"Jadi, ini yang membuat sikapmu berubah padaku selama ini?" Ucap Wita lirih. Menahan rasa sakit di hatinya.
"Dengarkan aku dulu! Semua tak seperti yang kamu kira. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Aku mencintai kamu." Randy mencoba meyakinkan. Wajahnya terlihat gusar, dia terlihat menyesali perbuatannya.
Tepat di delapan tahun pernikahannya, Wita mengetahui perselingkuhan suaminya dengan mantan kekasih suaminya dulu. Aplikasi rahasia di ponsel suaminya, yang akhirnya membuat Wita tahu. Kalau suaminya bertahun-tahun telah mengkhianati cintanya. Padahal, selama ini dia banyak berkorban untuk Randy. Dia harus menjadi tulang punggung, menggantikan posisi Randy saat tak bekerja. Lukanya begitu dalam.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka, setelah Wita mengetahui perselingkuhan suaminya? Akankah Wita memaafkan Randy? Ataukah dia justru memiliki bercerai dari laki-laki pengkhianat itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Keputusan Wita
"Makasih ya Sayang, kalian sudah mengerti. Maaf, bunda sudah menghancurkan impian kalian untuk memiliki keluarga yang utuh. Kalian berdua harus menghadapi perpisahan orang tuanya. Tapi, bunda janji. Meskipun bunda dan ayah nanti bercerai, hal ini tak akan membuat kalian kekurangan kasih sayang kami berdua. Bunda tak akan menghalangi ayah untuk menjadi ayah yang bertanggung jawab untuk Rara dan kemal," ucap Wita kepada kedua anaknya.
"Aku sama ade udah terbiasa kok, Bun. Selama ini, meskipun ayah di rumah. Ayah cuek sama kita. Jadi, aku gak masalah kalau bunda bercerai sama ayah," sahut Rara.
"Iya. Tapi, kamu kamu dan Kemal gak boleh membencinya! Bagaimanapun, dia ayah kamu. Kalau gak ada dia, kalian gak akan ada di dunia ini. Sampai kapanpun, gak ada mantan ayah atau mantan anak. Kamu dan Kemal tetap harus menghargai ayah kamu. Kalian gak boleh melihat sisi buruknya saja. Kamu dan Kemal tetap harus melihat sisi baiknya ayah selama ini kepada kalian. Ayah sangat menyayangi kalian. Meskipun sikapnya seperti itu. Yang berakhir, hanya hubungan bunda dan ayah. Hubungan kalian akan selamanya. Saat kamu nanti menikah pun, dia yang akan menjadi wali nikah kamu." Wita menasehati anak sulungnya yang terlihat sekali menaruh kebencian pada sang ayah.
Akhirnya, Rara mengiyakan ucapan sang bunda. Bagi Rara, bundanya bagai seorang bidadari. Dalam kondisi tersakiti saja, masih saja mengingatkan dirinya dan adiknya untuk tidak membenci sang ayah. Rara tak habis pikir, mengapa ayahnya begitu tega menyakiti hati bundanya. Padahal, selama ini bundanya udah berjuang untuk mereka. Bundanya juga selalu menjadi istri dan ibu yang baik.
"Bunda akan perjuangkan hak asuh kalian. Karena, saat perdebatan kemarin. Ayah sempat mengancam bunda, untuk mengambil hak asuh kalian, dan tak akan pernah memperbolehkan bunda untuk bertemu kalian. Jika bunda nekat bercerai darinya," ujar Wita.
"Ih, males banget aku tinggal sama ayah. Yang ada aku sama ade gak diurusin. Gak bisa sekolah. Ayah aja gak kerja. Kerjaannya di rumah tidur, cuek sama kita. Pokoknya, aku gak mau. Bunda harus perjuangkan kita. Apapun yang terjadi aku sama ade mau ikut bunda. Ayah usir aja bun dari rumah ini. Bunda siapkan barang-barang ayah sekarang. Besok, saat ayah datang. Bunda langsung usir dari sini. Biar tahu rasa dia. Aku kalau jadi bunda, rasanya gemes banget." Rara berkata.
Sekuat tenaga Wita akan memperjuangkan hak asuh kedua anaknya. Besok, dia akan mencari pengacara untuk mengurus perceraiannya dan juga hak asuh Rara dan Kemal. Terpaksa besok Wita izin satu hari lagi tidak bekerja. Setelah Randy kembali, dia akan mengusir Randy dari rumah. Keputusannya untuk bercerai sudah bulat. Terlebih dirinya sudah mendapatkan dukungan dari kedua anaknya.
Wita memeluk kedua anaknya erat. Dia juga tampak menangis. Sesungguhnya dia tak ingin nasib kedua anaknya akan seperti ini. Tapi, dia sudah sangat sakit hati. Apa yang dilakukan Randy sangat patal, tak bisa dimaafkan lagi. Secara psikologis nantinya akan mempengaruhi perkembangan Anak-anaknya. Harus melihat secara terus menerus pertengkaran orang tuanya. Dia sudah merasa jijik, berdekatan dengan Randy. Bayangan foto-foto mesra dan video mesum Randy dengan wanita itu, selalu berputar di memorinya.
"Do'akan bunda ya, Sayang! Semoga bunda kuat dalam menghadapinya. Bunda harus kuat, gak boleh lemah! Ini yang terbaik untuk bunda," ungkap Wita diiringi isak tangis.
Setelah berbincang dengan kedua anaknya. Wita memutuskan untuk ke kamar. Dia menyuruh kedua anaknya untuk tidur, agar besok sekolahnya tak kesiangan. Wita meminta kepada ART-nya, untuk menjaga kedua anaknya dengan baik. Jika dia sedang tak ada di rumah. Karena, bisa saja Randy nekat mengambil secara paksa kedua anaknya.
Di tempat berbeda, Randy sedang merasa kebingungan. Karena Wita tak menerima panggilan telepon darinya. Dia juga tak membalas pesan chat darinya. Dia yakin, saat ini Wita masih marah dengannya. Namun, dia tak kepikiran kalau Wita akan nekat menggugat cerainya. Pasti Wita akan berat pada kedua anaknya.
"Kamu kenapa si Mas, dari tadi gelisah banget? Jangan bilang, kamu lagi memikirkan istri kamu di rumah. Kamu itu lagi sama aku. Aku aja rela tak memikirkan suamiku, saat bersama kamu. Ayolah, kita nikmati waktu kita berdua! Besok juga 'kan pulang. Kita belum tahu kapan lagi ketemu," tegur Sella. Sella tampak merajuk, merasa kesal dengan sikap Randy. Padahal saat itu dia tak memakai apapun. Tubuhnya hanya ditutupi selimut.
Dugaan Wita benar. Saat ini Randy sedang bersama Sella di sebuah hotel. Apa yang dikatakan Randy kepada Wita bohong.
Pada akhirnya Randy melupakan wanita yang masih sah menjadi istrinya. Mereka melanjutkan ronde kedua. Meskipun Sella memiliki seorang suami, dia tak ingin melepas Randy. Randy selalu pintar memuaskan dia di ranjang.
"Ah, Sayang. Kamu memang paling pintar memuaskan aku," racau Sella. Dia tampak mendesah di bawah kungkungan Randy. Sepanjang malam mereka melepaskan hasrat mereka.
Pukul tiga pagi, barulah mereka berhenti. Karena tubuh keduanya sudah sama-sama lelah. Keduanya tidur sembari berpelukan.
Berbeda halnya dengan suaminya yang berbagi peluh dengan wanita lain. Wita justru baru terbangun dari tidurnya. Dia hendak sholat tahajud dan istikharah. Dia ingin memantapkan keputusannya untuk bercerai dari Randy.
"Jika memang dia laki-laki yang baik untukku, bantulah aku untuk mengobati lukaku yang begitu dalam. Namun, jika dia bukanlah laki-laki yang baik untukku. Aku mohon padamu, tolong jauhkan aku darinya! mantapkan hatiku untuk bercerai darinya. Tunjukkan padaku, kalau dia tak pantas untukku!"
Dia terlihat rapuh. Air matanya terus menetes. Dia masih merasa semua ini seperti mimpi. Wita tak menyangka, Randy akan sejahat ini padanya.
"Apa salahku padamu? Apa kurangnya aku? Seharusnya, kamu bicara. Bukan justru mencari pelampiasan ke wanita lain."
"Aku harus kuat, gak boleh lemah! Cukup dia yang hancur nantinya. Aku ingin lihat, kehancuran kamu. Aku yakin, wanita itu gak akan mau sama kamu. Jika menjadi istri. Mana mau dia sama laki-laki pengangguran. Dia hanya ingin berzina sama kamu. Sebagai tempat pelampiasan hasrat."
Nanti pagi Wita akan menemui pengacaranya. Dia sudah menyiapkan berkas-berkas yang dia butuhkan. Wita juga sudah memasukkan semua barang-barang milik Randy. Besok, saat Randy datang. Dia akan mengambil paksa mobil itu dari Randy, dan akan mengusir Randy dari rumah.
Semua milik dia. Randy tak ada andil dalam hal ini. Tanpa Randy, Wita sudah terbiasa mengatasi biaya hidup dan juga semua cicilan. Dia sudah terbiasa hidup mandiri mengurus semuanya.