Jerat Cinta Mantan Suami

Duduk di balkon kamar nya dengan beberapa jenis makanan yang ia beli di bazar makanan sebelumnya.

Memakan makanan tersebut di temani dengan soda dingin tentu menjadi favorit Ishara. Jangan lupakan juga dengan laptop di pangkuan nya yang baru saja ia hidupkan.

Klik

Jemarinya bergerak lincah membuka beberapa email yang dikirimkan oleh beberapa orang.

“Heuh..” Ishara menghela napas nya dengan kesal, mengambil cuti selama dua hari yang aslinya hanya ia nikmati selama sehari.

Email dari perusahaan nya yang dimana itu akan menjadi pekerjaan nya besok membuat wanita itu mendengus sebal.

Mengambil takoyaki salah satu makanan favoritnya yang di jual di bazar tersebut dan kebetulan penjual nya adalah penduduk asli Jepang, membuat senyum Ishara mengembang.

Menikmati cita rasa khas yang sudah lama tidak ia rasakan, suasana hati Ishara kembali membaik.

Dengan mulut mengunyah kini wanita itu kembali menggulir ruang pesan email nya, dan matanya menangkap salah satu pesan yang di kirimkan oleh pusat dari White Dross, AGI Corporate.

Jemarinya membuka pesan tersebut, membaca setiap kata mulai dari kata penyambutan, salam serta inti dari pesan tersebut.

Kunyahan di mulutnya terhenti, matanya membola, tubuhnya menegang.

“Dengan segala hormat, kami selaku pusat dari anak perusahaan yang saat ini Mrs. Ishara Guestone menjabat sebagai Senior Executive akan melakukan pemindahan atau penukaran”

“Perihal terjadinya masalah sebelumnya Mr. Agaskara Vincente memutuskan untuk melakukan pertukaran Direktur Executive dengan pusat untuk menaikkan kembali saham serta memperbaiki citra perusahaan..”

“Dengan datang nya pesan ini, kami harap Mrs. Ishara Guestone akan datang ke pusat AGI Corporate pada hari Kamis pukul tujuh pagi dan menghadap langsung Mr. Agaskara Vincente..”

Seperti itu lah kira-kira isi dari inti email yang dikirimkan oleh pusat dari anak perusahaan yang menjadi tempatnya bekerja.

Dan di sana Ishara langsung berdiri menghidupkan handphone nya lalu mencari sebuah nama dan langsung menelpon nya.

Selama kurang dari lima detik panggilan itu berdering hingga akhirnya suara seseorang di sebrang sana langsung Ishara potong.

“Hallo can--”

“Bisa jelaskan maksud dari pesan yang dikirimkan kantor pusat padaku?” Ishara sangat membutuhkan penjelasan sang COO yang tak lain adalah Kerrlo.

Ishara sangat yakin bahwa Kerrlo sudah mengetahui hal ini karena mau bagaimana pun pria itu lah yang memimpin White Dross.

Selama beberapa saat tidak ada sahutan di sebrang sana. Hingga tak lama kemudian terdengar helaan dari pria di sebrang sana.

“Apa kamu luang malam ini?”

“Er, aku sedang--”

“Aku akan menjelaskan nya”

Kini bergantian Ishara yang terdiam sesaat, namun hanya sebentar sebelum akhirnya wanita itu menjawab.

“Baiklah, di cafe biasa saja. Aku akan berangkat sekarang”

“Tunggu, di sana terlalu jauh dari apartment mu. Bagaimana jika di Brost Cafe yang dekat dengan apartment mu?”

Kepala Ishara terlihat mengangguk. “Baiklah, aku akan siap-siap"

Panggilan pun berakhir dimana Ishara langsung bergegas. Makanan yang baru di makan beberapa dan masih banyak sisa nya itu terabaikan.

Nafsu untuk menikmati jajanan atau makanan tersebut langsung menghilang, jantung nya di buat berdetak lebih cepat.

“Agas..” Gumam nya mengepalkan tangan.

**

“Hai,, sudah menunggu lama?”

Sapaan dari suara yang tak asing di telinga nya membuat Ishara langsung menoleh, tersenyum singkat kemudian kepala wanita itu menggeleng.

“Tidak terlalu lama, duduk lah Er”

Kerrlo, pria itu lah yang baru saja menyapa dan kini duduk tepat di hadapan Ishara dengan senyum manis nya.

“Padahal belum genap dua hari, tetapi aku begitu merindukan mu, Ra” Ungkap isi hati Kerrlo.

Ishara tersenyum masam. “Sudah lah aku sedang tidak ingin bercanda. Ayo jelaskan padaku”

“Tunggu sebentar aku haus” Kerrlo pun kembali berdiri menuju tempat pemesanan.

Cafe ini bukan seperti restoran dimana ada seorang waiters yang akan datang untuk mencatat pesanan.

Ishara hanya menghela singkat napasnya seraya mengaduk-aduk buih di atas jus alpukat dengan susu coklat kesukaan nya.

Memakan potato wedges sebagai teman dengan tidak memiliki minat. Sungguh semua semangat bahkan nafsu makan nya menghilang setelah membaca pesan tersebut.

Jika seharusnya yang di pindahkan atau melakukan pertukaran itu adalah petinggi lain di White Dross. Tentu mereka akan senang karena mendapatkan peluang serta jenjang karir yang lebih menjamin, namun lain hal nya dengan Ishara.

“Aku juga kaget dengan keputusan yang datang siang ini, Ra. Sumpah sebelumnya Tuan Vincente ataupun sekertaris Zeo tidak mengatakan apapun”

Ishara hanya diam mendengarkan perkataan Kerrlo dimana saat ini pria itu tengah mengutarakan hal yang membuatnya tak kalah kaget.

“Lalu kamu menyetujui nya?” Tanya Ishara apada akhirnya.

Terdengar helaan napas samar dari Kerrlo sebelum akhirnya pria itu mengangguk. “Sebelum itu aku sempat menghubungi sekretaris Zeo untuk meminta penjelasan atas keputusan ini..”

“Dan ya, kamu pasti membacanya sendiri Ra. Penjelasan sekertaris Zeo sama seperti pemberitahuan mengenai alasan penukaran mu dengan Tuan Dimtris”

“Apa selama ini aku bekerja dengan kurang baik, Er?” Tanya Ishara meragukan kemampuan nya.

Kerrlo langsung menggeleng seraya menggenggam kedua tangan Ishara yang terkepal di atas meja.

“Tidak, kamu bekerja dengan sangat baik Ra. Bahkan aku rasa seharusnya kamu yang lebih cocok memimpin White Dross dari pada aku”

Ishara terkekeh samar mendengar penuturan bersemangat dari Kerrlo.

Perlu Ishara akui bahwa pria di hadapan nya ini memang unik dan mampu membuat nya tersenyum, bahkan mengusir rasa khawatir yang menyerang dirinya.

“Jadi, besok aku benar-benar harus ke kantor pusat? Dan menggantikan Tuan Dimtris?” Tanya Ishara memastikan.

Dengan berat hati kepala Kerrlo mengangguk. “Iya Ra, maafkan aku. Karena kesalahan ku, kamu yang menanggung penukaran ini” Ucapnya penuh penyesalan.

“Gapapa Er, mungkin memang sudah jalan ku dan lagi dengan pindah nya aku ke pusat. Kedepan nya aku akan mengembangkan karir!” Ishara berseru dengan semangat.

Ketahui lah ekspresi bersemangat yang saat ini Ishara tampilkan hanya sebagai topeng untuk menghilangkan rasa bersalah yang Kerrlo rasakan.

Pria di depan nya sudah cukup baik pada dirinya, bahkan selalu membantu.

Ishara melepaskan genggaman Kerrlo, menepuk-nepuk pelan sebelah pipi pria itu dengan senyuman dan kemudian memakan cemilan nya.

Sesaat tidak ada obrolan, di antara kedua nya. Ishara sibuk dengan pemikiran nya sedangkan Kerrlo sibuk menatap wajah Ishara yang mulai besok tidak ada lagi di hadapan nya setiap hari.

“Sudah cukup larut, ayo pulang” Ajak Ishara setelah melihat jam di handphone nya.

“Aku akan mengantar mu” Putus Kerrlo.

“Tidak perlu Er, jarak dari sini ke apartment ku hanya sepuluh menit” Tolak halus Ishara.

“Ini sudah malam dan kamu ke sini tidak membawa mobil 'bukan?”

Memang benar apa yang Kerrlo katakan, tadi saat pergi Ishara memilih untuk berjalan kaki karena jaraknya yang tidak jauh sekaligus mengulur waktu.

Karena Ishara tau bahwa jarak Kerrlo ke cafe ini cukup jauh dan ia tidak mau menunggu lama.

“Pokoknya aku antar!” Paksa Kerrlo seraya menggenggam lembut tangan Ishara.

Sedangkan tanpa keduanya sadari, di meja yang tak jauh dari mereka terdapat seorang pria yang memakai topi dengan pakaian serba hitam nya.

Duduk membelakangi mereka namun telinga tajam nya tetap mendengarkan apapun percakapan Ishara bersama Kerrlo.

Tangan pria itu terkepal saat membalik tubuhnya dan menatap kepergian kedua yang yang saling menggenggam.

“Sudah terlalu lama aku melepaskan mu, Ishara..”

...****************...