"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Di dalam ruang rapat...
"Selamat siang semuanya, hari ini agenda kita adalah untuk membahas persiapan pelaksanaan bazar di kampus" di depan ruangan Aldo memimpin rapat.
"Temanya tentang kewirausahaan, jadi bakal banyak stand yang harus kita siapkan" sambungnya.
"Do, berarti semua mahasiswa boleh ikutan dong?" Evan mengangkat tangan.
"Boleh.. Tapi nanti kita seleksi dulu mana yang layak untuk ikut bazar. Karena pasti banyak yang akan ikut. Otomatis tempat tidak akan muat, kita hanya menyediakan 70 stand." jelasnya.
"Fit, nanti laporannya kasih ke saya kalau sudah selesai" tegas Aldo.
Fitri sebagai sekretaris BEM bertugas membuat laporan seluruh kegiatan organisasi.
"Siap kak" ucap Fitri.
"Oke. Nanti setelah ini pasang brosur di mading di setiap prodi ya"
"Ada yang perlu ditanyakan lagi? Atau masukan?"
"Kak, bazarnya berapa hari?" tanya salah satu anggota.
"Kita adakan bazarnya 3 hari. Persiapakan diri kalian mungkin kita selama 3 hari nginep di kampus" lanjutnya tegas.
"Dalam 1 stand ada berapa orang kak?" tanya anggota lainnya.
"Maksimal 5 orang ya. Nanti yang akan mendaftar suruh mencantumkan profil lengkapnya dan jenis usaha yang akan dijual"
"Sudah jelas semua?"
Kira kira tidak ada yang bertanya lagi Aldo menyudahi rapat kali ini.
"Kalau begitu kita akhiri rapat hari ini, besok kita agendakan rapat selanjutnya. Terima kasih atas waktunya"
Aldo menutup rapat dan semua anggota keluar satu persatu mempersiapkan tugasnya masing masing.
"Ini udah belanjanya?" tanya Rendi sambil mendorong troli menuju kasir.
"Udah.. Lagian banyak banyak buat apa, kan buat sendiri juga" Ucap Siska berbohong, padahal untuk makan Aldo juga.
Untuk seminggu kedepan masih aman, karna memang Aldo juga jarang makan di rumah jadi tak perlu belanja banyak banyak.
Sampai di pangkalan ojek Rendi menurunkan Siska.
"Gue anterin pulang aja Sis sekalian" Rendi menawarkan diri.
"Nggak usah Ren. Kita nggak searah, kasian lo bolak balik. Gue makasih banget udah di anterin ke pangkalan ojek jadi nggak kejauhan deh" tersenyum manis.
"Beneran?" sambung Rendi.
"Yoi.. Udah sana lo pulang. Makasih ya udah kasih tumpangan ke gue, makasih juga udah nemenin belanja" Siska terkekeh.
"Sama sama, lo boleh kok minta tolong sama gue terus. Gue seneng lo repotin" balas senyum.
"Gue nggak repot sama sekali. Oiya pinjem hp lo bentar"
"Buat apaan? Lo nggak bawa hp?" Siska mengernyitkan dahi sambil menyodorkan hp nya.
"Dah ni, ntar kalo ada apa apa lo kabarin gue"
"Pak.. Ini uangnya, tolong anterin temen saya jangan sampai lecet ya pak. Nanti kalo ada apa apa, bapak bisa saya tuntut lho" Rendi sambil memberikan 2 lembar uang kertas warna merah.
"Wah, tenang mas.. Pasti aman kalo sama saya. Tapi ini kebanyakan mas"
"Gapapa pak. Itung-itung saya nyewa bapak"
"Lah kok jadi lo yang bayarin ren? Gue jadi berutang budi nih sama lo" Siska bingung.
"Santai aja.. Yaudah gue pulang dulu, lo hati hati ya Sis. Kabarin kalo dah sampe rumah" Rendi benar benar meninggalkan Siska.
Sampai di apartemen...
Sekitar jam 3 sore, Siska masuk dan menaruh belanjaannya di kulkas.
Siska mengecek hp ternyata banyak chat yang masuk.
Rendi Ganteng: "Sis, lo dah sampe rumah kan?"
"Dih! Apa apaain nih, namain kontaknya kayak gini" Siska berdecak.
Rendi Ganteng: "jangan di ganti nama kontak gue ya, awas lo!"
Siska: "narsis lo! Gue dah sampe barusan. btw thanks ya tadi, gue utang sama lo nih"
Rendi Ganteng: "bagus deh kalo lo aman. Boleh, kalo lo mau bayar utang besok lo harus berangkat bareng gue mau nggak?"
Siska: "nggak usah deh, kejauhan lo"
Rendi Ganteng: "oke deh, gimana kalo kita sarapan bareng di kantin"
Siska: "oke deh"
Tak terasa Siska memejamkan matanya tidur di atas sofa karna kelelahan.
Jam 4 sore Siska terbangun, sadar kalau posisi tidurnya tak nyaman.
"Masih sepi.. Aldo belum pulang kali"
Siska berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Menu makan malam ini adalah tumis buncis telur pedas dan ayam goreng.
Setelah berkutat kurang lebih 1 jam, Siska memutuskan untuk bersih bersih dahulu sebelum makan malam.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka.
"Aaaaaa!!!! Ngapain lo?!!!" Siska berteriak saat dirinya telah menuntaskan mandinya dan hanya melilitkan handuk sampai dada.
Melihat Aldo yang baru pulang berdiri di ambang pintu tanpa suara.
"Pergi lo!!" Siska menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Gue harus kemana? Ini kan kamar gue" jawabnya datar.
"Hissh!! Jangan liat liat lo, gue colok mata lo ya kalo ngintipin gue!" Siska buru buru mengambil baju dan memakainya di dalam toilet.
Aldo masih tak bersuara, saat ini sedang duduk di sofa samping kasur.
"Lo nggak mandi dulu?" tanya Siska saat keluar dari toilet setelah ganti baju.
"Hmm.."
"Atau makan dulu? Gue udah masak tadi" sambil mengeringkan rambut menggunakan hair dryer.
"Ntar lah.. gue masih capek!" jawabnya singkat masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Yaudah gue makan dulu, ntar kalo lo laper tinggal makan aja"
"Nggak usah peduli sama gue. Mau makan apa enggak, bukan urusan lo!" jawabnya ketus.
"Ccckkk!! Terserah! Gue nggak peduli sama lo. Emang bukan urusan gue lo mau makan apa nggak, tapi sebagai orang hidup yang sama sama butuh makan gue cuma nawarin doang!"
Siska melengos dan pergi meninggalkan Aldo di kamar yang masih tak bersuara sama sekali, sibuk dengan pekerjaannya.
"Biasa aja lah jawabnya nggak usah ketus juga. Gue juga males seberernya nanya nanya gitu. Kalau bukan karna lo suami gue, ogah banget gue!" sambil menyendok nasi Siska mengomel tak jelas.
Drrttt
Drrrttt
"Hallo, siapa?"
Nomor tak di kenal menelpon Siska.
"Gue! Anggi, gue dapet nomer lo dari Rendi.. Hehe!" Suara cempreng dari balik telpon.
"Oh. Ngapain lo malem malem telpon gue?" Sambil mengunyah makananya.
"Kita nongki mau nggak? Gue sama Rendi udah di jalan nih"
"Lah gue lagi makan"
"Gapapa, kita jemput ya. Kirim alamat lo, buruan!"
"Oke bentar" Siska mematikan telponnya.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Siska bergegas siap siap untuk keluar bersama Anggi dan Rendi.
"Mau kemana lo malem malem" tanya Aldo selidik.
"Mau main sama temen"
"Temen mana? Emang lo punya temen? Kan lo baru masuk hari ini" tak percaya.
"Ngapain sih lo kepo banget! Lo lupa, katanya kita nggak usah saling mencampuri masing masing. Jadi kalo gue pergi kemana sama siapa bukan urusan lo lah!"
Siska berdandan se simple mungkin, make up tipis, celana jeans panjang dan atasan kaos pendek dibalut cardigan warna lilac, ditambah rambut panjangnya yang di kuncir kuda.
Menambah aura cantik dan anggun Siska di mata lelaki.
"Gue nggak kepo sama lo. Tapi kalo lo ada apa-apa gue yang bakal repot. Gue yang bertanggung jawab, ngerti lo?! Lagian lo tuh masih baru di Jakarta, emang lo udah pastiin temen lo itu baik apa nggak nya"
"Terserah gue, jangan sok ngajarin gue deh! Inget ya, kita cuma terpaksa menikah"
"Yaudah gue pamit mau keluar dulu"
Siska tak menghiraukan lagi Aldo mau berceramah apa.
Ia sudah berjalan menuju lift untuk turun.
"Paan sih Aldo, dia yang bilang sendiri malah dia yang plin plan. Katanya nggak usah urusin urusan masing masing sekarang larang larang gue. Maunya apa sih tuh cowok!" Siska menggerutu sendiri.
Siska tak meminta Rendi dan Anggi menjemputnya di area apartemen. Takut ketahuan nanti, jadi Siska menunggu di kedai makanan dekat apartemen.
"Lo udah lama nungguin kita?" Terlihat mobil mewah porsche cayenne coupe e3 II berhenti di depan kedai.
Tersenyum lebar "baru juga 5 menitan"
"Yaudah yuk, masuk mobil" Anggi melambaikan tangan dan di angguki Siska.
"Emang kita mau nongki dimana sih?" Siska membenarkan posisi duduknya.
"Ntar lo juga tau" jawab Rendi penuh rahasia.
NEXT...