!" Ucap Ayana setengah berlari dengan pakaian gamisnya yang melayang-melayang terkena angin.

Fahmi mengangguk.

Ayana berjalan menuju dimana Zidan berada.

Ternyata Zidan berada di ruang tengah, ia sedang menyiapkan beberapa barang yang akan ia bawa.

"Kak Zidan!" Panggil Ayana.

"Ada apa, Za?" Tanya Zidan tanpa mengalihkan pandangannya dari barang-barangnya.

"Aku hari ini tidak menumpang kamu, Kak. Aku akan diantar oleh Mas Fahmi. Tidak apa-apa kan? Mumpung Mas Fahmi bisa antar aku." Ucap Ayana dengan semangat.

"Oke." Zidan menanggapi dengan sikap dingin.

Sepertinya ia tidak ikhlas jika Ayana bersama dengan Fahmi.

Ayana segera menaiki anak tangga kembali. Sepeninggal Ayana, Zidan baru menoleh ke arah langkah Ayana yang hampir tidak terlihat karena telah masuk kedalam kamarnya.

Zidan menarik nafas panjangnya. Kemudian ia segera pergi menuju Pesantren.

***

"Wah, ternyata ini ya Pesantrennya? Selama ini aku belum pergi sekalipun berkunjung kesini. Hebat sekali Kak Zidan!" Seru Fahmi ketika ia mengetahui Pesantren milik Zidan.

Ayanapun tersenyum karena hari ini ia diantar oleh sang suami.

"Keluar yuk, Mas. Mas mau langsung pulang atau singgah sebentar?" Tanya Ayana kepada Fahmi.

"Seperti singgah sebentar deh, Dek." Jawab Fahmi masih dengan tatapan takjubnya melihat bangunan Pesantren.

"Ya sudah, yuk!" Ajak Ayana.

Ayana dan Fahmi keluar dari mobil. Keduanya langsung berjalan menuju ruangan Zidan.

"Assalamu'alaikum, Kak!" Sapa Ayana kepada Zidan yang sedang menikmati secangkir kopi dimeja kerjanya.

"Wa'alaikumsalam. Eh, kalian! Baru sampai?" Jawab Zidan yang kemudian berakhir dengan pertanyaan.

"Iya, ini Mas Fahmi mau melihat Pesantren Kak Zidan katanya." Ucap Ayana.

"Kak, keren sekali sih ini bangunan Pesantrennya." Sahut Fahmi yang langsung berjalan mendekati Zidan.

Zidan bangkit dari posisinya.

"Alhamdulillah, yuk kita area tour. Supaya kamu tahu Pesantrenku." Ajak Zidan kepada Fahmi.

"Aku izin keruangan aku ya! Kalian saja yang area tour." Sahut Ayana.

Zidan dan Fahmi mengangguk.

Mereka berjalan menyusuri ruang demi ruang, dan beberapa area yang nantinya akan dikembangkan kembali oleh bangunan.

Fahmi tampak terkejut dengan atas pencapaian Zidan selama ini.

"Nah, ini mau dibangun apa, Kak?" Tanya Fahmi menunjuk sebuah bangunan yang baru saja dimulai.

"Ini nanti akan jadi rumahku. Jadi, nanti kalau rumah ini sudah jadi, aku tidak akan tinggal lagi bersama Ibu dan kalian. Aku akan tinggal disini selama 24 jam. Karena, aku juga akan membuka pengajaran di malam hari. Tidak berpatokan di pagi sampai sore saja." Jelas Zidan kepada Fahmi.

"Wah, kakak sudah mau punya rumah. Aku jadi pingin punya rumah sendiri." Sahut Fahmi.

"Jangan dulu, Fahmi. Temani Ibu saja. Lagi pula, kalau kamu punya rumah nanti yang temani Ibu siapa? Ayana juga pasti akan tinggal bersama kamu kan nantinya!" Zidan memberikan arahan kepada Fahmi.

Fahmi mengangguk perlahan tanda mengerti.

"Iya juga ya, Kak." Jawab Fahmi.

"Assalamu'alaikum, Kyai." Ucap salam Kamal datang bersama dengan Agata, Amir dan Difa.

"Wa'alaikumsalam. Eh iya, kenalin nih. Ini adikku, namanya Fahmi. Suami dari Umi Ayana!" Zidan mengenalkan Fahmi kepada para pegawainya.

"Fahmi."

"Fahmi."

"Fahmi."

Begitu ketika Fahmi berkenalan dengan Kamal, Agata dan Amir.

Dengan Difa hanya ucap salam dengan menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

"Wah, ternyata suami Umi Ayana tampan sekali ya. Pantas Umi bersedia menjadi Isterinya." Ledek Kamal dengan melirik kearah Zidan.

Zidan pun berdehem.

"Kamal."

"Eh, Alafu Kyai. Hehehee, bercanda ya Pak Fahmi." Imbuh Kamal.

"Tidak apa-apa, Kak Zidan juga jauh lebih manis kok daripada saya." Puji Fahmi kepada Zidan didepan para pegawainya.

Semuanya tampak tersenyum melihat wajah Zidan seketika merona.

"Hmm.. Meledek?" Sahut Zidan.

"Eh, tidak lah, Kak. Memang benar kan? Benar tidak coba kalian perhatikan!" Ucap Fahmi kepada yang lainnya.

Semuanya tampak mengangguk tanda mengiyakan.

"Ya sudah, ayo masuk kedalam saja. Matahari sudah mulai terik." Ajak Zidan kepada semuanya.

Zidan berjalan bersama Fahmi dengan diekori oleh Kamal, Agata, Amir dan Difa yang berkasak-kusuk dibelakangnya.

"Kamu mau kopi, Fahmi?" Zidan menawarkan kopi untuk Fahmi.

"Tidak, Kak. Tadi sebelum pergi aku sudah minum kopi. Mungkin setelah ini aku harus segera pulang, ingin istirahat. Aku ada flight malam. Supaya tubuh tidak terlalu lelah." Jawab Fahmi.

"Baiklah."

***

Keesokan harinya.. 

"Abi, lagi-lagi petunjuk sholat istikharahku adalah Fahmi. Bagaimana, Abi?" Sarah terlihat sedang mengadu kepada Kyai Haji Hasan.

Kyai Haji Hasan tersenyum mendapatkan laporan dari Sarah.

"Kok Abi senyum-senyum begitu?" Tanya Sarah dengan bingung.

"Iya, Sarah itu tandanya petunjuk dari Allah memang mengarah kepada Fahmi. Masih ada 1 hari lagi ya, kamu coba kembali malam ini. Semoga hasilnya sesuai." Perintah Kyai Haji Hasan kepada Sarah.

Sarah mengangguk perlahan.

"Baik, Abi. Ya sudah, Sarah mengajar dulu ya, Bi. Assalamualaikum." Ucap Sarah.

"Wa'alaikumsalam."  Jawab Kyai Haji Hasan.

"Abi, sedang apa disini?" Tanya Umi Naima ketika dirinya baru saja datang menghampiri Kyai Haji Hasan yang sedang duduk di Gazebo.

"Sedang bersantai, Umi." Jawab Kyai Haji Hasan.

"Sarah kemana, Bi?" Tanya Umi.

"Baru saja jalan mengajar, sebelumnya Abi dan Sarah membahas tentang hasil dari sholat istikharah Sarah. Dan sudah dua kali sholat, mendapatkan petunjuk mengarah ke Fahmi terus." Jelas Kyai Haji Hasan kepada Umi Naima.

"Oh begitu, ya semoga mereka berjodoh ya, Bi." Sahut Umi Naima.

"Aamiiiin yaa robbal'alamin. "

***

"Umi, apakah suami Umi sudah pulang?" Tanya Difa berjalan mendekati Ayana.

Ayana tampak sedang sibuk mengoreksi tugas-tugas pada santriwati.

"Sudah, Difa. Ada apa?" Tanya Ayana tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Difa.

Difa duduk manis menghadap ke arah Ayana.

"Tidak apa-apa, Umi. Aku ingin mengajak Umi jajan, hehehe." Jawab Difa dengan tersipu malu.

"Jajan? Jajan apa?" Ayana menatap Difa dengan memicingkan matanya.

"Hehehe.. Ya jajan saja, Umi. Siapa tahu bisa membantu Umi dalam mengoreksi tugas anak-anak supaya lebih bersemangat kembali." Bujuk Difa.

Ayana menghentikan aktifitasnya. Ia tampak berpikir sejenak.

"Hmm.. Boleh juga, Difa. Sepertinya beli cokelat dan es krim bisa menjadi mood booster. Yuk.." Sahut Ayana antusias.

Difa mengangguk dengan cepat.

Ayana menghentikan aktifitasnya, kemudian ia meraih dompet didalam tas brandednya.

Keduanya berjalan menuju mini market yang tidak jauh di Pesantren yang cukup dijangkau hanya dengan berjalan kaki saja.

Tidak lama kemudian, masuklah Zidan keruangan Ayana.

Ia tidak menemukan adanya Ayana diruangannya.

"Kemana dia? Mengapa pergi tidak minta izin dulu?" Sungut Zidan dengan menggerutu.

Zidan kemudian berjalan menuju ruangan Kamal.

Kamal terlihat sedang membuat design untuk flyer acara Pesantren.

"Kamal! Lihat Umi tidak?" Tanya Zidan ketika ia telah berada di ruangan Kamal.

Kamal terkejut dengan kedatangan Zidan yang begitu mendadak.

"Astaghfirullah, Kyai. Membuat saya kaget saja. Ada apa Kyai mencari, Umi? Rindu ya?" Jawab Kamal mulai meledek Zidan.

Zidan menghembuskan nafasnya.

"Apa sih, Kamal? Lihat Umi, tidak?" Tanya Zidan sekali lagi.

"Tidak, Kyai. Memangnya Umi tidak bilang akan kemana kepada, Kyai?" Kamal balik bertanya.

"Kalau dia bilang mau kemana, aku tidak akan sibuk mencarinya, Kamal!" Zidan terlihat kesal kepada Kamal.

"Hehe, iya ya!" Kamal tertawa.

"Malah tertawa!" Sahut Zidan.

"Mengapa Kyai tidak menghubungi ponsel Umi saja?"

"Ponselnya ada diruangannya!" Jawab Zidan.

"Berarti kalau Umi pergi tanpa ponsel, dia pergi tidak terlalu jauh." Ucap Kamal.

Tidak lama berselang, terdengar suara bercanda dan suara tawa dua perempuan saling bersahut-sahutan.

"Nah, itu Umi bukan, Kyai?" Ucap Kamal.

Zidan langsung berjalan keluar ruangan Kamal dengan diekori Kamal dari belakang.

Terlihat Ayana dan Difa kembali dari mini market dengan membawa beberapa jinjingan plastik putih.

"Dari mana saja kamu, Za?" Zidan tampak tidak sabar segera menginterogasi Ayana.

Zidan menatap jinjingan yang dibawa Ayana dan Difa.

Ayana menunjukkan jinjingan plastik putihnya.

"Diajak jajan sama Difa. Kenapa, Kak?" Ayana balik bertanya.

Zidan menarik nafas panjangnya.

Ayana mengambil tiga es krim dan beberapa snack dalam plastik putih.

"Nih, Kamal. Ada es krim buat kamu, Agata dan Amir. Supaya lebih semangat kembali dalam bekerja." Ayana menyodorkan beberapa es krim dan snack kepada Kamal.

Kamal segera menerima dengan senang hati.

"Wah syukron, Umi. Jadi merepotkan!" Ujar Kamal.

Zidan hanya diam menatap Ayana dan Kamal.

"Tidak kok. Ya sudah, aku ke ruangan ya. Difa, syukron ya sudah mengajakku mencari yang segar-segar." Ucap Ayana dengan menatap kearah Difa.

"Sama-sama, Umi. Aku juga ingin masuk keruangan." Jawab Difa.

"Ayo cepat masuk!" Zidan tampak tidak sabar dengan Ayana, ia menarik tangan Ayana dan segera masuk kedalam ruangan Ayana.

"Ada apa sih, Kak? Kenapa tanganku ditarik-tarik begini?" Protes Ayana kepada Zidan.

Kamal dan Difa telah berlalu yang sebelumnya sempat berkasak-kusuk dibelakang Zidan dan Ayana.

"Mengapa kamu pergi tanpa seizinku? Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi bagaimana? Siapa yang akan bertanggungjawab?" Cecar Zidan kepada Ayana.

"Maaf, Kak. Tadi Difa mengajakku mendadak. Lagi pula, aku pergi juga tidak sendiri. Dan kebetulan juga di jam istirahat, hari juga masih siang!" Jawab Ayana membela diri.

"Kejahatan itu tidak melihat waktu pagi, siang, sore atau malam. Kejahatan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Bisa dibayangkan kalau terjadi hal-hal buruk kembali kepadamu?"

Ayana menarik nafas panjangnya, sepertinya segala pembelaan dirinya tidak akan berguna untuk Zidan.

"Ya sudah, maaf! Lain kali aku akan meminta izin pada Kakak." Jawab Ayana dengan nada mulai melemah. Ia tidak ingin terjadi perdebatan antara dirinya dan Zidan kembali.

Zidan membisu, tidak mengeluarkan kata-kata lagi.

Ayana hendak berjalan menjauh dari Zidan dan akan segera duduk di bangkunya.

Namun, langkahnya terhenti ketika tangannya ditarik oleh Zidan.

Tubuh Ayana terhempas dan masuk kedalam pelukan Zidan.

Zidan memeluk tubuh Ayana dengan erat.

"Jangan membuat aku khawatir lagi, Za!"

1
Tika Kar Tika
alahhhhhh jadi cinta kan kamu fahmi sama
sarahh
udahh lepasin ayana kasian dia
Mahkota Pena: Hehehe, jangan dilepas dong Ayana nya 🤭
total 1 replies
Tika Kar Tika
geramm banget sama sarah dan ibunya sarahhhh huhhhhhhh panaass
Mahkota Pena: hihihi thank you ya kak sudah mampir 🙏

aduh jangan panas" atuh, dinginin pakai es teh kak biar adem 🤭
total 1 replies
Tika Kartika
udah aja ayana cerai sama fahmi, terus nikah sama zidan, katanya orang ngerti agama kurang pantas aja gitu sering berduaan
Mahkota Pena: hihihi, sabar ya Bun. ayo lanjutkan membaca, terima kasih sudah mampir ☺🙏
total 1 replies
♡Ñùř♡
kmu kurang garcep sih,mk nya keduluan fahmi😁
Mahkota Pena: hihihi iya nih 😁
total 1 replies
♡Ñùř♡
aku mampir thor...
Mahkota Pena: thank you yaa.. semoga terhibur dengan alur ceritanya ☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!