Istri Sang Gubernur

Selesai makan malam Tantra tertidur lelap di kamar sementara Amelia berbaring gugup di samping Tantra. Amelia memastikan Tantra tengah pulas, ia lalu bergegas menuju ruang kerja Tantra. Amelia sengaja tidak menyalakan lampu di ruangan itu agar tidak mencurigakan jika sewaktu-waktu Tantra terbangun dan tiba-tiba ke ruangan itu.

Amelia menyalakan senter, pertama ia membuka laci meja dan mencari dokumen-dokumen penting milik Tantra. Amelia membaca disana ada sebuah surat penting perusahaan dan nama Tantra sebagai pemiliknya. Amelia bergegas mengarahkan ponselnya untuk memotret sertifikat itu. lalu ia beranjak ke laci berikutnya. saat menarik sebuah dokumen tidak sengaja selembar foto terjatuh dari sana. foto seorang wanita cantik, Amelia tertegun sesaat mengamati foto itu.

Siapa wanita ini? apa mungkin ia saudara mas Tantra? tapi mereka tidak mirip...

Amelia bergegas mengembalikan selembar foto itu ke dalam laci meja kerja Tantra. ia lalu menyalakan laptop dan membuka folder file di sana.

salah satu file menyimpan sebuah foto lama. Amelia segera membukanya tapi sayang sekali folder itu menggunakan password.

Ah kenapa harus di password? apa isi file ini? aku harus katakan pada Alvin!

Setelah selesai dengan penyelidikannya, Amelia bergegas pergi dari ruang kerja Tantra dan kembali ke kamar. Tantra terlihat masih tidur pulas. wajahnya terlihat tenang dan tampan.

Sadar Amelia jangan bodoh!

Amelia segera mengingatkan dirinya agar tidak terbawa perasaan dalam misinya. ia menarik selimut lalu berbaring di samping Tantra dan tertidur sampai pagi.

***

Pagi sekali Johan sudah tiba di kediaman gubernur. hari ini Tantra akan ada kunjungan ke daerah rawa untuk ikut meninjau kebersihan kota.

Tantra susah siap dengan kemeja berwarna biru tua. ia mengenakn jam rolex di tangan kanannya. memang gajinya sebagai gubernur tidak akan bisa membeli jam rolex itu tapi statusnya sebagai pemilik perusahaan tambang tentu saja nominal jam itu tidak ada artinya.

"Apa bapak sudah tahu jika Bu Amelia juga akan ada kegiatan sosial di perkampungan yang akan kita kunjungi" tanya Johan.

"Benarkah? Amelia tidak bilang padaku"

Melia terlihat menuruni anak tangga, ia nampak memukau dengan penampilan sederhananya. dress motif bunga berwarna kuning gading membuat kulitnya terlihat putih dan cerah. rambutnya ia ikat rapi ke belakang membuatnya terlihat lincah.

Tantra menghampiri Amelia lalu mengecup kening istrinya. seperti biasa Amelia selalu terkejut ketika Tantra melakukannya tapi ia tidak bisa menolaknya.

"Kau terlihat cantik sekali, oh ya Johan bilang kau juga ad kegiatan sosial di kampung rawa?"

"Iya mas, ada pemeriksaan kesehatan rutin untuk warga lansia, aku sudah bergabung dengan kegiatan ini selama dua tahun"

"Aku juga akan kesana kalau begitu kita berangkat bersama"

Sebenarnya Amelia sudah tahu kalau ada kunjungan gubernur ke kampung itu,

Sepanjang perjalanan menuju kampung Rawa Tantra sibuk menerima telepon dari walikota membahas rencana pembersihan area kumuh di kampung itu yang menyebabkan banjir semakin parah jika terjadi curah hujan tinggi.

Amelia diam memandang jalanan melalui kaca mobil sembari ia mendengarkan percakapan Tantra di telepon dengan Walikota.

Mobil telah tiba di area kampung, Johan segera membukakan pintu untuk Tantra dan Amelia.

"Mas aku ke posko kesehatan dulu ya" kata Amelia sembari mengenakan jas putih dan mengalungkan stetoskop ke lehernya.

Tantra mengangguk ia tidak sempat bicara dengan Amelia karena kerumunan pejabat setempat langsung menghampiri dirinya.

Di posko kesehatan telah ramai para lansia yang akan memeriksakan kondisi kesehatan mereka secara gratis. Satu persatu menjelaskan kondisi yang mereka rasakan. dokter Amelia dan beberapa dokter lainnya segera memeriksa para lansia itu di bantu perawat.

Beberapa dari mereka menderita diabetes dan darah tinggi, ini bisa faktor usia dan gaya hidup dari dulunya.

Selesai dengan pemeriksaan dokter Amelia keluar dari posko. ia melepas jas dan peralatan kerjanya. ia melihat tidak jauh dari posko itu rombongan gubernur dan walikota nampak sedang berdiri sembari berdiskusi. Amelia menatap Tantra yang terlihat paling menonjol diantara kerumunan itu. ia terlihat gagah dan berkarisma saat sedang bekerja. ia bahkan tidak segan mendekat dengan warga yang berkerumun untuk berkeluh kesah padanya.

Pembersihan sampah yang ada di area kampung itu telah di mulai. Amelia tidak segan ikut terjun langsung. ia mengenakan sepatu but yang nampak kebesaran dan sarung tangan. Amelia ikut memunguti sampah dan memasukannya kedalam keranjang sampah yang ia bawa.

Johan membisikan sesuatu pada Tantra. pandangan Tantra langsung teralihkan pada sosok Amelia yang ikut membersihkan sampah dengan para warga. senyum terlihat di bibir Tantra, ia semakin jatuh cinta pada Amelia.