Delisha adalah seorang Gadis yang ingin membahagiakan ibu dan adiknya, namun perjuangan Delisha tak mudah karna kakak iparnya selalu mencari cara untuk memanfaatkan sang ibu untuk kesenangannya sendiri, sedangkan kakak laki lakinya sangat bucin pada sang istri,bagaimana kah cara Delisha menghadapi kakak iparnya yang sangat serakah dan egois itu...kita baca bersama sama yukk marii...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dehas Ryuka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Tak terasa saat ini kehamilan kak Rena sudah hampir ber usia 4 bulan, kak.Baim.dan Kak Rena berniat untuk mengadakan syukuran dengan mengundang keluarga dan para tetangga
Pagi itu "Mas aku ingin syukuran nanti diadakan dengan meriah ya...pakai kuade juga" Rengek Rena dengan manja pada sang Suami,saat mereka sedang berada di Dalam kamar. mendengar permintaan sang Istri, Baim mengela nafas dalam, Baim berniat acaranya diadakan secara sederhana saja sesuai dana yang di milikinya,namun Gengsi dan gaya hedon sang istri membuat nya pusing."kok diem mas" tanya Rena lagi "Ren kamu tau kan bengkel mas akhir akhir ini sepi,mas hanya punya sedikit tabungan buat syukuran nsnti, jadi kalau harus diadakan secara mewah mas gak bisa sayang" jawab Baik dengan lembut, mendengar jawaban Baim Rena memutar bola mata dengan malas,dia putar badan nya dengan dengan tangan berdidekap di dada "huh...memang gak mau usaha aja" jawab Rena dengan ketus " gak mau usaha gimana sayang, kamu tau sendiri mas berangkat dari pagi pulang malam cuma demi kamu" jawab Baim lagi, "Cari pinjaman kek, atau minta ke ibumu" jawab Rena dengan nada yang mulai naik 1 oktaf "Satu lagi saat acara nanti aku minta di belikan perhiasan baru, aku malu memakai perhiasan lama" satu pagi permintaan yang meluncur dari mulut Rena "ya Ampun Sayang untuk syukuran aja aku masih mumet mikir Dananya, ini kamu udah minta yang lain lagi" jawab Baim frustasi "pokok nya aku gak mau tau ya mas " jawab Rena yang tidak mau tau dengan kondisi suaminya, Rena berjalan keluar kamar meninggalkan sang suami sendiri menahan geram. Sesaat kemudian Baim segera bersiap siap akan berangkat ke bengkel, setelah bergantu baju,Baim berjalan ke luar kamar menuju ruang makan, hendak sarapan pagi, namun saat membuka tudung saji Baim tak melihat secuil makanan pun disana, Bahkan kopi yang biasa tersaji disana pun tak ada, Baim mengusap wajahnya dengan kasar "Ren Sarapannya kok gak ada?" Tanya Baim lembut pada Rena yang sedang santai di depan televisi "kopi mas juga kok gak di bikinin" Baim masih bertanya, namun Rena hanya diam tak menghiraukan sang suami "Ren mas Nanya loo" kata baim lagi "Ren..." Nada Baim sudah naik, namun hal itu tetap tak dihiraukan oleh Rena,Baim dengan geram gegas keluar Rumah tanpa berpamitan pada sang istri, Baim berniat mampir ke rumah ibunya terlebih dahulu, untuk meminta sarapan.Dari kejauhan Baim melihat adik adiknya berangkat sekolah, perlahan Baim pun mendekat "Loh Baim...kamu gak kerja nak?" Tanya sang ibu lembut saat melihat Baim sudah ada di depan pintu rumahnya, "kerja bu...ini aku mau berangkat,aku numpang sarapan ya bu" kata Baim sambil ngloyor masuk tanpa menunggu jawaban dari sang ibu, ibu mengekori Baim dan ikut duduk di meja makan,dilihatnya Baim yang sudah mengambil nasi dan mengambil sayur dan lauknya "Istrimu gak masak im" tanya sang ibu lembut, ada tatapan prihatin dari mata tuanya melihat anak lelakinya, Baim menggeleng "Rena lagi Ngambek bu" jawab Baim kemudian "Ngambek kenapa?" Tanya sang ibu ,Baim pun menceritakan semua permintaan sang istri yang di luar nurul,dan kondisi Bengkel yang akhir akhir ini sepi bahkan terkadang sehari tak ada pelanggan satu pun yang datang " Astagfirullah..." "Baim lebih baik bicarakan baik baik dengan istrimu ya nak...katakan keadaanmu yang sebenarnya, semoga istrimu mau mengerti dan Semoga pula Rezekimu di mudahkan ya nak" nasehat sang ibu, Baim pun mengangguk, setelah menyelesaikan sarapannya Baim pun berpamitan pada sang ibu, tak lupa ibunya akan selalu mendoakan nya "im nanti sepulang kerja mampir dulu ke sini ya,nanti ibu buatkan lauk buat kamu dan istrimu " pesan sang ibu, "iya bu" jawsb Baim singkat, tak lama kemudian Baim sudah meluncur menuju bengkel tempat Baim mengais Rezeki.
Tak berapa lama setelah Baim berangkat, "bu...ibu..."terdengar suara dari depan yang memanggil bu Aini, ibu dari Delisha dan baim,segera ibu berjalan ke arah depan "loh Rena kamu dengan siapa " tanya ibu sambil matanya memindai ke sekitar mencari cari seseorang "Aku sendiri bu"kata Rena ketus, lalu tanpa basa basi Rena nyelonong masuk ke rumah sang ibu, bu Aini pun mengikuti dari belakang, "Bu kok cuma masak ini sih" kata Rena saat melihat menu sayur bayam, tahu,tempe dan sambel terasi di bawah tudung saji "iya nak ibu cuma masak itu"jawab bu.Aini pelan "aku pingin ayam lengkuas bu, belikan sana?" Perintah Rena pada sang mertua "nak ibu gak ada uang buat beli,makanlah yang ada dulu,adik adikmu dan suamimu tadi juga makan menu yang sama " "cih...mana level aku dengan makanan seperti itu,gak ada gizinya tau bu, apa ibu gak kasian sama calon cucu ibu, aku gak mau ya anakku nanti ketularan kere seperti kalian" dengan lancang Rena menghina sang mertua "maaf nak ibu hanya bisa masak itu saja " jawab bu Aini dengan lembut, Rena pun mendengkus kesal "huh mampir kesini maunya makan enak...ehhh disini adanya malah makanan kambing semua " hina Rena sambil menghentakkan kakinya dan pergi tanpa pamit.Bu Aini hanya bisa mnegelus dada, menyabarkan diri dengan segala kelakuan ajaib sang menantu.Sepulang dari rumah sang mertua Rena mampir ke warung bakso pak.Gombloh, baksonya yang terkenal enak, Rena memindai mencari tempat yang nyaman untuk duduk,kebetulan pagi itu warung pak Gombloh belum terlalu Ramai orang, Rena bisa bebas memilih tempat duduk, Rena memilih duduk di sisi sebelah kiri dekat jendela menghadap ke pintu masuk, setelah memesan satu mangkok bakso tetelan dan es teh jeruk, rena mulai menyantap bakso yang ada di hadapannya, saat sedang menikmati bakso itu sepasang netranya menagkap sesosok pria tinggi, putih dan tampan yang berjalan menuju warung bakso itu, "Ryan!" Seru Rena tertahan, seulas senyum tersungging dari bibirnya saat melihat pria yang menjadi incarannya sejak Rena belum menikah, Ryan adalah anak pasangan pak Hadi dan bu.Naimah ketua DPRD yang memiliki rumah satu desa dengan mertuanya,ketampanan Ryan dan kekayaannya membuat nya di perebutkan oleh banyak gadis di desa ini, tak terkecuali Rena, namun Ryan tak pernah menanggapi godaan gadis gadis genit itu, pria dingin itu hanya perduli dengan pekerjaannya sebagai pengusaha properti, di usia mudanya Ryan telah menjadi orang yang sukses tanpa mendompleng nama sang ayah.