Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kim Joon
Sore itu, setelah aku diantar ke apartemen dalam keadaan mabuk, dalam ruang kerjaku, aku kembali melanjutkan minum ku, dengan membuka wine. Saat ini aku ingin menghilangkan bayang-bayang Lisa yang bercumbu dengan Jackson, "mengapa mereka berdua tega mengkhianati ku !?" batinku penuh amarah. Kalau memang Lis mencintai Jackson, kenapa dia menerima lamaran ku. Amarah ku kian memuncak mengingat senyum palsu Lisa saat pertunangan, "shiiit..." aku melempar gelas ku kearah tembok. Bell apartemen berbunyi, " mungkin itu Lisa!," harap ku. Dengan gontai aku membuka pintu apartemen, penglihatan ku mulai kabur. Ku lihat Lisa berdiri menatap ku, ada ketakutan diwajahnya, mungkin dia merasa bersalah. Tidak butuh waktu lama aku langsung menariknya dan melemparkannya ke sofa, aku mengunci pintu agar Lisa tidak lari. Aku mengungkung dan mengunci pergerakannya, aku mulai mencumbunya, aku ingin menunjukan padanya siapa aku. Lisa mencoba berontak dan kabur, saat aku mulai menanggalkan pakaian ku. Mata dan pikiran ku saat itu sudah tertutup nafsu, nafsu yang selama ini aku pendam. Aku menahannya selama ini, untuk aku lakukan dimalam spesial ku bersama nya, karena aku mencintai nya. Tapi untuk saat ini aku tidak bisa menahannya, karna amarah dan kekecewaan ku padanya.
Aku membawanya ke tempat tidurku, dan menarik bajunya dengan kasar. Aku mulai memasukkan nya dengan kasar, sangat licin dan sempit. Tangan ku menjelajahi semua bagian tubuhnya, sambil aku mencumbui jenjang lehernya. Harum tubuh ini tak seperti biasa, harum tubuh Lisa. Harum tubuhnya membuat ku semakin tambah bernafsu, dan menggila. Aku melumat bibirnya penuh kenikmatan, bermain lidah dalam rongganya. Akhirnya aku bisa memasuki lubang kenikmatannya, Lisa berteriak seperti kesakitan. Ada desiran kenikmatan, yang sangat menggairahkan saat aku berhasil masuk kedalamnya. Aku terus mendorongnya, sambil aku melumat bibirnya sampai ke lehernya. Hingga akhirnya aku mencapai klimaks, dan mendesah panjang, ku cium kening Lisa yang berkeringat.
Ketika aku membuka mata, ingin memandang wajah Lisa. Betapa terkejutnya aku, dan sontak bangkit. " Shiiit...Dia bukan Lisa !! dia salah satu mahasiswiku!!" batinku. Seketika aku panik, aku telah memperkosanya. Ku lihat noda darah di seprei ku, aku refleks mengecek bagian tubuhku mungkin ada yang terluka. Tapi ternyata tidak ada yang terluka di tubuhku, "oh... God...dam..!!" sambil memukul kepalaku. Gadis itu masih perawan, aku sudah merusak seorang gadis.
Dengan keadaan bingung aku meminta gadis itu memakai bajunya, aku meninggalkan nya dikamar dan masuk keruangan kerjaku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan terhadap gadis itu, aku sangat kalut sekali. Aku berpikir lama, aku takut gadis itu akan melaporkan ku ke polisi. Cukup lama aku berpikir, sampai aku mendengar pintu apartemen tertutup. Apa gadis itu pergi? Batinku. Aku keluar dari ruang kerjaku, aku mengecek ke kamar, dan benar saja gadis itu sudah tidak ada. Apa dia akan melaporkan aku ke polisi? Atau dia akan membawa keluarganya untuk meminta pertanggung jawaban ku, pikiran ku semakin berkecamuk.
Semalaman aku berpikir keras, bagaimana selanjutnya. Rasa bersalah dan takut terus menghantuiku, aku memutuskan untuk berbicara kepadanya dan bertanggung jawab terhadap gadis itu. Paginya aku buru-buru pergi ke kampus berharap dapat menemuinya, kalaupun gadis itu tidak ada aku akan mencoba mencari tahu tentang nya. Benar saja gadis itu tidak masuk hari ini, aku mencoba menemui temannya. Selama ini aku menjaga jarak dengan mahasiswi ku, aku tidak tau tentang mahasiswi ku satu persatu. Tapi aku bingung siapa teman nya, karena aku tidak begitu mengetahui siapa teman dekatnya.
Selama 3 hari gadis itu tidak ke kampus, dan tidak ada laporan kepolisian. Aku benar-benar berusaha mencari tau keberadaan gadis itu, salah seorang mahasiswi ku memberi tau teman gadis itu. Aku mencari teman gadis itu di kantin, dan mereka benar ada di sana. Aku mulai menanyakan keadaan gadis itu kepada mereka, sepertinya mereka sedikit mencurigai ku. Aku sudah tidak peduli, aku meminta alamat rumah gadis itu. Alasannya aku ingin menjenguknya, sedikit aku mencari tau tentang gadis itu. " Dam.." batin ku, aku sedikit tertampar dengan cerita temannya. Gadis itu sudah tidak mempunyai orang tua, betapa bejatnya aku merusak gadis itu. Rasa bersalah ku semakin mengganggu ku, aku benar-benar merusak gadis itu. Aku putuskan untuk menemuinya selepas aku mengajar, aku harus bertanggung jawab dengan perbuatan ku.
Sore hari aku pergi menuju ke alamat rumah Nala, ya aku ingat gadis itu bernama Nala. Berbekal alamat yang diberikan teman nya, akhirnya aku sampai didepan rumah Nala. Aku mengetuk pintu rumahnya, seorang wanita membukakan pintu. " Cari siapa ya? " tanyanya. " apa benar ini rumah Nala?" tanya ku. " iya benar, anda siapa ya" tanyanya kembali. " Saya Kim, ingin bertemu dengan Nala, Nala sudah 3 hari ini tidak masuk kampus, saya ingin mengetahui keadaannya" jawab ku menjelaskan. Aku sengaja tidak menjelaskan bahwa aku dosennya, karena aku tau terlalu canggung bila dia tau aku adalah dosen nya. " ooh iya, saya tantenya Nala, mari masuk!! Nala memang sedang sakit, duduklah dulu biar saya panggilkan Nala" ucapnya mempersilahkan ku masuk. Sepertinya Nala menyimpan semua rahasia kejadian itu, tapi mengapa? Harusnya bisa saja dia melaporkan ku kepolisi, atau tidak dia menceritakan nya pada tantenya dan temannya, apa dia takut?. Banyak pertanyaan di pikiranku, dan aku tidak bisa menghilangkan rasa gugup ku.
Nala keluar dari kamarnya, dia sangat terkejut melihatku. Wajahnya pucat, badannya gemetar. Terlihat dari sorot matanya, dia sangat ketakutan. Aku semakin merasa bersalah terhadapnya, Nala terlihat sangat kacau. Dengan terpaksa dia duduk dihadapan ku, dia hanya menunduk. Aku pun tidak tau harus memulai bicara dari mana, melihat kami yang terdiam, tantenya meninggalkan kami untuk berbicara. Tiba-tiba " untuk apa Mister kesini, apa mister mau menyakiti saya lagi?" ucap Nala dengan gemetar sambil mengeluarkan air mata. " Saya...saya...saya akan bertanggung jawab dengan perbuatan saya" ucapku gugup. " saya akan menikahi mu Nala, saya akan menunggu jawabanmu, saya tau saat ini kami takut dengan saya, dan saya tidak akan berlama-lama, besok dan seterusnya saya akan datang kembali menemui kamu, sampai ad jawaban dari kamu !," jelas ku. Terlihat Nala terkejut dengan ucapan ku, dia hanya diam melihatku. Aku berpamitan untuk pulang, dan memikirkan untuk tindakan ku selanjutnya. Aku sudah berniat untuk bertanggung jawab dengan apa yang aku perbuat, aku akan menikahinya dan mencoba untuk mencintai nya. Aku tidak ingin menghancurkan kehidupannya lagi, dia sudah cukup menderita karena kesalahan ku. Maafkan aku Nala...