Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Clarisa pulang kerumah kontrakannya setelah seharian bekerja di kafe. Clarisa dan bundanya saat ini tinggal di kontrakan yang di carikan oleh Bayu, karena tidak mungkin jika mereka terus menerus tinggal di rumahnya.
Clarisa terburu-buru, dan ingin segera sampai di rumah untuk melepas penat setelah sehari penuh bekerja.
Namun, ketika sampai di depan pintu kontrakan, ia mendengar suara ribut dari dalam.
"Sudah pokoknya kamu pulang sama aku"
"Enggak mas, aku gak mau bukannya kita sudah bercerai"
Suara yang samar-samar terdengar mirip dengan kedua orang tuanya yang sedang bertengkar, membuat Clarisa khawatir. Ia mempercepat langkahnya, dan segera membuka pintu.
Ceklek
Clarisa terkejut melihat ayahnya berdiri di depan pintu, dan sedang menarik paksa bundanya
"Apa yang anda lakukan disini?" tanya Clarisa dengan suara dingin, mencoba menahan amarahnya.
Ferdi hanya menatapnya datar, tanpa sepatah kata pun. Wulan berusaha melepaskan diri dari pegangan Ferdi, namun tangannya terlalu kuat.
"Saya tanya, kenapa anda bisa ada disini hah!?" tanya Clarisa sekali lagi dengan nada semakin tinggi Ferdi, tersenyum sinis sambil melirik Wulan dengan tatapan penuh kemarahan.
"Aku hanya ingin mengambil istri ku saja" balas Ferdi
"Kamu pikir kamu bisa kabur begitu saja dariku, Wulan? Kali ini kamu tidak akan bisa melarikan diri lagi," lanjutnya dengan suara mengancam.
Clarisa melihat wajah bundanya penuh ketakutan, dan tanpa berpikir panjang, ia langsung berdiri di depan ayahnya.
"Saya minta tolong, anda jangan ganggu hidup bunda saya lagi. Kami sudah hidup tenang, tanpa kehadiran anda" ucap Clarisa menatap tajam Ferdi.
Ferdi terkejut mendengar perkataan Clarisa, namun dia hanya tertawa sinis. "Kamu pikir kalian bisa hidup tenang tanpa ku? Aku adalah kepala keluarga dan kalian harus patuh padaku," ucap Ferdi dengan suara menggertak.
Clarisa merasa marah dan kesal melihat sikap egois ayahnya. "Lebih baik anda keluar dari sini sekarang juga!!" desak Clarisa dengan suara yang penuh amarah.
Ferdi terkejut dengan tindakan dan perkataan Clarisa. Dia tidak terbiasa dengan anaknya yang selalu tenang dan sabar, sekarang menjadi begitu marah padanya.
"Kamu tidak bisa mengusirku dari sini. Aku adalah ayahmu dan kalian harus tunduk padaku!" balas Ferdi dengan suara yang meninggi.
Clarisa tersenyum sinis mendengar perkataan ayahnya. Dia sudah tidak tertarik lagi untuk mendengarkan alasan Ferdi yang selalu mengada-ada.
"Ayah? Hah menurut ku anda sama sekali tidak pantas di panggil seorang ayah atau pun suami. Anda hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak peduli dengan kami" ucap Clarisa dengan tajam.
Ferdi merasa tersinggung dengan perkataan Clarisa. Dia tidak terbiasa dihadapi secara langsung dengan kritik seperti ini.
"Kalian tidak akan bisa hidup tanpa uang dan kekayaan yang kubawa untuk kalian!" bentak Ferdi.
Clarisa terisak mendengar perkataan ayahnya. Dia memang tidak bisa menyangkal bahwa ayahnya memberikan segala kebutuhan hidupnya.
Namun, uang dan kekayaan tidak dapat menggantikan perhatian dan kasih sayang seorang ayah yang seharusnya dapat dirasakan oleh Clarisa.
"Uang dan kekayaan tidak dapat menggantikan kehadiran dan cinta seorang ayah. Kami lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari pada harta dunia" ucap Clarisa.
"Tapi selama ini apa? Ayah justru mengabaikan kami dan tidak perduli dengan keadaan kami, terlebih bukannya ayah membenciku, karena aku terlahir sebagai perempuan" lanjutnya menatap tajam Ferdi.
"Jadi sekarang lebih baik, ANDA PERGI DARI SINI DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI !!"teriak Clarisa marah
"Oke, aku akan pergi tapi ada syaratnya" ucap Ferdi tersenyum miring
"Maksudnya?" tanya Clarisa.
Ferdi perlahan mendekati Clarisa hingga membuatnya harus berjalan mundur.
"Ayah mau apa?" tanya Clarisa sedikit gemetar, dan bukannya membalas pertanyaan Clarisa, mata Ferdi malah mengamati tubuh Clarisa dari atas kebawah.
Wulan yang paham arti dari tatapan Ferdi bergegas menarik Clarisa ke dalam pelukannya.
"Mas, istigfar" ucap Wulan yang mulai merasa cemas
"Loh, kenapa? Ada yang salah? Bukannya tadi dia memintaku untuk tidak menganggu kalian lagi kan?" tanya Ferdi.
"Oke, aku terima tapi ada syaratnya" lanjutnya dan kembali melihat tubuh Clarisa yang berada dalam dekapan Wulan.
"Kamu gak usah aneh-aneh mas, ingat Clarisa ini anak kandung mu" ucap Wulan menatap tajam Ferdi.
"Nah, itu sebagai ayahnya aku berhak dong mencicipi tubuh anak gadis ku, sebagai syarat kalau aku gak bakal menggangu kalian lagi" balas Ferdi tersenyum licik.
Dan tanpa basa basi lagi, Ferdi langsung menarik kasar tangan Clarisa. "Ayah lepasin" berontak Clarisa.
"Diam dan turuti ayah" ucap Ferdi menatap tajam Clarisa dan berusaha menyeret Clarisa ke dalam kamar.
"Mas, hentikan jangan" ucap Wulan yang mulai panik dan berusaha melepaskan cengkraman tangan Ferdi dari tangan Clarisa.
"Diam kau, dasar sampah gak berguna" ucap kasar Ferdi dan mendorong Wulan hingga terjatuh ke lantai.
Bruak
"Argh" ringis Wulan kesakitan.
"Ayo sayang, jadi anak baik dan puasin ayah kamu malam ini" ucap Ferdi tersenyum licik.
Bugh
"Argh" ringis Ferdi ketika Clarisa memukul wajahnya tanpa ampun.
"Dasar, manusia macam apa anda ini hah!" ucap Clarisa yang mulai tersulut emosi.
"Ck, aku gak terima penolakan" balas Ferdi dan menarik kasar rambut Clarisa. Namun dengan cepat Clarisa melawan, dan memukul Ferdi sekali lagi.
Bugh
Ferdi tersungkur kesakitan ketika Clarisa memukul keras area vitalnya. Belum reda rasa sakit yang Ferdi terima, tiba-tiba Clarisa mendekat dan mencengkram kasar kerah baju Ferdi.
"Tolong dengarkan saya baik-baik. Perempuan bukanlah objek pemuas hasrat kaum laki-laki. Bukan kesetaraan gender yang paling kami inginkan. Tapi saling menghargai tanpa ada rasa saling menghina dan meremehkan. Anda paham!" ujar Clarisa menatap tajam Ferdi dan memukul sekali lagi dada ayahnya.
Bugh
"Argh" ringis Ferdi.
"CEPAT PERGI DARI SINI SEBELUM SAYA MEMBUNUH ANDA!!" teriak Clarisa mengancam Ferdi.
"Lancang banget kamu ngomong gitu sama ayah hah!, dasar anak sama ibu sama aja, gak tau di untung!" marah Ferdi hendak menampar Clarisa
Tap
Reflek Clarisa menahan tangan Ferdi yang hendak menamparnya, dan mendorong kasar ayahnya hingga membuat Ferdi terjatuh
"Argh" ringis Ferdi.
"Cukup yah, sudah cukup ayah semena-mena sama aku dan bunda" marah Clarisa. "Ayah macam apa anda. Sebagai kepala rumah tangga tapi ayah gak pernah kasih contoh yang baik buat keluarganya sendiri"
"Ayah sering keluar malam, bermabuk-mabukan dan pulang membawa selingkuhan pulang kerumah. Apa ayah tidak menghargai perasaan bunda?" tanya Clarisa
"Bahkan sama aku pun ayah sama sekali gak perduli. Apa karna aku anak cewek yah, bukan anak cowok yang selalu ayah inginkan?" lanjutnya sambil menangis.
"Lebih baik anda pergi dari sini sekarang juga" usir Clarisa dengan suara semakin meninggi.
"Baik kalau gitu kasih aku uang 500 juta baru aku akan lepasin kalian" ucap Ferdi.
"Mas, apa-apaan kamu, kamu sudah gila hah?" geram Wulan yang tidak percaya jika Ferdi meminta uang dalam jumlah yang banyak.
"Kenapa? Keberatan kalau gitu sebagai gantinya boleh dong , aku mencicipi anak gadisku ini" ucap Ferdi ingin membelai wajah Clarisa namun dengan kasar Clarisa menahannya.
"Jangan sentuh-sentuh aku mengunakan tangan kotor mu itu" ucap Clarisa marah. Ferdi hanya tertawa
" Hahaha, dasar betina sok-sok nolak, eh pas udah kena bilang. Terus yah,,,aahhhh" ejek Ferdi memandang remeh Clarisa, membuatnya mengepalkan kasar kedua tangannya.
"Jadi mana uangnya aku minta sekarang" pinta Ferdi. Wulan dan Clarisa saling bertatap muka dari mana ia bisa mendapat uang sebesar itu dalam waktu sekejab.
"Ck, gak bisa kasih kan?" ucap Ferdi tersenyum kemenangan.
"Ya udah ayok Clarisa layani ayah malam ini" lanjutnya sambil menarik paksa Clarisa namun terhenti mendengar suara seseorang.
"Aku kasih uang 500 juta sekarang juga, dan lepaskan tangan kotormu dari tangan Clarisa " ucap seseorang dengan suara dingin, membuat semua orang menoleh
gak bisa berkata kata banyak