Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Kinara menatap bingung sang Kakak yang juga sama menatapnya, tatapan mata Noah sangat berbeda bagi Nara. Kali ini teduh dan tidak seperti ada dendam seperti pada tatapan yang biasanya. Ntah mengapa Nara menjadi gugup kalau seperti ini, ia menyelipkan helai rambut yang sedikit mengganggu disela telinga.
“Kau tetap disini, dan jangan kemanapun atau bahkan membuka pintu. Makananmu akan datang sebentar lagi,” ucap Noah yang Nara angguki.
Nara hanya diam menatap kepergian sang Kakak yang perlahan menjauh darinya. Mungkin masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan sang Kakak, Nara bisa apa selain menunggu saja sang Kakak.
•
∆
Pukul 20:00 malam Nara baru saja selesai mandi, ia berendam air hangat untuk membuang rasa lelah yang ada. Ntah mengapa sejak Noah sering melakukan hal yang berbau dewasa itu, Nara menjadi mudah lelah dan terkadang menjadi tidak fokus.
Disaat Nara ingin memakai baju malah pintu kamarnya terbuka, terlihat Noah yang masuk dengan ekspresi wajah yang kelihatan lelah.
“Kakak sudah pulang?” Tanya Nara yang mana kini kembali menguatkan lilitan handuknya.
“Kau lihat?”
“Ah iya, Maafkan aku, Kak..” Nara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kalau Noah sudah disekitarnya ntah mengapa semua hal terasa lebih dingin dan menakutkan.
Karena Noah sangat sulit diajak bicara ataupun diajak basa-basi, ketahuilah sifat ketus dan dingin Noah hanya Nara saja yang merasakan.
“Pakai bajumu,” ucap Noah yang mana membuat Nara terkejut.
“Iya tapi Kakak keluar dulu, karna juga aku malu.”
“Kenapa harus malu? Seluruh bagian tubuhmu sudah aku lihat dengan jelas, Nara. Jangan sok suci,” Balas Noah sangat ketus.
Nara tersenyum tipis saja, yang dikatakan Noah sangatlah benar. “Pakai cepat, kau ini lamban!” Perintah Noah lagi.
Sebenarnya Nara tidak tahu kapan sifat ramah yang pernah Noah beri untuk Nara itu menghilang. Kalau bisa memutar waktu maka Nara akan meminta kepada Tuhan mengembalikan sifat baik yang pernah ada pada diri Noah untuknya.
Nara bingung mau piyama jenis apa malam ini, ia melirik kearah Noah yang ternyata sibuk dengan ponselnya.
“Pakai rok pendek dan juga jangan pakai dalaman, semua itu sangat mengganggu aktivitasku.” ucap Noah meskipun masih fokus dengan ponselnya.
“Dari mana dia tahu kalau aku mau pakai celana malam ini?” Nara bergumam di dalam hati, ia mengambil rok pendek dan kaos pendek sebagai pasangannya.
Selama Nara memakai pakaiannya Noah selalu memperhatikan tanpa sepengetahuan wanita itu. Nara sudah selesai, ia langsung menghampiri Noah untuk duduk di samping pria itu.
“Tubuhmu semakin indah saja, Nara. Bagaimana caramu menghadapi dunia kalau memiliki tubuh indah seperti ini?” Perkataan Noah hanya membuat Nara tersenyum tipis saja.
Tidak tahu apakah itu sebuah pujian apa hinaan, Nara kesulitan menyimpulkannya. “Kak, besok aku harus kesekolah. Aku sudah lama tidak masuk untuk_”
“Memangnya kau bisa belajar di sekolah, hem?” tanya Noah memotong pembicaraan Nara. “Tidak perlu sekolah, bersamaku saja dikantor. Toh semua pelajaran itu tidak berguna untuk hidupmu,” ucap Noah lagi membuat Nara hanya terdiam saja.
Sebenarnya semua perkataan Noah membuat Nara sedih, hanya saja ia tidak mau terus larut dengan semua itu. Nara ingin berbicara baik-baik dengan Noah, ia memulai dari memegang tangan pria itu. Tapi, cepat sekali Noah tepis, ia tidak suka disentuh Nara.
“Hanya aku yang boleh menyentuhmu, kau tidak boleh menyentuhku!” Ucap Noah dengan sangat tegas, peringatan itu memang sangat sering Noah lontarkan.
Noah harus segera pergi untuk Melani pekerjaannya malam ini, ia bangkit tapi tidak langsung melangkah pergi. Melainkan menatap Nara dulu yang duduk menunduk dengan meremas jari-jemari tangannya sendiri.
Padahal Nara tidak ada melakukan apapun tapi ntah mengapa sangat menggoda dimata Noah. Pria itu berdecak sebal membuat Nara terkejut, ya karna menurut wanita itu ia tidak mengatakan hal apapun yang bisa membuat seorang Noah kesal.
“Kau selalu membuatku menderita, Nara!” Noah menarik tangan Nara dengan sekuat tenaga hingga tubuh Nara terhuyung kedada bidang Noah.
Noah melumat habis bibir Nara dengan pergerakan yang perlahan, tangan satunya memegang bongkahan indah yang telah menjadi favoritnya.
“Emmm..” Nara mengeluarkan suaranya dikala pagutan bibir itu terlepas.
Tangan Noah masuk kedalam inti Nara, sangat mudah ia lakukan karna Nara tidak memakai dalaman. Satu jari Noah bergerak sangat cepat dibawah sana membuat Nara merintih.
“Jariku saja terjepit di dalam sini apa lagi adikku nanti, Nara..” Ucap Noah, ia semakin cepat bergerak dibawah sana hingga suara Nara semakin tidak terkendali.
“Emmm.. Ahhhh!” Tubuh Nara menggelinjang dikala mendapat pelepasan, disaat itulah Noah melumat bibirnya dengan sedikit lembut.
“Kakak mau pergi bekerja?” tanya Nara disaat Noah membawanya untuk duduk di pinggir ranjang. Tidak ada jawaban dari Noah, pria itu pergi begitu saja meninggalkan Nara yang masih dalam keadaan kacau.
Langsung Nara melihat kearah cermin yang ada disampingnya, ia tersenyum menyakitkan melihat dirinya yang kacau akibat ulah Noah. Ia tidak mau melakukan semua ini kepada sang Kakak, tapi mengapa selalu tidak berdaya.
Nara menjadi ingat pertama kali Noah memaksa dirinya untuk melakukan semua tindakan tidak benar itu.
∆FLASHBACK SATU MINGGU YANG LALU∆
Nara terkejut karna tiba-tiba saja Noah masuk kedalam kamarnya, langsung mendorong tubuh Nara hingga mentok ke dinding.
“Kak.. Kenapa?” Nara takut tentunya, tapi ia tahu bahwa semua sikap Noah pasti tidak jauh dari fakta bahwa dirinya adalah anak adopsi.
“Mengapa juga kau mendapatkan semuanya padahal kau bukan anak kandung Dawson. Apa sebenarnya yang kau rencanakan dibalik wajah polosmu itu?” tanya Noah yang sebenarnya Nara tidak tahu apa maksudnya.
“Aku tidak mengerti maksud_ emmm..” Bibir Nara dibungkam oleh bibir Noah untuk pertama kalinya. Tidak hanya itu melainkan Noah juga melakukan tindakan dewasa lainnya, susah payah Nara menolak bahkan menangis.
“Hentikan, Kak.. Hentikan..” Pintanya, Nara menatap menyedihkan kepada Noah yang baru saja puas memeras dua bongkahan miliknya.
“Kalau kau berani menolak apa yang ingin aku lakukan.. Maka bersiaplah kalau aku akan mengembalikan dirimu ke Panti asuhan atau bahkan membuangmu. Bagaimana?” Ancaman Noah membuat Nara takut, ia secara spontan meminta Noah agar tidak melakukan semua ini.
“Kalau tidak mau maka berhentilah merengek!” Tegas Noah, dengan air mata yang mengalir deras Nara menangis sambil mengangguk.
∆FLASHBACK OFF∆
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??